Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pesonal protective equipment atau alat pelindung diri (APD) didefinisikan
sebagai alat yang digunakan untuk melindungi pekerja dari luka atau penyakit yang
diakibatkan oleh adanya kontak dengan bahaya (hazards) di tempat kerja, baik yang
bersifat kimia, biologis, radiasi, fisik, elektrik, mekanik dan lainnya.
Dalam hirarki hazard control atau pengendalian bahaya, penggunaan alat
pelindung diri merupakan metode pengendali bahaya paling akhir. Artinya, sebelum
memutuskan untuk menggunakan APD, metode-metode lain harus dilalui terlebih
dahulu, dengan melakukan upaya optimal agar bahaya atau hazard bisa dihilangkan
atau paling tidak dikurangi.
Adapun hirarki pengendalian bahaya di tempat kerja, termasuk di pabrik
kimia adalahnsebagaikberikut:
1. Elimination, merupakan upaya menghilangkan bahaya dari sumbernya.
2. Reduction, mengupayakan agar tingkat bahaya bisa dikurangi.
3. Engineering control, artinya bahaya diisolasi agar tidak kontak dengan pekerja.
4. Administrative control, artinya bahaya dikendalikan dengan menerapkan instruksi
kerja atau penjadualan kerja untuk mengurangi paparan terhadap bahaya.
5. Personal protective equipment, artinya pekerja dilindungi dari bahaya dengan
menggunakan alat pelindung diri.
Ada beberapa jenis alat pelindung diri yang mutlak digunakan oleh tenaga
kerja pada waktu melakukan pekerjaan dan saat menghadapi potensi bahaya karena
pekerjaanya, antara lain seperti topi keselamatan, safety shoes, sarung tangan,
pelindung pernafasan, pakaian pelindung, dan sabuk keselamatan. Jenis alat
pelindung diri yang digunakan harus sesuai dengan potensi bahaya yang dihadapi
serta sesuai denga bagian tubuh yang perlu dilindungi. Oleh karena itu di sini dibahas
lebih mendalam mengenai alat pelindung diri, karena keselamatan ibarat bernapas,
jika berhenti berarti sebuah kematian yang menanti.

B. Tujuan
Setelah mempelajari materi ini melalui telaah bacaan, para mahasiswa diharapkan :
1) Dapat menerapkan dalam kehidupan sehari hari
2) Dapat memilih Alat Pelindung Diri yang tepat saat akan bekerja
3) Dapat mengurangi resiko kecelakaan kerja dengan memakai Alat Pelindung
Diri
























BAB II
PEMBAHASAN

I. Kriteria Alat Pelindung Diri
Proses penggunaan APD harus memenuhi kriteria:
1) Hazard telah diidentifikasi
2) APD yang dipakai sesuai dengan hazard yang dituju
3) Adanya bukti bahwa APD dipatuhi penggunaannya

II. Jenis dan Penggunaan Alat Pelindung Diri
A. Alat Pelindung Kepala (Safety Helmet)




1. Topi Pelindung/Pengaman (Safety Helmet): Melindungi kepala dari benda keras,
pukulan dan benturan, terjatuh dan terkena arus listrik.
2. Tutup Kepala: Melindungi kepala dari kebakaran, korosif, uap-uap, panas/dingin
3. Hats/cap: Melindungi kepala dari kotoran debu atau tangkapan mesin-mesin
berputar
a) Topi Pengaman
Untuk penggunaan yang bersifat umum dan pengaman dari tegangan
listrik yang terbatas.
Tahan terhadap tegangan listrik tinggi.
Tanpa perlindungan terhadap tenaga listrik,biasanya terbuat dari
logam yang digunakan untuk pemadam kebakaran.
b) Pengujian Mekanik
- Dengan menjatuhkan benda seberat 3 kg dari ketinggian 1m, topi tidak
boleh pecah atau benda tak boleh menyentuh kepala.
- Jarak antara lapisan luar dan lapisan dalam dibagian puncak ; 4-5 cm.
- Tidak menyerap air dengan direndam dalam air selama 24 jam. Air yang
diserap kurang 5% beratnya
- Tahan terhadap api
c) Pengujian Daya Tahan Terhadap Api
Topi dibakar selama 10 detik dengan pembakar Bunsen atau propan, dengan
nyala api bergaris tengah 1 cm. Api harus padam setelah 5 detik.
d) Pengujian listrik
- Tahan terhadap listrik tegangan tinggi diuji dengan mengalirkan arus
bolak-balik 20.000 volt dengan frekuensi 60 Hz, selama 3
menit,kebocoran arus harus lebih kecil dari 9 mA.
- Tahan terhadap listrik tegangan rendah, diuji dengan mengalirkan arus
bolak-balik 2200 volt dengan frekuensi 60 Hz selama 1 menit kebocoran
arus harus kurang dari 9mA
e) Manfaat Topi/Tudung
Untuk melindungi kepala :
Dari zat-zat kimia berbahaya
Dari Iklim yang berubah-ubah
Dari bahaya api dll


B. Alat Pelindung Muka dan Mata
1. Fungsi.
Fungsi kaca mata pengaman adalah untuk melindungi mata dari:
a. Percikan bahan bahan korosif.
b. Kemasukan debu atau partikel-partikel yang melayang di udara.
c. Lemparan benda-benda kecil.
d. Panas dan pancaran cahaya
e. Pancaran gas atau uap kimia yang dapat menyebabkan iritasi mata.
f. Radiasi gelombang elekromaknetik yang mengion maupun yang tidak mengion
g. Benturan atau pukulan benda keras atau benda tajam.
2. Jenis.
Menurut jenis atau bentuknya alat pelindung mata dibedakan menjadi:
a. Kaca mata (Spectacles/Goggles).

b. Tameng muka (Face Shield).

3. Spesifikasi.
a. Alat pelindung mata mempunyai ketentuan sebagai berikut:
1) Tahan terhadap api.
2) Tahan terhadap lemparan atau percikan benda kecil.
3) Lensa tidak boleh mempunyai efek destorsi.
4) Mampu menahan radiasi gelombang elektromagnetik pada panjang
gelombang tertentu.
b. Alat pelindung muka mempunyai ketentuan sebagai berikut:
1) Tahan api
2) Terbuat dari bahan :
a) Gelas atau gelas yang dicampur dengan laminasi alumunium, yang
bila pecah tidak menimbulkan bagian-bagian yang tajam.
b) Plastik, dengan bahan dasar selulosa asetat, akrilik, policarbonat
atau alil diglikol karbonat.
4. Cara Pemakaian.
a. Kaca mata pengaman.
1) Pilihan kaca mata yang sesuai, small, medium, atau large.
2) Buka tangkai kaca mata lekatkan bagian tengah kacamata pada punggung
hidung.
3) Tempelkan lensa kaca mata.
4) Kaitkan tangkai kaca mata pada daun telinga.
5) Usahakan agar mata dan sekitar betul-betul tertutup oleh kacamata.
b. Penutup muka (Face Shield)
Penutup muka yang benar adalah yang dapat dikenakan tanpa dipegang
dengan tangan pekerja. Biasanya penutup muka ini dirancang menjadi satu dengan
topi pengaman atau penutup rambut.
1) Pilih ukuran penutup muka, sesuai dengan besarnya lingkar kepala
(kecil/small, sedang/medium,atau besar/large).
2) Periksa bagian luar dan dalam penutup muka, apakah sesuai dengan
spesifikasinya, apakah tudung dalam keadaaan baik, tidak rusak dan bersih.
3) Kendorkan klep pengatur untuk mempererat kedudukan topi pengaman
tudung atau penutup rambut.
4) Pakai topi pengaman (tudung atau penutup rambut), eratkan di kepala
sehingga terasa pas dengan cara mengatur klep pengatur.
5) Atur posisi penutup muka sehingga menutupi seluruh permukaan wajah.
6) Kencangkan kembali klep pengatur.


C. Alat Pelindung Pendengaran

1. Fungsi.
Untuk melindungi alat pendengaran (telinga) akibat kebisingan, dan melindungi telinga
dari percikan api atau logam-logam yang panas.
2. Jenis.
Secara umum pelindungi telinga 2 (dua) jenis, yaitu:
a. Sumbat telinga atau ear plug, yaitu alat pelindung telinga yang cara
Penggunaannya dimasukkan pada liang telinga

b. Tutup telinga atau ear muff, yaitu alat pelindung telinga yang penggunaanya
ditutupkan pada seluruh daun telinga.

3. Spesifikasi.
a. Sumbat Telinga atau ear plug.
1) Sumbatan telinga yang baik adalah yang bisa menahan atau mengabsorbsi
bunyi atau suara dengan frekuensi tertentu saja, sedangkan bunyi atau suara
dengan frekwensi untuk pembicaraan (komunikasi) tetap tidak terganggu.
2) Biasanya terbuat dari karet, platik ,lilin atau kapas.
3) Harus bisa mereduksi suara frekwensi tinggi (4000 dba) yang masuk lubang
telinga, minimal sebesar x-85 dba, dimana x adalah intensitas suara atau
kebisingan di tempat kerja yang diterima oleh tanaga kerja.
b. Penutup Telinga atau Ear Muff.
1) Terdiri dari sepasang (2 buah, kiri dan kanan) cawan atau cup, dan sebuah
sabuk kepala (head band)
2) Cawan atau cup berisi cairan atau busa (foam) yang berfungsi untuk
menyerap suara yang frekwensinya tinggi
3 ) Pada umumnya tutup telinga bisa meriduksi suara frekwensi 2800-4000 hz
sebesar 35-45 dba
3) Tutup teling harus mereduksi suara yang masuk ke lubang telinga
minimal
sebesar x- 85 dba, dimana x adalah intensitas suara atau kebisingan di tempat
kerja yang diterima oleh tenaga kerja.
4. Cara Pemakaian.
a. Sumbat Telinga atau Ear Plug.
3) Pilih ear plug yang terbuat dari bahan yang bisa menyesuaikan dengan
bentuk
telinga. Biasanya terbuat dari karet atau plastik lunak.
3) Pilih bentuk dan ukuran yang sesuai dengan bentuk dan ukuran dari
seluruh
telinga si pemakai
3) Cek sumbat telinga, apakah secara fisik dalam keadaan baik (tidak rusak)
dan
bersih.
3) Tarik daun telinga ke belakang, kemudian masukkan sumbat telinga ke
dalam
lubang telinga hingga benar-benar menutup semua lubang telinga.
3) Gerak-gerakkan kepala ke atas, ke bawah, ke samping, ke kiri dan ke
samping
kanan, buka dan tutup mulut, untuk memastikan bahwa sumbat telinga
terpakai
secara sempurna.
b. Penutup Telinga atau Ear Muff.
3) Pilih penutup telinga yang ukurannya sesuai dengan diameter/lebar daun
telinga
3) Pastikan ahwa posisi cawan atau mangkuk penutup benar benar
melingkupi
daun telinga, baik kiri maupun kanan. Bola belum pas (masih ada bagian yang
terbuka), sesuaikan dengan pengatur panjang dan pendeknya pengikat
kepala
(head band)
3) Gerak-gerakkan kepala, ke atas, ke bawah, ke samping kiri dan ke samping
kanan, buka dan tutup mulut untuk memastikan bahwa sumbat telinga
terpakai
secara sempurna.
24
19
5. Pemeliharaan.
a. Sumbat telinga yang telah di selesai digunakan dibersihkan dengan kain lap
yang
bersih, basah dan hangat.
b. Kemudian keringkan dengan kain lap yang bersih dan kering.
c. Setelah bersih dan kering simpan alam kotaknya.
d. Simpan kotak tersebut di atas di almari atau tempat penyimpanan yang
lain.
e. Penutup telinga yang telah selesai digunakan dibersihkan dengan cara
diseka dengan
kain lap yang bersih.
f. Setelah bersih simpan kembali di dalam kotaknya.
g. Simpan kotak di almari atau tempat penyimpanan yang lain.

4) Alat Pelindung Pernapasan


1. Fungsi.
Alat pelindung pernafasan berfungsi memeberikan perlindungan organ
pernafasan
akibat pencemaran udara oleh faktor kimia seperti debu, uap, gas, fume,
asap, mist,
kabut, kekurangan oksigen, dan sebagainya.
2. Jenis.
Berdasarkan fungsinya, dibedakan menjadi :
a. Respirator yang berfungsi memurnikan udara (air purifying respirator).
Gambar 12. Respirator-Disposible paper mask untuk melindungi dari pajanan debu yang
tidak
toksik/kadar toksisitasnya rendah, digunakan pada saat prosesing akrilik, mixing bahan
tanam, menggerinda logam/akrilik
25
b. Respirator yang berfungsi memasok oksigen atau udara (air supplying
respirator).
3. Spesifikasi.
a. Respirator Yang Memurnikan Udara.
Respirator jenis ini dipakai bila pekerja terpajan bahan pencemar di udara
(debu, gas,
uap, fume, mist, asap, fog) yang kadar toksisitasnya rendah. Prinsip kerja
respirator ini
adalah membersihkan udara terkontaminasi dengan cara filtrasi, adsorbsi,
atau
absorbsi.
Menurut cara kerjanya dibedakan menjadi :
1. Respirator yang mengandung bahan kimia (cemical respirators).
2. Respirator dengan katrid (cartridge) bahan kimia.
a. Prinsip cara kerjanya adalah mengadsorpsi bahan pencemar di udara
pernafasan.
b. Bahan kimia yang digunakan untuk mengadsorbsi biasanya karbon aktif
atau silika
gel.
c. Biasanya penutup sebagian muka dengan satu atau dua katrid yang
mengandung
bahan kimia tertentu.
d. Tidak bisa digunakan untuk keadaaan darurat.
e. Hanya mampu memurnikan satu macam atau satu golongan bahan kimia
(gas,
uap) saja.
3. Respirator dengan kanister yang berisi bahan kimia.
a. Prinsip cara kerjanya adalah mengadsorbsi bahan pencemar di udara
pernafasan
b. Bahan kimia yang digunakan untuk mengadsorbsi adalah yang sesuai
dengan
bahan-bahan kima tertentu saja. Misal kanister untuk uap asam klorida (hcl
dan
asam sulfat (h2so4) harus menggunakan kanister yang berisi soda
c. Bahan kimia kanister mempuyai batas waktu kedaluwarsa. Batas waktu
kedaluwarsa ini tergantung pada isi kanister, konsentrasi bahan pencemar,
dan
akifitas pemakainya.
d. Bisa menutup sebagian muka atau seluruh muka
e. Tidak bisa digunakan dalam keadaaan udara di lingkungan kerja
menggandung
bahan kimia gas atau uap toksik dengan kadar yang cukup tinggi.
f. Satu tipe kanister hanya bisa digunakan untuk memurniakan udara
terkontaminasi satu macam atau satu golongan bahan kimia (gas, uap) saja.
26
21
4. Respirator mekanik (Mechanical Respirator).
a. Digunakan untuk melindungi si pemakai akibat pemajanan partikel-partikel
di
lingkungan kerja seperti debu, asap, fume, mist dan fog.
b. Prinsip kerja respirator ini adalah memurnikan udara terkontaminasi
melalui
proses filtrasi memakai bermacam tipe filter.
c. Efisiensi filter tergantung kepada ukuran partikel dan diameter pori-pori
filter.
5. Respirator kombinasi filter dan bahan kimia.
a. Respirator jenis ini dilengkapi dengan filter untuk menyaring udara
terkontaminasi
partikel (debu) dan aktrid (catridge) atau kanister yan mengandung bahan
kimia.
b. Respirator jenis ini biasanya digunakan oleh pekerja pada waktu
melakukan
pengecatan dengan cara semprot (spray painting).
b. Respirator dengan pemasok udara atau oksigen.
a. Alat pelindung pernafasan ini tidak dilengkapi dengan filter, ataupun katrid
dan
kanister yang mengandung bahan kimia.
b. Pasokan udara bersih atau oksigen, melindungi pekerja dari pemajanan
bahan
bahan kimia yang sangat toksit. Konsentarinya tinggi, mampu melindungi
pekerja
dari kekurangan oksigen.
c. Pasokan udara ataupun oksigen dapat melalui silinder, tangki, atau
kompresor
yang dilengkapi dengan regulator (pengukur tekanan)
d. Respirator dengan pasokan udara atau oksigen dibedakan menjadi :
3) Airline respirator.
3) Air hose mask respirator.
3) Self-contained brathing apparatus.
4. Cara Pemakaian.
1. Pilih ukuran respirator yang sesuai dengan ukuran antropometri tubuh
pemakai.
Ukuran antropometri tubuh yang berkaitan adalah :
a. Panjang muka.
b. Panjang dagu.
c. Lebar muka.
d. Lebar mulut.
e. Panjang tulang hidung.
f. Tonjolan hidung.
27
2. Periksa lebih dahulu dengan teliti, apakah respirator dalam keadaan baik,
tidak
rusak, dan komponen-komponennya juga dalam keadaan masih baik.
3. Jika terdapat komponen yang sudah tidak berfungsi maka perlu diganti
lebih dahulu
dengan yang baru dan baik.
4. Pilih jenis filter atau catrid atau kanister dengan seksama, agar tidak terjadi
kebocoran.
5. Singkirkan rambut yang menutupi bagian muka.
6. Potong cambang dan jenggot sependek mungkin.
7. Pasang atau kenakan gigi palsu, bila pekerja menggunakan gigi palsu.
Pakailah
respirator dengan cara sesuai dengan petunjuk operasional (instruction
manual)
yang harus ada pada setiap respirator.
8. Gerak gerakkan kepala, untuk memastikan bahwa tidak akan terjadi
kebocoran
apabila pekerja bekerja sambil bergerak-gerak.
5. Pemeliharaan.
Agar respirator dapat berfungsi denngan baik dan benar serta dapat
digunakan dalam
waktu yang relatif lama, maka respirator perlu pemeliharaan atau perawatan
secara
teratur, sebagai berikut:
28
23
a. Setiap kali setelah dipakai, respirator harus di bersihkan (dicuci) kemudian
dikeringkan.
c. Apabila suatu respirator terpaksa digunakan oleh orang lain, maka harus
dicucihamakan terlebih dahulu.
d. Beri tanda setiap respirator dengan nama pemakainya.
e. Setelah respirator bersih dan kering, simpan dalam loker yang bersih,
kering dan
tertutup.
f. Tangki-tangki atau silinder-silender udara atau oksigen harus dicek secara
berkala,
untuk mengetahui bahwa persediaan udara atau oksigen masih mencukupi.
g. Klep-klep, regulator dan komponen-komponen lainnya perlu juga dicek
secara
berkala. Jika tidak berfungsi harus segera diganti dengan yang baru.

5) Alat Pelindung Tangan
1. Fungsi.
Untuk melindungi tangan dan jari-jari tangan dari pajanan api, panas, dingin,
radiasi
elektomagnetik, radiasi mengion, listrik, bahan kimia, benturan dan pukulan,
tergores,
terinfeksi. Alat pelindung tangan biasa disebut dengan sarung tangan.
2. Jenis.
Menurut bentuknya, alat pelindung tangan dibedakan menjadi :
a. Sarung tangan biasa atau gloves.

b. Mitten, yaitu sarung tangan dengan ibu jari terpisah, sedangkan empat
jari lainya menjadi satu.

c. Hand pad, yaitu alat pelindung tangan yang hanya melindungi telapak
tangan.

d. Sleeve, yaitu alat pelindung dari pergelangan tangan sampai lengan.
Biasanya digabung dengan arung tangan.

3. Spesifikasi.
Alat pelindung tangan harus sesuai antara potensi bahaya dengan
bahansarung tangan
yang dikenakan pekerja.
29
Potensi bahaya dan bahan sarung tangan yang sesuai, disajikan pada tabel
berikut:
Potensi Bahaya
Jenis Bahan Sarung Tangan
Listrik Karet
Radiasi mengion Karet atau kulit yang dilapisi dengan timbal (Pb)
Benda-benda tajam atau kasar Kulit atau PVC, kulit yang dilapisi dengan logam
kromium
Asam dan alkali yang korosif Karet
Pelarut organik (solvent) Karet sintetis
Benda-benda panas Kulit atau asbes
A B
Gambar 15. A. Disposible rubber gloves digunakan pada saat bekerja dengan bahan iritan, B.
Leather gloves
digunakan pada saat bekerja dengan paparan panas
4. Cara Pemakaian.
a. Pilih jenis alat pelindung tangan yang sesuai dengan potensi bahaya
b. Pilih ukuran sesuai dengan ukuran tangan pemakai.
c. Masukkan tangan yang bagian pergelangan tangannya bermanset atau
berkerut,
ujung ujung lengen baju pekerja masuk ke dalam manset atau kerutan sarung
tangan, kemudian manset dikancingkan atau kerutan dirapikan.
d. Sarung tangan tanpa manset atau tanpa kerutan, ujung lengan baju
panjang
pekerja harus bermanset, dan bagian lengan sarung tangan berda di dalam
manset
atau di dalam kerutan. Tidak disarankan memasukkan ujung lengan baju
panjang
kedalam sarung tangan.
A B
Gamba 16. A. Pemakaian disposible rubber gloves digunakan pada saat bekerja denganbahan
iritan,
B. Pemakaian Leather gloves digunakan pada saat bekerja dengan alat panas
30
25
Gambar 17. Penggunaan sarung tangan karet pada saat penanaman model pada artikulator
Gambar 18. Penggunaan sarung tangan kulit pada saat bekerja dengan paparan panas
5. Pemeliharaan.
a. Alat pelindung tangan yang telah selesai dipakai, harus dibersihkan, dicuci
dengan
air, bagian luar maupun dalam kemudian dikeringkan.
b. Simpan di dalam kantong yang bersih dan letakkan di dalam loker atau rak
lemari.

6) Pakaian Pelindung

1. Fungsi.
Pakaian pelindung berfungsi untuk melindungi sebagain atau seluruh tubuh
dari
kotoran, debu, bahaya percikan bahan kimia, radiasi, panas, bunga api
maupun api.
2. Jenis.
a. Apron, yang menutupi hanya sebagian tubuh pemakainya, mulai dari dada
sampai lutut.

b. Overalls, yang menutupi seluruh bagian tubuh.

3. Spesifikasi.
Macam-macam pakaian pelindung adalah:
a. Pakaian pelindung dari kulit, untuk tenaga kerja yang mengerjakan
pengelasan.
b. Pakaian pelindung untuk pemadam kebakaran.
c. Pakaian pelindung untuk pekerja yang terpajan radiasi tidak mengion.
d. Pakaian pelindung untuk pekerja yang terpajan radiasi mengion.
e. Pakaian pelindung terbuat dari plastik, untuk tenaga kerja yang bekerja
kontak
dengan bahan kimia.
4. Cara pemakaian.
a. Pilih jenis pakaian pelindung yang sesuai dengan potensi bahaya yang
dihadapi.
b. Pilih ukurannya yang sesuai dengan ukuran tubuh pemakainya.
c. Cek keadaan fisiknya, apakah dalam keadaan rusak , dan lengkap
komponenkomponennya.
d. Kenakan pakaian pelindung dan kacingkan dengan seksama.
e. Gerak-gerakkan anggota badan (kaki, tangan), untuk memastikan apakah
pakaian
pelindung telah terpakai dengan nyaman.
Gambar 20. Pemakaian baju lab pada saat praktikum
5. Cara pemeliharaan.
a. Pakaian pelindung yang disposable (sekali pakai dibuang), setelah habis
pakai
dimasukkan ke dalam kantong kertas yang semula untuk membungkus
pakaian
pelindung baru, kemudian dibuang di tempat yang telah disediakan.
b. Pakaian pelindung yang tidak disposable, sehabis dikenakan dicuci, setelah
dikeringkan diseterika, dilipat dan disimpan ditempat yang bersih.

7) Alat Pelindung Kaki

Bahaya: basah, elektrostatik membangun-up, tergelincir, luka dan tusukan, benda jatuh,
logam dan kimia percikan, abrasi.
Pilihan: sepatu lars dan sepatu dengan topi pelindung kaki dan penetrasi-tahan
pertengahan-satunya, pelindung kaki, legging, pertengkaran.
8) Tali Pengaman (Safety Belt)

Berguna untuk melindungi tubuh dari kemungkinan terjatuh, biasanya digunakan
pada pekerjaan konstruksi dan memanjat serta tempat tertutup atau boiler.
Harus dapat menahan beban sebesar 80 Kg.
Jenis
Penggantung unifilar
Penggantung berbentuk U
Gabungan penggantung unifilar dan bentuk U
Penunjang dada (chest harness)
Penunjang dada dan punggung (chest waist harness)
Penunjang seluruh tubuh (full body harness)

Anda mungkin juga menyukai