Anda di halaman 1dari 17

LEMBAR PENGESAHAN

UNJUK KERJA DAN PRESENTASI INTEGRASI MATA PELAJARAN


KOMPETENSI KEAHLIAN KENDARAAN RINGAN OTOMOTIF
(TKRO)

Sumedang,...... Desember 2022

Kepala Kompetensi keahlian TKRO,

Taufik Saepurakman,S.Pd., Gr.

NIP. 198311262022211005

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur yang dalam kami sampaikan kehadiran Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat
kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah
ini kami membahas "KESELAMATANDAN KESEHATAN KERJA". Yang

berjudul "UNJUK KERJA DAN PRESENTASI

INTEGRASI MATA PELAJARAN ". Atas dukungan yang diberikan dalam penyusunan
laporan ini, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada.

▪ Dra. Elis Herawati, M.Pd., selaku kepala sekolah SMKN 1


▪ Taufik Saepurakman,S.Pd., Gr, selaku Kepala Kompetensi Keahlian TKRO
▪ Syaeful Anwar Firmansyah, S.Pd., selaku guru pembimbing kami, yang memberikan
dorongan dan masukan kepada penulis.
▪ Syaeful Anwar Firmansyah,S.pd., selaku wali kelas kami, yang banyak memberikan
▪ materi pendukung, bimbingan, dan masukan kepada penulis.
▪ Ibu dan Bapak Guru Pengajar di kelas X TKRO 3
▪ Semua pihak yang tidak dapat penulis rinci satu per satu yang telah membantu dalam
proses penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat beberapa
kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari pembaca untuk penyempurnaan laporan ini.

Penyusun

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................................. i

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG .......................................................................................... 1


B. MANFAAT DAN TUJUAN ................................................................................. 1
1. MANFAAT ..................................................................................................... 1
2. TUJUAN ......................................................................................................... 2
C. SISTEMATIKA PENULISAN ............................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN UNJUK KERJA KOMPETENSI KEAHLIAN ................ 3

A. LANDASAN TEORI ........................................................................................... 3


B. PEMECAHAN MASALAH ................................................................................ 10

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 12

A. KESIMPULAN .................................................................................................... 12
B. SARAN ................................................................................................................ 12

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Berbagai jenis organisasi meningkatkan perhatian terhadap pencapaian dan


upaya menunjukkan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja (K3) melalui pengendalian risiko
K3 yang konsisten dengan kebijakan dan sasaran K3-nya. Hal ini dilakukan dengan
pengetatan peraturan perundang-undangan, pengembangan kebijakan ekonomi dan tindakan
lain yang menumbuh kembangan praktek K3 yang baik, dan meningkatnya perhatian tentang
isu K3 oleh pihak yang berkepentingan.

Upaya pencegahan dan pengendalian bahaya kerja yang dapat menyebabkan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat dilakukan dengan penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) atau ergonomi di tempat kerja. Oleh karena itu, jika suatu sistem tidak
menerapkan K3 atau ergonomi atau menerapkannya tapi masih minimal atau menerapkannya
tapi kurang tepat / dengan cara yang salah / buruk maka dapat mengakibatkan kecelakaan-
kecelakaan kerja.

Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja menjadikan masalah yang besar bagi kelangsungan
suatu usaha atau sistem. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa kerugian materi yang cukup
besar namun lebih dari itu adalah timbulnya korban jiwa yang tidak sedikit jumlahnya.
Kehilangan sumber daya manusia ini merupakan kerugian yang sangat besar karena manusia
adalah satu-satunya sumber daya yang tidak dapat digantikan oleh teknologi apapun.Namun
apakah hanya itu kerugiannya? Tidak. Memang sudah mulai banyak orang yang mulai
menyadari dan memahami bahwa akibat kecelakaan kerja itu cukup merugikan seperti adanya
korban jiwa, korban luka, biaya pengobatan, dan terjadinya kerusakan properti.

B.MANFAAT DAN TUJUAN

1.Manfaat

 Pekerja akan memahami bahaya dan resiko pekerjaannya


 Agar dapat mengetahui jarak – jarak yang efektif hubungan kerja. Yaitu
manusia dengan mesin

1
 Kombinasi tempat kerja dengan lingkungan kerja
 Meningkatkan kinerja (performance) di tempat kerja

2.Tujuan

 Melindungi dan menjamin kesehatan dan keselamatan kerja dan setiap


orang yang bekerja
 Mencegah kecelakaan kerja..
 Bisa mengetahui gejala – gejala akan timbulnya suatu kecelakaan

C.SISTEMATIKA PENULISAN

Lembar pengesahan

Kata pengantar

Daftar isi

Bab I Pendahuluan

A. Latar belakang
B. Manfaat dan Tujuan
1. Manfaat
2. Tujuan

Bab II Pembahasan Ujuk Kerja Kompetensi

A. Landasan Teori
B. Pemecahan Masalah

Bab III kesimpulan dan saran

A. Kesimpulan
B. Saran

2
BAB II

PEMBAHASAN UNJUK KERJA KOMPETENSI KEAHLIAN

A.LANDASAN TEORI

1.Definisi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

K3 atau Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan sebuah kondisi dan faktor yang
berdampak pada keselamatan dan kesehatan para ketenagakerjaan maupun orang lain yang
menyangkut atau yang berada di sekitar lingkungan pekerjaan tersebut.

Dari ketiga versi dari semua pengertian atau definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau
yang biasa disebut dengan K3 yang ada diatas ini, semuanya adalah pengertian yang secara
umum yang sering kali digunakan daripada pengertian lain.

Kata keselamatan itu berasal dari Bahasa Inggris ‘safety’ yang selalu dikaitkan atau
dihubungkan dengan terbebasnya atau selamat dari sebuah kecelakaan. Dari kata keselamatan
itu sendiri berarti bebas dari kecelakaan. Sedangkan kata kerja diambil dari kata dari Bahasa
Inggris yaitu ‘work’ yang maksudnya adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang
mendapatkan hasil.

2.Undang-Undang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Undang-Undang


terkenal sebagai aturan pokok K3. UU ini mengatur kewajiban perusahaan dan pekerja
dalam melaksanakan keselamatan kerja.
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 4 tahun 1987 tentang Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)
3. Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan. Undang- Undang ini
memberi kewajiban bagi perusahaan untuk memeriksakan kesehatan badan, kondisi
mental, dan kemampuan fisik pekerja yang baru maupun yang akan dipindahkan ke
tempat kerja baru, sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan kepada pekerja,
serta pemeriksaan kesehatan secara berkala. Sebaliknya para pekerja juga berkewajiban
memakai alat pelindung diri (APD) dengan tepat dan benar serta mematuhi semua
syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan.

3
4. Undang-undang Nomor 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang saat
ini telah diubah menjadi Sistem Jaminan Sosial Nasional Undang-undang Nomor 40
tahun 2004 yang mengatur jaminan sosial tenaga kerja salah satunya adalah jaminan
kecelakaan kerja.
5. Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 tentang Penyakit Yang Timbul Akibat
Hubungan Kerja
6. Peraturan Menteri Nomor 5 tahun 1996 mengenai Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3)
7. Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Dalam pasal 86
menegaskan hak pekerja untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan
kesehatan kerja.
8. Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
9. Peraturan Presiden Nomor 7 tahun 2019 tentang Penyakit Akibat Kerja
10. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 5 Tahun 2018 tentang K3 Lingkungan
Kerja

3.Tujuan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

 Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di tempat
kerja.
 Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien.
 Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas Nasional.

4.Sebab-Sebab kecelakaan Kerja

A.Tidak Rapinya Tempat Kerja

Kerapian tempat kerja sangat dibutuhkan untuk membuat segalanya menjadi teratur.
Dengan tempat kerja yang rapi dan teratur, proses bekerja pun akan terasa lebih nyaman.
Sebaliknya jika kondisi tempat kerja semrawut, hal itu secara tidak langsung menimbulkan
potensi bahaya bagi pekerja. Oleh karenanya, pihak perusahaan harus memastikan tempat kerja
selalu terjaga kerapiannya. Pekerja pun harus ikut menjaga agar kondisi tempat kerja selalu
nyaman dan aman.

4
B.Memulai Pekerjaan Tanpa Tahu Betul Semua Informasi yang Dibutuhkan

Sebelum melakukan pekerjaan, pastikan pekerja harus tahu semua informasi yang
diperlukan. Dengan begitu, pekerja tahu apa saja yang harus dilakukan dan bagaimana situasi
kerja yang mungkin dihadapi. Pekerja yang memulai pekerjaan tanpa informasi yang lengkap,
akan kebingungan nantinya. Sehingga kemungkinan akan bisa melanggar prosedur atau juga
memperlambat proses kerja. Karena itulah, sebaiknya jika belum memperoleh info lengkap
mengenai pekerjaan yang harus dilakukan, pekerja tidak memulai lebih dulu. Lebih baik
bertanya untuk mengetahui informasi yang dibutuhkan.

C.Sengaja Mengabaikan Prosedur Keselamatan Kerja

Ini mungkin penyebab kecelakaan kerja terburuk dilihat dari sisi karyawan sendiri. Sebab
prosedur kerja dibuat untuk mengamankan jiwa pekerja, namun secara sengaja hal itu dilanggar
oleh pekerja sendiri. Pengabaian prosedur keselamatan kerja ini bukan hanya membahayakan
diri sendiri, tapi juga membahayakan pekerja di sekitarnya. Karena itulah prosedur keselamatan
kerja harus selalu dipatuhi.

5.Faktor-Faktor Kecelakaan Kerja

A.Faktor Teknis

1.Tempat Kerja

Tempat kerja harus memenuhi standar yang layak dalam menciptakan keamanan dan kesehatan
kerja seperti:

 ukuran ruang
 ventilasi udara
 penerangan
 instalasi listrik
 kebersihan ruangan
 suhu
 dan lain-lain

2.Kondisi Mesin dan Peralatan

5
Tak cuma memiliki fungsi yang tepat sesuai peruntukannya, kondisi mesin dan peralatan
juga berperan penting dalam menjaga K3.

Seperti contoh adalah mesin atau peralatan yang bergerak, berputar, bergesekan, dan
sebagainya mempunyai potensi dalam menyebabkan kecelakaan kerja yang cukup tinggi.
Maka dari itu, perlu diberi pelindung khusus sehingga tidak membahayakan operator atau
individu lainnya.

Umur mesin dan peralatan juga perlu diperhatikan. Makin tua suatu peralatan, makin
menurun tingkat produktivitasnya dan dapat menimbulkan bahaya tersendiri. Perusahaan harus
melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan secara berkala agar terhindar dari kemungkinan
kecelakaan.

3.Bahan dan Peralatan yang Bergerak

Memindahkan barang yang berat atau berbahaya juga berpotensi menimbulkan kecelakaan
kerja. Oleh sebab itu, diperlukan perhitungan yang matang baik dari cara, jalur yang akan
digunakan, hingga alat bantu yang dipakai.

B.Faktor Non-Teknis

1.Ketidaktahuan

Mengoperasikan mesin dan peralatan otomotif harus dibekali dengan pengetahuan yang
cukup dan benar. Operator harus mampu memahami karakter dan fungsi masing-masing bagian
mesin dan peralatan dengan baik sebelum mengoperasikannya.

2.Keterampilan

Mengetahui saja tidak cukup. Operator harus mampu dan terampil dalam mengoperasikan
alat-alat. Keterampilan pun memerlukan waktu dan pengulangan berkali-kali.

3.Disiplin

Tidak sedikit kecelakaan kerja yang terjadi karena kurangnya kedisiplinan individu seperti
tergesa-gesa, bermain-main, atau kurangnya kesadaran diri. Faktor-faktor penyebab ini
haruslah dibenahi sehingga menjadi kebiasaan dan budaya yang baik.

6
4. Mengabaikan Keselamatan

Beberapa jenis pekerjaan mewajibkan tenaga kerja untuk menggunakan alat pelindung
sehingga menjaga keselamatannya. Namun, tidak sedikit kasus tenaga kerja yang mengalami
kecelakaan kerja lantaran tidak memenuhi persyaratan ini karena meremehkan dengan dalih
“sudah terbiasa” atau sebagainya.

C.Faktor Alam

Bencana alam sangat sulit diprediksi. Karena itu, sekalipun telah menyiapkan dan
menerapkan K3 sesuai standar untuk meminimalkan terjadinya kecelakaan kerja, kondisi ini
masih sangat mungkin terjadi akibat bencana alam. Adapun beberapa faktor alam yang kerap
menyebabkan kecelakaan kerja antara lain banjir, gempa bumi, dan badai (puting beliung,
topan, dan sebagainya).

6.Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja

Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Pengendalian Bahaya Di Tempat Kerja :

 Pemantauan dan Pengendalian Kondisi Tidak Aman di tempat kerja.


 Pemantauan dan Pengendalian Tindakan Tidak Aman di tempat kerja.

Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Pembinaan dan Pengawasan :

 Pelatihan dan Pendidikan K3 terhadap tenaga kerja.


 Konseling dan Konsultasi mengenai penerapan K3 bersama tenaga kerja.
 Pengembangan Sumber Daya ataupun Teknologi yang berkaitan dengan peningkatan
penerapan K3 di tempat kerja.

Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Sistem Manajemen :

 Prosedur dan Aturan K3 di tempat kerja.


 Penyediaan Sarana dan Prasarana K3 dan pendukungnya di tempat kerja.
 Penghargaan dan Sanksi terhadap penerapan K3 di tempat kerja kepada tenaga kerja.

7.Penggolongan Kecelakaan Kerja

7
1. Kecelakaan Kerja Berdasarkan Jenisnya

Kecelakaan kerja berdasarkan jenis sangat beragam. Berbagai tempat kerja memasukkan hal-
hal berikut sebagai jenis kecelakaan kerja.

 Jatuh, tersandung, terpeleset


 Tertabrak, tertumbuk, terjepit, atau terhantam, baik oleh pekerja lain maupun objek
 Tersengat listrik
 Teriris atau terpotong benda tajam
 Terkena pengaruh suhu ekstrem, baik tinggi maupun rendah
 Melakukan aktivitas yang terlalu menekan fisik, misalnya gerakan-gerakan yang
mencederai otot
 Terkena efek produk kimiawi, racun, atau radiasi

2.Kecelakaan Kerja Berdasarkan Penyebab

Klasifikasi kecelakaan kerja berdasarkan penyebab memberi penjelasan terhadap hal-hal


berisiko yang ada di tempat kerja tertentu. Berikut beberapa contoh umumnya :

 Kecelakaan akibat mesin atau alat kerja, misalnya mesin pertambangan, mesin
pengolahan produk, alat tukang, dan sebagainya
 Kecelakaan akibat alat pengangkut, misalnya kendaraan pendukung kegiatan
perusahaan dan mesin angkut
 Kecelakaan akibat lingkungan kerja, misalnya tempat tinggi, area kerja bawah tanah,,
area dengan suhu ekstrem (panas atau dingin), area bertekanan tinggi, serta lingkungan
kerja yang kurang ideal (kurang pencahayaan, ventilasi buruk, banyak bagian
menonjol)
 Kecelakaan akibat bahan dan zat tertentu, misalnya zat kimia, bahan berbahaya, debu,
logam berat, dan radiasi
 Kecelakaan akibat sumber arus listrik, misalnya komponen elektrik, gardu listrik, dan
kabel bertekanan tinggi

3.Kecelakaan Kerja Berdasarkan Sifat Cedera

8
Pengelompokan kecelakaan kerja juga harus merujuk pada jenis cedera yang bisa terjadi pada
pekerja. Berikut beberapa contoh umum kecelakaan kerja berdasarkan sifat cedera, luka, atau
kelainan pada tubuh.

 Tulang patah, retak, atau bergeser


 Terkilir, memar, nyeri, dan tegang otot
 Pendarahan akibat tikaman, goresan, atau tusukan
 Kerusakan bagian tubuh, hilangnya fungsi bagian tubuh tertentu, dan amputasi
 Luka dalam
 Keracunan kronis maupun akut
 Penurunan fungsi tubuh akibat radiasi atau kontak dengan bahan kimia
 Luka bakar akibat ledakan, uap panas, api, atau benda cair
 Terpapar racun, bisa, sampah biologis, bakteri, dan bahan organik lain
 Kehabisan napas atau mati lemas

8.APD

1.Safety Helmet

Safety Helmet ini berfungsi untuk melindungi kepala dari kejatuhan benda-benda berat dari
atas dan samping. Selain untuk melindungi kepala dari kejatuhan benda, safety helmet ini juga
melindungi kulit kepala dari teriknya sinar matahari di luar atau area kerja dan sebagai penanda
bahwa pengguna dari safety helmet ini adalah pekerja ditempat.

2.Safety Vest
Safety vest ini memiliki fungsi untuk mencegah terjadinya kontak kecelakaan pada saat
bekerja, mengurangi resiko dalam kecelakaan bekerja dan dapat terlihat pada saat bekerja di
malam hari. Selain itu, safety vest ini dapat melindungi pemakainya dari air. Sebagian besar
safety vest yang ada memiliki daya tahan terhadap air, itu dikarenakan bahan material rompi
yang terbuat dari bahan anti air. Sehingga dapat melindungi pemakainya dari air hujan atau
angin.

3.Safety Shoes
Safety shoes memiliki fungsi sebagai pelindung telapak kaki dari bahaya benda-benda tajam
yang tak terliihat oleh mata karena posisi benda tajam tersebut berada dibawah. Seperti halnya
paku, besi tajam, potongan seng atau alumunium dan lainnya. Ketebalan dari tapak safety shoes

9
ini sangatlah bagus, berbeda dengan tapak sepatu yang lain. Memang safety shoes ini
dikhususkan untuk para engineer saat bekerja di area proyek.

4.Safety Glasses
Safety glasses memiliki fungsi untuk melindungi mata dari debu, percikan api, sinar cahaya
yang cukup tinggi dan lainnya. Kacamata ini di desain khusus untuk para engineer, karena
dapat diperhatikan bahwa model dari kacamata ini menutupi area mata agar tidak ada benda-
benda yang kecil masuk dan melukai mata.

5.Full Body Harness


Full body Harness memiliki fungsi sebagai pelindung pekerja dari ketinggian. Alat ini
digunakan oleh para pekerja pada saat ditempat ketinggian. Hal ini untuk mencegah para
pekerja jatuh dan dapat menyebabkan cacat permanen atau kematian.

6.Mask
Masker berfungsi untuk melindungi pekerja dari debu atau aroma bau yang menyengat dan
tidak sedap. Seperti bahan-bahan kimia yang berbahaya untuk dihirup oleh manusia, jadi
dibutuhkannya masker yang sesuai dengan kondisi lapangan pekerjaan.

7.Gloves
Gloveses berfungsi sebagai pelindung telapak tangan dari pekerjaan yang dapat membuat
telapak tangan terluka karena benda tajam atau terbakar karena adanya percikan api di areal
pekerjaan.

8.Ear Plug
Ear Plug sangat berfungsi untuk melindungi telinga dan gendang telinga dari suara yang bising
atau tingkat kebisingan yang tinggi.
Memang jika dipikir kembali, alat pelindung diri itu tidak dapat melindungi pekerja
sepenuhnya dari bahaya yang mungkin saja terjadi. Namun, dengan memakai alat pelindung
diri yang lengkap dan sesuai standar maka metode keselamatan kerja sudah dilakukan dan
sesuai dengan standar yang berlaku.

B.PEMECAHAN MASALAH

10
Permasalahan
 Melalaikan pemakaian APD
 Melalaikan prosedur kerja
 Tempat kerja yang tidak rapih
Pemecahan Masalah
 Membiasakan diri memakai APD lengkap agar mengurangi resiko kecelakaan saat
bekerja
 Menaati prosedur kerja yang di perintahkan
 Merapihkan tempat kerja dan menata peralatan/barang dengan rapih

11
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A.KESIMPULAN

Jadi, Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sangat diperlukan karena menyangkut
perusahaan dan karyawannya. Penerapan K3 ini juga harus memiliki prosedur yang benar yang
harus diikuti sesuai dengan aturan perundang-undangan, karena apabila K3 tidak terlaksana,
tentu akan memberikan dampak buruk terhadap perusahaan dan karyawannya sendiri.

B.SARAN

Diharapkan dapat meningkatkan kuantitas pelatihan tentang Keselamatan dan kesehatan kerja
untuk memberikan pengetahuan Kepada karyawan mengenai bahaya-bahaya yang dapat terjadi
dari Pekerjaan yang mereka lakukan dan pentingnya melindungi diri, serta Memelihara mesin-
mesin pabrik agar tetap dalam kondisi baik dan tidak Membahayakan karyawan pada saat
bekerja.

12

Anda mungkin juga menyukai