Anda di halaman 1dari 16

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS)

Dosen Pembimbing : Ns. Yayah Khoeriyah, M.KM

Disusun Oleh :

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) YATSI TANGERANG 2019/2020

Jl.Ariasantika No.36 bugel,Karawaci,Kota tangerang-Banten

Telp.(021)5921132. Fax (021) 22252518

Website :www.stikesyatsi.sc.id
DAFTAR ISI

BAB I.................................................................................................................................................3

PENDAHULUAN.............................................................................................................................3

Latar Belakang...............................................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................................4

1.3 Tujuan Penulisan Makalah.......................................................................................................4

BAB II...............................................................................................................................................5

PEMBAHASAN................................................................................................................................5

BAB III............................................................................................................................................10

HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................................................10

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bekerja dengan tubuh dan lingkungan yang sehat, aman serta nyaman merupakan hal yang
diinginkan oleh semua pekerja. Lingkungan yang sehat akan membuat seorang pekerja dapat
menjalankan tugasnya dan dapat terselesaikan sesuai dengan prosedur yang baik. Lingkungan
juga dapat menjadi tolak ukur fisik dan mental pekerja. Lingkungan yang tidak sehat akan
berdampak pada kesehatan yang menurun, timbulnya berbagai penyakit dan biaya kesehatan
yang besar.

Di Indonesia sendiri keselamatan dan kesehatan kerja masih terbilang terabaikan. Hal
ini ditunjukan dengan adanya kecelakaan kerja tiap tahun yang meningkat. Padahal seorang
pekerja merupakan orang berharga bagi perusahaan. Selain adanya kecelakaan juga akan
berdampak pada ekonomi yang menurun. Ekonomi yang menurun maka akan menyebabkan
kondisi tempat tinggal yang buruk. Dengan begitu perlu adanya keselamatan dan kesehatan
dalam bekerja sehingga akan berdampak pada kondisi tempat tinggal yang baik akan memberi
pengaruh pada kesehatan pekerja dan meningkatkan pelayanan dalam bekerja.

Dalam Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 87 ayat 1 dinyatakan bahwa “Setiap
perusahaan wajib menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan”. Selanjutnya ketentuan mengenai
penerapan Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja diatur dalam Peraturan Menteri
Tenaga Kerja RI No. 05/MEN/1996 Pasal 3 Ayat 1 dan 2 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang menyatakan bahwa “Setiap perusahaan yang
mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 100 orang atau lebih dan atau mengandung potensi
bahaya yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran
lingkungan dan penyakit kerja akibat kerja wajib menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja”.

PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (Telkom Indonesia atau Telkom) adalah


perusahaan informasi dan komunikasi serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara
lengkap di Indonesia. Telkom mengklaim sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di
Indonesia, dengan jumlah pelanggan telepon tetap sebanyak 15 juta dan pelanggan telepon
seluler sebanyak 50 juta.

PT. TELKOM merupakan salah satu BUMN. Oleh karena adanya program perluasan
jaringan serta penyedia jasa maka peran dari pada Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah
sangat diperlukan agar proses tersebut dapat berjalan secara lancer, efektif dan aman
menimbulkan potensi bahaya serta meningkatkan kepercayaan pada perusahaan yang bekerja
sama maupun pada investor, ditambah pula dengan upaya perusahaan tersebut dalam
mendapatkan kepuasan konsumen dengan memberikan tanggung jawab pada masyarakat
Indonesia yang meliputi komitmen dalam menjalankan usaha dengan menjunjung Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) tenaga kerja ditempat kerja dalam menjaga produktifitas tenaga
kerja. Keselamatan dan Kesehatan Kerja telah diatur dalam suatu sistem manajemen yaitu
Sistem Manajemen K3. Untuk menerapkan Sistem Manajemen K3 tersebut maka harus
berpedoman pada 5 prinsip berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.
Per-05/MEN/1996. Beberapa diantaranya adalah komitmen, kebijakan serta perencanaan K3
yang harus diterapkan sebagai langkah awal dalam Sistem Manajemen K3.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan K3?

b. Apa fungsi dan tujuan dari K3?


c, Bagaimana komitmen, kebijakan dan perencanaan K3 yang telah dilakukan di PT. Telkom?

d. Bagaimana sistem penerapan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Telkom?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah

a. Mengetahui pengertian dari keselamatan dan kesehatan kerja.

b. Mengetahui fungsi dan tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja.

c. Mengetahui penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada PT.
Telkom.

d. Mengetahui komitmen dan kebijakan pihak manajemen terhadap Sistem Manajemen di PT.
Telkom.

e. Mengetahui perencanaan K3 yang telah dilakukan PT. Telkom dalam menjalankan Sistem
Manajemen K3.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Keselamatan, Kesehatan dan Keamanan Kerja ( K3 ) adalah suatu upaya guna
memperkembangkan kerja sama, saling pengertian dan partisipasi efektif dari pengusaha atau
pengurus dan tenaga kerja dalam tempat – tempat kerja untuk melaksanakan tugas dan kewajiban
bersama dibidang keselamatan, kesehatan, dan keamanan kerja dalam rangka melancarkan usaha
berproduksi. Kesehatan dan keselamatan kerja cukup penting bagi moral, legalitas dan finansial.
Dengan adanya keselamatan dan kesehatan kerja diharapkan terciptanya tempat kerja yang aman,
sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi tingkat kecelakaan
dilingkungan kerja dan penyakit akibat kerja.

Beberapa pengertian kesehatan dan keselamatan kerja:

1.    Menurut Mangkunegara, keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada
khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil
dan makmur.

2.    Menurut Suma’mur (1981: 2), keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk


menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di
perusahaan yang bersangkutan.

3.    Menurut Simanjuntak (1994), keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari
resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan,
kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja
4.    Mathis dan Jackson, menyatakan bahwa keselamatan adalah merujuk pada perlindungan
terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cidera yang terkait dengan pekerjaan. Kesehatan
adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum.

5.    Menurut Ridley, John (1983), mengartikan kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu
kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun
bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.

6.    Jackson, menjelaskan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja menunjukkan kepada kondisi-
kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang
disediakan oleh perusahaan.

7.  Menurut Ramlan Dj, 2006, pelaksanaan keselamatan kerja adalah berkaitan dengan upaya
pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh berbagai faktor
bahaya, baik berasal dari penggunaan mesin-mesin produksi maupun lingkungan kerja serta
tindakan pekerja sendiri.

8.    Ditinjau dari sudut keilmuan, kesehatan dan keselamatan kerja adalah ilmu pengetahuan dan
penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat
kerja di tempat kerja. (Lalu Husni, 2003: 138).

Jadi keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan
perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental maupun
emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan.

B. Fungsi Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Fungsi keselamatan dan kesehatan dalam ilmu K3:

Fungsi kesehatan dan keselamatan dalam ilmu kesehatan kerja adalah upaya perlindungan


kesehatan para pekerja dengan cara promosi kesehatan, dan meningkatkan  daya tubuh dan
kebugaran pekerja.

Sementara fungsi keselamatan adalah menciptakan sistem kerja yang aman atau yang mempunyai
potensi resiko yang rendah terhadap terjadinya kecelakaan.

Fungsi K3 yaitu:
1. Setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan dalam melakukan
pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi.
2. Setiap orang yang berada ditempat kerja dijamin keselamatannya.
3. Setiap sumber produksi perlu dipakai atau digunakan secara aman dan efisien.
4. Untuk mengurangi biaya perusahaan jika terjadi kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kecelakaan kerja.

C. Tujuan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja yaitu memelihara keselamatan dan kesehatan
dilingkungan kerja.

Menurut Ramlan Dj, 2006 tujuan kesehatan kerja adalah :

a. Memelihara dan meningkatakan derajat kesehatan masyarakat pekerja dilingkungan kerja.


b. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan masyarakat pekerja yang diakibatkan oleh kondisi
lingkungan kerja seperti kecelakaan pekerja.
c. Memberi perlindungan bagi pekerja dalam melakukan pekerjaannya dan kemungkinan
terjadinya bahaya akibat faktor yang membahayakan ditempat kerja.
d. Menempatkan pekerja disuatu lingkungan pekerjaan berdasarkan keterampilan, kemampuan
fisik dan psikis pekerjaannya.
Keselamatan kerja memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Menciptakan sistem kerja yang aman mulai dari input, proses dan output.
2. Mencegah terjadinya kerugian baik moril maupun material akibat terjadinya kecelakaan.
3. Melakukan pengadilan terhadap resiko yang ada ditempat kerja.

Dengan adanya keselamatan dan kesehatan kerja diharapkan dapat meminimalisir bahaya
terjadinya kecelakaan dilingkungan kerja. Bahaya fisik merupakan sumber utama kecelakaan
dibanyak industri. Bahaya tersebut mungkin tidak bisa dihindari dalam banyak industri
seperti konstruksi. Seiring dengan berjalannya waktu manusia mengembangkan metode dan
prosedur keamanan untuk mengatur resiko tersebut. Selain itu jatuh merupakan kecelakaan dan
penyebab kematian yang sering terjadi dilingkungan kerja. Bahaya mekanik yait bahaya yang
bersumber dari mesin ataupun alat. Mesin adalah komponen utama yang digunakan untuk
membantu pekerjaan namun dalam pelaksanaanya dapat membahayakan pekerjaan. Banyak
mesin yang melibatkan kecepatan tinggi, memiliki ujung yang tajam, permukaan yang cukup
panas, dan bahaya yang berpotensi meremukan, memotong, membakar, menusuk dan
memberikan benturan serta melukai pekerja jika tidak digunakan dengan aman.

Bahaya yang ditimbulkan secara biologis dan kimiawi:

1. Secara biologis
a. Virus
b. Bakteri
c. Fungi
d. Patogen bawaan darah
e. Tubercolosis
2. Secara kimiawi
a. Asam
b. Basa
c. Logam berat
d. Asap
e. Bahan kimia reaktif
f. Api atau bahan yang mudah terbakar

D. Gambaran Umum Perusahaan


PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk adalah perusahaan informasi dan komunikasi serta
penyedia jada dan jaringan telekomunikasi secara lengkap di Indonesia. PT. TELKOM
mengklaim sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, dengan jumlah
pelanggan telepon tetap sebanyak 15 juta dan pelanggan telepon seluler sebanyak 50 juta.

PT. TELKOM merupakan BUMN yang sahamnya saat ini dimiliki oleh Pemerintah
Indonesia (51,19%) dan oleh public sebesar 48,81%. Sebagian besar kepemilikan saham
public (45,58%) dimiliki oleh investor asing dan sisanya (3,23%) oleh investor dalam negeri.
Oleh karena adanya program perluasan jaringan serta penyediaan jasa maka peran dari pada
Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Higiene. Perusahaan adalah sangat diperlukan agar
proses tersebut dapat berjalan secara lancer, efektif dan aman tanpa menimbulkan potensi
bahaya serta meningkatkan kepercayaan pada perusahaan yang bekerja sama maupun pada
investor, ditambah pula dengan upaya perusahaan tersebut dalam mendapatkan kepuasan
konsumen dengan memberikan tanggung jawab pada masyarakat Indonesia yang meliputi
komitmen dalam menjalankan usaha dengan menunjang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) tenaga kerja ditempat kerja serta penerapan Higiene Perusahaan dalam menjaga
produktifitas tenaga kerja.

PT. TELKOM berkomitmen seluruh karyawan aman dari resiko kesehatan dan kecelakaan
di tempat kerja. Komitmen ini juga mencakup seluruh tamu yang berkunjung ke lingkungan
kerja maupun di gedung kantor PT. TELKOM. Sesuai dengan Visi, Misi dan Budaya
Perusahaan The TELKOM Way 135, PT. TELKOM memiliki komitmen dan tekad yang
tinggi untuk memberikan yang terbaik bagi Stake Holder. Untuk mencapai komitmen dan
tekad tersebut, Manajer PT. TELKOM DIVRE IV secara terus-menerus meningkatkan
performansi kinerja perusahaan dengan menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) secara konsisten dan berkesinambungan dengan melakukan upaya-
upaya, sebagai berikut:

1. Menjamin kesesuaian Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan


persyaratan perundangan dan standart norma-norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) yang berlaku.
2. Mengimplementasikan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
terintegrasi dengan Sistem Manajemen Perusahaan.
3. Menerapkan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja melalui isentifikasi bahaya
dan pengendalian resiko.
4. Menyediakan prosedur dan instruksi tertulis untuk menjamin sistem kerja yang aman.
5. Melakukan pembinaan kompetensi SMK3, bekerja sama dengan institusi terkait.
6. Menjamin keselamatan dan kesehatan kerja baik Karyawan, Mitra Kerja, maupun
orang lain yang berada di tempat kerja dan lingkungan kerja dalam keadaan aman,
nyaman dan kondusif.
7. Membangun komitmen dan partisipasi seluruh Karyawan, Mitra Kerja dan Unit kerja
terkait lainnya di lingkungan PT. TELKOM.
8. Membudayakan SMK3 di lingkungan Unit Kerja Perusahaan PT. TELKOM.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Menerapkan program K3 merupakan suatu kewajiban yang harus dijalankan oleh


perusahaan guna melindungi karyawannya, sebagai upaya pencegahan timbulnya kecelakaan dan
penyakit akibat kerja serta dengan tujuan untuk melindungi kerugian yang timbul dari kecelakaan
dan penyakit akibat kerja serta dengan tujuan untuk mengurangi kerugian yang timbul dari
kecelakaan dan penyakit akibat kerja terhadap perusahaan. Untuk itu melalui program K3 yang
baik diharapkan karyawan dapat terjaga kondisi keselamatan dan kesehatannya. Agar dapat
terciptanya situasi kerja yang aman, tentram dan sehat sehingga mampu meningkatkan pencapaian
produktivitas perusahaan.

Untuk program keselamatan kerja PT. TELKOM memiliki beberapa program kerja yang
dibuat oleh bagian HSE (Health, Safety & Environment) yang memiliki fungsi untuk membantu
mengkoordinasikan dan memastikan pengelolaan program-program K3 disetiap bagian berjalan
dengan baik dan benar sesuai standar untuk penerapan K3. Adapun jenis program keselamatan
kerja adalah sebagai berikut:

3.1 Safety Talk


Program safety talk digunakan untuk menggambarkan program yang berfokus pada perilaku
karyawan sebagai salah satu penyebab terjadinya kecelakaan kerja untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
3.2 Check List Kesiapan Kerja Aman
Upaya mempelajari serta pencatatan masing-masing urutan langkah kerja suatu pekerjaan,
mengidentifikasi bahaya-bahaya didalamnya dan memastikan usaha paling baik untuk
mengurangi maupun menyingkirkan bahaya-bahaya disuatu pekerjaan.
3.3 Managemen Visit
Pengawasan/inspeksi tentang K3 yang dilakukan oleh manajer selaku pimpinan perusahaan
beserta stafnya untuk langsung melihat kegiatan kerja karyawan yang berada dilapangan
3.4 HSE Patrol
Pemeriksaan secara berkala yang dilakukan oleh bagian HSE PT. TELKOM untuk
memantau keadaan alat pelindung, ketersedian dari kotak P3K dan alat pemadam api ringan.
Berikut beberapa kegiatan yang dilakukan pada HSEPatrol, yaitu:
1. Pemeriksaan kualitas dan kelayakan dari alat pelindung yang digunakan
a. Helm pelindung

b. Kaca mata

c. Full body harmess

d. Sarung tangan
e. Sepatu pelindung

2. Pemeriksaan dan pereliharaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Komitmen dan Kebijakan
Dalam komitmen dan kebijakan ini maka melalui proses antara lain:
a. Kepemimpian dan Komitmen
1. Dalam menempatkan organisasi keselamatan dan kesehatan kerja pada posisi
yang dapat menentukan keputusan perusahaan, menyediakan anggaran, tenaga
kerja yang berkualitas dan sarana-sarana lain yang diperlukan dibidang
keselamatan dan kesehatan kerja, dan perencanaan keselamatan dan kesehatan
kerja yang terkoordinasi di PT. TELKOM sesuai dengan Permenaker RI No.
Per-05/MEN/1996.
2. Dalam menetapkan personel yang mempunyai tanggung jawab, wewenang dan
kewajiban yang jelas dalam penanganan keselamatan dan kesehatan kerja dan
melakukan penilaian kinerja dan tindak lanjut pelaksanaan keselamatan dan
kesehatan kerja di PT. TELKOM sudah sesuai dengan Permenaker RI No. Per-
05/MEN/1996.
b. Tinjauan Awal Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Dalam hal tinjauan awal di PT.
TELKOM sudah sesuai dengan Permenaker RI No.Per-05/MEN/1996.
c. Kebijakan K3 yang di PT. TELKOM dapat dikatakan sudah sesuai dengan
Permenaker RI No. Per-06/MEN/1996.
2. PT. TELKOM sudah mulai menerapkan Sistem Manajemen K3 yang dimulai sejak
tahun 2007 yang sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.
Per-05/MEN/1996 dimana persahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak
seratus orang atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya.

3. PT. TELKOM termasuk perusahaan besar dan berdasarkan hasil audit terakhir hasil
audit terakhir yang dilakukan Badan Audit Independen Sucofindo mendapatkan
sertifikat dan Golden Flag sehingga dapat dikatakan sesuai dengan Permenaker RI No.
Per-05/MEN/1996.
B. Saran

1. Mempertahankan dan tetap meningkatkan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan


dan Kesehatan Kerja yang telah berjalan dengan menerapkan program atau sistem yang
belum berjalan ataupun menambah program-program tersebut.

2. Perlu adanya organisasi untuk membantu manajemen dalam mengkoordinasi dan


melaksanakan usaha-usaha Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di perusahaan.

3. Perlu adanya program pembelajaran Safety untuk mengurangi faktor resiko dan potensi
bahaya yang dapat diidentifikasikan lebih awal.

Anda mungkin juga menyukai