Disusun Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya. Penyusun dapat menyelesaikan Makalah ini dengan baik meskipun
banyak kekurangan didalaminya
Penyusun sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Makalah “Pelaporan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)”
Penyusun juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penyusun berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan Makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun dapat berguna bagi penyusun sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya penyusun mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari anda demi
perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Kelompok
2
DAFTAR ISI
COVER...............................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................7
C. Tujuan Penelitian..................................................................................................7
A. Jenis Penelitian......................................................................................................11
B. Metode Pengumpulan Data..................................................................................11
C. Teknik Pengelolaan Dan Analisis Data...............................................................13
A. Hasil Penelitian......................................................................................................14
B. Pembahasan...........................................................................................................16
BAB V PENUTUP.............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................20
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
pemertintah. Program ini lahir dari keprihatinan akan banyaknya kecelakaan yang terjadi
ditempat kerja yang mngakibatkan penderitaan bagi pekerja maupun keluarga pekerja.
Karena frekuensi kerja tidak begitu banyak, maka banyak yang memandang sebelah mata
pada program ini. Undang-undang dibidang K3 sudah ada sejak tahun 1970 yaitu No. 1
tahun 1970 yang mulai di undangkan pada tanggal 12 Januari 1970 yang juga dijadikanhari
lahirnya K3. Namun, hingga tahun 2000 K3 baru mulai banyak dikenal dikalanga
nmasyarakat dan perusahaan karena memiliki faktor penting bagi produktifitas dan
kesehatanyang baik merupakan potensi untuk meraih produktifitas kerja yang baik pula.
Pekerjayang menuntut produktifitas kerja tinggi hanya dapat dilakukan oleh tenaga kerja
menyebabkan tenaga kerja tidak atau kurang produktif dalam melakukan pekerjaannya.
perusahaan besar, pabrik, kantor, ataupun instalasi yang bersekala besar sudah sepatut nya
untuk menerapkan K3. Hal ini berarti bahwa semua pihak yang terlibat di perusahaan
memiliki peluang sama untuk mengalami kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
Pertambangan batubara merupakan salah satu industri dengan tingkat bahaya dan
risiko tinggi terjadinya kecelakaan kerja . Frekuensi kecelakaan kerja yang terjadi di sektor
pertambangan batubara menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi yang berarti bahwa
4
tingkat risiko penyebab kecelakaan kerja di pertambangan batubara pun sangat tinggi. Data
menunjukkan bahwa kecelakaan tambang yang terjadi tahun 2017-2019 di Indonesia baik
kecelakaan ringan, berat, dan meninggal dunia masing-masing 167 kasus, 146 kasus, dan
158 kasus .
antara lain ledakan dan kebakaran yang dapat menewaskan karyawan akibat kelalaian atau
perilaku tidak aman. Paparan debu batubara dan debu lingkungan dari aktivitas
fungsi paru, obstruktif, infeksi saluran pernapasan akut, pneumokoniosis, dan gangguan
pernapasan lainnya. Kecelakaan kerja berupa terjepit, tergores, dan bahkan kehilangan
sebagian anggota badan seperti jari tangan pada area workshop. Selain itu, aktivitas saat
pengangkutan dan lalu lintas karyawan di jalan pengangkutan batubara (hauling) juga
dapat menyebabkan kecelakaan kerja seperti tabrakan yang dapat melukai dan
menewaskan karyawan, kendaraan terbalik akibat kondisi jalan berlubang, berbelok, dan
terjatuh.
dan risiko kecelakaan kerja. Misalnya, dukungan Pemerintah Cina terhadap keselamatan
tambang batubara yang terus meningkat berdampak signifikan pada penurunan angka
kematian akibat kecelakaan kerja, akan tetapi kejadian kecelakaan kerja masih tetap
terjadi. Pemerintah Indonesia pun telah mengamanatkan dalam suatu kebijakan tentang
mengurangi kecelakaan kerja dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja dan atau
serikat pekerja.
Pihak perusahaan pun telah melakukan upaya pengendalian bahaya dan risiko
5
kecelakaan kerja, namun kejadiannya terus terjadi. Berbagai faktor penyebab sehingga
masih terjadi kecelakaan kerja di perusahaan antara lain permasalahan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) belum menjadi prioritas, kepatuhan karyawan terhadap pentingnya
yakni sistem pelaporan kecelakaan kerja dengan melibatkan unsur pekerja, pengusaha, dan
pemerintah. Pengurus atau pengusaha wajib melaporkan setiap kecelakaan yang terjadi di
tempat kerja yang dipimpinnya. Begitu pula dengan pekerja memiliki tanggung jawab
melaporkan kecelakaan kerja yang dialami dan potensi bahaya yang ditemukan di tempat
berdasarkan laporan yang diterima dari pihak perusahaan dan selanjutnya dilakukan
analisis kecelakaan beradasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 03 Tahun 1998
memberikan informasi tentang area dan karyawan yang berisiko mengalami kecelakaan
menjadi salah satu fokus perhatian perusahaan dengan tingkat risiko tinggi kecelakaan
kecelakaan kerja dan pengendalian bahaya bukan hanya menjadi tanggung jawab
perusahaan dan pemerintah saja, tetapi juga partisipasi karyawan. PT. Putra Kajang
Kalimantan Timur. Sejak beroperasi, masih ditemukan karyawan yang tidak melaporkan
kecelakaan kerja dan potensi bahaya yang terdapat di tempat kerja. Padahal, pihak
perusahaan telah mengimbau kepada setiap karyawan agar melaporkan kecelakaan kerja
yang dialami dan potensi bahaya yang ditemukan saat berada di tempat kerja. Salah satu
6
faktor penyebab pekerja tidak melaporkan kecelakaan kerja dan potensi bahaya karena
dokumentasi dalam menemukan kondisi dan perilaku pekerja yang tidak aman.
Dukungan dan partisipasi karyawan yang baik merupakan hal penting dalam
dicegah agar tidak terulang kembali di masa yang akan datang dan secara signifikan
kajian tentang persepsi karyawan terhadap sistem pelaporan kecelakaan kerja dan potensi
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini dapat dirumuskan masalahnya
sebagai berikut:
1. Bagaimana persepsi karyawan Pertambangan Batubara terhadap system pelaporan
kecelakaan kerja dan potensi bahaya?
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini dimaksudkan untuk diantaranya :
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Kesehatan dan Keselamatan Kerja secara
lebih mendalam lagi.
2. Mengetahui bagaimana penerapan K3 yang sudah atau belum dijalankan dalam
Pertambangan Batubara PT.Putra Kajang Kalimantan Timur
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
“Secara filosofis, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) diartikan sebagai suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan jasmani maupun rohani tenagakerja, pada
khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya menujumasyarakat adil dan
makmur. Sedangkan secara keilmuan K3 diartikan sebagai suatuilmu pengetahuan dan
penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinyakecelakaan dan penyakit
akibat kerja. (Forum, 2008, edisi no.11)”
“Konsep dasar mengenai keselamatan dan kesehatan kerja adalah perilaku yang tidak
aman karena kurangnya kesadaran pekerja dan kondisi lingkungan yang tidak aman”.
(http://ohsas-18001-occupational-health-and-safety.com).
8
a. Sistem Pelaporan Kecelakaan Kerja
Sistem pelaporan pada dasarnya berperan penting. Tidak ada suatu kejadian atau
kecelakaan yang dapat diabaikan. Laporan kecelakaan menyeluruh adalah pada
dasarnya peka terhadap kerugian yang berpengaruh terhadap manajemen.
Mungkin akibat suatu kecelakaan dapat dikategorikan “kecil”, “sedang”, atau
“parah”. Namun kategori kecelakaan apapun harus dianggap penting oleh
manajemen. Kecelakaan kerja yang tidak dilaporka akan berkembang ibarat
kanker pada tubuh manusia (Silalahi, 1995).
Menurut kode praktis (ILO, 2014) pelaporan adalah suatu prosedur yang
ditepakan didalam hukum dan peraturan nasional dan praktik di perusahaan agar
para pekerja melaporkan kepada penyedia mereka, orang yang berkompeten, atau
badan lain yang ditetapkan tentang informasi mengenai :
9
“Kesehatan dan keselamatan kerja adalah dua hal yang sangat penting. Oleh
karenanya, semua perusahaan kontraktor berkewajiban menyediakan semua keperluan
peralatan/perlengkapan perlindungan diri atau Personal Protective Equipment (Ervianto,
2005, hal 199).”
“Kontrol manajemen konstruksi dapat mengurangi ataupun mengeliminasi kondisi
rawan kecelakaan. Walaupun teknik manajemen dapat menjamin keselamatan,tetapi akan
lebih aman jika digunakan Alat Perlindungan Diri (APD). Jika kecelakaantetap terjadi setelah
kontrol manajemen konstruksi diterapkan, yang harus diperhatikanadalah mengkaji
kelengkapan keamanan dan keselamatan. Peralatan keamananmenyediakan keamanan dalam
bekerja, jika peralatan ini tidak berfungsi dengan baik,maka resiko terjadi kecelakaan pada
pekerja besar (Charles A. W, 1999, hal 401).”
“Beberapa bentuk dari peralatan perlindungan diri telah memiliki standar di proyek
konstruksi dan tersedia di pabrik ataupun industri konstruksi. Helm pelindung dan sepatu
merupakan peralatan perlindungan diri yang secara umum digunakan para pekerja untuk
melindungi diri dari benda keras. Di beberapa industri, kacamata pelindung dibutuhkan.
Kelengkapan peralatan perlindungan diri membantu pekerjamelindungi dari kecelakaan dan
luka-luka, (Charles A. W, 1999, hal 401)”
“Alat pelindung diri guna keperluan kerja harus diidentifikasi, kondisi dimana alat
pelindung diri harus dikenakan, harus ditentukan, dan direncanakan secara sesuai,serta
dirancang meliputi training dan pengawasan untuk tetap terjamin
(http://www.ohsas-18001-occupational-health-and-safety.com/)
10
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Pengumpulan data merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian, metode
pengumpulan data ditentukan pula oleh pemecahan masalah yang ingindicapai. Jadi
pengumpulan data merupakan salah satu faktor yang harusdiperhatikan oleh seorang
peneliti. Metode yang digunakan dalam penelitan ini, antara lain:
1) Observasi
Pengumpulan data dengan observasi menuntut peneliti untuk terjun langsung
kelapangan untuk mengamati dan mengawasi keadaan seperti tempat, ruang,
kegiatan, artefak lingkungan, peristiwa, perasaan, tujuan dan tingkah laku subjek
penelitian pada waktu tertentu (Hamzah, 2019).
2) Wawancara
Teknik pengumpulan data wawancara adalah teknik yang menjadikan percakapan
11
yang dilakukan oleh peneliti dan narasumber. Peneliti mengajukan pertanyaan
berkaitan dengan masalah yang diteliti. Wawancara mendalam (indepth intervew)
membutuhkan kerjasama antara peneliti dan informan untuk mendapatkan
informasi yang akurat dan baik (Moleong, 2009).
3) Kuesioner
Kuesioner juga bisa dijadikan sebagai metode penelitian deskriptif untuk
memperoleh data. Pada umumnya, peneliti yang menggunakan kuesioner memilih
penelitian kuantitatif. Adapun, kuesioner dibuat peneliti dengan merumuskan
sejumlah pertanyaan yang merujuk pada instrumen penelitian. Selain itu,
pertanyaan juga dapat dibuat dengan melihat teori dan konsep yang digunakan
dalam penelitian. Namun, hasil dari kuesioner pada penelitian selain kuantitatif
biasanya hanya merupakan data pendukung atau data sekunder saja.
4) Studi Pustaka
Studi Pustaka, Metode ini pada umumnya dilakukan peneliti yang ingin
melakukan riset atau penelitian yang bersumber dari literatur atau karya sastra
seperti buku. Pada umumnya peneliti terlebih dahulu akan mencari sejumlah buku
yang relevan dengan topik penelitian. Kemudian, membacanya satu persatu demi
mendapatkan data yang diperlukan.
5) Studi Dokumen
Metode penelitian studi dokumen lebih memilih untuk mengumpulkan dokumen-
dokumen yang relevan dengan penelitian. Perlu dicatat bahwa dokumen yang
dimaksud di sini tidak hanya berpaku pada dokumen teks yang berisi tulisan pada
lembaran kertas, tetapi dokumen juga bisa berupa foto, video, dan sumber digital.
Seumpamanya masih diperlukan wawancara untuk menguji hasil yang diperoleh
dari teknik ini sifatnya hanya berupa rekomendasi saja.
6) Instrumen Penelitian
Dalam mengatur dan mengendalikan kondisi operasi pada alat proses diperlukan
adanya alat-alat kontrol atau instrumentasi. Instrumentasi dapat berupa suatu
petunjuk (indikator), perekam (recorder), pengendali (controller). Dalam industri
kimia banyak variabel yang perlu diukur atau dikontrol seperti : temperatur,
tekanan, laju alir, ketinggian cairan pada suatu alat. Instrumentasi merupakan
bagian yang penting dalam pengendalian proses suatu pabrik industri. Pada
dasarnya alat control hanya digunakan pada alat yang mempengaruhi kualitas dan
kuantitas produk yang dihasilkan.
12
peringatan.
• Efisiensi kerja akan lebih meningkat.
• Jenis instrument
• Range yang di perlukan untuk pengukuran
• Ketelitian yang di perlukan
• Bahan konsentrasi serta pengaruh pemasangan pada kondisi proses
• Faktor ekonomi
Dari hasil wawancara sesuai dengan petunjuk pengolahan data kualitatif serta
sesuai dengan tujuan penelitian ini dan selanjutnya dianalisis dengan deskripsi analisis isi
(content analysis) yaitu teknik yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha
untuk menentukan karakteristik pesan secara objektif dan sistematis, kemudian di
interpretasikan dan disajikan dalam bentuk narasi.
13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHSAN
A. HASIL PENELITIAN
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah persepsi karyawan terhadap
sistem pelaporan kecelakaan kerja dan potensi bahaya. Persepsi karyawan dikategorikan
menjadi positif jika karyawan menganggap bahwa pelaporan kecelakaan kerja dan
potensi bahaya itu baik dan penting untuk dilakukan, sebaliknya persepsi negatif jika
karyawan menganggap bahwa pelaporan kecelakaan kerja dan potensi bahaya itu tidak
penting dilakukan. Adapun data dan informasi yang berhasil diperoleh dari responden
penelitian disajikan pada tabel 1, tabel 2, dan tabel 3 di bawah ini.
14
sendiri maupun kecelakaan dialami oleh rekan kerjanya. Masih terdapat 18,2 % karyawan
yang menyatakan bahwa kurang penting, dan 9,1 % yang menganggap tidak penting
melaporkan kecelakaan kerja. Sebanyak 67,3 % karyawan yang menilai penting, 14,5 %
karyawan menyatakan kurang penting, dan 18,2 % yang menganggap bahwa tidak
penting melakukan pelaporan potensi bahaya dan risiko di tempat kerja.
15
kecelakaan. Karyawan yang mengalami kecelakaan kerja melaporkan kepada teman
kerja, supervisor K3, dan kepada direksi/manager masing-masing 1,8 %.
B. PEMBAHASAN
16
sebelum sampai dimanfaatkan oleh konsumen. Pada setiap tahapan tersebut masih
ditemukan seringkali terjadi kecelakaan kerja seperti tertimbun tanah saat pengupasan
lahan permukaan, terjatuh dari ketinggian lahan dan terluka, tergores dan terpotong pada
saat reparasi peralatan di workshop, terkilir hingga patah tulang, keluhan kesehatan
berupa gangguan sistem pernapasan dan muskuloskeletal, tertabrak hingga meninggal
dunia saat proses pengangkutan, dan berbagai risiko kecelakaan kerja lainnya.
Banyaknya bahaya dan risiko pada kegiatan usaha pertambangan batubara maka
Pemerintah Indonesia membuat kebijakan yang mengatur tentang kewajiban perusahaan
melaksanakan ketentuan keselamatan pertambangan dengan berbagai kegiatan antara lain
program keselamatan kerja yang meliputi pencegahan dan penyelidikan kecelakaan,
kebakaran, dan kejadian lain yang berbahaya. Kegiatan pelaporan kecelakaan kerja
merupakan salah satu upaya pencegahan dan penyelidikan kecelakaan kerja agar kejadian
kecelakaan serupa dan bahkan mencegah tidak terjadinya kecelakaan telah diatur dalam
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 03 Tahun 1998 Tentang Tatacara Pelaporan dan
Pemeriksaan Kecelakaan Kerja. Pelaksanaan sistem pelaporan kecelakaan kerja yang
dilakukan di berbagai sektor industri seperti pertambangan batubara di Indonesia masih
dilakukan secara manual sehingga ditemukan masih banyak kelemahan dalam
penerapannya.
17
sumbernya, dan meningkatkan tingkat manajemen keselamatan tambang batubara. Sistem
keamanan dan keselamatan pertambangan batubara merupakan hal penting untuk
mencegah kecelakaan tambang yang dapat mengakibatkan banyaknya korban jiwa. Salah
satu sistem yang dikenal adalah sistem pemantauan keselamatan penambang batubara
secara digital untuk mendeteksi bahaya di lingkungan kerja dan menghubungkannya
dengan karyawan serta unit pengendali agar segera dilakukan upaya pengendalian
bahaya.
18
perangkat lunak. Selain itu, dibutuhkan partisipasi karyawan dalam melaporkan
kecelakaan kerja dan potensi bahaya serta melek teknologi. Partisipasi semua komponen
di tempat kerja yakni karyawan atau serikat pekerja, pengusaha atau manajemen
perusahaan, dan pemerintah sangatlah penting dalam pencegahan dan pengendalian
kecelakaan kerja.
BAB V
PENUTUP
19
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/37727406/
LAPORAN_KESELAMATAN_DAN_KESEHATAN_KERJA 2018
https://belajarkreatif.metode-penelitian-deskriptif-lengkap-dengan-penjelasannya
(2021)
20