Anda di halaman 1dari 17

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Disusun oleh :

I Kadek Candra Puspayana


Pendidikan Teknik Elektro
1915061009

Universitas Pendidikan Ganesha


Singaraja
2020

i
Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga materi ini
bisa selesai pada waktunya.

Saya berharap semoga materi ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, saya memahami bahwa materi ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga saya sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya paper selanjutnya yang lebih baik lagi.

Kintamani, 27 April 2020

Penulis

ii
Daftar Isi
Sampul ……………………………..................................
……………………………………………….… i
Kata Pengantar ………………………...........................
…………………………………………….... ii
Daftar Isi ……………………………................................
…………………………………………….... iii
BAB I Pendahuluan …………………………...........................
…………………………………….… 1
1.1 Latar Belakang ………………………......................
…………………………………... 1
1.2 Tujuan …………………………...........................……………………...
……………….… 1
BAB II Pembahasan ………………………….........................…..
……………………………….... 2
2.1 Undang-undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja …...……………. 2
2.2 Peraturan Pemerintah (PP) …….…………....…............….
………………...…. 7
2.3 Peraturan Mentri dan Keputusan Presiden …....………….………..……
8
2.4 Peraturan dari Departemen Tenaga Kerja (Kepmenaker) ……..… 10
2.5 Peraturan dari Departemen Kesehatan (Permenkes) ………….….. 10
BAB III Penutup ………………………………………..............................……..
……………....… 13
3.1 Kesimpulan ………………..….....................……………………..
……………….… 13

Daftar Pustaka

iii
iv
BAB  I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kondisi  keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara


umum diperkirakan termasuk rendah. Kondisi  tersebut mencerminkan kesiapan daya
saing perusahaan Indonesia di dunia internasional masih sangat rendah. Indonesia
akan sulit menghadapi pasar global karena mengalami ketidakefisienan pemanfaatan
tenaga kerja (produktivitas kerja yang rendah). Padahal kemajuan perusahaan sangat
ditentukan peranan mutu tenaga kerjanya. Karena itu disamping perhatian
perusahaan, pemerintah juga perlu memfasilitasi dengan peraturan atau aturan
perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Nuansanya harus bersifat manusiawi
atau bermartabat.                    

Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuan hidupnya.


Dalam bekerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan faktor yang sangat
penting untuk diperhatikan karena seseorang yang mengalami sakit atau kecelakaan
dalam bekerja akan berdampak pada diri, keluarga dan lingkungannya. Salah satu
komponen yang dapat meminimalisir Kecelakaan dalam kerja adalah tenaga
kesehatan. Tenaga kesehatan mempunyai kemampuan untuk menangani korban
dalam kecelakaan kerja dan dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk
menyadari pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja.

1.2 Tujuan
Tujuan penulisan paper ini adalah untuk mengetahui undang-undang , peraturan
pemerintah , praturan mentri dan surat keputusan yang mengatur tentang kesehatan
dan keselamtan kerja bidang kelistrikan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Undang – Undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Perundang-undangan K3 merupakan salah satu alat kerja yang penting bagi


para Ahli K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) guna menerapkan K3 (Keselamatan
dan Kesehatan Kerja) di tempat kerja.Kesehatan dan Keselamatan Kerja atau yang
disingkat dalam K3 merupakan elemen penting yang harus disediakan perusahaan
untuk melindungi pekerjanya. Atas dasar itulah kemudian penerapan K3 ditetapkan
oleh pemerintah.Pelaksanaan dan penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
mengacu kepada Veiligheidsreglement tahun 1919 (Stbl. No. 406) yang kemudian
direvisi ke dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 1969 tentang Ketentuan-
ketentuan Pokok mengenai Pekerja.

Dengan demikian, penyusunan undang-undang ini memuat berbagai ketentuan


umum terhadap keselamatan kerja sesuai dengan perkembangan masyarakat,
teknologi, dan industrialisasi.Jika dikelompokkan, standarisasi dan penerapan K3
memiliki beberapa dasar hukum yang kuat. Untuk itu, mau tidak mau, suka tidak
suka, Keselamatan dan Kesehatan kerja haruslah menjadi perhatian bagi setiap
perusahaan, pemerintah, dan para pekerja. Adapun dasar hukum pelaksanaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja jika diurutkan dari yang tertinggi adalah sebagai
berikut.

1. Undang-Undang (UU)

Undang-undang yang mengatur mengenai K3, yang meliputi tempat kerja, hak
dan kewajiban pekerja, serta kewajiban pimpinan tempat kerja.

Undang-Undang K3

2
1. Undang-Undang Uap Tahun 1930 (Stoom Ordonnantie).
2. Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
3. UU No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
4. Undang-Undang Republik Indonesia No 13 Tahun 203 tentang
Ketenagakerjaan.

Berkaitan dengan beberapa peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah, adapun


dasar hukum dan perundangan yang mengatur penerapan K3 di antaranya adalah
sebagai berikut.

1. Undang-undang RI No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

Undang-undang ini mengatur tentang kewajiban pengurus serta kewajiban dan hak
pekerja. Adapun hak dan kewajiban masing-masing yakni:

1. Kewajiban pengurus atau pimpinan tempat kerja, di antaranya adalah sebagai


berikut:
2. Mencegah serta mengendalikan timbul atau menyebarnya bahaya yang
disebabkan oleh suhu, debu, kelembaban, kotoran, uap, asap, gas, cuaca, 
hembusan angin, radiasi, sinar, getaran, dan suara.
3. Mencegah serta mengurangi terjadinya bahaya ledakan.
4. Mengamankan serta memperlancar dalam pengangkutan orang, barang,
tanaman ataupun binatang.
5. Mencegah, mengurangi, serta memadamkan kebakaran yang terjadi.
6. Mendapatkan penerangan yang cukup serta sesuai.
7. Mencegah terjadinya aliran listrik berbahaya.
8. Mencegah serta mengurangi terjadinya kecelakaan.
9. Membuat tanda-tanda sign pada lokasi proyek supaya pekerja dapat selalu
waspada.
10. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
11. Memberi pertolongan ketika terjadi kecelakaan.

3
12. Memberi kesempatan untuk menyelamatkan diri apabila terjadi kebakaran
maupun kejadian berbahaya lainnya.
13. Menciptakan keserasian antara pekerja dengan lingkungan, alat kerja, serta
cara dan proses kerja.
14. Mencegah serta mengendalikan munculnya penyakit yang diakibatkan oleh
kerja, baik itu berupa keracunan, psikis, infeksi ataupun penularan.
15. Menyediakan alat-alat yang digunakan untuk melindungi  pekerja.
16. Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban.
17. Mengamankan serta memelihara berbagai jenis bangunan.
18. Mengamankan serta memperlancar pekerjaan dalam hal bongkar muat,
penyimpanan, dan perlakuan barang.
19. Menyesuaikan serta menyempurnakan pengamanan terhadap pekerjaan yang
berbahaya supaya dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan.
20. Melaksanakan pemeriksaan kondisi mental, kesehatan badan, serta
kemampuan fisik pekerja baru yang akan diterima oleh perusahaan ataupun
yang akan dipindah kerjakan. Yakni sesuai pada sifat pekerjaan yang akan
diampu oleh pekerja. Dalam hal ini, pemeriksaan dilakukan secara berkala.
21. Kewajiban untuk menempatkan segala syarat keselamatan kerja wajib pada
tempat-tempat yang mudah dilihat serta terbaca oleh pekerja.
22. Kewajiban untuk melaporkan segala kecelakaan kerja yang terjadi pada
tempat kerja.
23. Kewajiban untuk menyediakan alat perlindungan diri dengan cuma-cuma,
yang disertai dengan petunjuk yang diperlukan oleh pekerja serta siapa saja
yang memasuki tempat kerja.
24. Kewajiban untuk memasang segala gambar keselamatan kerja serta segala
bahan pembinaan lainnya di tempat yang mudah dilihat dan dibaca.
25. Kewajiban untuk menunjukkan serta menjelaskan kepada semua pekerja baru
mengenai:
26. Kondisi  bahaya yang akan timbul pada tempat kerjanya.

4
27. Pengamanan serta dan perlindungan terhadap alat-alat yang terdapat pada area
tempat kerja
28. Alat-alat perlindungan diri untuk pekerja yang bersangkutan
29. Cara dan sikap aman yang harus dilakukan ketika melaksanakan pekerjaan.
30. Sedangkan kewajiban dan hak pekerja di antaranya adalah sebagai berikut:
31. Memenuhi serta mentaati segala syarat-syarat kesehatan dan keselamatan
kerja yang diwajibkan
32. Memberikan keterangan secara jelas dan benar, jika diminta ahli atau
pengawas keselamatan kerja.
33. Menyatakan keberatan kerja, apabila syarat kesehatan dan keselamatan yang
diwajibkan diragukan, kecuali memang karena hal khusus yang ditentukan
oleh pengawas, namun dalam hal ini sesuai dengan batas yang masih bisa
dipertanggungjawabkan.
34. Memakai Alat Pelindung Diri (APD) secara benar dan tepat
35. Meminta pada pimpinan supaya dilaksanakan segala syarat kesehatan dan
keselamatan kerja yang diwajibkan

2. Undang-undang RI No. 23 pasal 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan

Dalam peraturan dan perundangan K3 ini, meliputi tentang:

 Kesehatan Kerja diselenggarakan dengan tujuan supaya semua pekerja sehat,


sehingga tak membahayakan dirinya sendiri serta masyarakat yang ada di
sekelilingnya. Dengan begitu, produktivitas kerja yang diperoleh dapat
optimal sejalan terhadap program perlindungan pekerja yang dituju.
 Kesehatan Kerja, yakni meliputi pencegahan penyakit yang diakibatkan oleh
pekerjaan, pelayanan kesehatan kerja, serta syarat kesehatan kerja.
 Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja.

5
3. Peraturan Uap 1930 ( Stoomverordening 1930 ), Stbl. No. 339 Tahun 1930

Pengertian Tenaga Kerja, Undang Undang dan Jenis Perlindungan

Dalam pasal 1 angka 2 Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang


ketenagakerjaan disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja, guna
menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun
masyarakat.

Tenaga kerja merupakan modal utama serta pelaksanaan dari pembangunan


masyarakat pancasila. Tujuan terpenting dari pembangunan masyarakat tersebut
adalah kesejahteraan rakyat termasuk tenaga kerja. Tenaga kerja sebagai pelaksana
pembangunan harus di jamin haknya, diatur kewajibannya dan dikembangkan daya
gunanya. Dalam peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER-04/MEN/1994
pengertian tenaga kerja adalah setiap orang yang bekerja pada perusahaan yang
belum wajib mengikuti program jaminan social tenaga kerja karena adanya
pentahapan kepesertaan.

Bentuk perlindungan tenaga kerja di Indonesia yang wajib di laksanakan oleh


setiap pengusaha atau perusahaan yang mempekerjakan orang untuk bekerja pada
perusahaan tersebut harus sangat diperhatikan, yaitu mengenai pemeliharaan dan
peningkatan kesejahteraan di maksud diselenggarakan dalam bentuk jaminan social
tenaga kerja yang bersifat umum untuk dilaksanakan atau bersifat dasar, dengan
bersaskan usaha bersama, kekeluargaan dan kegotong royongan sebagai mana yang
tercantum dalam jiwa dan semangat Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Jaminan pemeliharaan kesehatan merupakan jaminan sebagai upaya


penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan
pemeriksaan, pengobatan, dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan.
Pemeliharaan kesehatan dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja

6
sehingga dapat melaksanakan tugas sebaik-baiknya dan merupakan upaya kesehatan
dibidang penyembuhan. Oleh karena itu upaya penyembuhan memerlukan dana yang
tidak sedikit dan memberatkan jika dibebankan kepada perorangan, maka sudah
selayaknya diupayakan penanggulangan kemampuan masyarakat melalui program
jaminan social tenaga kerja. Para pekerja dalam pembangunan nasional semakin
meningkat, dengan resiko dan tanggung jawab serta tantangan yang dihadapinya.
Oleh karena itu kepada mereka dirasakan  perlu untuk diberikan perlindungan,
pemeliharaan, dan peningkatan kesejahteraannya sehingga menimbulkan rasa aman
dalam bekerja.

Adapun syarat-syarat keselamatan kerja antara lain :

1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan


2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
3. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan
4. Memberikan kesempatan atau jalan penyelamatan diri waktu kebakaran atau
kejadian-kejadian lain yang berbahaya
5. Memberikan pertolongan pada kecelakaan
6. Memberi alat-alat perlindungan diri pada pekerja
7. Memperoleh penerangan yang cukp dan sesuai
8. Menyelanggarakan suhu dan lembab udara yang baik
9. Memeliharaan kebersihan, kesehatan dan ketertiban

2.2 Peraturan Pemerintah (PP)

Peraturan pemerintah, yakni yang mengatur mengenai K3, yang meliputi izin
pemakaian zat radioaktif atau radiasi lainnya, keselamatan kerja terhadap dan
pengangkutan zat radioaktif. Produk hukum yang umum untuk diketahui adalah (1)
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 11 Tahun 1979 tentang Keselamatan

7
Kerja Pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi; (2) Peraturan
Pemerintah Nomor 7 Tahun 1973 tentang Pengawasan Atas Peredaran, Penyimpanan
dan Penggunaan Pestisida; (3) Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1973 tentang
Pengaturan dan Pengawasan Keselamatan Kerja di Bidang Pertambangan, (4) dan
lain sebagainya.

Peraturan Pemerintah terkait K3

1. Peraturan Uap Tahun 1930 (Stoom Verordening).


2. Peraturan Pemerintah No 7 Tahun 1973 tentang Pengawasan atas Peredaran,
Penyimpanan dan Peredaran Pestisida.
3. peraturan Pemerintah No 19 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan Pengawasan
Keselamatan Kerja di Bidang Pertambangan.
4. Peraturan Pemerintah No 11 Tahun 1979 tentang keselamatan Kerja Pada
Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.

2.3 PeraturanMentri dan Keputusan Presiden (Kepres)

Keputusan presiden, yakni mengatur aspek K3, meliputi penyakit yang timbul
akibat hubungan kerja.Produk hukum yang umum untuk diketahui adalah Keputusan
Presiden Nomor 22 Tahun 1993 tentang Penyakit yang Timbul Akibat Hubungan
Kerja.

Peraturan Menteri terkait K3

1. Permenakertranskop RI No 1 Tahun 1976 tentang Kewajiban Latihan


Hiperkes Bagi Dokter Perusahaan.
2. Permenakertrans RI No 1 Tahun 1978 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja dalam Pengangkutan dan Penebangan Kayu.

8
3. Permenakertrans RI No 3 Tahun 1978 tentang Penunjukan dan Wewenang
Serta Kewajiban Pegawai Pengawas Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Ahli Keselamatan Kerja.
4. Permenakertrans RI No 1 Tahun 19879 tentang Kewajiban Latihan Hygienen
Perusahaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja bagi Tenaga Paramedis
Perusahaan.
5. Permenakertrans RI No 1 Tahun 1980 tentang Keselamatan Kerja pada
Konstruksi Bangunan.
6. Permenakertrans RI No 2 Tahun 1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga
Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
7. Permenakertrans RI No 4 Tahun 1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan.
8. Permenakertrans RI No 1 Tahun 1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit
Akibat Kerja.
9. Permenakertrans RI No 1 Tahun 1982 tentang Bejana Tekan.
10. Permenakertrans RI No 2 Tahun 1982 tentang Kualifikasi Juru Las.
11. Permenakertrans RI No 3 Tahun 1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga
Kerja.
12. Permenaker RI No 2 Tahun 1983 tentang Instalasi Alarm Kebakaran
Otomatis.
13. Permenaker RI No 3 Tahun 1985 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pemakaian Asbes.
14. Permenaker RI No 4 Tahun 1985 tentang Pesawat Tenaga dan Produksi.
15. Permenaker RI No 5 Tahun 1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut.
16. Permenaker RI No 4 Tahun 1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja.
17. Permenaker RI No 1 Tahun 1988 tentang Kualifikasi dan Syarat-syarat
Operator Pesawat Uap.
18. Permenaker RI No 1 Tahun 1989 tentang Kualifikasi dan Syarat-syarat
Operator Keran Angkat.

9
19. Permenaker RI No 2 Tahun 1989 tentang Pengawasan Instalasi-instalasi
Penyalur Petir.
20. Permenaker RI No 2 Tahun 1992 tentang Tata Cara Penunjukan, Kewajiban
dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
21. Permenaker RI No 4 Tahun 1995 tentang Perusahaan Jasa Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
22. Permenaker RI No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja.
23. Permenaker RI No 1 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Pemeliharaan
Kesehatan Bagi Tenaga Kerja dengan Manfaat Lebih Dari Paket Jaminan
Pemeliharaan Dasar Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
24. Permenaker RI No 3 Tahun 1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan
Pemeriksaan Kecelakaan.
25. Permenaker RI No 4 Tahun 1998 tentang Pengangkatan, Pemberhentian dan
tata Kerja Dokter Penasehat.
26. Permenaker RI No 3 Tahun 1999 tentang Syarat-syarat Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Lift untuk Pengangkutan Orang dan Barang.

2.4 Peraturan dari Departemen Tenaga Kerja (Kepmenaker)

Peraturan tentang K3 terhadap syarat-syarat keselamatan kerja, yang meliputi


syarat-syarat K3 untuk penggunaan lift, konstruksi bangunan,  listrik, pemasangan
alat APAR (pemadam api ringan), serta instalasi penyalur petir.

Produk hukum yang umum untuk diketahui adalah Peraturan Menteri No. 5
tahun 1996 mengenai Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

2.5 Peraturan dari Departemen Kesehatan (Permenkes)

10
Peraturan yang mencakup aspek K3 di rumah sakit atau lebih terkait pada aspek
kesehatan kerja dibandingkan dengan keselamatan kerja. Hal tersebut disesuaikan
terhadap tugas dan fungsi dari Departemen Kesehatan.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perundang-undangan K3 merupakan salah satu alat kerja yang penting bagi


para Ahli K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) guna menerapkan K3 (Keselamatan
dan Kesehatan Kerja) di tempat kerja.Kesehatan dan Keselamatan Kerja atau yang
disingkat dalam K3 merupakan elemen penting yang harus disediakan perusahaan
untuk melindungi pekerjanya.

11
Adapun dasar hukum pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja jika
diurutkan dari yang tertinggi adalah sebagai berikut.

1. Undang-Undang (UU)

2. Peraturan dari Departemen Tenaga Kerja (Kepmenaker)

3. Peraturan Pemerintah (PP)

4. PeraturanMentri dan Keputusan Presiden (Kepres)

5. Peraturan dari Departemen Kesehatan (Permenkes)

Daftar Pustaka

https://www.academia.edu/34993957/RESUME_UU_PESAWAT_UAP diakses pada


tanggal 25 april 2020 pukul 16.45

https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2013/11/kumpulan-
perundang-undangan-k3.html diakses pada tanggal 25 april 2020 pukul 17.20

12
https://www.talenta.co/blog/insight-talenta/memahami-uu-no-13-tahun-2003-tentang-
ketenagakerjaan-dan-penjelasannya/ diakses pada tanggal 25 april 2020 pukul 19.00

https://mawisaranasamawi.com/perundangan-k3/ diakses pada tanggal 26 april 2020


pukul 13.25

13

Anda mungkin juga menyukai