Anda di halaman 1dari 11

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

TERHADAP KEBISINGAN DI SEBUAH


PERUSAHAAN INDUSTRI

Disusun oleh :

M.Luthfy Ramdhany 4415210073

M.Syafrizal 4415210074

Matthew Lamhot P 4415210075

Moch Rangga G 4415210080

M Arief M 4415210086

M Fahmi Effendi 4415210090

M Julwin Dwi F 4415210093

M Thoriq Al 4415210098

Prasetyo Utomo 4415210106


Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang dengan karunianya telah
memberi kami pemahaman untuk menulis makalah “Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) di Terhadap Kebisingan di Sebuah Perusahaan Industri” pada mata kuliah
Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta dapat menyelesaikan hasil pemikiran untuk dapat
dimanfaatkan oleh mahasiswa, umumnya yang berhubungan dengan lingkungan serta pihak –
pihak yang bersangkutan dengan kepedulian terhadap lingkungan.
Adapun dalam menyelesaikan makalah ini sudah sepantasnya saya mendapatkan
kesulitan dan hambatan. Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada
Bapak yang telah membantu kami dalam penyelesaian makalah ini dengan memberi
penjelasan setiap hari.
Oleh Karena itu, makalahyang telah sayatuliskan ini semoga dapat di manfaatkan dan
di terjemahkan sebagai pembahasan.

10 Oktober 2016
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR                         .............................................................................      i

DAFTAR ISI                                       .............................................................................      ii

BAB I      PENDAHULUAN             .............................................................................      1

1.1           Latar Belakang                     .............................................................................      1

1.2           Rumusan Masalah                .............................................................................      3

1.3           Tujuan                                  .............................................................................      3

1.4           Manfaat                                .............................................................................      3

BAB II    PEMBAHASAN                 .............................................................................      4

2.1           Kebisingan                           .............................................................................      4

2.2           Tingkat Kebisingan              .............................................................................      6

2.3           Jenis – Jenis Kebisingan       .............................................................................      7

2.4           Efek – Efek Kebisingan       .............................................................................      7

2.5           Baku Tingkat Kebisingan    .............................................................................      8

BAB III   PENUTUP                          .............................................................................      9

3.1           Kesimpulan                          .............................................................................      9

3.2           Saran                                    .............................................................................      9

DAFTAR PUSTAKA                          .............................................................................      10


BAB I
PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga
kerja yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. Dengan menerapkan
teknologi pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan
mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi. Disamping itu
keselamatan dan kesehatan kerja dapat diharapkan untuk menciptakan kenyamanan kerja dan
keselamatan kerja yang tinggi. Jadi, unsur yang ada dalam kesehatan dan keselamatan kerja
tidak terpaku pada faktor fisik, tetapi juga mental, emosional dan psikologi.
Meskipun ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja telah diatur
sedemikian rupa, tetapi dalam praktiknya tidak seperti yang diharapkan. Begitu banyak faktor
di lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja seperti faktor manusia,
lingkungan dan psikologis. Masih banyak perusahaan yang tidak memenuhi standar
keselamatan dan kesehatan kerja. Begitu banyak berita kecelakaan kerja yang dapat kita
saksikan. Dalam makalah ini kemudian akan dibahas mengenai permasalahan kesehatan dan
keselamatan kerja serta bagaimana mewujudkannya dalam keadaan yang nyata.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan,
sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas
kesehatan dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik. Jika kita
pelajari angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja di beberapa negara maju (dari beberapa
pengamatan) menunjukan kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai faktor penyebab,
sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja
yang kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak
menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia. Dalam penjelasan undang-
undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap
tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan
kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan disekitarnya.
Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuan hidupnya. Dalam
bekerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan faktor yang sangat penting untuk
diperhatikan karena seseorang yang mengalami sakit atau kecelakaan dalam bekerja akan
berdampak pada diri, keluarga dan lingkungannya. Salah satu komponen yang dapat
meminimalisir Kecelakaan dalam kerja adalah tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan
mempunyai kemampuan untuk menangani korban dalam kecelakaan kerja dan dapat
memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk menyadari pentingnya keselamatan dan
kesehatan kerja.
Upaya pencegahan dan pengendalian bahaya kerja yang dapat menyebabkan
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat dilakukan dengan penerapan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja. Secara keilmuan K3, didefinisikan sebagai
ilmu dan penerapan teknologi tentang pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Dari aspek hukum K3 merupakan kumpulan peraturan perundang-undangan yang mengatur
tentang perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja.
1.2     Rumusan Masalah
1.    Bagaimana cara penanganan apabila terjadi kecelakaan disaat melakukan pekerjaan?
2.    Bagaimana cara menangani kebisingan yang berasal dari Mesin Pengolahan yang setiap hari
terdengar oleh para karyawan dan sangat mengganggu kenyamanan pekerja?
3.    Bagaimana cara agar saat melakukan proses produksi pekerja dapat memastikan keselamatan
kesehatan kerja?

1.3     Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.      Untuk mengetahui jenis – jenis kecelakaan kerja yang terjadi di PT Sinar Sosro.
2.      Untuk mengetahui peran K3 dalam mencegah kecelakaan kerja.
3.      Untuk mengetahui Sistem Manajemen K3 di PT. Sinar Sosro

1.4    Manfaat
Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai program kesehatan dan keselamatan
kerja terhadap produktifitas kerja karyawan dalam perusahaan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1    Kebisingan
Bising adalah campuran dari berbagai suara yang tidak dikehendaki ataupun yang
merusak kesehatan, saat ini kebisingan merupakan salah satu penyebab“Penyakit
Lingkungan”. yang penting (Slamet, 2006). Sedangkan kebisingan sering digunakan sebagai
istilah untuk menyatakan suara yang tidak diinginkan yang disebabkan oleh kegiatan manusia
atau aktifitas-aktifitas alam (Schilling, 1981).
Suara dihasilkan ketika sumbernya menyentuh partikel-partikel udara sehingga saling
bergesekan, menimbulkan gelombang suara yang bergerak menyebar ke partikel-partikel
udara lainnya akhirnya sampai kemana-mana jauh dari sumbernya. Kecepatan rambat suara
ini kira-kira 340 meter/detik, tetapi angka ini bervariasi sesuai dengan media perantara.
Kecepatan rambat suara di besi adalah 5000 meter/detik dan 1500 meter/detik di dalam air
(Phoon, 1988).
Gelombang bunyi adalah gelombang mekanis longitudinal, gelombang bunyi tersebut
dapat dijalarkan di dalam benda padat, benda cair dan gas. Partikel-partikel yang
mentransmisikan sebuah gelombang seperti itu berosilasi di dalam arah penjalaran
gelombang itu sendiri. Ada suatu jangkauan frekuensi yang besar di dalam mana dapat
menghasilkan gelombang mekanis longitudinal dan gelombang bunyi adalah dibatasi oleh
jangkauan frekuensi yang dapat merangsang telinga dan otak manusia kepada sensasi
pendengaran (Halliday, 1990).
Berdasarkan frekuensi, tingkat tekanan bunyi dan tenaga bunyi maka bising dibagi
dalam 3 kategori:
1.  Occupational noise (bising yang berhubungan dengan pekerjaan) yaitu bising yang disebabkan
oleh bunyi mesin di tempat kerja, misal bising dari mesin ketik.
2.  Audible noise (bising pendengaran) yaitu bising yang disebabkan oleh frekuensi bunyi antara
31,5 . 8.000 Hz.
3.   Impuls noise (Impact noise = bising impulsif) yaitu bising yang terjadi akibat adanya bunyi
yang menyentak, misal pukulan palu, ledakan meriam, tembakan senjata api.
Banyak pendapat yang mengemukakan tentang definisi kebisingan seperti yang
tertulis dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
718/Menkes/Per/XI/1987: Kebisingan adalah terjadinya bunyi yang tidak diinginkan
sehingga mengganggu dan atau dapat membahayakan kesehatan. Bising ini merupakan
kumpulan nada-nada dengan bermacam-macam intensitas yang tidak diingini sehingga
mengganggu ketentraman orang terutama pendengaran (Dirjen P2M dan PLP Depkes RI,
1993).
Sedangkan menurut surat edaran Menteri Tenaga Kerja Transmigrasi dan Koperasi
Nomor SE 01/Men/1978: Kebisingan ditempat kerja adalah semua bunyibunyi atau suara-
suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat produksi di tempat kerja
(Rizeddin, dalam Suheryanto, 1994).
2.2    Tingkat Kebisingan
Karena ada kisaran sensitivitas, telinga dapat mentoleransi bunyi-bunyi yang lebih
keras pada frekuensi yang lebih rendah dibanding pada frekuensi tinggi. Kisaran kurva-kurva
pita oktaf dikenal sebagai kurva tingkat kebisingan (NR = noise rating) pernah dibuat untuk
menyatakan analisis pita oktaf yang dianjurkan pada berbagai situasi. Kurva bising yang
diukur yang terletak dekat di atas pita analisis menyatakan NR kebisingan tersebut
(Harrington dan Gill, 2005).
Menurut SK Dirjen P2M dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman Departemen
Kesehatan RI Nomor 70-1/PD.03.04.Lp, (Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan Kebisingan
yang Berhubungan dengan Kesehatan Tahun 1992), tingkat kebisingan diuraikan sebagai
berikut:
1.         Tingkat kebisingan sinambung setara (Equivalent Continuous Noise Level = Leq) adalah
tingkat kebisingan terus menerus (=steady noise) dalam ukuran dBA, berisi energi yang sama
dengan energi kebisingan terputus-putus dalam satu periode atau interval waktu pengukuran.
2.         Tingkat kebisingan yang dianjurkan dan maksimum yang diperbolehkan adalah rata-rata
nilai modus dari tingkat kebisingan pada siang, petang dan malam hari.
3.         Tingkat ambien kebisingan (=Background noise level) atau tingkat latar belakang kebisingan
adalah rata-rata tingkat suara minimum dalam keadaan tanpa gangguan kebisingan pada
tempat dan saat pengukuran dilakukan, jika diambil nilainya dari distribusi statistik adalah
95% atau L-95.

2.3    Jenis – Jenis Kebisingan


Suma'mur (1993) mengemukakan bahwa selain dibedakan menurut tingkatannya
kebisingan juga dibedakan menurut jenisnya sebagai berikut:
1.      Kebisingan continue yaitu kebisingan dengan spektrum berfrekuensi luas misal: suara yang
timbul oleh kompresor, kipas angin, dapur pijar serta spektrum yang berfrekuensi sempit
contoh: suara gergaji sirkuler, katup gas.
2.      Kebisingan terputus-putus misal suara lalu lintas, suara pesawat udara yang tinggal landas.
3.   Kebisingan implulsif (= impact or impulsive noise) seperti: pukulan martil, tembakan senapan,
ledakan meriam dan lain-lain.
2.4    Efek – Efek Kebisingan

Efek Kebisingan

1. Gangguan Fisiologis

Pada umumnya, bising bernada tinggi sangat mengganggu, apalagi bila terputus-putus atau

yang datangnya tiba-tiba. Gangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah (± 10

mmHg), peningkatan nadi, konstriksi pembuluh darah perifer terutama pada tangan dan

kaki, serta dapat menyebabkan pucat dan gangguan sensoris.

Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan pusing/sakit kepala. Hal ini

disebabkan bising dapat merangsang situasi reseptor vestibular dalam telinga dalam yang

akan menimbulkan evek pusing/vertigo. Perasaan mual,susah tidur dan sesak nafas

disbabkan oleh rangsangan bising terhadap sistem saraf, keseimbangan organ, kelenjar

endokrin, tekanan darah, sistem pencernaan dan keseimbangan elektrolit.

2. Gangguan Psikologis

Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, susah tidur, dan

cepat marah. Bila kebisingan diterima dalam waktu lama dapat menyebabkan penyakit

psikosomatik berupa gastritis, jantung, stres, kelelahan dan lain-lain.

3. Gangguan Komunikasi

Gangguan komunikasi biasanya disebabkan masking effect (bunyi yang menutupi

pendengaran yang kurang jelas) atau gangguan kejelasan suara. Komunikasi

pembicaraan harus dilakukan dengan cara berteriak. Gangguan ini menyebabkan

terganggunya pekerjaan, sampai pada kemungkinan terjadinya kesalahan karena tidak


mendengar isyarat atau tanda bahaya. Gangguan komunikasi ini secara tidak langsung

membahayakan keselamatan seseorang.

4. Gangguan Keseimbangan

Bising yang sangat tinggi dapat menyebabkan kesan berjalan di ruang angkasa atau

melayang, yang dapat menimbulkan gangguan fisiologis berupa kepala pusing (vertigo)

atau mual-mual.

5. Efek pada pendengaran

Pengaruh utama dari bising pada kesehatan adalah kerusakan pada indera pendengaran,

yang menyebabkan tuli progresif dan efek ini telah diketahui dan diterima secara umum

dari zaman dulu. Mula-mula efek bising pada pendengaran adalah sementara dan

pemuliahan terjadi secara cepat sesudah pekerjaan di area bising dihentikan. Akan tetapi

apabila bekerja terus-menerus di area bising maka akan terjadi tuli menetap dan tidak

dapat normal kembali, biasanya dimulai pada frekuensi 4000 Hz dan kemudian makin

meluas kefrekuensi sekitarnya dan akhirnya mengenai frekuensi yang biasanya digunakan

untuk percakapan.

2.5    Baku Tingkat Kebisingan


Nilai ambang batas kebisingan adalah intensitas tertinggi dan merupakan nilai rata-
rata yang masih dapat diterima oleh manusia tanpa mengakibatkan hilangnya daya dengar
yang tetap untuk waktu yang cukup lama/terus menerus, selanjutnya ditulis NAB. Penting
untuk diketahui bahwa di dalam menetapkan standar NAB pada suatu level atau intensitas
tertentu, tidak akan menjamin bahwa semua orang yang terpapar pada level tersebut secara
terus menerus akan terbebas dari gangguan pendengaran, karena hal itu tergantung pada
respon masing-masing individu (Keputusan MENLH, 1996).
BAB III
PENUTUP
3.1    Kesimpulan
Berdasarkan penulisan makalah di atas, maka dapat di peroleh beberapa kesimpulan,
yaitu:
1.    Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas kesehatan dan
non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik.
2.    Pemaparan bising selama 8 jam perhari, sebaiknya tidak melebihi ambang batas 85 dBA..
4.      Kebisingan terdiri dari 3 jenis, yaitu Kebisingan continue, Kebisingan terputus – putus  dan
Kebisingan implulsif

4.1    Saran
1.    Lengkapi persediaan alat pelindung diri (APD)
2.    Setiap pekerja wajib menggunakan alat pelindung diri (APD) untuk  keselamatan kerja.
3.    Pemeriksaan mesin produksi secara rutin agar tidak menyebabkan kecelakaan kerja.

                                                         DAFTAR PUSTAKA


Sumber internet
http://hitamandbiru.blogspot.com/2012/08/makalah-keselamatan-dan-kesehatan-kerja.html
http://emperordeva.wordpress.com/about/makalah-keselamatan-kerja/
http://drifai.wordpress.com/makalah-k3/
http://ajago.blogspot.com/2007/12/kesehatan-dan-keselamatan-kerja-di.html

http://ekookdamezs.blogspot.com/2011/03/makalah-kesehatan-keselamatan-kerja.html

Anda mungkin juga menyukai