Disusun Oleh :
2231120083
KOTA MALANG
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan segala rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu yang berjudul
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3).
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dosen pada matakuliah K3 pada jurusan
Teknik Elektro, Prodi D3 Teknik Listrik, Kelas 1B, Politeknik Negeri Malang. Dalam
kesempatan kali ini, penulis akan menyampaikan terima kasih kepada pihak yang membantu
menyelesaikan, antara lain :
1. Drs. Awan Setiawan, M.MT, MM, selaku Direktur Politeknik Negeri Malang.
3. Orang tua serta keluarga yang selalu memberi do’a dan dukungan.
4. Teman-teman yang memberikan semangat dan dorongan agar makalah ini cepat selesai.
Penulis juga menyadari bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan. Oleh sebab
itu, mohon diberikan kritik dan saran untuk kemajuan penulis di makalah berikutnya. Penulis
berharap makalah ini dapat berguna bagi pembaca untuk menambah wawasan serta pengetahuan
mengenai Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3).
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Pada aktivitas sehari-hari dalam melakukan kegiatan, kita seringkali tidak menganggap akan
menerima resiko kecelakaan di diri kita sendiri. banyak sekali masyarakat yang belum menyadari
akan hal ini, termasuk di Indonesia. Baik pada lingkungan kerja (perusahaan, pabrik, atau
kantor), di jalan raya, tempat umum maupun lingkungan rumah. Kesehatan dan Keselamatan
Kerja( K3) ialah salah satu wujud upaya buat membentuk tempat kerja yang nyaman, sehat,
bebas dari pencemaran area, sehingga bisa mengurangi ataupun terhindar dari musibah kerja
serta penyakit dampak kerja yang kesimpulannya bisa meningkatkan efisiensi dan produktivitas
kerja. Musibah kerja tidak saja memunculkan korban jiwa ataupun kerugian modul buat pekerja
dan pengusaha, tetapi juga mampu mengusik proses penciptaan secara merata, merusak area
yang berarti akan berakibat pada masyarakat sekitar.Penerapan K3 merupakan buat mengurangi
atau mencegah kecelakaan yang mengakibatkan cidera atau kerugian materi karena itu, para
pakar K3 berupaya menyelidiki fenomena kecelakaan, faktor penyebab, dan cara efektif buat
mencegahnya.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi pekerja,
perusahaan, lingkungan hidup serta masyarakat sekitar berasal dari bahaya dampak kecelakaan
kerja. Perlindungan tadi ialah hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan juga instansi
pemerintahan. Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan membentuk sistem
keselamatan dan kesehatan kerja di daerah kerja dengan melibatkan unsur manajemen, energi
kerja, syarat serta lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi
kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya daerah kerja yang aman, efisien serta
produktif (Azmi, 2008). Macam hambatan, salah satu diantaranya merupakan pola pikir yang
masih tradisional yang menganggap kecelakaan adalah sebagai musibah, sehingga warga bersifat
pasrah terhadap kecelakaan kerja yang menimpa mereka (Ramli, 2010).
Selain itu, keselamatan dan kesehatan kerja sangat diperhatikan guna terwujudnya keselamatan
dan kesehatan kerja berarti dapat menekan biaya operasional pekerjaan. Apabila dalam suatu
pekerjaan terjadi kecelakaan, maka akan bertambah jumlah pengeluaran operasional, yang pada
akhirnya bias mengalami kerugian pada perusahaan. Kecelakaan yang berat juga dapat
menimbulkan aspek financial dana, dan bisa juga menyebabkan stigma pada pekerja bahkan
mungkin meninggal dunia.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
Dalam makalah ini saya hanya akan membahas sejarah, pengertian dan tujuan K3,
peraturan dan perundang-undangan yang terkait dengan K3 bidang kelistrikan, faktor penyebab
terjadinya kecelakaan kerja, cara mencegah terjadinya kecelakaan kerja, faktor terjadinya
kecelakaan kerja listrik dan cara mencegahnya,serta penjelasan tentang JSA.
1.4 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang K3 pada bidang
kelistrikan dan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keselamatan dan Kesehatan
Kerja(K3).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Keselamatan dan Kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk
mengklaim keutuhan serta kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada
khususnya dan manusia pada umunya. Hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur
dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan merupakan suatu ilmu pengetahuan serta
penerapannya pada usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan serta penyakit akibat
kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja tidak bisa dipisahkan dengan proses produksi baik jasa
maupun industri. Perkembangan pembangunan setelah Indonesia merdeka menimbulkan
konsekuensi mempertinggi intensitas kerja yang menyebabkan juga meningkatnya resiko
kecelakaan di lingkungan kerja.
Hal tersebut juga untuk meningkatnya tuntutan yang lebih tinggi dalam mencegah
terjadinya kecelakaan yang beraneka ragam bentuk maupun jenis kecelakaannya. Perkembangan
pembangunan yang dilaksanakan tersebut maka disusunlah UU No. 14 tahun 1969 tentang
pokok-pokok mengenai tenaga kerja yang selanjutnya mengalami perubahan menjadi UU No.12
tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Dalam pasal 86 UU No. 13 tahun 2003, dinyatakan bahwa
setiap pekerja atau buruh mempuyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan
kesehatan kerja, moral dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat serta nilai-nilai
agama.
Keselamatan dan kesehatan kerja menuju pada kondisi kondisi fisiologis-fisikal serta
psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan.
Apabila sebuah perusahaan melakukan tindakan tindakan K3 yang efektif, maka akan lebih
sedikit pekerja yang mengalami cedera atau penyakit jangka pendek maupun jangka panjang
sebagai akibat pekerjaan mereka di perusahaan itu. Kondisi fisiologis-fisikal meliputi penyakit
kerja seperti kehilangan nyawa atau anggota badan cidera yang diakibatkan gerakan yang
berulang, sakit punggung, sindrom karpaltunnel, penyakit-penyakit kardiovaskular, berbagai
macam kanker paru paru serta leukemia, emphysema dan arthritis. Kondisi-kondisi lainnya
akibatnya berasal dari tidak sehatnya lingkungan sekitar sehingga mengakibatkan penyakit paru-
paru hitam, paru-paru putih dan paru-paru coklat serta kemandulan dan kerusakan sistem syaraf.
Kondisi fisiologis diakibatkan oleh penekanan pekerjaan serta kehidupan kerja yang kualitasnya
masih rendah. Hal ini mencakup ketidakpuasan, sikapapatis, penarikan diri, penonjolan diri,
pandangan kecil, sering lupa, kebingungan terhadap kiprah dan kewajiban, tidak mempercayai
orang lain, bimbang pada keputusan, kurang perhatian, mudah murka, selalu menunda pekerjaan
dan kecenderungan terhadap hal-hal yang remeh. (Andiani, 2016).
2.2 Tujuan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
1. Menyampaikan perlindungan terhadap keselamatan dan kesehatan tenaga kerja atau
orang lain yang berada dalam lingkungan tempat kerja terkait dan menghindarkan potensi
bahaya listrik yang timbul di lingkungan kerja.
2. Membentuk instalasi listrik yang handal, safety dan memberikan keselamatan bangunan
beserta isinya.
3. Membentuk lingkungan kerja yang kondusif tanpa bahaya kelistrikan yang mengintai
setiap orang yang berada di lingkungan kerja tersebut.
4. Membentuk tempat kerja yang selamat, sehat untuk mendorong produktivitas energi
kerja.
5. Menempatkan pekerja di suatu lingkungan pekerjaan berdasarkan kemampuan fisik dan
psikis pekerjaannya.
6. Meningkatkan efektifitas kegiatan perlindungan K3.
7. Mengurangi dan menghindarkan resiko kecelakaan baik fisik maupun financial.
8. Agar setiap alat dan perlengkapan kerja digunakan selektif mungkin.
9. Terbebas dari gangguan kesehatan akibat lingkungan pada kondisi kerja
2.3 Filosofi K3
Filosofi dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) artinya melindungi keselamatan
serta kesehatan para pekerja dalam menjalankan pekerjaannya, melalui upaya-upaya
pengendalian semua bentuk potensi bahaya yang ada pada lingkungan tempat kerjanya. Apabila
seluruh potensi bahaya telah dikendalikan serta memenuhi batas aman, maka akan mewujudkan
terciptanya kondisi lingkungan kerja yang aman, sehat, dan proses produksi menjadi lancar, yang
akhirnya akan dapat menekan risiko kerugian serta berdampak terhadap peningkatan
produktivitas. Filosofi penerapan K3 tidak hanya dilakukan ditempat kerja, akan tetapi secara
tidak kita sadari telah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dimanapun kita berada. Hal ini
terbukti dalam pergaulan kita sehari-hari dimana kita selalu mengucapkan salam. Setiap orang
selalu berharap buat keselamatan dirinya sendiri dan juga orang lain yang ditemuinya termasuk
lingkungan disekitarnya.Sedangkan apabila kita berbicara mengenai bahaya, kita tidak pernah
tahu kapanpun dan dimanapun kita selalu dikelilingi oleh resiko dan bahaya.
3. Management is responsible.
Setiap tempat kerja, lingkungan kerja, dan jenis pekerjaan memiliki karakteristik dan
persyaratan K3 yang berbeda. K3 harus ditanamkan dan dibangun melalui pembinaan dan
pelatihan.
Tempat kerja yang baik adalah tempat kerja yang aman. Lingkungan kerja yang
menyenangkan serta harmonis akan mendukung tingkat keselamatan. Kondisi K3 dalam
perusahaan adalah pencerminan dari kondisi ketenagakerjaan dalam perusahaan.
Prinsip dasar dari K3 adalah semua kecelakaan bisa dicegah karena semua kecelakaan
pasti ada sebabnya. Apabila sebab kecelakaan dapat dihilangkan maka kemungkinan
kecelakaan dapat dihindarkan.
Program K3 harus dibuat berdasarkan kebutuhan kondisi dan kebutuhan nyata pada tempat kerja
sesuai dengan potensi bahaya sifat kegiatan, kultur, kemampuan finansial, dll. Program K3
dibuat khusus di setiap perusahaan masing-masing.
8. Safety is good business.
2.4 Regulasi K3
3. Indonesia. Undang-undang Nomor 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
5. Indonesia. Undang-undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
6. Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
7. Indonesia. Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 tentang Penyakit Yang Timbul Akibat
Hubungan Kerja
8. Indonesia. Peraturan Presiden Nomor 7 tahun 2019 tentang Penyakit Akibat Kerja
9. Indonesia. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 4 tahun 1987 tentang Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)
10. Indonesia. Peraturan Menteri Nomor 5 tahun 1996 mengenai Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
11. Indonesia. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 5 Tahun 2018 tentang K3 Lingkungan
Kerja
1. terjepit, terlindas.
2. teriris, terpotong.
3. jatuh terpeleset.
4. tindakan yg tidak benar.
5. tertabrak.
• Elektronik (manufaktur)
1. teriris, terpotong.
2. terlindas, tertabrak.
3. berkontak dengan bahan kimia.
4. kebocoran gas.
5. Menurunnya daya pendengaran, daya penglihatan.
• Produksi metal (manufaktur)
1. terjepit, terlindas.
2. tertusuk, terpotong, tergores.
3. jatuh terpeleset
• Petrokimia(minyak dan produksi batu bara, produksi karet, produksi karet, produksi plastik).
1. terjepit, terlindas
2. teriris, terpotong,. tergores.
3. jatuh terpeleset.
4. tindakan yg tidak benar.
5. tertabrak.
• Konstruksi
1. jatuh terpeleset.
2. kejatuhan barang dari atas.
3. terinjak.
4. terkena barang yang rubuh.
5. berkontak dengan suhu panas, suhu dingin.
1. Helm Keselamatan
3. Sepatu Boot
5. Respirator
7.Kacamata Pengaman
9.Pelindung Wajah
3.2 Kesimpulan
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan ilmu pengetahuan dalam upaya untuk
menciptakan suasana bekerja yang aman, nyaman, dengan segala aspek yang berpotensi
mencegah terjadinya kecelakaan para pekerja. Dengan menerapkan adanya K3, pekerja berharap
mencapai ketahanan fisik, tingkat kesehatan maksimal dan daya kerja. Lingkungan kerja yang
kurang aman adalah salah satu ancaman bagi pekerja oleh karena itu, setiap perusahaan harus
memberikan pelatihan dan pengetahuan terhadap karyawan yang menyebabkan karyawan tidak
patuh terhadap peraturan dalam menggunakan alat pelindung diri (APD) dikarenakan karyawan
merasa tidak nyaman dalam penggunaannya dari segi bentuk maupun ukuran sehingga masih
bisa terjadi kecelakaan kerja. Oleh sebab itu harus perlu usaha-usaha yang lebih maksimal lagi
yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam mencegah potensi bahaya dalam bekerja. Peraturan
K3 sudah ditentukan dan bagi pelanggar akan diberi sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
3.2 Saran
Program K3 harus lebih ditingkatkan lagi supaya para pekerja lebih merasa aman dan
nyaman. Perusahaan dan pemerintah harus lebih lagi mensosialisasikan program K3 untuk
meningkatkan dukungan pekerja terhadap program K3 yang nantinya juga meningkatkan
komitmen pekerja terhadap perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA