Anda di halaman 1dari 15

SAP PENANGANAN PADA SUMBATAN JALAN NAFAS

OLEH:

PANDE DWI SURYANA


REGINA SALSA GANDI
RIDHALLAH
RIZKI MAULANA S A

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
D III KEPERAWATAN MATARAM
III/B
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. TOPIK : PERTOLONGAN PERTAMA PADA SUMBATAN JALAN


NAPAS
2. PERMASALAHAN : PERTOLONGAN PERTAMA PADA SUMBATAN JALAN
NAPAS
3. TUJUAN
a. Tujuan Umum :
Pada akhir proses penyuluhan, diharapkan semua peserta penyuluhan mengerti dan memahami
tentang PERTOLONGAN PERTAMA PADA SUMBATAN JALAN NAPAS dan cara
mengatasi, mendeteksi, mencegah, dan cara mengobatinya.
b. Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti penyuluhan peserta mampu
a. mengetahui Pengertian Pertolongan Pertama Pada Sumbatan Jalan Napas
b. mengetahui Tujuan Pertolongan Pertama Pada Sumbatan Jalan Napas
c. mengetahui Teknik Pertolongan Pertama Pada Sumbatan Jalan Napas

4. SASARAN
a. Langsung : Keluarga dan Pasien Poli Bedah RSSA Malang
b. Tidak langsung : Keluarga dan Pasien Poli Bedah RSSA Malang
5. MATERI

a. Pengertian Pertolongan Pertama Pada Sumbatan Jalan Napas


b. Tujuan Pertolongan Pertama Pada Sumbatan Jalan Napas
c. Teknik Pertolongan Pertama Pada Sumbatan Jalan Napas

. METODE
a. Ceramah
b. Tanya jawab
7. MEDIA
a. LCD
b. Leaflet
8. EVALUASI
a. Evaluasi Struktur
⮚ Peserta hadir di tempat penyuluhan
⮚ Penyelenggaraan penyuluhan di lakksanakan di Poli Bedah RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
⮚ Pengorganisasian penyuluhan dilakukan sebelumnya
b. Evaluasi Proses
⮚ Peserta antusias dengan materi penyuluhan
⮚ Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan tanpa alas an penting
⮚ Peserta mengajukan pertanyaan dan memahami pertanyaan dengan baik.
c. Evaluasi Hasil
⮚ Peserta penyuluhan dapat mengerti dan memahami tentang PERTOLONGAN PERTAMA PADA
SUMBATAN JALAN NAPAS meliputi:
a. Pengertian Pertolongan Pertama Pada Sumbatan Jalan Napas
b. Tujuan Pertolongan Pertama Pada Sumbatan Jalan Napas
c. Teknik Pertolongan Pertama Pada Sumbatan Jalan Napas

⮚ Peserta penyuluhan memberikan pertanyaan tentang PERTOLONGAN PERTAMA PADA


SUMBATAN JALAN NAPAS permasalahan yang dialami serta cara mengatasi.
MATERI PENYULUHAN

I. Pengertian
Tindakan yang dilakukan untuk membebaskan jalan napas dengan tetap memperhatikan
kontrol servikal

II. Tujuan
Membebaskan jalan napas untuk menjamin jalan masuknya udara ke paru secara normal
sehingga menjamin kecukupan oksigenase tubuh

III. Teknik Managemen Airway


A. Manual Management Airway
1. Head Til Chin Lift

Teknik head til chin lift merupakan teknik


mempertahankan jalan nafas dengan cara menekan dahi
dan mendorongdagu ke atas seolah-olah memposisikan
pasien seperti mendongak ke atas . dan membuka mulut
dengan menarik dagu dengan tangan penolong untuk
mempertahankan jalan nafas. Teknik ini tidak di lakukan
pada pasien yang megalami trauma servikal.
2. Jaw trush
Teknik jaw trush dilakukan pada pasien yang mengalami trama servikal dan otak.
Teknik ini dilakukan dengan cara mengangkat sudut rahang bawah dengan kedua
tangan penolong sampai posisi pasien mendongak ke atas kemudian ibu jari
penolong menarik dagu pasien sampai mulut terbuka untukmembuka jalan nafas.
Teknik ini dilakukan dengan hati-hati dan mencegah gerakan pada leher.
3. Cross Finger
Cross finger dilakukan untuk memeriksa jalan nafas di daerah mulut. Teknik ini
dilakukan dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk yang disilangkan dan
menekan gigi atas dan bawah.

4. Finger Swap
Teknik finger swap digunakan dengancara menyapu bagian dalam mulut bila di
temukan benda asing dilakukan dengan cara menggunakan 2 jari (jari telunjuk dan
jari tengah) yang bersih atau dibungkus dengan sarung tangan/kassa/kain untuk
membersihkan rongga mulut dengan gerakan menyapu.
Mengatasi jalan napas parsial
5. Back Blow
Teknik ini dilakukan dengan tepukan pada punggung korban, lakukan back blow
5 kali (hentakan keras pada punggung korban di titik silang garis antar belikat
dengan tulang punggung/vertebrae)
- Pada bayi

- Pada dewasa
6. Manuver Heimlich
Teknik ini dilakukan dengan cara memberikan hentakan secara mendadak pada
bagian hulu hati korban untuk membebaskan sumbatan. penolong harus berdiri di
belakang korban, lingkari pinggang korban dengan kedua lengan penolong,
kemudian kepalkan satu tangan dan letakkan sisi jempol tangan kepalan pada
perut korban, sedikit di atas pusar dan di bawah ujung tulang sternum. Pegang erat
kepalan tangan dengan tangan lainnya. Tekan kepalan tangan ke perut dengan
hentakan yang cepat ke atas. Setiap hentakan harus terpisah dan gerakan yang
jelas.

7. Chest Thrust
- Pada bayi
Bila penderita bayi sadar, lakukan chest thrust 5 kali (tekan tulang dada dengan
jari telunjuk atau jari tengah kira-kira satu jari di bawah garis imajinasi antara
kedua putting susu pasien).
- Pada dewasa
korban harus diletakkan pada posisi terlentang dengan muka ke atas. Penolong
berlutut di sisi paha korban. Letakkan salah satu tangan pada perut korban di
garis tengah sedikit di atas pusar dan jauh di bawah ujung tulang sternum,
tangan kedua diletakkan di atas tangan pertama. Penolong menekan ke arah
perut dengan hentakan yang cepat ke arah atas

-
B. Definitif Management Airway
1. Orofaringeal Airway
Teknik ini digunakan untuk membantu memberikan nafas bantuan melalui mulut
korban agar tidak bersentuhan langsung.
Hal yang dilakukan pertama adalah mengukur ukuran Orofarinal Airway (OPA) /
Mayo dari mulut hingga telinga korban.

Kemudian pasang mayo dengan arah lengkungan mayo menghadap ke arah


penolong
Setelah mayo masuk ke dalam mulut dan menyentuh anak lidah , putar mayo dan
masukan sampai masuk ke faring

Jika mayo sudah terpasang beri nafas bantuan kepada korban


2. Intubasi Endo trakeal (Oro Trakea)
Intubasi endotrakeal adalah proses memasukan pipa endotrakeal kedalam trakea
korban untuk membuka jalan napas korban menggunakan alat

a. Buka mulut korban menggunakan laringoscope


Terdiri dari: Blade (bilah) dan Handle (gagang)
Pilih ukuran blade yang sesuai dengan pasien
- Dewasa : No. 3 atau 4
- Anak : No. 2
- Bayi : No. 1
1) Pasang blade dengan handle
2) Memasang dan melepas laryngoscope selalu dengan sudut 45o
3) Cek lampu harus menyala terang
4) Memegang laryngoscope selalu dengan tangan kiri
5) Masukan bilah pilihan yang dimuali dari sisi kanan mulut denagn tujuan
memindahkan seluruh bagian lidah ke kiri
6) Lakukan penekanan ke atas dan ke depan secara pelan dan lembut sampai plica
terlihat secara langsung

b. Masukan selang ETT (endotrakeal tube)


1) Pertahankan plica terlihat secara langsung , minta bantuan seseorang untuk
mengambilkan ETT
2) Masukan ETT sampai pada trachea pasien
3) Tarik mandrain jika sudah masuk
4) Kembangkan balon dengan spuit berisi udara
c. Fiksasi ETT dengan plester agar tidak mudah lepas
d. Cek pemasangan ETT pada bagian lambung dan paru untuk memastikan pemasangan
e. Berikan udara pada pasien sebagai bantuan pernapasan

Anda mungkin juga menyukai