DI SUSUN OLEH :
Elsa Rosanti
DOSEN PEMBIMBING
Ns.Fitra Maryeni,S.Kep.M.Kep
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
hanyaatas berkat dan campur tangan-Nyalah, maka kami dapat
menyelesaikan makalah Asuhan Keperawatan pada pasien Struma
ini dengan baik. Semoga apa yang kami tulis dan kami paparkan dalam
makalah ini dapat dimengerti dan di pahami dengan baik oleh pembaca
sehingga dapat bermanfaat bagi pembaca dalam menjaga dan meningkatkan
status kesehatan dalamkehidupan sehari hari
Elsa Rosanti
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
1. Latar Belakang
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
Bab IV Penutup
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
A. Tujuan Umum
Mampu memahami dan mengerti apa itu STRUMA ENDEMIK dan Asuhan
keperawatan pada pasien dengan STRUMA ENDEMIK
B. Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengkajian dengan klien STRUMA ENDEMIK
2. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan klien dengan STRUMA
ENDEMIK
3. Mampu membuat perencanaan klien STRUMA ENDEMIK
4. Mampu mengimplementasikan tindakan perencanaan klien dengan STRUMA
ENDEMIK
5. Mampu mengevaluasi dan mendokumentasi secara tepat dan benar pada
klien dengan STRUMA ENDEMIK
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 PENGERTIAN
Struma adalah pembesaran kelenjar gondok yang disebabkan oleh
penambahan jaringan kelenjar gondok yang menghasilkan hormon tiroid
dalam jumlah banyak sehingga menimbulkan keluhan seperti berdebar-
debar, keringat, gemetaran, bicara jadi gagap, mencret, berat badan
menurun, mata membesar, penyakit ini dinamakan hipertiroid (graves’
disease).
Struma endemik adalahpembesaran kelenjar tyroid yang disebabkan
oleh asupan mineral yodium yang kurang dalam waktu yang lama.
2.2 KLASIFIKASI
Kelenjar thyroid terletak di depan trakhea dan di bawah laryng yang
terdiri atas dua lobus yang terletak disebelah dan kiri trakhea dan diikat
bersama oleh secarik jaringan disebut istmus yang melintasi pada cincin
tulang trakhea dua dan tiga.
Struktur thyroid terdiri atas sejumlah besar folikel dilapisi oleh cuboid
epitelium membentuk ruang yang disebut koloid yaitu lumen substansi
protein.
Regulasi sekresi hormon tyroid dipengaruhi oleh sistim kerja balik antara
kelenjar hipofisis atau pituitari lobus anterior dan kelenjar thyroid.Lobus
anterior hipofisis mensekresi TSH yang berfungsi meningkatkan iodine,
meningkatkan sintesis dan sekresi hormon thyroid, meningkatkan ukuran
kelenjar thyroid.
Apabila terjadi penurunan hormon thyroid, hipofisis anterior merangsang
peningkatan sekresi TSH dan mempengaruhi kelenjar thyroid untuk
meningkatkan sekresi hormon thyroid.
2.4 PATOFISIOLOGI
Iodium merupakan semua bahan utama yang dibutuhkan tubuh untuk
pembentukan hormon tyroid.Bahan yang mengandung iodium diserap usus,
masuk ke dalam sirkulasi darah dan ditangkap paling banyak oleh kelenjar
tyroid.Dalam kelenjar, iodium dioksida menjadi bentuk yang aktif yang
distimuler oleh Tiroid Stimulating Hormon kemudian disatukan menjadi
molekul tiroksin yang terjadi pada fase sel koloid.Senyawa yang terbentuk
dalam molekul diyodotironin membentuk tiroksin (T4) dan molekul
yoditironin (T3).Tiroksin (T4) menunjukkan pengaturan umpan balik negatif
dari sekresi Tiroid Stimulating Hormon dan bekerja langsung pada
tirotropihypofisis, sedang tyrodotironin (T3) merupakan hormon metabolik
tidak aktif.Beberapa obat dan keadaan dapat mempengaruhi sintesis,
pelepasan dan metabolisme tyroid sekaligus menghambat sintesis tiroksin
(T4) dan melalui rangsangan umpan balik negatif meningkatkan pelepasan
TSH oleh kelenjar hypofisis.Keadaan ini menyebabkan pembesaran kelenjar
tyroid.
2.8 DIAGNOSIS
Diagnosis dapat ditegakkan atas dasar adanya struma yang bernodul dan
tidak toksik, melalui :
1. Pada palpasi teraba batas yang jelas, bernodul satu atau lebih,
konsistensinya kenyal.
2. Pada pemeriksaan laboratorium, ditemukan serum T4 (troksin) dan T3
(triyodotironin) dalam batas normal.
3. Pada pemeriksaan USG (ultrasonografi) dapat dibedakan padat atau
tidaknya nodul.
4. Kepastian histologi dapat ditegakkan melalui biopsi yang hanya dapat
dilakukan oleh seorang tenaga ahli yang berpengalaman.
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
1. Identifikasi klien
2. Keluhan utama klien.
Pada klien post operasi thyroidectomy keluhan yang dirasakan pada
umumnya adalah nyeri akibat luka operasi.
3. Riwayat penyakit sekarang
Biasanya didahului oleh adanya pembesaran nodul pada leher yang
semakin membesar sehingga mengakibatkan terganggunya pernafasan
karena penekanan trakhea eusofagus sehingga perlu dilakukan operasi.
4. Riwayat penyakit dahulu
Perlu ditanyakan riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan
penyakit gondok, misalnya pernah menderita gondok lebih dari satu kali,
tetangga atau penduduk sekitar berpenyakit gondok.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Dimaksudkan barangkali ada anggota keluarga yang menderita sama
dengan klien saat ini.
6. Riwayat psikososial
Akibat dari bekas luka operasi akan meninggalkan bekas atau sikatrik
sehingga ada kemungkinan klien merasa malu dengan orang lain.
7. Pemeriksaan fisik
₋ Keadaan umum
Pada umumnya keadaan penderita lemah dan kesadarannya
composmentis dengan tanda-tanda vital yang meliputi tensi, nadi,
pernafasan dan suhu yang berubah.
₋ Kepala dan leher
Pada klien dengan post operasi thyroidectomy biasanya didapatkan
adanya luka operasi yang sudah ditutup dengan kasa steril yang
direkatkan dengan hypafik serta terpasang drain. Drain perlu diobservasi
dalam dua sampai tiga hari.
₋ Sistim pernafasan
Biasanya pernafasan lebih sesak akibat dari penumpukan sekret efek
dari anestesi, atau karena adanya darah dalam jalan nafas.
₋ Sistim Neurologi
Pada pemeriksaan reflek hasilnya positif tetapi dari nyeri akan didapatkan
ekspresi wajah yang tegang dan gelisah karena menahan sakit.
₋ Sistim gastrointestinal
Komplikasi yang paling sering adalah mual akibat peningkatan asam
lambung akibat anestesi umum, dan pada akhirnya akan hilang sejalan
dengan efek anestesi yang hilang.
1. ANALISA DATA
₋ Aktivitas/istirahat
insomnia, otot lemah, gangguan koordinasi, kelelahan berat, atrofi otot.
₋ Eliminasi
urine dalam jumlah banyak, perubahan dalam faeces, diare.
₋ Integritas ego
mengalami stres yang berat baik emosional maupun fisik, emosi labil,
depresi.
₋ Makanan/cairan
kehilangan berat badan yang mendadak, nafsu makan meningkat, makan
banyak, makannya sering, kehausan, mual dan muntah, pembesaran tyroid.
₋ Rasa nyeri/kenyamanan
nyeri orbital, fotofobia.
₋ Keamanan
tidak toleransi terhadap panas, keringat yang berlebihan, alergi terhadap
iodium (mungkin digunakan pada pemeriksaan), suhu meningkat di atas
37,40C, diaforesis, kulit halus, hangat dan kemerahan, rambut tipis,
mengkilat dan lurus, eksoptamus : retraksi, iritasi pada konjungtiva dan
berair, pruritus, lesi eritema (sering terjadi pada pretibial) yang menjadi
sangat parah.
₋ Seksualitas
libido menurun, perdarahan sedikit atau tidak sama sekali, impotensi.
3.2 DIAGNOSA
1. Gangguan jalan nafas yang berhubungan dengan obstruksi trakhea
secunder terhadap perdarahan, spasme laring
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penekanan
daerah esofagus
3. Gangguan komunikasi verbal sehubungan dengan nyeri, kerusakan
nervus laryngeal
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penyakit
5. Gangguan rasa nyaman (nyeri) sehubungan dengan dampak
pembedahan, udema otot, terputusnya jaringan syaraf
6. Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan salah
interprestasi
7. Potensial terjadinya perdarahan berhubungan dengan terputusnya
pembuluh darah sekunder terhadap pembedahan.
3.3 INTERVENSI
1. Gangguan jalan nafas yang berhubungan dengan obstruksi trakhea
secunder terhadap perdarahan, spasme laring yang ditandai dengan sesak
nafas, pernafasan cuping hidung sampai dengan sianosis.
Intervensi :
1. Monitor pernafasan dan kedalaman dan kecepatan nafas.
R/ Mengetahui perkembangan dari gangguan pernafasan.
2. Dengarkan suara nafas, barangkali ada ronchi.
R/ Ronchi bisa sebagai indikasi adanya sumbatan jalan nafas.
3. Observasi kemungkinan adanya stridor, sianosis.
R/ Indikasi adanya sumbatan pada trakhea atau laring.
4. Atur posisi semifowler
R/ Memberikan suasana yang lebih nyaman.
5. Bantu klien dengan teknik nafas dan batuk efektif.
R/ Memudahkan pengeluaran sekret, memelihara bersihan
jalan nafas.dan ventilsassi
6. Melakukan suction pada trakhea dan mulut.
R/ Sekresi yang menumpuk mengurangi lancarnya jalan nafas.
7. Perhatikan klien dalam hal menelan apakah ada kesulitan.
R/ Mungkin ada indikasi perdarahan sebagai efek samping operasi.
4.1 KESIMPULAN
Struma adalah pembesaran kelenjar gondok yang disebabkan oleh
penambahan jaringan kelenjar gondok yang menghasilkan hormon tiroid
dalam jumlah banyak sehingga menimbulkan keluhan seperti berdebar -
debar, keringat, gemetaran, bicara jadi gagap, mencret, berat badan
menurun, mata membesar, penyakit ini dinamakan hipertiroid (graves’
disease).
Struma endemik adalah pembesaran kelenjar tyroid yang disebabkan
oleh asupan mineral yodium yang kurang dalam waktu yang lama. Penyebab
nya adalah hypersekresi dari hormon-hormon thyroid tetapi yang
mempengaruhi adalah faktor : umur, temperatur, iklim yang berubah,
kehamilan, infeksi, kekurangan yodium dan lain-lain dimana akan
menunukkan tanda dan gejala seperti pembesaran pada daerah leher
dimana akan menekan trakea , akan kesulitan menelan.
Terapi yang diberiksn untuk mengatasi struma endemic adalah Terapi
struma antara lain dengan penekanan TSH oleh tiroksin, yaitu pengobatan
yang akan mengakibatkan penekanan TSH hipofisis, dan penghambatan
fungsi tiroid disertai atrofi kelenjar tiroid. Pembedahan dapat dianjurkan
untuk struma yang besar untuk menghilangkan gangguan mekanis dan
kosmetis yang diakibatkannya. Pada masyarakat tempat struma timbul
sebagai akibat kekurangan yodium, garam dapur harus diberi tambahan
yodium
SARAN
1. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan kualitas belajar dan memperbanyak literatur dalam
pembuatan makalah agar dapat membuat makalah yang baik dan benar.
2. Bagi Pendidik
Bagi dosen pembimbing agar dapat memberikan bimbingan yang lebih baik
dalam pembuatan makalah selanjutnya
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa kesehatan khususnya untuk
mahasiswa keperawatan agar mengetahui bagaimana Asuhan keperawatan
pada klien STRUMA ENDEMIK
DAFTAR PUSTAKA