NIP. 198311262022211005
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang dalam kami sampaikan kehadiran Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat
kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah
ini kami membahas "KESELAMATANDAN KESEHATAN KERJA". Yang
INTEGRASI MATA PELAJARAN ". Atas dukungan yang diberikan dalam penyusunan
laporan ini, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada.
Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat beberapa
kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari pembaca untuk penyempurnaan laporan ini.
Penyusun
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
A. KESIMPULAN .................................................................................................... 12
B. SARAN ................................................................................................................ 12
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Upaya pencegahan dan pengendalian bahaya kerja yang dapat menyebabkan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat dilakukan dengan penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) atau ergonomi di tempat kerja. Oleh karena itu, jika suatu sistem tidak
menerapkan K3 atau ergonomi atau menerapkannya tapi masih minimal atau menerapkannya
tapi kurang tepat / dengan cara yang salah / buruk maka dapat mengakibatkan kecelakaan-
kecelakaan kerja.
Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja menjadikan masalah yang besar bagi kelangsungan
suatu usaha atau sistem. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa kerugian materi yang cukup
besar namun lebih dari itu adalah timbulnya korban jiwa yang tidak sedikit jumlahnya.
Kehilangan sumber daya manusia ini merupakan kerugian yang sangat besar karena manusia
adalah satu-satunya sumber daya yang tidak dapat digantikan oleh teknologi apapun.Namun
apakah hanya itu kerugiannya? Tidak. Memang sudah mulai banyak orang yang mulai
menyadari dan memahami bahwa akibat kecelakaan kerja itu cukup merugikan seperti adanya
korban jiwa, korban luka, biaya pengobatan, dan terjadinya kerusakan properti.
1.Manfaat
1
Kombinasi tempat kerja dengan lingkungan kerja
Meningkatkan kinerja (performance) di tempat kerja
2.Tujuan
C.SISTEMATIKA PENULISAN
Lembar pengesahan
Kata pengantar
Daftar isi
Bab I Pendahuluan
A. Latar belakang
B. Manfaat dan Tujuan
1. Manfaat
2. Tujuan
A. Landasan Teori
B. Pemecahan Masalah
A. Kesimpulan
B. Saran
2
BAB II
A.LANDASAN TEORI
K3 atau Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan sebuah kondisi dan faktor yang
berdampak pada keselamatan dan kesehatan para ketenagakerjaan maupun orang lain yang
menyangkut atau yang berada di sekitar lingkungan pekerjaan tersebut.
Dari ketiga versi dari semua pengertian atau definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau
yang biasa disebut dengan K3 yang ada diatas ini, semuanya adalah pengertian yang secara
umum yang sering kali digunakan daripada pengertian lain.
Kata keselamatan itu berasal dari Bahasa Inggris ‘safety’ yang selalu dikaitkan atau
dihubungkan dengan terbebasnya atau selamat dari sebuah kecelakaan. Dari kata keselamatan
itu sendiri berarti bebas dari kecelakaan. Sedangkan kata kerja diambil dari kata dari Bahasa
Inggris yaitu ‘work’ yang maksudnya adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang
mendapatkan hasil.
3
4. Undang-undang Nomor 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang saat
ini telah diubah menjadi Sistem Jaminan Sosial Nasional Undang-undang Nomor 40
tahun 2004 yang mengatur jaminan sosial tenaga kerja salah satunya adalah jaminan
kecelakaan kerja.
5. Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 tentang Penyakit Yang Timbul Akibat
Hubungan Kerja
6. Peraturan Menteri Nomor 5 tahun 1996 mengenai Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3)
7. Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Dalam pasal 86
menegaskan hak pekerja untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan
kesehatan kerja.
8. Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
9. Peraturan Presiden Nomor 7 tahun 2019 tentang Penyakit Akibat Kerja
10. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 5 Tahun 2018 tentang K3 Lingkungan
Kerja
Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di tempat
kerja.
Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien.
Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas Nasional.
Kerapian tempat kerja sangat dibutuhkan untuk membuat segalanya menjadi teratur.
Dengan tempat kerja yang rapi dan teratur, proses bekerja pun akan terasa lebih nyaman.
Sebaliknya jika kondisi tempat kerja semrawut, hal itu secara tidak langsung menimbulkan
potensi bahaya bagi pekerja. Oleh karenanya, pihak perusahaan harus memastikan tempat kerja
selalu terjaga kerapiannya. Pekerja pun harus ikut menjaga agar kondisi tempat kerja selalu
nyaman dan aman.
4
B.Memulai Pekerjaan Tanpa Tahu Betul Semua Informasi yang Dibutuhkan
Sebelum melakukan pekerjaan, pastikan pekerja harus tahu semua informasi yang
diperlukan. Dengan begitu, pekerja tahu apa saja yang harus dilakukan dan bagaimana situasi
kerja yang mungkin dihadapi. Pekerja yang memulai pekerjaan tanpa informasi yang lengkap,
akan kebingungan nantinya. Sehingga kemungkinan akan bisa melanggar prosedur atau juga
memperlambat proses kerja. Karena itulah, sebaiknya jika belum memperoleh info lengkap
mengenai pekerjaan yang harus dilakukan, pekerja tidak memulai lebih dulu. Lebih baik
bertanya untuk mengetahui informasi yang dibutuhkan.
Ini mungkin penyebab kecelakaan kerja terburuk dilihat dari sisi karyawan sendiri. Sebab
prosedur kerja dibuat untuk mengamankan jiwa pekerja, namun secara sengaja hal itu dilanggar
oleh pekerja sendiri. Pengabaian prosedur keselamatan kerja ini bukan hanya membahayakan
diri sendiri, tapi juga membahayakan pekerja di sekitarnya. Karena itulah prosedur keselamatan
kerja harus selalu dipatuhi.
A.Faktor Teknis
1.Tempat Kerja
Tempat kerja harus memenuhi standar yang layak dalam menciptakan keamanan dan kesehatan
kerja seperti:
ukuran ruang
ventilasi udara
penerangan
instalasi listrik
kebersihan ruangan
suhu
dan lain-lain
5
Tak cuma memiliki fungsi yang tepat sesuai peruntukannya, kondisi mesin dan peralatan
juga berperan penting dalam menjaga K3.
Seperti contoh adalah mesin atau peralatan yang bergerak, berputar, bergesekan, dan
sebagainya mempunyai potensi dalam menyebabkan kecelakaan kerja yang cukup tinggi.
Maka dari itu, perlu diberi pelindung khusus sehingga tidak membahayakan operator atau
individu lainnya.
Umur mesin dan peralatan juga perlu diperhatikan. Makin tua suatu peralatan, makin
menurun tingkat produktivitasnya dan dapat menimbulkan bahaya tersendiri. Perusahaan harus
melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan secara berkala agar terhindar dari kemungkinan
kecelakaan.
Memindahkan barang yang berat atau berbahaya juga berpotensi menimbulkan kecelakaan
kerja. Oleh sebab itu, diperlukan perhitungan yang matang baik dari cara, jalur yang akan
digunakan, hingga alat bantu yang dipakai.
B.Faktor Non-Teknis
1.Ketidaktahuan
Mengoperasikan mesin dan peralatan otomotif harus dibekali dengan pengetahuan yang
cukup dan benar. Operator harus mampu memahami karakter dan fungsi masing-masing bagian
mesin dan peralatan dengan baik sebelum mengoperasikannya.
2.Keterampilan
Mengetahui saja tidak cukup. Operator harus mampu dan terampil dalam mengoperasikan
alat-alat. Keterampilan pun memerlukan waktu dan pengulangan berkali-kali.
3.Disiplin
Tidak sedikit kecelakaan kerja yang terjadi karena kurangnya kedisiplinan individu seperti
tergesa-gesa, bermain-main, atau kurangnya kesadaran diri. Faktor-faktor penyebab ini
haruslah dibenahi sehingga menjadi kebiasaan dan budaya yang baik.
6
4. Mengabaikan Keselamatan
Beberapa jenis pekerjaan mewajibkan tenaga kerja untuk menggunakan alat pelindung
sehingga menjaga keselamatannya. Namun, tidak sedikit kasus tenaga kerja yang mengalami
kecelakaan kerja lantaran tidak memenuhi persyaratan ini karena meremehkan dengan dalih
“sudah terbiasa” atau sebagainya.
C.Faktor Alam
Bencana alam sangat sulit diprediksi. Karena itu, sekalipun telah menyiapkan dan
menerapkan K3 sesuai standar untuk meminimalkan terjadinya kecelakaan kerja, kondisi ini
masih sangat mungkin terjadi akibat bencana alam. Adapun beberapa faktor alam yang kerap
menyebabkan kecelakaan kerja antara lain banjir, gempa bumi, dan badai (puting beliung,
topan, dan sebagainya).
7
1. Kecelakaan Kerja Berdasarkan Jenisnya
Kecelakaan kerja berdasarkan jenis sangat beragam. Berbagai tempat kerja memasukkan hal-
hal berikut sebagai jenis kecelakaan kerja.
Kecelakaan akibat mesin atau alat kerja, misalnya mesin pertambangan, mesin
pengolahan produk, alat tukang, dan sebagainya
Kecelakaan akibat alat pengangkut, misalnya kendaraan pendukung kegiatan
perusahaan dan mesin angkut
Kecelakaan akibat lingkungan kerja, misalnya tempat tinggi, area kerja bawah tanah,,
area dengan suhu ekstrem (panas atau dingin), area bertekanan tinggi, serta lingkungan
kerja yang kurang ideal (kurang pencahayaan, ventilasi buruk, banyak bagian
menonjol)
Kecelakaan akibat bahan dan zat tertentu, misalnya zat kimia, bahan berbahaya, debu,
logam berat, dan radiasi
Kecelakaan akibat sumber arus listrik, misalnya komponen elektrik, gardu listrik, dan
kabel bertekanan tinggi
8
Pengelompokan kecelakaan kerja juga harus merujuk pada jenis cedera yang bisa terjadi pada
pekerja. Berikut beberapa contoh umum kecelakaan kerja berdasarkan sifat cedera, luka, atau
kelainan pada tubuh.
8.APD
1.Safety Helmet
Safety Helmet ini berfungsi untuk melindungi kepala dari kejatuhan benda-benda berat dari
atas dan samping. Selain untuk melindungi kepala dari kejatuhan benda, safety helmet ini juga
melindungi kulit kepala dari teriknya sinar matahari di luar atau area kerja dan sebagai penanda
bahwa pengguna dari safety helmet ini adalah pekerja ditempat.
2.Safety Vest
Safety vest ini memiliki fungsi untuk mencegah terjadinya kontak kecelakaan pada saat
bekerja, mengurangi resiko dalam kecelakaan bekerja dan dapat terlihat pada saat bekerja di
malam hari. Selain itu, safety vest ini dapat melindungi pemakainya dari air. Sebagian besar
safety vest yang ada memiliki daya tahan terhadap air, itu dikarenakan bahan material rompi
yang terbuat dari bahan anti air. Sehingga dapat melindungi pemakainya dari air hujan atau
angin.
3.Safety Shoes
Safety shoes memiliki fungsi sebagai pelindung telapak kaki dari bahaya benda-benda tajam
yang tak terliihat oleh mata karena posisi benda tajam tersebut berada dibawah. Seperti halnya
paku, besi tajam, potongan seng atau alumunium dan lainnya. Ketebalan dari tapak safety shoes
9
ini sangatlah bagus, berbeda dengan tapak sepatu yang lain. Memang safety shoes ini
dikhususkan untuk para engineer saat bekerja di area proyek.
4.Safety Glasses
Safety glasses memiliki fungsi untuk melindungi mata dari debu, percikan api, sinar cahaya
yang cukup tinggi dan lainnya. Kacamata ini di desain khusus untuk para engineer, karena
dapat diperhatikan bahwa model dari kacamata ini menutupi area mata agar tidak ada benda-
benda yang kecil masuk dan melukai mata.
6.Mask
Masker berfungsi untuk melindungi pekerja dari debu atau aroma bau yang menyengat dan
tidak sedap. Seperti bahan-bahan kimia yang berbahaya untuk dihirup oleh manusia, jadi
dibutuhkannya masker yang sesuai dengan kondisi lapangan pekerjaan.
7.Gloves
Gloveses berfungsi sebagai pelindung telapak tangan dari pekerjaan yang dapat membuat
telapak tangan terluka karena benda tajam atau terbakar karena adanya percikan api di areal
pekerjaan.
8.Ear Plug
Ear Plug sangat berfungsi untuk melindungi telinga dan gendang telinga dari suara yang bising
atau tingkat kebisingan yang tinggi.
Memang jika dipikir kembali, alat pelindung diri itu tidak dapat melindungi pekerja
sepenuhnya dari bahaya yang mungkin saja terjadi. Namun, dengan memakai alat pelindung
diri yang lengkap dan sesuai standar maka metode keselamatan kerja sudah dilakukan dan
sesuai dengan standar yang berlaku.
B.PEMECAHAN MASALAH
10
Permasalahan
Melalaikan pemakaian APD
Melalaikan prosedur kerja
Tempat kerja yang tidak rapih
Pemecahan Masalah
Membiasakan diri memakai APD lengkap agar mengurangi resiko kecelakaan saat
bekerja
Menaati prosedur kerja yang di perintahkan
Merapihkan tempat kerja dan menata peralatan/barang dengan rapih
11
BAB III
A.KESIMPULAN
Jadi, Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sangat diperlukan karena menyangkut
perusahaan dan karyawannya. Penerapan K3 ini juga harus memiliki prosedur yang benar yang
harus diikuti sesuai dengan aturan perundang-undangan, karena apabila K3 tidak terlaksana,
tentu akan memberikan dampak buruk terhadap perusahaan dan karyawannya sendiri.
B.SARAN
Diharapkan dapat meningkatkan kuantitas pelatihan tentang Keselamatan dan kesehatan kerja
untuk memberikan pengetahuan Kepada karyawan mengenai bahaya-bahaya yang dapat terjadi
dari Pekerjaan yang mereka lakukan dan pentingnya melindungi diri, serta Memelihara mesin-
mesin pabrik agar tetap dalam kondisi baik dan tidak Membahayakan karyawan pada saat
bekerja.
12