Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KONSEP DASAR K3

Disusun Oleh:

DENOK PUTRI AYUNINGTYAS (14.401.18.013)

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
KRIKILAN-GLENMORE-BANYUWANGI
2020
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan
karunianya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KONSEP
DASAR K3”.
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan
AllahSWT dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis
menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
membantu dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah berupaya dengan segala
kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya,
penulis dengan rendah hati dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna
penyempurnaan makalah ini.
Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca dan
teman-teman. Aamiin….
.

Krikilan, 23 Maret 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
BAB 1.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................................4
C. TUJUAN.........................................................................................................................4
A. TUJUAN UMUM........................................................................................................4
B. TUJUAN KHUSUS.....................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................6
A. PENGERTIAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA...........................6
B. TUJUAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA......................................7
C. SYARAT KESELAMATAN KERJA DAN PENTINGNYA KESELAMATAN KERJA
7
D. KONSEP SUMBER HUKUM KESELAMATAN KERJA.......................................8
E. PERATURAN SISTEM KEAMANAN PADA PROSES PEKERJAAN..............10
BAB III.....................................................................................................................................12
PENUTUP................................................................................................................................12
A. KESIMPULAN............................................................................................................12
B. SARAN .............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya,
dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan
makmur.
Keselamatan dan keamanan kerja mempunyai banyak pengeruh terhadap faktor
kecelakaan, karyawan harus mematuhi standart (K3) agar tidak menjadikan hal-hal yang
negative bagi diri karyawan. Terjadinya kecelakaan banyak dikarenakan oleh penyakit yang
diderita karyawan tanpa sepengetahuan pengawas (K3), seharusnya pengawasan terhadap
kondisi fisik di terapkan saat memasuki ruang kerja agar mendeteksi sacera dini kesehatan
pekerja saat akan memulai pekerjaanya.
Keselamatan dan kesehatan kerja perlu diperhatikan dalam lingkungan kerja, karena
kesehatan merupakan keadaan atau situasi sehat seseorang baik jasmani maupun rohani
sedangkan keselamatan kerja suatu keadaan dimana para pekerja terjamin keselamatan pada
saat bekerja baik itu dalam menggunakan mesin, pesawat, alat kerja, proses pengolahan juga
tempat kerja dan lingkungannya juga terjamin.
Apabila para pekerja dalam kondisi sehat jasmani maupun rohani dan didukung oleh
sarana dan prasarana yang terjamin keselamatannya maka produktivitas kerja akan dapat
ditingkatkan. Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang kompleks, yang saling berkaitan
dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Banyak faktor yang
mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat, antara
lain: keturunan, lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dasar kesehatan dan keselamatan kerja?
2. Apa tujuan kesehatan dan keselamatan kerja?
3. Apa syarat keselamatan kerja dan pentingnya keselamatan kerja?
4. Apa konsep sumber hukum keselamatan kerja?
5. Apa peraturan system keamanan pada proses pekerjaan?
C. TUJUAN
A. TUJUAN UMUM
Mampu memahami konsep keselamatan dan kesehatan kerja
B. TUJUAN KHUSUS
a. Mampu memahami pengertian dasar kesehatan dan keselamatan kerja.
b. Mampu memahami tujuan kesehatan dan keselamatan kerja.
c. Mampu memahami syarat keselamatan kerja dan pentingnya keselamatan kerja.
d. Mampu memahami konsep sumber hukum keselamatan kerja.
e. Mampu memahami peraturan system keamanan pada proses pekerjaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


Menurut Mondy (2008) keselamatan kerja adalah perlindungan karyawan dari luka-
luka yang disebabkan oleh kecelakaan yang terkait dengan pekerjaan. Resiko keselamatan
merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan
aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan
dan pendengaran.
Sedangkan kesehatan kerja menurut Mondy (2008) adalah kebebasan dari kekerasan
fisik. Resiko kesehatan merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja
melebihi periode waktu yang ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stres emosi atau
gangguan fisik.
Beberapa pendapat mengenai pengertian keselamatan dan kesehatan kerja antara lain:
1. Menurut Mangkunegara (2002) Keselamatan dan kesehatan kerja adalahsuatu pemikiran
dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah
tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk
menuju masyarakat adil dan makmur.
2.  Menurut Suma’mur (2001), keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk
menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di
perusahaan yang bersangkutan.
3. Menurut Simanjuntak (1994), Keselamatan kerja adalah kondisikeselamatan yang bebas
dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi
bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja.
4. Mathis dan Jackson (2002), menyatakan bahwa Keselamatan adalahmerujuk pada
perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait dengan
pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas
emosi secara umum.
5. Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000), mengartikan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan
aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan
sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.
6. Jackson (1999), menjelaskan bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerjamenunjukkan
kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan
oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan.
Kesehatan pekerja bisa terganggu karena penyakit, stres, maupun karena kecelakaan.
Program kesehatan yang baik akan menguntungkan para pekerja secara material, selain itu
mereka dapat bekerja dalam lingkungan yang lebih nyaman, sehingga secara keseluruhan
para pekerja akan dapat bekerja secara lebih produktif.
B. TUJUAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
Program keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk memberikan iklim yang
kondusif bagi para pekerja untuk berprestasi, setiap kejadian baik kecelakaan dan penyakit
kerja yang ringan maupun fatal harus dipertanggungjawabkan oleh pihak-pihak yang
bersangkutan (Rika Ampuh Hadiguna, 2009). Sedangkan menurut Rizky Argama (2006),
tujuan dari dibuatnya program  keselamatan dan kesehatan kerja adalah untuk mengurangi
biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja.
Beberapa tujuan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah:
1. Mencegah kerugian fisik dan finansial baik dari pihak karyawan dan perusahaan
2. Mencegah terjadinya gangguan terhadap produktivitas perusahaan
3. Menghemat biaya premi asuransi
4. Menghindari tuntutan hukum dan sebagai tanggung jawab sosial perusahaan kepada
karyawannya
C. SYARAT KESELAMATAN KERJA DAN PENTINGNYA KESELAMATAN KERJA
Syarat-syarat keselamatan kerja adalah untuk:
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
3. Mencegah dan mengurangi peledakan
4. Memberi pertolongan pada kecelakaan
5. Memberi alat-alat perlindungan diri pada pekerja
6. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai
7. Memelihara kesehatan dan ketertiban
Menurut saya pentingnya K3 bisa dilihat atau ditelaah dari beberapa kasus terjadinya
kecelakaan di tempat kerja sudah tidak menjadi rahasia umum lagi. Hal demikian bisa
muncul karena adanya keterbatasan fasilitas keamanan kerja dan juga karena kelemahan
pemahaman faktor-faktor prinsip yang perlu diterapkan perusahaan atau dalam suatu
perkerjaan. Filosofi keselamatan dan kesehatan kerja dalam memandang setiap orang
memiliki hak atas perlindungan kehidupan kerja yang nyaman belum sepenuhnya dipahami
baik oleh pihak suatu pekerjaan.
Selain itu setiap upaya yang terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja hanya berhasil
jika kedua pihak yaitu melakukan kerjasama sinergis dan harmonis. Setiap pelaku
harus bertekad dan berdisiplin memperkecil terjadinya kecelakaan kerja sampai nol.
Manfaat bagi kepentingan berupa keselamatan dan kesehatan kerja yang maksimum dan
begitu pula bagi perusahaan berupa keuntungan maksimum. untuk itu maka perusahaan
hendaknya! mematuhi peraturan keselamatan dan kesehatan kerja yang dikeluarkan
pemerintah secara taat asas membuat prosedur dan manual tentang bagaimana mengatasi
keselamatan kerja memberikan pelatihan dan sosialisasi keselamatan kerja pada karyawan
menyediakan fasilitas keselamatan kerja yang optimum bertanggung jawab atas
keselamatan kerja para karyawan
D. KONSEP SUMBER HUKUM KESELAMATAN KERJA
Ada banyak dasar hukum yang sering menjadi acuan mengenai Keselamatan dan Kesehatan
Kerja antara lain :
1. Undang- Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2)
“Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan”. Pengertiannya adalah bahwa yang dimaksud dengan pekerjaan adalah
pekerjaan yang bersifat manusiawi dan memungkinkan tenga kerja tetap sehat dan
selamat sehingga dapat hidup layak sesuai dengan martabat manusia.  Untuk itu
diperlukan situasi kerja yang aman, sehat dan selamat dengan mengetrapkan
keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Undang-Undang (UU) No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
Dalam Undang-Undang tersebut terdapat Ruang Lingkup Pelaksanaan, Syarat
Keselamatan Kerja, Pengawasan, Pembinaan, Panitia Pembina K-3, Tentang
Kecelakaan, Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja, Kewajiban Memasuki Tempat Kerja,
Kewajiban Pengurus dan Ketentuan Penutup (Ancaman Pidana). Inti dari UU ini
adalah, Ruang lingkup pelaksanaan K-3 ditentukan oleh 3 unsur: 
a. Adanya Tempat Kerja untuk keperluan suatu usaha, 
b. Adanya Tenaga Kerja yang bekerja di sana 
c. Adanya bahaya kerja di tempat itu.
Dalam Penjelasan UU No. 1 tahun 1970 pasal 1 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 2918, tidak hanya bidang Usaha bermotif Ekonomi tetapi
Usaha yang bermotif sosial pun (usaha Rekreasi, Rumah Sakit, dll) yang menggunakan
Instalasi Listrik dan atau Mekanik, juga terdapat bahaya (potensi bahaya tersetrum,
korsleting dan kebakaran dari Listrik dan peralatan Mesin lainnya.
3. Konvensi ILO No 120
Tentang : Higene dalam perniagaan dan kantor-kantor.
Pasal 12:
Persediaan yang cukup dari air minum yang sehat harus ada bagi keperluan pekerja-
pekerja.
4. UU No. 21 tahun 2003 tentang Pengesahan ILO Convention No. 81 Concerning Labour
Inspection in Industry and Commerce
Undang-Undang tersebut  disahkan pada tanggal 19 Juli 1947. Saat ini, telah ada 137
negara (lebih dari 70%) Anggota ILO meratifikasi (menyetujui dan memberikan sanksi
formal) ke dalam Undang-Undang, termasuk Indonesia (sumber: www.ILO.org). Ada 4
alasan Indonesia meratifikasi ILO Convention No. 81 ini, salah satunya adalah point 3
yaitu baik UU No. 3 Tahun 1951 dan UU No. 1 Tahun 1970 keduanya secara eksplisit
belum mengatur Kemandirian profesi Pengawas Ketenagakerjaan serta Supervisi
tingkat pusat (yang diatur dalam pasal 4 dan pasal 6 Konvensi tersebut) – sumber dari
Tambahan Lembaran Negara RI No. 4309. 
5. UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Khususnya Paragraf 5 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, pasal 86 dan 87.
Pasal 86 ayat 1 berbunyi: “Setiap Pekerja/ Buruh mempunyai Hak untuk memperoleh
perlindungan atas (a) Keselamatan dan Kesehatan Kerja.” Aspek Ekonominya adalah
Pasal 86 ayat 2: ”Untuk melindungi keselamatan Pekerja/ Buruh guna mewujudkan
produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.” Sedangkan Kewajiban penerapannya ada dalam pasal 87: “Setiap Perusahaan
wajib menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
terintegrasi dengan Sistem Manajemen Perusahaan.” 
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen
K3
Dalam Permenakertrans yang terdiri dari 10 bab dan 12 pasal ini, berfungsi sebagai
Pedoman Penerapan Sistem Manajemen K-3 (SMK3), mirip OHSAS 18001 di Amerika
atau BS 8800 di Inggris.
7. Undang-Undang No.14 tahun 1969
Pasal 9
Tiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas:
a. Keselamatan
b. Kesehatan
c. Kesusilaan
d. pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia &
moral agama
Pasal 10
Pemerintah membina norma perlindungan tenaga kerja yang meliputi :
a. Norma keselamatan kerja
b. Norma kesehatan kerja
c. norma kerja
d. Pemberian ganti kerugian, perawatan & rehabilitasi dalam hal kecelakaan kerja
8. Undang-Undang (UU) No.3 tahun 1992
a. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubungan dengan hubungan kerja
termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan
yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja & pulang
kerumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui
b. Jaminan kecelakaan kerja. Tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berhak
menerima jaminan kecelakaan kerja meliputi:
1) Biaya pengangkutan
2) Biaya pemeriksaan pengobatan dan/atau perawatan
3) Biaya rehabilitasi.
4) Santunan berupa uang meliputi :
a) Santunan sementara tidak mampu bekerja.
b) Santunan cacat sebagian untuk selamanya
c) Santunan cacat total untuk selamanya baik fisik maupun mental.
d) Santunan kematian
9. UU Kerja 1948 berlaku 1951
Tentang : jam kerja,cuti,kerja bagi anak,wanita,persyaratan tempat kerja.
Pasal 13 ayat 1:
Buruh wanita tidak diwajibkan bekerja pada hari pertama dan kedua waktu haid.
10. UU Kecelakaan 1947 berlaku 1951
Tentang : Penggantian kerugian kepada buruh yang mendapat kecelakaan atau penyakit
akibat kerja.
Pasal 1ayat 2 :
Penyakit yang timbul karena hubungan kerja dipandang sebagai kecelakaan.
E. PERATURAN SISTEM KEAMANAN PADA PROSES PEKERJAAN
Pemerintah memberikan jaminan kepada karyawan dengan menyusun Undang-undang
Tentang Kecelakaan Tahun  1947 Nomor  33, yang dinyatakan berlaku pada tanggal 6 januari
1951, kemudian disusul dengan Peraturan Pemerintah Tentang Pernyataan berlakunya
peraturan kecelakaan  tahun 1947 (PP No. 2 Tahun 1948), yang merupakan bukti tentang
disadarinya arti penting keselamatan kerja di dalam perusahaan. Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 3 Tahun 1992, menyatakan bahwa sudah sewajarnya apabila tenaga kerja
juga berperan aktif dan ikut bertanggung jawab atas pelaksanaan program pemeliharaan dan
peningkatan kesejahteraan demi terwujudnya perlindungan tenaga kerja dan keluarganya
dengan baik. Jadi, bukan hanya perusahaan saja yang bertanggung jawab dalam masalah ini,
tetapi para karyawan juga harus ikut berperan aktif  dalam hal ini agar dapat tercapai
kesejahteraan bersama.
Penerapan program K3 dalam perusahaan akan selalu terkait dengan landasan hukum
penerapan program K3 itu sendiri. Landasan hukum tersebut memberikan pijakan yang jelas
mengenai aturan yang menentukan bagaimana K3 harus diterapkan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kesehatan
dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan
keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental maupun emosional terhadap
pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Jadi kesehatan dan keselamatan kerja tidak
melulu berkaitan dengan masalah fisik pekerja, tetapi juga mental, psikologis dan emosional.
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang penting dalam
ketenagakerjaan. Oleh karena itulah sangat banyak berbagai peraturan perundang-undangan
yang dibuat untuk mengatur nmasalah kesehatan dan keselamatan kerja. Meskipun banyak
ketentuan yang mengatur mengenai kesehatan dan keselamatan kerja, tetapi masih banyak
faktor di lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja yang disebut
sebagai bahaya kerja dan bahaya nyata. Masih banyak pula perusahaan yang tidak memenuhi
standar keselamatan dan kesehatan kerja sehingga banyak terjadi kecelakaan kerja.
B. SARAN
Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam pembangunan karena sakit dan
kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi (lost benefit) suatu perusahaan atau
negara olehnya itu kesehatan dan keselamatan kerja harus dikelola secara maksimal bukan
saja oleh tenaga kesehatan tetapi seluruh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Mondy, R.W., 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kesepuluh (terjemahan), Jakarta:


Penerbit Erlangga
Undang - Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
(http://prokum.esdm.go.id/uu/2003/uu-13-2003.pdf)
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3): Definisi, Indikator Penyebab dan Tujuan Penerapan
Keselatan dan Kesehatan Kerja (http://jurnal-
sdm.blogspot.com/2009/10/kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3.html)
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (http://anandasekarbumi.files.wordpress.com/2010/11/sap-9-
msdm-10-11.ppt)
 Nuraini. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: CV Aswaja Pressindo

Anda mungkin juga menyukai