Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

DOSEN : Dr. Slamet Widodo, S.Pd, M.Kes.

Disusun Oleh :

NAMA : Muhammad Fajri Musaddaq

NIM : 200207602025

PRODI : D4 Tata Boga

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2020
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas individu untuk mata kuliah Sanitasi Hygiens dan Keselamatan Kerja dengan
judul konsep dasar K3.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya
pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala
bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya
kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan.

Bantaeng, September 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..........................................................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar P3.......................................................................................................


B. Faktor Penyebab Kecelakaan..................................................................................
C. Teori-Teori/Landasan K3........................................................................................
D. Ruang Lingkup Bidang K3......................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada
khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju
masyarakat adil dan makmur.
Keselamatan dan keamanan kerja mempunyai banyak pengeruh terhadap faktor
kecelakaan, karyawan harus mematuhi standart (K3) agar tidak menjadikan hal-hal
yang negative bagi diri karyawan. Terjadinya kecelakaan banyak dikarenakan oleh
penyakit yang diderita karyawan tanpa sepengetahuan pengawas (K3), seharusnya
pengawasan terhadap kondisi fisik di terapkan saat memasuki ruang kerja agar
mendeteksi sacera dini kesehatan pekerja saat akan memulai pekerjaanya. Keselamatan
dan kesehatan kerja perlu diperhatikan dalam lingkungan kerja, karena kesehatan
merupakan keadaan atau situasi sehat seseorang baik jasmani maupun rohani
sedangkan keselamatan kerja suatu keadaan dimana para pekerja terjamin keselamatan
pada saat bekerja baik itu dalam menggunakan mesin, pesawat, alat kerja, proses
pengolahan juga tempat kerja dan lingkungannya juga terjamin. Apabila para pekerja
dalam kondisi sehat jasmani maupun rohani dan didukung oleh sarana dan prasarana
yang terjamin keselamatannya maka produktivitas kerja akan dapat ditingkatkan.
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang kompleks, yang saling berkaitan dengan
masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Banyak faktor yang mempengaruhi
kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat, antara lain:
keturunan, lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan

B. Rumusan Masalah
1. Apa konsep dasar K3?
2. Teori-teori atau landasan K3?
3. Ruang lingkup bidang K3?
4. Apa faktor penyebab kecelakaan?
5. Bagaimana cara pencegahan kecelakaan?
6. Bagaimana pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa konsep dasar K3
2. Untuk mengetaui landasan K3
3. Untuk mengetahui ruang lingkup bidang K3
4. Untuk mengetahui faktor penyebab kecelakaan
5. Untuk mengetahui cara pencegahan kecelakaan
6. Untuk mengetahui pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Menurut Sedarmayanti (2009:124) Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah
pengawasan terhadap orang lain, mesin, material dan metode yang mencakup
lingkungan kerja agar pekerja tidak mengalami cedera.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah upaya untuk memberikan jaminan
keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan pekerja dengan cara pencegahan
kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja (PAK), pengendalian bahaya di tempat kerja,
promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi. (Kepmenkes RI
No.432/Menkes/SK/2007).
Menurut Widodo (2015, p.234), Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah bidang
yang terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja
di sebuah institusi maupun lokasi proyek. Menurut Rivai dan Sagala (2013, p.792),
Keselamatan dan Kesehatan Kerja menunjuk kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal
dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan
oleh perusahaan.
Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 Bab III pasal 3 tentang keselamatan
kerja disebutkan syarat-syarat keselamatan kerja sebagai berikut:
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diripada waktu kebakaran atau
kejadian-kejadian lain yang berbahaya.
e. Memberi pertolongan pada kecelakaan.
f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja.
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembapan,
debu, kotoran asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan
getaran.
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik maupun
psikis, peracunan, infeksi dan penularan.
i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik.
k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
l. Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban.
m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya.
n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau
barang.
o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar-muat, perlakuan dan
penyimpanan barang.
q. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi
B. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Menurut Rachmawati (2012, p.171), tujuan manajemen K3 adalah:
1. Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggitingginya,
baik buruh, petani, nelayan, pegawai negeri, atau pekerja-pekerja bebas.
2. Sebagai upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit dan kecelakaankecelakaan
akibat kerja, pemeliharaan, dan peningkatan kesehatan, dan gizi tenaga kerja,
perawatan dan mempertinggi efisiensi dan daya produktivitas tenaga manusia,
pemberantasan kelelahan kerja, pelipat ganda kegairahan serta kenikmatan kerja.
Menurut Rivai dan Sagala (2013, p.793), tujuan Keselamatan Kerja adalah:
1. Manfaat Lingkungan Kerja yang Aman dan Sehat
Jika perusahaan dapat menurunkan tingkat dan beratnya kecelakaan kerja, penyakit,
dan hal-hal yang berkaitan dengan stress, serta mampu mengingkatkan kualitas
kehidupan kerja para pekerjanya, perusahaan akan semakin efektif.
2. Kerugian Lingkungan Kerja yang Tidak Aman dan Tidak Sehat Jumlah biaya yang
besar seing muncul karena ada kerugian-kerugian akibat kematian dan kecelakaan
di tempat kerja dan kerugian menderita penyakit-penyakit yang berkaitan dengan
pekerjaan.
Menurut Mangkunegara (Widodo: 2015, p.236), tujuan dari Keselamatan dan
Kesehatan Kerja adalah:
1. Agar setiap pegawai mendapat jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja baik
secara fisik, sosial, dan psikologis.
2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya seselektif
mungkin.
3. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
4. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.
5. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.
6. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau
kondisi kerja.
7. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.

C. Ruang Lingkup K3
1. Ruang Lingkup Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja merupakan suatu hal yang penting pada semua pekerjaan dengan
potensi bahaya. Jika kesehatan kerja tidak tercapai, maka pekerja bisa terkena
penyakit akibat kerja. Beberapa ruang lingkup kesehatan kerja dalam ruang lingkup
K3 adalah sebagai berikut :
a) Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja
Pelayanan kesehatan kerja harus tersedia di semua tempat kerja yang berisiko.
Hal ini dimaksudkan supaya tenaga kerja memiliki fasilitas pelayanan
kesehatan jika dirasa memiliki keluhan kesehatan akibat kerja supaya tidak
bertambah parah. Pelayanan kesehatan kerja terdiri dari sarana dan prasarana,
tenaga (dokter pemeriksa dan dokter perusahaan), serta organisasi yang jelas.
b) Pelaksanaan Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
Terdapat empat macam pemeriksaan kesehatan tenaga kerja yaitu pemeriksaan
awal (sebelum pekerja diterima dalam pekerjaan), berkala (satu kali dalam satu
tahun), khusus (untuk tenaga kerja yang memiliki risiko tinggi), dan purna bakti
(dilakukan tiga bulan sebelum pekerja pension).
c) Pelaksanaan P3K
P3K penting disediakan sebagai langkah persiapan ketika ada pekerja yang
mengalami keluhan secara tiba-tiba saat berada di tempat kerja. P3K yang harus
disediakan adalah petugas kesehatan, kotak P3K, dan isi kotak P3K.
d) Pelaksanaan Gizi Pekerja
Gizi pekerja juga harus diperhitungkan dan dipertimbangkan supaya pekerja
tetap berstamina saat bekerja. Gizi pekerja bisa dilakukan dengan menyediakan
kantin atau ruang makan, memberikan makanan bagi tenaga kerja, pemeriksaan
gizi dna makanan tenaga kerja, serta pengelolaan dan petugas catering.
e) Pelaksanaan Pemeriksaan Syarat-Syarat Ergonomi
Pemeriksaan ergonomi juga harus dilakukan kepada pekerja untuk
mengevaluasi apakah terdapat kemungkinan risiko yang berdampak pada
kesehatan pekerja. Prinsip ergonomi yang diperiksa adalah antropometri, efisien
kerja, organisasi dan desain tempat kerja, serta faktor manusia. Sedangkan,
beban kerja yang dilihat adalah kelelahan, pengendalian lingkungan kerja, dan
kegiatan angkat-angkut.
f) Pelaksanaan Pelaporan
Semua kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan pekerja harus
dilaporkan kepada pimpinan yang berwenang. Jika ditemukan ketidak sesuaian,
maka akan diberikan solusi dan keputusan. Laporan yang diberikan adalah
terkait pelayanan kesehatan kerja, pemeriksaan kesehatan tenaga kerja, dan
penyakit akibat kerja.
2. Ruang Lingkup Keselamatan Kerja
Menurut Undang-Undang No.1 Tahun 1970 ruang lingkup keselamatan kerja
meliputi segala tempat kerja baik di darat, air, maupun di udara yang berada dalam
wilayah kekuasaan Negara Republik Indonesia. Berdasarkan Undang-Undang
tersebut, ruang lingkup keselamatan kerja dalam ruang lingkup K3 pelaksanaannya
ditentukan oleh tiga unsur yaitu :
a) Tempat kerja. Tempat kerja merupakan tempat yang digunakan untuk
melakukan suatu kegiatan usaha.
b) Tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan seseorang yang melakukan pekerjaan
untuk keperluan usaha
c) Sumber bahaya. Sumber bahaya merupakan suatu hal yang dapat berpotensi
untuk menyebabkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Faktor sumber
bahaya bisa terdiri dari lima faktor bahaya yaitu faktor biologi, bahaya kimia,
bahasa fisik, bahaya biomekanik, dan bahaya sosial-psikologis.
D. Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja

1. Faktor Manusia
faktor lingkungan Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja faktor manusia
1) Umur
Umur harus mendapat perhatian karena akan mempengaruhi kondisi fisik, mental,
kemampuan kerja, dan tanggung jawab seseorang. Umur pekerja juga diatur oleh
Undang-Undang Perburuhan yaitu Undang-Undang tanggal 6 Januari 1951 No.1
Pasal 1 (Malayu S. P. Hasibuan, 2003:48). Karyawan muda umumnya mempunyai
fisik yang lebih kuat, dinamis, dan kreatif, tetapi cepat bosan, kurang bertanggung
jawab, cenderung absensi, dan turnover-nya rendah (Malayu S. P. Hasibuan,
2003:54). Umum mengetahui bahwa beberapa kapasitas fisik, seperti penglihatan,
pendengaran dan kecepatan reaksi, menurun sesudah usia 30 tahun atau lebih.
Sebaliknya mereka lebih berhati-hati, lebih dapat dipercaya dan lebih menyadari
akan bahaya dari pada tenaga kerja usia muda. Efek menjadi tua terhadap terjadinya
kecelakaan masih terus ditelaah. Namun begitu terdapat kecenderungan bahwa
beberapa jenis kecelakaan kerja seperti terjatuh lebih sering terjadi pada tenaga
kerja usia 30 tahun atau lebih dari pada tenaga kerja berusia sedang atau muda. 22
Juga angka beratnya kecelakaan rata-rata lebih meningkat mengikuti pertambahan
usia ( Suma’mur PK., 1989:305 ).
2) Jenis Kelamin
Jenis pekerjaan antara pria dan wanita sangatlah berbeda. Pembagian kerja secara
sosial antara pria dan wanita menyebabkan perbedaan terjadinya paparan yang
diterima orang, sehingga penyakit yang dialami berbeda pula. Kasus wanita lebih
banyak daripada pria (Juli Soemirat, 2000:57). Secara anatomis, fisiologis, dan
psikologis tubuh wanita dan pria memiliki perbedaan sehingga dibutuhkan
penyesuaian-penyesuaian dalam beban dan kebijakan kerja, diantaranya yaitu hamil
dan haid. Dua peristiwa alami wanita itu memerlukan penyesuaian kebijakan yang
khusus.
3) Masa kerja
Masa kerja adalah sesuatu kurun waktu atau lamanya tenaga kerja bekerja disuatu
tempat. Masa kerja dapat mempengaruhi kinerja baik positif maupun negatif.
Memberi pengaruh positif pada kinerja bila dengan semakin lamanya masa kerja
personal semakin berpengalaman dalam melaksanakan tugasnya. Sebaliknya, akan
memberi pengaruh negatif apabila dengan semakin lamanya masa kerja akan timbul
kebiasaan pada tenaga kerja. Hal ini biasanya terkait dengan pekerjaan yang bersifat
monoton atau berulang-ulang. Masa kerja dikategorikan menjadi tiga yaitu: 1. Masa
Kerja baru : < 6 tahun 2. Masa Kerja sedang : 6 – 10 tahun 3. Masa Kerja lama : <
10 tahun (MA. Tulus, 1992:121).
4) Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Penggunaan alat pelindung diri yaitu penggunaan seperangkat alat yang digunakan
tenaga kerja untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuhnya dari adanya potensi
bahaya atau kecelakaan kerja. APD tidak secara sempurna dapat melindungi
tubuhnya, tetapi akan dapat mengurangi tingkat keparahan yang mungkin terjadi.
Penggunaan alat pelindung diri dapat mencegah kecelakaan kerja sangat
dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap dan praktek pekerja dalam penggunaan alat
pelindung diri.
5) Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan
bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat tempat ia hidup, proses
sosial yakni orang yang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan
terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah), sehingga ia dapat memperoleh
atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang
optimal (Achmad Munib, dkk., 2004:33). Pendidikan adalah segala upaya yang
direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau
masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku
pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka mereka cenderung
untuk menghindari potensi bahaya yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan.
6) Perilaku
Variabel perilaku adalah salah satu di antara faktor individual yang mempengaruhi
tingkat kecelakaan. Sikap terhadap kondisi kerja, kecelakaan dan praktik kerja yang
aman bisa menjadi hal yang penting karena ternyata lebih banyak persoalan yang
disebabkan oleh pekerja yang ceroboh dibandingkan dengan mesin-mesin atau
karena ketidakpedulian karyawan. Pada satu waktu, pekerja yang tidak puas dengan
pekerjaannya dianggap memiliki tingkat kecelakaan kerja yang lebih tinggi. Namun
demikian, asumsi ini telah dipertanyakan selama beberapa tahun terakhir. Meskipun
kepribadian, sikap karyawan, dan karakteristik individual karyawan tampaknya
berpengaruh pada kecelakaan kerja, namun hubungan sebab akibat masih sulit
dipastikan.
7) Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pelatihan adalah bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk
memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan yang
berlaku dalam waktu yang relatif singkat, dan dengan metode yang lebih
mengutamakan praktek daripada teori, dalam hal ini yang dimaksud adalah
pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja. Timbulnya kecelakaan bekerja biasanya
sebagai akibat atas kelalaian tenaga kerja atau perusahaan. Adapun kerusakan-
kerusakan yang timbul, misalnya kerusakan mesin atau kerusakan produk, sering
tidak diharapkan perusahaan maupun tenaga kerja. Namun tidak mudah
menghindari kemungkinan timbulnya risiko kecelakaan dan kerusakan. Apabila
sering timbul hal tersebut, tindakan yang paling tepat dan harus dilakukakan
manajemen tenaga kerja adalah melakukan pelatihan. Penyelenggaraan pelatihan
dimaksudkan agar pemeliharaan terhadap alat-alat kerja dapat ditingkatkan. Salah
satu tujuan yang ingin dicapai adalah mengurangi timbulnya kecelakaan kerja,
kerusakan, dan peningkatan pemeliharaan terhadap alat-alat kerja.
8) Peraturan K3
Peraturan perundangan adalah ketentuan-ketentuan yang mewajibkan mengenai
kondisi kerja pada umumnya, perencanaan, konstruksi, perawatan dan
pemeliharaan, pengawasan, pengujian dan cara kerja peralatan industri, tugas-tugas
pengusaha dan buruh, latihan, supervisi medis, P3K dan perawatan medis. Ada
tidaknya peraturan K3 sangat berpengaruh dengan kejadian kecelakaan kerja.
Untuk itu, sebaiknya peraturan dibuat dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya
untuk mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan
2. Faktor Lingkungan
faktor lingkungan Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja
1) Kebisingan
Bising adalah suara/bunyi yang tidak diinginkan . Kebisingan pada tenaga kerja
dapat mengurangi kenyamanan dalam bekerja, mengganggu
komunikasi/percakapan antar pekerja, mengurangi konsentrasi, menurunkan daya
dengar dan tuli akibat kebisingan. Sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja
Nomor: KEP-51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat
Kerja, Intensitas kebisingan yang dianjurkan adalah 85 dBA untuk 8 jam kerja
(Tabel 3).
2) Suhu Udara
Dari suatu penyelidikan diperoleh hasil bahwa produktivitas kerja manusia akan
mencapai tingkat yang paling tinggi pada temperatur sekitar 24°C- 27°C. Suhu
dingin mengurangi efisiensi dengan keluhan kaku dan kurangnya koordinasi otot.
Suhu panas terutama berakibat menurunkan prestasi kerja pekerja, mengurangi
kelincahan, memperpanjang waktu reaksi dan waktu pengambilan keputusan,
mengganggu kecermatan kerja otak, mengganggu koordinasi syaraf perasa dan
motoris, serta memudahkan untuk dirangsang.
Sedangkan menurut Grandjean dkondisi panas sekeliling yang berlebih akan
mengakibatkan rasa letih dan kantuk, mengurangi kestabilan dan meningkatkan
jumlah angka kesalahan kerja. Hal ini akan menurunkan daya kreasi tubuh manusia
untuk menghasilkan panas dengan jumlah yang sangat sedikit.
3) Penerangan
Penerangan ditempat kerja adalah salah satu sumber cahaya yang menerangi benda-
benda di tempat kerja. Banyak obyek kerja beserta benda atau alat dan kondisi di
sekitar yang perlu dilihat oleh tenaga kerja. Hal ini penting untuk menghindari
kecelakaan yang mungkin terjadi.
Penerangan yang baik memungkinkan tenaga kerja melihat obyek yang dikerjakan
secara jelas, cepat dan tanpa upaya-upaya tidak perlu. Penerangan adalah penting
sebagai suatu faktor keselamatan dalam lingkungan fisik pekerja. Beberapa
penyelidikan mengenai hubungan antara produksi dan penerangan telah
memperlihatkan bahwa penerangan yang cukup dan diatur sesuai dengan jenis
pekerjaan yang harus dilakukan secara tidak langsung dapat mengurangi banyaknya
kecelakaan. Faktor penerangan yang berperan pada kecelakaan antara lain kilauan
cahaya langsung pantulan benda mengkilap dan bayang-bayang gelap (ILO,
1989:101). Selain itu pencahayaan yang kurang memadai atau menyilaukan akan
melelahkan mata. Kelelahan mata akan menimbulkan rasa kantuk dan hal ini
berbahaya bila karyawan mengoperasikan mesin-mesin berbahaya sehingga dapat
menyebabkan kecelakaan (Depnaker RI, 1996:45).
4) Lantai licin
Lantai dalam tempat kerja harus terbuat dari bahan yang keras, tahan air dan bahan
kimia yang merusak (Bennet NB. Silalahi, 1995:228). Karena lantai licin akibat
tumpahan air, tahan minyak atau oli berpotensi besar terhadap terjadinya
kecelakaan, seperti terpeleset.
3. Faktor Peralatan
faktor lingkungan Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja aktor peralatan
1) Kondisi mesin
Dengan mesin dan alat mekanik, produksi dan produktivitas dapat ditingkatkan.
Selain itu, beban kerja faktor manusia dikurangi dan pekerjaan dapat lebih berarti.
Apabila keadaan mesin rusak, dan tidak segera diantisipasi dapat menyebabkan
terjadinya kecelakaan kerja. 2.1.7.3.2 Ketersediaan alat pengaman mesin Mesin dan
alat mekanik terutama diamankan dengan pemasangan pagar dan perlengkapan
pengamanan mesin ata disebut pengaman mesin. Dapat ditekannya angka
kecelakaan kerja oleh mesin adalah akibat dari secara meluasnya dipergunakan
pengaman tersebut. Penerapan tersebut adalah pencerminan kewajiban perundang-
undangan, pengertian dari pihak yang bersangkutan, dan sebagainya.
2) Letak mesin
Terdapat hubungan yang timbal balik antara manusia dan mesin. Fungsi manusia
dalam hubungan manusia mesin dalam rangkaian produksi adalah sebagai
pengendali jalannya mesin tersebut. Mesin dan alat diatur sehingga cukup aman dan
efisien untuk melakukan pekerjaan dan mudah (AM. Sugeng Budiono, 2003:65).
Termasuk juga dalam tata letak dalam menempatkan posisi mesin. Semakin jauh
letak mesin dengan pekerja, maka potensi bahaya yang menyebabkan kecelakaan
akan lebih kecil. Sehingga dapat mengurangi jumlah kecelakaan yang mungkin
terjadi.

D. Cara Pencegahan Kecelakaan Kerja


1. Melakukan pekerjaan dengan tenang
Sangat bagus jika ingin melakukan pekerjaan sesuai dengan jadwal, namun jika
dilakukan dengan terbur-buru akan meningkatkan potensi kecelakaan kerja di
tempat kerja. Jadi lakukanlah pekerjaan dengan hati-hati dan rapi sehingga
memudahkan pekerjaan dan lebih aman.
2. Berhati-hati saat menggunakan kendaraan kantor
Menurut OSHA, kecelakaan kerja saat berkendara menggunakan kendaraan kantor
rata-rata menyebabkan kerugian sebesar 60 miliyar dollar setiap tahunnya. Pastikan
saat akan menggunakan kendaraan kantor cek kondisi mesin dan rem secara
berkala.
3. Perhatikan suhu di tempat kerja
Baik dalam pekerjaan di luar maupun dalam ruangan kalian dapat terkena cuaca
yang ekstrim, baik cuaca panas maupun dingin. Pada lokasi kerja yang dingin
gunakanlah pakaian yang tebal atau pakaian berlapis, lindungi juga kepala, kaki,
tangan dan kepala. Selain itu bisa memasang mesin pemanas di lokasi kerja. Pada
lokasi kerja yang panas gunakan pakaian yang tipis dan berlindung di lokasi yang
sejuk. Selain itu bisa memasang kipas dan membenahi sistem ventilasi udara.
4. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
APD sangat penting untuk meminimalisir kecelakaan kerja sehingga gunakanlah
APD dengan baik dan benar. Contohnya sarung tangan untuk menghindari panas,
penggunaan ear muff/ear plug untuk melindungi dari kerusakan pendengaran, dan
lain sebagainya.
5. Menjaga kebersihan lokasi kerja
Banyak pekerja yang tidak menyadari dampak buruk dari kebersihan lokasi kerja.
Jika lokasi kerja kotor dan barang berserakan dimana-mana maka tingkat
kecelakaan kerja semakin meningkat. Maka dari itu jagalah kebersihan dan
kerapian lokasi kerja masing-masing sehingga tidak membahayakan dirimu dan
sekitarnya.

E. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Kerja


1. Jangan panik
Meskipun situasi dan kondisi selama kecelakaan berlangsung tegang, cobalah untuk
tetap tenang dan segera mengambil tindakan dengan benar dan cepat.
2. Jauhkan korban dari kecelakaan berikutnya
Menjauhkan korban kecelakaan dari tempat semula berfungsi untuk menghindari
kecelakaan susulan yang mungkin terjadi. Selain itu, dengan menghindari lokasi
kecelakaan, pekerja pertolongan pertama akan dapat lebih fokus dalam merawat
para korban.
3. Perhatikan pernapasan, detak jantung, perdarahan, dan tanda-tanda syok
Jika korban kecelakaan mengalami masalah pernapasan, pendarahan, dan tanda-
tanda syok, segera berikan pertolongan pertama sesuai dengan standar operasional
yang berlaku.
4. Jangan memindahkan korban dengan tergesa-gesa
Jangan pindahkan korban sebelum diketahui persis jenis dan tingkat keparahan
cidera yang dialami, kecuali jika tempat itu tidak lagi memungkinkan untuk
melakukan perawatan.
Jika korban mengalami pendarahan dan harus dibawa menuju rumah sakit, hentikan
pendarahan terelebih dahulu dan pastikan korban mendapat penanganan terbaik
sebelum dipindah ke rumah sakit.
5. Segera merujuk ke pusat medis terdekat
Pertolongan pertama pada kecelakaan pada prinsipnya adalah bantuan sementara.
Jika korban terluka parah, jangan ragu untuk merujuk ke pusat medis terdekat
seperti fasilitas kesehatan, dokter spesialis, maupun rumah sakit.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja merupakan salah satu aspek penting
yang perlu mendapatkan perhatian serius, karena apabila hal tersebut diabaikan maka
kecekaan yang dialami oleh para pekerja akan berakibat pada turunnya kualitas kerja
yang di lakukan oleh para pekerja itu sendiri, sehingga segala bentuk kegiatan yang
dilakukan akan mengalami gangguan seperti tenaga kerja yang diperlukan menjadi
berkurang.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan
penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja. Adapun di Negara kita, Undangundang Dasar 1945 yang mengisyaratkan
bahwa setiap warga Negara Republik Indonesia berhak mendapatkan pekerjaan yang
layak bagi kemanusian. Dan pekerjaan baru memenuhi kelayakan bagi kemanusiaan
apabila keselamatan tenaga kerja dalam menjalankan pekerjaan terjamin (UUD1945
pasal 27).
B. Saran
Makalah ini masih banyak kekurangan, hal ini tidak lepas dari kodrat kami sebagai
manusia yang jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun kami nantikan dari semua pihak.
DAFTAR PUSTAKA

https://environesia.co.id/news-5-cara-meminimalisir-kecelakaan-kerja-di-
tempat-kerja-42.html
https://www.prudential.co.id/id/Informasi-untuk-Anda/artikel-asuransi-
jiwa/proteksi-keuangan/5-faktor-penyebab-kecelakaan-kerja-yang-harus-
anda-waspadai/
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (K3).
https://wandasaputra93.wordpress.com/2014/01/19/158/.
Apa saja syarat fasilitas P3K di tempat kerja.
https://k3community.blogspot.com/2017/11/apa-saja-syarat-fasilitas-p3k-di-
tempat.html.

Anda mungkin juga menyukai