Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KEBISINGAN DAN PENCAHAYAAN BAHAYA


ALAT PELINDUNG DIRI DAN PENANGGULANGANNYA
“Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (K3)”

Dosen pembimbing : Ns. Nindawi, S.Kep., MM., M.Kes

Disusun Oleh :
Siti Nurhosifah
NRP. 33411801106

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


JURUSAN KESEHATAN
POLITEKNIK NEGERI MADURA
KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik.
 Makalah ini disusun bertujuan untuk memenuhi tugas mata Kesehatan dan
Keselamatan Kerja program studi DIII Keperawatan di POLTERA. Saya selaku
penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan
mengarahkan saya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan
tepat waktu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya kepada semua pihak yang membantu terselesainya makalah ini.
            Saya sangat menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan
makalah ini. Oleh karena itu, dimohon saran dan kritik yang membangun.Akhir kata
semoga makalah yang saya buat dapat bermanfaat bagi pembaca.

Pamekasan , 10 0ktober 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................2
1.1. Latar Belakang..............................................................................2
1.2. Rumusan Masalah.........................................................................2
1.3. Tujuan Penelitian...........................................................................2
1.4. Manfaat Penelitian.........................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN............................................................................2
2.1. Pengertian dari Kebisingan dan Pencahayaan pada K3................2
2.2. Jenis-jenis kebisingan pada K3.....................................................2
2.3. Sumber Pencahayaan pada Kesehatan dan Keselamatan Kerja....2
2.4 Alat-alat pelindung diri dan cara penanggulangan........................2
BAB 3 PENUTUP.....................................................................................2
3.1. Penutup..........................................................................................2
3.2. Saran..............................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................2

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan, masalah keamanan dan


keselamatan kerja merupakan faktor penting yang harus menjadi perhatian
utama semua pihak. Keberhasilan kita dalam melaksanakan pekerjaan tidak
hanya diukur dari selesainya pekerjaan tersebut. Banyak hal yang dijadikan
sebagai parameter penilaian terhadap keberhasilan suatu pekerjaan. Pekerjaan
dinilai berhasil apabila keamanan dan keselamatan semua sumber daya yang
ada terjamin, dapat diselesaikan tepat waktu atau bahkan bisa lebih cepat dari
waktu yang ditentukan, memberikan keuntungan bagi perusahaan,
memberikan kepuasan kepada semua pihak (pimpinan, karyawan dan pemberi
kerja).

Terkadang kita tidak begitu peduli dengan suara mesin yang sedang
beroperasi, suara yang mendengung dari spare part mesin yang longgar,
ataupun obrolan orang-orang di tempat umum yang membuat gaduh. Semua
itu kita anggap biasa dan membiarkan fungsi tubuh kita beradaptasi dengan
kondisi seperti itu hingga pada akhirnya merasa terbiasa. Padahal kondisi
tersebut termasuk kondisi kurang nyaman dan tidak baik bagi kesehatan
khususnya pendengaran.

Di kota-kota besar kebisingan dari lalu lalang kendaraan pun cukup


mengganggu. Bapedal Kodya Bandung melaporkan, tiga sumber utama
pencemaran udara adalah NO(x), debu, dan kebisingan (Pikiran Rakyat, 31-8-
1999).[ CITATION Sit16 \l 1057 ]

Begitu pula dengan penerangan sangat mempengaruhi kemampuan


manusia untuk melihat obyek secara jelas, cepat tanpa menimbulkan
kesalahan. Kebutuhan akan pencahayaan yang baik, akan makin diperlukan
apabila kita mengerjakan suatu pekerjaan yang memerlukan ketelitian karena
penglihatan. Pencahayaan yang terlalu suram mengakibatkan mata pekerja
makin cepat lelah karena mata akan berusaha untuk melihat, dimana lelahnya

1
mata mengakibatkan kelelahan mental, lebih jauh lagi keadaan tersebut bisa
menimbulkan rusaknya mata, karena bisa menyilaukan.

Permasalahan penerangan meliputi kemampuan manusia untuk


melihat sesuatu, sifat-sifat dari indera penglihatan, usaha-usaha yang
dilakukan untuk melihat obyek lebih baik dan pengaruh penerangan terhadap
lingkungan, alat yang digunakan untuk mengetahui intensitas penerangan
adalah Luxmeter.

Penerangan dikatakan buruk apabila memiliki intensitas penerangan


yang rendah untuk jenis pekerjaan yang sesuai, distribusi yang tidak merata,
mengakibatkan kesilauan, dan kurangnya kekontrasan.

Meskipun sudah tersedia perangkat hukum dan teknis, metodologi dan


alat ukur guna mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja, maka
dibutuhkan peningkatan kesadaran umum akan pentingnya Keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) dan komitmen manajemen keamanan yang kuat untuk
mengimplementasikan sistem K3 yang efektif dalam suatu pekerjaan. Agar
angka keselamatan terhadap keselamatan dan kesehetan kerja serta keamanan
karyawan dalam bekerja lebih baik.

2. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian dari kebisingan dan Pencahayaan pada Kesehatan
dan Keselamatan Kerja ?
2. Sebutkan dan jelaskan Jenis-jenis kebisingan pada Kesehatan dan
Keselamatan Kerja ?
3. Sebutkan dan jelaskan sumber pencahayaan pada Kesehatan dan
Keselamatan Kerja ?
4. Apa alat-alat pelindung diri dan cara penanggulangan untuk
menghindari bahaya kebisingan dan pencahayaan pada Kesehatan dan
Keselamatan Kerja ?

2
3. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengertian dari kebisingan dan Pencahayaan pada


Kesehatan dan Keselamatan Kerja

2. Untuk mengetahui Jenis-jenis kebisingan pada Kesehatan dan


Keselamatan Kerja

3. Untuk mengetahui sumber pencahayaan pada Kesehatan dan


Keselamatan Kerja

4. Untuk mengetahui alat alat pelindung diri dan cara penanggulangan


untuk menghindari bahaya kebisingan dan pencahayaan pada Kesehatan
dan Keselamatan Kerja

4. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini dapat menjadi landasan dalam pengembangan


media pembelajaran atau penerapan media pembelajaran secara lebih lanjut.
Selain itu juga menjadi sebuah nilai tambah khasanah pengetahuan ilmiah
dalam bidang pendidikan keperawatan.

3
BAB 2
PEMBAHASAN

6. Pengertian dari Kebisingan dan Pencahayaan pada K3

Bising adalah suara/bunyi yang tidak diinginkan . Kebisingan pada


tenaga kerja dapat mengurangi kenyamanan dalam bekerja, mengganggu
komunikasi atau percakapan antar pekerja, mengurangi konsentrasi.

Kebisingan terkait tempat kerja menurut Kepmenaker No 51  tahun


1999 adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-
alat proses poduksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat
menimbulkan gangguan pendengaran. Kebisingan ditempat kerja adalah
semua bunyi-bunyi atau suara-suara yang tidak dikehendaki yang bersumber
dari alat-alat produksi di tempat kerja.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.1405 tahun 2002,


penerangan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif. Nilai Pencahayaan
yang dipersyaratkan oleh Kep-Menkes RI No. 1405/Menkes/SK/XI/2002
yaitu minimal 100 lux.

Penerangan di tempat kerja adalah salah satu sumber cahaya yang


menerangi benda-benda ditempat kerja. Penerangan dapat berasal dari
cahaya alami dan cahaya buatan, banyak obyek kerja beserta benda atau alat
dan kondisi disekitar yang perlu dilihat oleh tenaga kerja, hal ini penting
untuk menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi.

Pencahayaan yang kurang memadai merupakan beban tambahan


bagi pekerja, sehingga dapat menimbulkan gangguan  performance
(penampilan) kerja yang akhirnya dapat memberikan pengaruh terhadap
kesehatan dan keselamatan kerja. Hal ini sangat erat kaitannya dan mutlak
harus ada karena berhubungan denganfungsi indera penglihatan, yang dapat
mempengaruhi produktifitas bagi tenagakerja.[ CITATION had15 \l 1057 ]

4
7. Jenis-jenis kebisingan pada K3
Berdasarkan frekuensi, tingkat tekanan bunyi, tingkat bunyi dan tenaga
bunyi maka bising dibagi dalam 3 kategori:

1. Occupational noise (bising yang berhubungan dengan pekerjaan) yaitu


bising yang disebabkan oleh bunyi mesin di tempat kerja, misal bising
dari mesin ketik.
2. Audible noise (bising pendengaran) yaitu bising yang disebabkan oleh
frekuensi bunyi antara 31,5 – 8.000 Hz.
3. Impuls noise (Impact noise = bising impulsif) yaitu bising yang terjadi
akibat adanya bunyi yang menyentak, misal pukulan palu, ledakan
meriam, tembakan bedil.

Menurut SK Dirjen P2M dan PLP, penjelasan terkait tingkat kebisingan


sebagai berikut:

1. Tingkat kebisingan sinambung setara (Equivalent Continuous Noise


Level) adalah tingkat kebisingan terus menerus (=steady noise) dalam
ukuran dBA, berisi energi yang sama dengan energi kebisingan terputus-
putus dalam satu periode atau interval waktu pengukuran.
2. Tingkat kebisingan yang dianjurkan dan maksimum yang diperbolehkan
adalah rata-rata nilai modus dari tingkat kebisingan pada siang, petang
dan malam hari.
Tingkat ambien kebisingan (=Background noise level) atau tingkat latar
belakang kebisingan adalah rata-rata tingkat suara minimum dalam
keadaan tanpa gangguan kebisingan pada tempat dan saat pengukuran
dilakukan, jika diambil nilainya dari distribusi statistik adalah 95%.

5
8. Sumber Pencahayaan pada Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Pencahayaan alami adalah cahaya yang ditimbulkan oleh matahari
atau kubah langit. Cahaya matahari yang mengandung radiasi panas itu
apabila masuk ke dalam ruangan akan menyebabkan kenaikan suhu
ruangan. Sumber pencahayaan alam (cahaya matahari). Sedangkan menurut
Satwiko (2005: 88), cahaya alami adalah cahaya yang bersumber dari alam,
misalnya matahari, lahar panas, fosfor di pohon-pohon, kilat, kunang-
kunang, dan bulan yang merupakan sumber cahaya alami skunder, karena
sebenarnya bulan hanya memantulkan cahaya matahari. Berikut ini adalah
beberapa keuntungan dan kelemahan dari penggunaan cahaya alami :

Keuntungan pencahayaan alam :


1. Bersifat alami, tersedia melimpah dan terbaharui
2. Tidak memerlukan biaya dalam penggunaannya
3. Cahaya alam sangat baik dilihat dari sudut kesehatan karena memiliki
daya panas dan kimiawi yang diperlukan bagi makluk hidup di bumi,
4. Cahaya alam dapat memberikan kesan lingkungan yang berbeda, bahkan
kadang-kadang sangat memuaskan.
Kelemahan pencahayaan alam :
1. Cahaya alam sulit dikendalikan, kondisinya selalu berubah karena
dipengaruhi oleh waktu dan cuaca,
2. Cahaya alam pada malam hari tidak tersedia,
3. Sinar ultra violet dari cahaya alam mudah merusak benda-benda di dalam
ruang.
4. Perlengkapan untuk melindungi dari panas dan silau membutuhkan biaya
tambahan yang cukup tinggi.

Pencahayaan buatan (artificial light) adalah segala bentuk cahaya


 

yang bersumber dari alat yang diciptakan oleh manusia, seperti: lampu pijar,
lilin, lampu minyak tanah. Pecahayaan buatan adalah pencahayaan yang
dihasilkan dari usaha manusia seperti lampu pijar. (Lasa, 2005: 170).

6
Sumber pencahayaan buatan yang terbagi atas :

1. General lighting adalah penerangan umum yaitu penerangan yang


dibutuhkan untuk menerangi suatu tempat atau ruangan tersebut.
2. Localized general lighting
3.  Local lighting  atau penerangan lokal, yaitu, penerangan pada tempat kerja
dimana untuk menerangi obyek pekerjaan.
Keuntungan menggunakan pencahayaan buatan

1. Cahaya buatan dapat dikendalikan, dalam arti bahwa kekuatan


pencahayaan yang dihasilkan dari lampu dapat diatur sesuai dengan
kebutuhan,
2.  Cahaya buatan tidak dipengaruhi oleh kondisi alam
3. Arah jatuhnya cahaya dapat diatur, sehingga tidak menimbulkan silau
bagi pekerja.
4. Kelemahan penggunaan pencahayaan buatan
5.  Cahaya buatan memerlukan biaya yang relatif besar karena dipengaruhi
oleh sumber tenaga listrik,
6. Cahaya buatan kurang baik bagi kesehatan manusia jika digunakan terus
menerus di ruang tertutup tanpa dukungan cahaya alami.

2.4 Alat-alat pelindung diri dan cara penanggulangan


5. Kebisingan

gangguan pendengaran pengemudi kendaraan atau faktor pemicu


yang lain tidak dapat disembuhkan namun bisa dicegah, oleh karena itu
tempat kerja menerapkan Program Konservasi Pendengaran / Hearing
Conservation Program (HCP).

7
Program Konservasi Pendengaran meliputi :

1. Pemantauan Kebisingan

Alat ukur untuk pengukuran kebisingan di tempat kerja adalah Sound


Level Meter (SLM) dan untuk personal monitoring digunakan Noise
Dosimeter.

Gambar 1 Noise Dosimeter Gambar 2 Sound Level Meter

Noise Dosimeter yang digunakan untuk personal monitoring


kebisingan.Sebelum melakukan pengukuran yang pertama harus dilakukan adalah
identifikasi bahaya apakah di area kerja terdapat sumber bahaya dari mesin atau
aktifitas pekerjaan yang dapat menimbulkan kebisingan, bisa juga dengan
melakukan Work Through Survey yaitu survey ke tempat kerja dan melakukan
identifikasi bahaya.

Langkah selanjutnya melakukan pengukuran kebisingan dengan SLM, perlu


diketahui bahwa noise adalah menggunakan fungsi logaritma, karena rentang
pendengaran manusia sangat lebar dengan satuan desible (db) Lakukan
pengukuran secara periodik baik tempat kerja maupun personal monitoring,
bandingkan data pengukuran dengan Nilai Ambang Batas.[ CITATION put19 \l
1057 ]

8
2. Test Audiometri / Pendengaran

Apabila hasil pengukuran di tempat kerja menunjukkan intensitas


kebisingan melebihi NAB maka lakukan audiometri test kepada karyawan
minimal 1 tahun sekali.

Audiometri test juga harus dilakukan pada karyawan baru / rotasi /


mutasi sebelum di tugaskan ke area dengan intensitas kebisingan yang tinggi.
Target dari audiometri test adalah pemeriksaan gangguan pendengaran
persepsi,konduksi atau campuran.

3. Pengendalian Kebisingan

Langkah efektif untuk pencegahan gangguan pendengaran adalh


dengan melakukan pengendalian pada sumber bahaya dengan melakukan
eliminasi, subtitusi, engineering, administrasi.

Pada tahap perencanaan / engineering pastikan memilih peralatan


dengan efek kebisingan paling rendah, mesin dengan intensitas kebisingan
tinggi jauhkan dari area yang terdapat banyak pekerja disana. Jika mesin
tersebut masih bising lakukan pemasangan barier, pasang peredam jika perlu
total enclosure / partial enclosure.

4. Alat Pelindung Diri / Alat Pelindung pendengaran

Pemakaian Alat pelindung pendengaran adalah upaya terakhir dalam


upaya pencegahan gangguan pendengaran, ada 2 jenis :
1. Ear plug / sumbat telinga
2. Ear muff / tutup telinga
6. Pencahayaan

Di samping akibat-akibat pencahayaan yang kurang kadang-kadang juga


menimbulkan masalah, apabila pengaturannya kurang baik, yakni silau. Silau
juga menjadi beban tambahan pekerja maka harus dilakukan pengaturan atau
dicegah. Mencegah kesilauan (luminansi), dengan :

9
1. Pemilihan jenis lampu yang tepat, misalnya neon. Lampu neon kurang
menyebabkan silau dibandingkan lampu biasa.
2. Menempatkan sumber-sumber cahaya atau penerangan sedemikian rupa
sehingga tidak langsung mengenai bidang yang mengkilap.
3. Tidak menempatkan benda-benda yang berbidang mengkilap di muka
jendela yang langsung memasukkan sinar matahari.
4. Penggunaan alat-alat pelapis bidang yang tidak mengkilap.
5. Mengusahakan agar tempat-tempat kerja tidang terhalang oleh bayangan
suatu benda. Dalam ruangan kerja sebaiknya tidak terjadi bayangan-
bayangan.

10
BAB 3
PENUTUP
3.1. Penutup
Bising adalah suara/bunyi yang tidak diinginkan . Kebisingan pada
tenaga kerja dapat mengurangi kenyamanan dalam bekerja. Penerangan
adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan secara efektif. Nilai Pencahayaan yang
dipersyaratkan oleh Kep-Menkes RI No. 1405/Menkes/SK/XI/2002 yaitu
minimal 100 lux.

Berdasarkan frekuensi, tingkat tekanan bunyi, tingkat bunyi dan


tenaga bunyi maka bising dibagi dalam 3 kategori: Occupational noise,
audible noise, impuls noise (Impact noise = bising impulsif).

Pencahayaan alami adalah cahaya yang ditimbulkan oleh matahari


atau kubah langit. Cahaya matahari yang mengandung radiasi panas itu
apabila masuk ke dalam ruangan akan menyebabkan kenaikan suhu
ruangan. Pencahayaan buatan (artificial light) adalah segala bentuk cahaya
yang bersumber dari alat yang diciptakan oleh manusia, seperti: lampu pijar,
lilin, lampu minyak tanah. Pecahayaan buatan adalah pencahayaan yang
dihasilkan dari usaha manusia seperti lampu pijar.

Tempat kerja menerapkan Program Konservasi Pendengaran /


Hearing Conservation Program (HCP). Pemantauan Kebisingan, Test
Audiometri / Pendengaran, Pengendalian Kebisingan, Alat Pelindung Diri /
Alat Pelindung pendengaran.

3.2. Saran
Makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami meminta
saran dan kritik yang membangun mengenai pembahasan pada makalah ini
sehingga untuk selanjutnya dapat lebih berhati-hati lagi dalam membuat
makalah dengan pembahasan yang berbeda.

11
DAFTAR PUSTAKA

hadi. (2015). Retrieved from


www.kompasiana.com/hadi_santa/550081c7813311791bfa78ae/pengaruh-
kebisingan-temperatur-dan-pencahayaan-terhadap-performa-kerja?
page=all:
https://www.kompasiana.com/hadi_santa/550081c7813311791bfa78ae/pe
ngaruh-kebisingan-temperatur-dan-pencahayaan-terhadap-performa-kerja?
page=all
putri. (n.d.). Retrieved from safetysign.co.id/news/298/7-Poin-Penting-Tentang-
Penerangan-di-Tempat-Kerja-Bagaimana-Penerangan-yang-Baik-Sesuai-
Standar: https://safetysign.co.id/news/298/7-Poin-Penting-Tentang-
Penerangan-di-Tempat-Kerja-Bagaimana-Penerangan-yang-Baik-Sesuai-
Standar
Siti. (2016). Retrieved from nuruddinmh.wordpress.com/2012/11/18/kebisingan-
dan-pencegahannya/:
https://nuruddinmh.wordpress.com/2012/11/18/kebisingan-dan-
pencegahannya/

12

Anda mungkin juga menyukai