K3
DISUSUN OLEH :
Contents
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................2
1.2. Rumusan Masalah..............................................................................................................2
1.3. Tujuan................................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................4
2.2. Tujuan Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja......................................................5
2.3. Faktor-faktor Penyebab Kecelakaan Kerja.........................................................................5
2.4. Kondisi Kerja Masa Kini....................................................................................................6
1. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)..................................................................................6
2. Memiliki fasilitas/peralatan built-in (melekat).......................................................................6
3. Penggunaan perlatan yang tidak melebihi nilai ambang batas (NAB)....................................6
4. Jabatan fungsional..................................................................................................................7
5. Faktor gizi yang mendukung produktivitas............................................................................7
2.5. Keterkaitan Antara Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Produktivitas........................7
1. Pengaturan jam kerja..............................................................................................................7
2. Kemudahan menghemat waktu dan effesiensi kerja...............................................................7
• Sistem shift yang didukung oleh upah shift............................................................................8
• Kenyamanan kerja..................................................................................................................8
• Keamanan Kerja.....................................................................................................................8
• Keselamatan dan kesehatan kerja gaya baru (K3GB).............................................................9
2.6. Kebijaksanaan Terhadap Perlindungan Tenaga Kerja......................................................10
2.7. Kesejahteraan Tenaga Kerja.............................................................................................10
BAB III PENUTUP.....................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
• Keamanan Kerja
Rasa keamanan dalam bekerja menjadi hal yang sangat vital bagi
pekerja untuk memperbarui motivasi dalam menjalankan
pekerjaan,Sebagai Contoh :
Secara prinsip, kesejahteraan para karyawan bukan saja terletak dari tingkat
pendapatan (upah) yang diberikan pihak organisasi, akan tetapi faktor-faktor
laiinnya pun cukup berperan penting, seperti perhatian dari pengusaha
terhadap kesehatan dan jaminan keselamatan kerja.
Kesegaran jasmani dan rohani adalah merupakan faktor penunjang untuk
meningkatkan produktivitas seseorang dalam bekerja. Kesegaran tersebut
dimulai sejak memasuki pekerjaan dan terus dipelihara selama bekerja
bahkan sampai setelah bekerja. Kesegaran jasmani dan rohani tidak saja
pencerminan kesehatan fisik dan mentak, tetapi juga gambaran adanya
keserasian dan keselarasan antara seseorang dengan pekerjaannya, yang
sangat dipengaruhi oleh kemamampuan pengalaman , pendidikan dan
pengetahuan yang dimilikinya.
Tingkat gizi, terutama bagi parah buruh kasar dan berat, adalah faktor
penentu derajat produktivitas kerjannya. Makanan yang bergizi dan sehat
bagi pekerja berat ibarat mesin untuk kendaraan bermotor. Pekerja berat
yang tentu saja memiliki beban kerja yang terlalu berat biasanya akan
mengalami penurunan berat badan. Manusia dan beban kerja serta faktor-
faktor dalam lingkugan kerja merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan. Kesatuan seperti itu dinamakan roda keseimbangan dinamis.
Apabila keseimbangan ini tidak menguntungkan, akan terjadi keadaan labil
yang menyebabkan gangguan kesehatan, penyakit cacat, dan bahkan
kematian.
Untuk mencegah gangguan kesehatan dan daya kerja, ada beberapa usaha
yang dapat dilakukan agar karyawan tetap produktif dan mendapatkan
perlindungan keselamatan keerja, yaitu:
1. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja. Periksa kesehatan calon
karyawan untuk mengetahui calon pekerja tersebut serasi dengan
pekerjaan yang akan diberikan kepadanya, baik fisik, maupun
mentalnya.
2. Pemeriksaan dan kesehatan berkala untuk evaluasi. Apakah faktor-
faktor penyebab itu telah menimbulkan gangguan-gangguan atau
kelainan-kelainan kepada tubuh karyawan atau tidak.
3. Pendidikan tentang kesehatan dan keselamatan kepada karyawan
secara continue. Itu penting agar mereka tetap waspada dalam
menjalankan pekerjaannya.
4. Penerangan dan penjelasan sebelum bekerja, agar para karyawan
mengetahui dan menaati peraturan-peraturan dan lebih berhati-hati.
5. Pakaian pelindung, misalnya masker, kaca mata, sarung tangan,
sepatu, topi pakaian kerja dan sebagainya.
6. Isolasi, yaitu mengisolasi operasi atau proses produksi dalam
memperoleh yang membahayakan karyawan, misalnya mengisolasi
mesin yang sangat berisik agar tidak menjadi mengganggu kinerja
pekerja lain. Contoh lain adalah isolasi pencampuran bensin dengan
tetra-etil- timah hitam.
7. Ventilasi setempat (local exhauster), ialah alat untuk menghisap
udara suatu tempat kerja tertentu, agar bahan-bahan dari suatu tempat
dihisap dan dialirkan keluar.
8. Subsitusi, yaitu mengganti bahan yang lebih bahaya dengan bahan
yang kurang bahaya atau tidak berhaya sama sekali, misalnya
Carbontetrachlorida diganti dengan trichlor etilen.
9. Ventilasi umum, yaitu mengalirkan udara sebanyak menurut
perhitungan kedalam ruang kerja. Hal tersebut bertujuan agar kadar
dari bahan-bahan yang berbahaya oleh pemasukan udara ini bisa
lebih rendah hingga mencapai nilai ambang batas (NAB).
3.1. Kesimpulan
Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk
menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya
baik fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan,
masyarakat dan lingkungan. Jadi kesehatan dan keselamatan kerja tidak
melulu berkaitan dengan masalah fisik pekerja, tetapi juga mental, psikologis
dan emosional.
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang
penting dalam ketenagakerjaan. Oleh karena itulah sangat banyak berbagai
peraturan perundang-undangan yang dibuat untuk mengatur nmasalah
kesehatan dan keselamatan kerja. Meskipun banyak ketentuan yang mengatur
mengenai kesehatan dan keselamatan kerja, tetapi masih banyak faktor di
lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja yang disebut
sebagai bahaya kerja dan bahaya nyata. Masih banyak pula perusahaan yang
tidak memenuhi standar keselamatan dan kesehatan kerja sehingga banyak
terjadi kecelakaan kerja.
Oleh karena itu, perlu ditingkatkan sistem manajemen kesehatan dan
keselamatan kerja yang dalam hal ini tentu melibatkan peran bagi semua
pihak. Tidak hanya bagi para pekerja, tetapi juga pengusaha itu sendiri,
masyarakat dan lingkungan sehingga dapat tercapai peningkatan mutu
kehidupan dan produktivitas nasional.
3.2. Saran
Disarankan untuk para pembaca mencari referensi lain yang berkaitan
dengan materi makalah ini agar mendapat pengetahuan yang lebih dari ini.
Daftar Pustaka
✓ http://hitamandbiru.blogspot.co.id/2012/08/makalah-keselamatan-dan-
kesehatan-kerja.html
✓ Hj. Ike Kusdyah Rachmawati,SE,MM.2008.Manajemen Sumber Daya
Manusia.Yogyakarta.Andi