Disusun Oleh :
Salsabila
NIM : 40040119650096
KELAS C
TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkah
dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang mana merupakan
tugas yang diberikan kepada kami sebagai mahasiswa Sekolah Vokasi Universitas
Diponegoro.
Terima kasih yang sebesar besarnya kami sampaikan kepada dosen kami
Bapak Fahmi Arifan, S.T., M.Eng. yang mengampu mata kuliah Kesehatan dan
Keselamatan Kerja yang telah membimbing kami sehingga bisa menyelesaikan
tugas ini.
Terima kasih pula kepada teman-teman TRKI yang telah membantu kami
sehingga bisa menyelesaikan tugas ini.
Akhir kata, mohon maaf yang sebesar besarnya atas segala kekurangan di
dalam makalah ini dan kami harap saran serta masukan selalu mengalir kepada
kami sehingga kami bisa memperbaiki kesalahan demi kesalahan yang ada.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……………………………………………………………………........... ii
Daftar Isi ………………………………………………………………………………..... iii
BAB I Pendahuluan………………………………………………………………... …..... 1
1.1 Latar Belakang …………………………………………….. … 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………. 1
1.3 Tujuan ……………………………………………………....... 1
BAB II Pembahasan………...………………………………………………………… 2
2.1 Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja........……….….. 2
BAB III Pengamatan…….………………………………………………………….......... 4
3.1 Instalasi Listrik………….. ………………………………….. 4
3.2 Sarana Penanggulangan Kebakaran......................................... 4
3.3 Alat Pelindung Diri.................................................................. 6
3.4 Tangkap Darurat dan Evakuasi................................................ 6
3.5 Kejadian Kecelakaan Kerja...................................................... 7
3.6 Personil Keselamatan Kerja..................................................... 8
BAB IV Pemecahan Masalah.............................................................................................. 9
BAB V Kesimpulan dan Saran............................................................................................ 11
5.1 Kesimpulan............................................................................... 11
5.2 Saran......................................................................................... 11
Daftar Pustaka ............................................................................................................... iv
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. TUJUAN
1.3.1. Untuk mengetahui pengertian dari kesehatan kerja.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Keselamatan berasal dari bahasa Inggris yaitu kata ‘safety’ dan biasanya selalu dikaitkan
dengan keadaan terbebasnya seseorang dari peristiwa celaka (accident) atau nyaris celaka (near-
miss). Jadi pada hakekatnya keselamatan sebagai suatu pendekatan keilmuan maupun sebagai
suatu pendekatan praktis mempelajari faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya
kecelakaan dan berupaya mengembangkan berbagai cara dan pendekatan untuk memperkecil
resiko terjadinya kecelakaan.
Keselamatan adalah suatu usaha untuk mencegah terjadinya kecelakaan sehingga manusia
dapat merasakan kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian
terutama untuk para pekerja konstruksi. Agar kondisi ini tercapai di tempat kerja maka
diperlukan adanya keselamatan kerja.Keselamatan kerja secara filosofi diartikan sebagai suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun
rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil budaya dan
karyanya.Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha
mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Keselamatan kerja adalah faktor yang sangat penting agar suatu proyek dapat berjalan
dengan lancar. Dengan situasi yang aman dan selamat, para pekerja akan bekerjasecara maksimal
dan semangat.Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan
dan kerusakan di tempat kerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin,
peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja. Menurut Suma’mur pada tahun 1993 keselamatan
kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan, dan proses
pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan.
Kemudian pada tahun 2001 Suma’mur memperbaharui pengertian dari keselamatan kerja yaitu
rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan
yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan. Dengan kata lain keselamatan kerja merupakan
salah satu faktor yang harus dilakukan selama bekerja, karena tidak yang menginginkan
terjadinya kecelakaan di dunia ini. Keselamatan kerja sangat bergantung .pada jenis, bentuk, dan
lingkungan dimana pekerjaan itu dilaksanakan.
2
Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja karyawan
dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas keselamatan kerja
semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja seperti pernyataan Jackson (1999)
bahwa keselamatan adalah merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang
terhadap cedera yang terkait dengan pekerjaan.
Dalam melaksanakan K3, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan yaitu:
1. Identifikasi potensi bahaya
Merupakan tahapan yang dapat memberikan informasi secara menyeluruh dan mendetail
mengenai risiko yang ditemukan dengan menjelaskan konsekuensi dari yang paling ringan
sampai dengan yang paling berat. Pada tahap ini harus dapat mengidentifikasi hazard yang
dapat diramalkan (foreseeable) yang timbul dari semua kegiatan yang berpotensi
membahayakan kesehatan dan keselamatan terhadap:
1. Karyawan
2. Orang lain yg berada ditempat kerja
3. Tamu dan bahkan masyarakat sekitarnya
Pertimbangan yang perlu diambil dalam identifikasi risiko antara lain :
1. Kerugian harta benda (Property Loss)
2. Kerugian masyarakat
3. Kerugian lingkungan
3
BAB III
HASIL PENGAMATAN
PENGAMATAN STANDAR
Pekerja hampir seluruhnya telah mengetahui letak dari alat pemadam api Memiliki tim
ringan (APAR) oleh beberpa APAR telah diletakkan pada posisi yang penanggulangan
mudah dilihat dan dicapai juga berwarna merah. kebakaran yang terlatih
Alat pemadam api ringan (APAR) ditempatkan di tempat yang mudah Memiliki system proteksi
terlihat, dan jumlahnya sudah cukup. kebakaran. Dan terdapat
APAR yang
Namun adapun yang belum sesuai dengan Permenakertrans No. Per-
pemasanganya sesuai
04/MEN/1980, adalah tidak terdapat lemari atau peti untuk penyimpanan
dengan Permenakertrans
tabung tersebut.
no. Per-04/MEN/1980
4
APD CIRI CIRI PENGAMATAN STANDART
Tanggap
Darurat & PENGAMATAN STANDART
Evakuasi
Fire Alarm Terdapat alarm kebakaran baik di dalam Terdapat di semua ruangan, dan juga
maupun di luar ruangan. terdapat di luar ruangan, di setiap
lorong
Jalur Evakuasi Tangga darurat dan tangga umum Tangga darurat dan tangga umum,
terdapat pada gedung kantor. Namun Pintu – pintu jalur evakuasi mudah
dikarenakan gedung pabrik bukan terlihat dan semuanya tidak ada yang
merupakan bangunan tingkat maka ditemui dalam keadaan terkunci.
tidak terdapat tangga darurat maupun
Jalur cukup terawat dengan baik,
tangga umum.
terbuka, tidak terdapat benda yang
Terdapat pintu-pintu evakuasi maupun membahayakan disekitar area evakuasi,
jalur evakuasi sebanyak 2 pintu masing cukup lebar, dan untuk menuju titik
masing di lantai atas dan bawah. area evakuasi dapat menggunakan jalur
yang sudah ditandai dengan garis- garis
kuning.
6
Rambu – Rambu Terdapat rambu-rambu yang Rambu – rambu yang menunjukan
Jalur Evakuasi menunjukan lokasi jalur evakuasi lokasi jalur evakuasi cukup jelas,
berwarna merah yang menunjukkan berwarna merah dengan kondisi yang
jalur evakuasi cukup baik. Peta jalur evakuasi juga
jelas terdapat di setiap ruangan. Tempat
berkumpul Titik Point berada pada
lahan yang kosong.
APAR ( Alat Terdapat APAR di setiap ruangan dari Terdapat di setiap lorong, dalam
Pemadam Api masing-masing departemen dan keadaan baik,mudah dijangkau.
Ringan) dilengkapi tata cara penggunaannya. terdapat cara penggunaan, maintenance
nya dilaksanakan sesuai aturan, sesuai
Letak apar baik dan strategis.
dengan seharusnya pengecheckan
dilakukan 6 bulan sekali
Angka kejadian kecelakaan kerja Menurut PT. ISM angka kejadian kecelakaan kerja
hampir tidak ada, karena bidang kerja mereka
(saat ditanyakan ke pihak PT ISM)
termasuk bidang kerja yang low risk terhadap
kecelakaan kerja dan jumlah pekerjanya hanya
sedikit. Menurut mereka, kecelakaan kerja yang
sering terjadi yaitu tersayat kardus untuk packing,
sedangkan untuk kecelakan dengan tingkat
keparahan sedang dan berat sangat jarang terjadi.
Angka kejadian kecelakaan kerja Spanduk dan poster tentang keselamatan kerja dan
peraturan tentang penggunaan alat pelindung diri di
(setelah dilakukan kunjungan perusahaan)
setiap bidang perusahaan sudah ada dan
ditempatkan pada lokasi yang strategis.
8
BAB IV
PEMECAHAN MASALAH
No Unit Kerja Permasalahan Dasar hukum Saran
1. Konstruksi Dari segi keselamatan Undang-undang Ditambahkan adanya
tempat kerja konstruksi semuanya dasar No. 1 tahun informasi keselamatan
sudah baik, namun masih 1970, undang- peralatan, bahan, dan benda-
belum terdapat adanya undang no 18 benda dalama ruangan.
informasi mengenai tahun 1999
keselamatan peralatan, tentang jasa
bahan, dan benda-benda konstruksi.
dalam ruangan.
2 Sarana Tidak diketahui apakah Permenakertrans Dilakukannya sosialisasi dari
penanggulangan pegawai mengetahui No. 4/MEN/tahun perusahaan terhadap para
kebakaran tentang penanggulangan 1980 perkerja tentang
kebakaran pada divisi penanggulangan kebakaran
noodles di PT. Indofood. dan cara penggunaan alat
Namun, divisi noodles pemadam api ringan (APAR)
terdapat di lantai 1 dan Hydrant.
dengan banyak pintu dan
luas sehingga mudah
untuk evakuasi.
3 Alat pelindung Tidak diketahui apakah Peraturan menteri Perusahaan bersedia
diri ada dokumen tertulis tenaga kerja dan menyediakan APD yang sesuai
(tertulis dalam SOP) transmigrasi RI dengan standard dan hazard
standar APD yang No. yang ada di lingkungan tempat
digunakan untuk masing- PER.08/MEN/VII/ kerja. Selain itu lebih baik lagi
masing pekerjaan., belum 2010 tentang Alat apa bila sebelum memulai
ada penjelasan (briefing) Pelindung Diri pekerjaan diberikan suatu
mengenai APD. Walapun briefing singkat mengenai
pada production room pentingnya APD dan cara
telah ditulis (tabel penggunaan APD yang baik
terlampir di bab 3), dan benar.
namun masih ada
pegawai yang tidak
memakai APD dan
terdapat keluhan lekuhan
minor seperti luka lecet
akibat kertas dan karton.
9
Tanggap darurat Pada PT. Indofood CBP Undang-undang Pemasangan rambu evakuasi
4 dan jalur sudah ada rambu No. 18 tahun 1999 yang mudah terlihat dan
evakuasi evakuasi dan terdapat tentang jasa mudah dipahami oleh pekerja,
titik kumpul bila terjadi konstruksi serta ditentukan jalur evakuasi
keadaan darurat. Undang-undang dan titik kumpul bila terjadi
Namun untuk simulasi dasar No. 1 tahun suatu keadaan darurat.
masih terlalu jarang, 1970
diadakan setiap 3 tahun. Undang-undang
No. 28 tahun 2002
tentang bangunan
gedung.
5 Personil Personil Keselamatan Peraturan Masukan untuk perusahaan
keselamatan kerja pada perusahaan ini perundangan UU yang terkait dengan masalah
kerja terdapat pembagian divisi No. 1 tahun 1970 personil keselamatan kerja ini,
pada bidang P3K dan (Pasal 10 ayat 1, yaitu diharapkan bagian
beranggotakan 15 orang 2) yang personil ini tidak hanya siaga
bersertifikat yang siap mewajibkan untuk menanggulangi
untuk menanggulangi perusahaan untuk kecelakaan kerja tapi juga
kecelakaan di lapangan membentuk P2K. menyusun pembagian divisi
kerja. pada bidang K3 terkait dengan
masalah keselamatan kerja dan
membuat penyusunan program
eselamatan kerja dan juga
lebih meningkatkan upaya-
upaya promosi tentang
keselamatan kerja pada tenaga-
tenaga kerja di perusahaan
tersebut.
10
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan
perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental
maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Dari hasil
pengamatan, secara keseluruhan pabrik ini sudah memenuhi standard dan angka kejadian
kecelakaan kerja yang kecil. Salah satu kekurangan dari pabrik PT Indofood CBP adalah
tidak adanya peti atau kotak yang menutupi APAR (alat pemadam api ringan).
Pada tempat produksi, kami sudah melihat banyak spanduk mengenai
keselamatan kerja, terutama pada lokasi-lokasi yang berisiko tinggi. Spanduk tersebut
mudah dilihat dan terletak di beberapa tempat. Dalam hal APD, tanggap darurat dan
jalur evakuasi, serta personil keselamatan kerja juga sudah baik dan sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
5.2. SARAN
Perlunya peran serta pabrik dalam hal meningkatkan sistem manajemen kesehatan
dan keselamatan kerja yang dalam hal ini tentu melibatkan peran bagi semua pihak.
Tidak hanya bagi para pekerja, tetapi juga pengusaha itu sendiri, masyarakat dan
lingkungan sehingga dapat tercapai peningkatan mutu kehidupan dan produktivitas
nasional. Penerapan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja PT Indofood
CBP saat ini sudah cukup baik, sehingga dapat dipertahankan untuk kedepannya agar
tetap konsisten.
11
DAFTAR PUSTAKA
Sihotang, Rutaryanti. 2018. Makalah K3 Kelas A PT. INDOFOOD. Diakses
pada tanggal 18 September 2019.
<https://id.scribd.com/document/374824335/Makalah-K3-Kelas-a-PT-indofood>
iv