DISUSUN OLEH :
Kelompok 9
4D-D4
DOSEN PENGAMPU
Puji syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah Etika Profesi dengan judul “Keselamatan Kerja
Industri Kimia” dengan baik. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Etika Profesi. Dalam menyusun makalah ini,
penulis mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu yaitu :
1. Bapak Dr. Eko Naryono, M.T. sebagai Ketua Jurusan Teknik Kimia Politeknik
Negeri Malang yang memberikan kesempatan penulis dalam mencari ilmu di
Politeknik Negeri Malang.
2. Ibu Profiyanti Hermien Suherti, S.T., MT., sebagai Kepala Jurusan Prodi D-IV
Teknologi Kimia Industri yang memberikan kesempatan penulis dalam mencari
ilmu di Politeknik Negeri Malang.
3. Bapak Dr. Drs. Achmad Sjaifullah., M.Pd selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah
Etika Profesi yang telah membimbing dan memberi saran dalam penyusunan
makalah ini.
4. Orang tua penulis yang telah membantu dan memberi dukungan baik moral dan
materiil.
5. Rekan–rekan di Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Malang yang telah
membantu penulisan makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang
berkepentingan. Penulis menyadari dalam penyusunan makalah terdapat banyak
kekurangan, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran sebagai perbaikan dan
penyempurnaan makalah.
Penulis
DAFTAR ISI
1.3 Tujuan..................................................................................................................... 6
2.6 Usaha untuk Mencapai Keselamatan Kerja dan Kesehatan Lingkungan ............. 20
c. Pengaturan penerangan
2.5.3 Faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja menurut teori Bird dan Loftus
Kunci kejadian masih tetap sama seperti yang dikatakan oleh Heinrich,
yaitu adanya tindakan dan kondisi tidak aman. Bird dan Loftus tidak lagi
melihat kesalahan terjadi pada manusia atau pekerja semata, melainkan
lebih menyoroti pada bagaimana manajemen lebih mengambil peran dalam
melakukan pengendalian agar tidak terjadi kecelakaan.
Gambar 2 Teori Bird dan Loftus
a. Faktor manusia
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Masa kerja
Masa kerja adalah sesuatu kurun waktu atau lamanya tenaga kerja
bekerja disuatu tempat. Masa kerja dapat mempengaruhi kinerja baik
positif maupun negatif. Memberi pengaruh positif pada kinerja bila
dengan semakin lamanya masa kerja personal semakin
berpengalaman dalam melaksanakan tugasnya. Sebaliknya, akan
memberi pengaruh negatif apabila dengan semakin lamanya masa
kerja akan timbul kebiasaan pada tenaga kerja.
4. Tingkat pendidikan
5. Perilaku
b. Faktor lingkungan
1. Kebisingan
2. Suhu udara
3. Penerangan
4. Lantai licin
Lantai dalam tempat kerja harus terbuat dari bahan yang keras, tahan
air, dan bahan kimia yang merusak. Karena lantai licin akibat
tumpahan air, tahan minyak atau oli berpotensi besar terhadap
terjadinya kecelakaan, seperti terpeleset.
c. Faktor peralatan
1. Kondisi mesin
2. Letak mesin
Analisis bahaya pekerjaan (job hazard analysis) adalah suatu proses untuk
mempelajari dan menganalisa suatu jenis pekerjaan kemudian membagi
pekerjaan tersebut ke dalam langkah – langkah menghilangkan bahaya yang
mungkin terjadi .
a. Melibatkan karyawan
Hal ini sangat penting untuk melibatkan karyawan dalam proses job hazard
analysis. Mereka memiliki pemahaman yang unik atas pekerjaannya dan hal
tersebut merupakan informasi yang tak ternilai untuk menemukan suatu
bahaya.
b. Mengulas sejarah kecelakaan sebelumnya
Mengulas dengan karyawan mengenai sejarah kecelakaan dan cedera yang
pernah terjadi serta kerugian yang ditimbulkan. Hal ini merupakan indikator
utama dalam menganalisis bahaya yang mungkin akan terjadi di lingkungan
kerja
c. Melakukan tinjauan ulang persiapan pekerjaan
Berdiskusi dengan karyawan mengenai bahaya yang ada dan yang mereka
ketahui di lingkungan kerja. Bertukar pikiran dengan pekerja untuk
menemukan ide atau gagasan yang bertujuan untuk mengeliminasi atau
mengontrol bahaya yang ada.
d. Membuat daftar, peringkat, dan menetapkan prioritas untuk pekerjaan
berbahaya
Membuat daftar pekerjaan yang berbahaya dengan risiko yang tidak dapat
diterima atau tinggi, berdasarkan yang paling mungkin terjadi dan yang
paling tinggi tingkat risikonya. Hal ini merupakan prioritas utama dalam
melakukan job hazard analysis.
e. Membuat outline langkah – langkah suatu pekerjaan
Tujuan dari hal ini adalah agar karyawan mengetahui langkah – langkah yang
harus dilakukan dalam mengerjakan suatu pekerjaan, sehingga kecelakaan
kerja dapat diminimalisir.
2.6.2 Manajemen risiko (risk management)
Manajemen risiko (risk management) dimaksudkan untuk mengantisipasi
kemungkinan kerugian atau kehilangan (waktu, produktivitas, dan lain – lain)
yang berkaitan dengan program keselamatan dan penanganan hukum.
2.6.3 Insinyur keselamatan (safety engineer)
Insinyur keselamatan (safety engineer) bertujuan untuk memberikan pelatihan,
memberdayakan supervisor atau manager agar mampu mengantisipasi atau
melihat adanya situasi kurang aman dan menghilangkannya.
2.6.4 Ergonomika
Ergonomika adalah suatu studi mengenai hubungan antara manusia dengan
pekerjaannya, yang meliputi tugas – tugas yang harus dikerjakan, alat – alat,
perkakas yang digunakan, dan lingkungan kerjanya.
Selain ke-empat hal diatas, cara lain yang dapat dilakukan adalah:
a. Menghilangkan (elimination)
b. Penggantian (subtitution)
2. Mengganti pasir silika (sand blasting) dengan copper slag (grit blasting)
pada pekerjaan abrasive blasting;
c. Rekayasa (engineering)
d. Administrasi (administrative)
Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat
bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu
sendiri dan orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh
pemerintah melalui Departement Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia. Hal ini tertulis di Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
No. Per.08/Men/VII/2010 tentang pelindung diri. Adapun bentuk dari alat
tersebut adalah:
1. Safety helmet untuk melindungi kepala dari resiko benda yang terjatuh.
Adapun tujuan dari penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), antara lain:
● Safety Belt
Sabuk keselamatan atau Safety Belt adalah salah satu alat pelindung
jatuh yang kerap dipakai oleh pekerja yang bekerja di ketinggian.
Alat ini mempunyai fungsi yang sama dengan alat Full Body
Harness, akan tetapi Safety Belt hanya dikaitkan ke bagian pinggang
pekerja saja serta bagian lanyard dikaitkan ke anchor.
● Lanyard
Alat ini adalah tali pendek pengikat yang umumnya berfungsi untuk
menahan guncangan bila pekerja terjatuh bebas. Pekerja bisa
menggunakan lanyard untuk membatasi guncangan saat jatuh bebas
dengan panjang maksimum 1,2 meter. Sebaiknya pasang lanyard/
pasang hook di atas atau paling tidak sejajar dengan dada, hal ini
dimaksudkan untuk mengurangi jarak vertikal atau jarak jatuh tubuh
pekerja. Sebuah lanyard selalu diposisikan antara anchor point dan
body harness.
● Anchor point
● Sepatu
Fungsi dari alat pelindung kaki yaitu untuk melindungi bagian kaki
terhadap benturan atau tertimpa benda-benda yang berat, terkena
cairan dingin atau panas, tertusuk oleh benda tajam, uap panas,
terpapar bahan kimia dan suhu ekstrim hingga tergelincir. Jenis alat
pelindung diri ini berbentuk sepatu keselamatan untuk pekerjaan
pengecoran logam, peleburan, konstruksi bangunan, industri, bahaya
listrik, pekerjaan beresiko mengalami peledakan, dan masih banyak
lagi.
● Pelindung mata
3.1 Kesimpulan
Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
keselamatan kerja dan kesehatan lingkungan adalah suatu usaha dan upaya
untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan
bahaya baik fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan,
masyarakat dan lingkungan. Jadi kesehatan dan keselamatan kerja tidak selalu
berkaitan dengan masalah fisik pekerja, tetapi juga mental, psikologis dan
emosional.
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang
penting dalam ketenagakerjaan. Oleh karena itu, terdapat berbagai peraturan
perundang-undangan yang dibuat untuk mengatur masalah kesehatan dan
keselamatan kerja. Meskipun banyak ketentuan yang mengatur mengenai
kesehatan dan keselamatan kerja, tetapi berdasarkan fakta lapangan yang ada,
ditemukan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan
kerja yang disebut sebagai bahaya kerja dan bahaya nyata. Masih banyak pula
perusahaan yang tidak memenuhi standar keselamatan dan kesehatan kerja
sehingga banyak terjadi kecelakaan kerja.
3.2 Saran
Saran yang bisa disampaikan melalui makalah ini adalah, agar dapat
memperluas wawasan kesehatan khususnya di bidang Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) di laboratorium, diperlukan yang namanya Alat
Pelindung Diri dan memahami adanya identifikasi atau tanda kecelakaan
kerja. Tujuannya tidak lain untuk menyadari dan bertanggungjawab terhadap
hasil pekerjaan di laboratorium, mendapat pengetahuan dan memaknai bahwa
K3 memiliki kajian yang sangatlah penting di dalamnya. Di sisi lain,
mempelajari K3 juga sekaligus dapat belajar dan memahami bagaimana
tindakan yang tepat dan aman terhadap pencegahan terjadinya kecelakaan
kerja di kehidupan sehari – hari.
.
DAFTAR PUSTAKA