Dosen Pengampu:
Dra. Etika, M.Par
Dr. Syofia Achnes, M.Si
Prof. Dr. Rd. Siti Sofro Sidiq, M.Si
Oleh:
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kami tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan ini ialah untuk memenuhi tugas dosen. Selain itu,
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja” bagi para pembaca dan juga penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen bidang studi ini yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuan sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari bahwa ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang memerlukan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................4
BAB I
PENDAHULUAN...................................................................................................5
1.1 Latar Belakang...............................................................................................5
1.2 Tujuan.............................................................................................................7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................8
2.1 Defenisi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja..................................................8
2.2 Tujuan dan Manfaat Keselamatan Dan Kesehatan Kerja............................11
2.2.1 Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja............................................11
2.2.2 Manfaat Keselamatan dan Kesehatan Kerja..........................................12
BAB III
PEMBAHASAN....................................................................................................14
3.1 Materi Safety Data Sheet..............................................................................14
3.2 Prosedur Penyimpanan Bahan Kimia...........................................................18
3.3 keselamatan segi mekanik dan elektrik........................................................19
3.3.1 Keselamatan Mekanik...........................................................................19
3.3.2 Keselamatan Elektrik (Listrik)..............................................................21
BAB IV
PENUTUP..............................................................................................................23
4.1 Kesimpulan...................................................................................................23
4.2 Saran.............................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Gambar 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penanganan masalah keselamatan kerja di dalam sebuah perusahaan harus
dilakukan secara serius oleh seluruh komponen pelaku usaha’, tidak bisa secara
parsial dan diperlakukan sebagai bahasan-bahasan marginal dalam’ perusahaan.
Urusan K3 bukan hanya urusan EHS Officer saja, mandor saja atau direktur saja,
tetapi harus menjadi bagian dan urusan semua orang yang ada di lingkungan
pekerjaan. Urusan K3 tidak hanya sekedar pemasangan spanduk’, poster dan
semboyan, lebih jauh dari itu K3 harus menjadi’ nafas setiap pekerja yang berada
di tempat kerja. Kuncinya adalah kesadaran akan adanya risiko bahaya dan
perilaku yang merupakan kebiasaan untuk bekerja secara sehat dan selamat’
(Ismara et al., 2014).
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) - Menurut International Labour
Organization (ILO) kesehatan keselamatan kerja atau Occupational Safety and
Health’ adalah meningkatan dan memelihara derajat tertinggi semua pekerja baik
secara fisik, mental, dan kesejahteraan sosial di semua jenis pekerjaan, mencegah
terjadinya gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh pekerjaan’, melindungi
pekerja pada setiap pekerjaan dari risiko yang timbul dari faktor-faktor yang dapat
mengganggu kesehatan’, menempatkan dan memelihara pekerja di lingkungan
kerja “yang sesuai dengan kondisi fisologis dan psikologis pekerja dan untuk
menciptakan kesesuaian antara pekerjaan dengan pekerja dan setiap orang dengan
tugasnya’(Rahayu, L and Juliani, 2019).
Secara umum pemikiran kesehatan dan keselamatan kerja (K3) merupakan
suatu upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan tenaga kerja dan
manusia pada ’umumnya, baik jasmani maupun rohani, menuju masyarakat adil,
makmur, dan sejahtera, dan ’penerapannya dalam upaya mencegah kecelakaan
akibat kerja. Buku ini ditujukan bagi pemerhati atau mahasiswa yang
berkeinginan mendalami tentang kesehatan dan keselamatan di lingkungan kerja.
Buku ini menjelaskan tentang perkembangan dan manfaat kesehatan dan
keselamatan kerja, kecetakaan kerja K3’, sebab dan akibatnya serta pencegahan
dan penang-gulangan tentang kecelakaan kerja,”dampak bahaya yang terjadi di
lingkungan kerjafaktor yang memengaruhi bahaya terhadap kesehatan dan
keselamatan kerja, “baik terhadap manusia maupun lingkungan sekitarnya,
“sistem manajemen keselamatan dan kesehatan para pekerja maupun perusahaan,
“jaminan sosial tenaga kerja, dan sebagainya“
Menurut Kurniawidjaja (2015) dalam Ashari (2015), tingkat kecelakaan kerja
di Indonesia masih tergolong tinggi dan cenderung meningkat setiap tahunnya,
bahkan data dari lembaga internasional maupun nasional menunjukkan
kecelakaan kerja masih tinggi. Peningkatan keselamatan kerja dan kesehatan kerja
perlu di upayakan untuk melindungi aset human capital dan menunjang
keunggulan kompetitif bangsa.
Tingginya kasus Kecelakaan kerja dapat menimbulkan dampak yang sangat
besar, baik kerugian secara langsung maupun kerugian secara tidak langsung, baik
bagi tenaga kerja maupun bagi perusahaan. Tingginya kasus kecelakaan kerja
menunjukkan bahwa masih kurangnya kesadaran tenaga kerja maupun perusahaan
dalam penanganan masalah keselamatan kerja. Oleh karena itu dibutuhkan suatu
pengukuran risiko kecelakaan kerja dengan metode identifikasi bahaya yang bisa
menganalisis dan mengidentifikasi Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada proses pelaksanaan proyek
konstruksi sangat di utamakan oleh perusahaan-perusahaan konstruksi. Jika terjadi
hal-hal yang merugikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terutama bagi
pekerja. Otomatis merugikan perusahaan konstruksi dalam segi biaya dan waktu.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sekarang ini telah menduduki tempat
yang penting dalam perusahaan konstruksi. Karena jika keselamatan dan
kesehatan kerja tidak diutamakan, pekerja pun akan merasa tidak aman untuk
melakukan pekerjaan mereka dan perusahaan bisa rugi dalam segi biaya dan
waktu. Oleh karena itu rasa aman dan nyaman dalam bekerja merupakan tuntutan
bagi perusahaan. Rasa aman dan nyaman dalam bekerja tersebut diwujudkan
dengan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) berupa jaminan kerja
bagi pekerja konstruksi di setiap perusahaan kontruksi.
Mewujudkan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang sesuai
dengan yang diharapkan, banyak faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan
pekerja. Salah satunya faktor karakteristik kesehatan pekerja. Untuk mengurangi
faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan pekerja bisa dimulai dengan tahapan
yang paling dasar, yaitu pembentukan budaya keselamatan kerja dengan
menggunakan Alat Pelindung Diri saat bekerja dan menjaga kesehatan dengan
istirahat yang cukup serta mengkonsumsi makanan yang sehat dan seimbang. Jika
hal ini selalu diterapkan oleh pekerja maka produktivitas pekerja akan semakin
meningkat. Kesehatan pekerja dapat terpelihara dan terjaga dengan baik.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan materi safety data sheet
2. Untuk mengetahui prosedur penyimpanan bahan kimia
3. Untuk mengetahui keselamatan segi mekanik dan elektrik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Defenisi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Secara filosofis, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) diartikan sebagai
suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan jasmani maupun rohani
tenaga kerja, pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan
budaya menuju masyarakat adil dan makmur. Sedangkan secara keilmuan K3
diartikan sebagai suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha
mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Semua bahan kimia berbahaya diwajibkan memiliki MSDS, hal ini diatur
dalam berbagai peraturan seperti keputusan menteri Kesehatan nomor 472 tahun
1996, keputusan menteri tenaga kerja nomor 187 tahun 1999, PP 74 tahun 2001
tentang B3 dan keputusan menteri perindustrian no 87 tahun 2009 tentang global
harmonize system (GHS).
Material Safety Data Sheet (MSDS) atau disebut Lembar Data Keselamatan
Bahan (LDKB) merupakan sumber informasi yang sangat penting mengenai sifat-
sifat bahaya bahan kimia yang diggunakan, misalnya sifat mudah terbakar,
beracun, korosive, mudah meledak, bersifat reaktif, bahan sensitive dan lain-lain.
Material Safety Data Sheet (MSDS) atau disebut Lembar Data Keselamatan
Bahan (LDKB) juga merupakan sumber informasi cara penanganan jika terjadi
kecelakaan dengan bahan kimia tersebut seperti tumpah, keracunan, terkena pada
tubuh pekerja dan terhisap serta informasi alat pelindung diri (APD) yang
diperlukan saat penanganan atau penggunaan bahan kimia tersebut seperti
kacamata safety, respirator dan sarung tangan (glove). Semua informasi tersebut
sangatlah penting bagi pengguna untuk menghindari terjadi kecelakaan bahan
kimia yang bisa berakibat fatal bagi pengguna.
Material Safety Data Sheet (MSDS) atau disebut Lembar Data Keselamatan
Bahan (LDKB) harus mengandung informasi semua sifat bahaya yang terkandung
didalam bahan kimia tersebut, tidak boleh menyembunyikan dengan sengaja salah
satu atau lebih sifat bahaya yang terkandung didalamnya. Bahkan Material Safety
Data Sheet (MSDS) atau disebut Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB) juga
harus mencantumkan ingredient pembentuk produk tersebut, meskipun diijinkan
untuk menyembunyikan salah satu atau lebih ingredient (trade secret) yang
dianggap penting untuk melindungi kepentingan bisnis perusahaan. Namun pihak
perusahaan harus membuka trade secret tersebut kepada pihak pengguna jika
dalam keadaan emergency, seperti ada pekerja yang kerancunan dan perlu
diketahui bahan apa yang merancuninya berdasarkan permintaan dari dokter yang
menanganinya.
Format Material Safety Data Sheet (MSDS) atau disebut Lembar Data
Keselamatan Bahan (LDKB) sebaiknya mengikuti format global harmonize
system (GHS) yang sudah ditetapkan oleh peraturan menteri perindustrian nomor
87 tahun 2009. Dalam peraturan ini ditetapkan bahwa MSDS harus terdiri dari 16
section dengan urutan sebagai berikut:
Indentifikasi Senyawa (Tunggal atau Campuran)
Identifikasi Bahaya
Komposisi / Informasi tentang Bahan Penyusun Senyawa Tunggal
Tindakan Pertolongan Pertama
Tindakan Pemadaman Kebakaran
Tindakan Penanggulangan jika terjadi Kebocoran
Penanganan dan Penyimpanan
Kontrol Paparan / Perlindungan Diri
Sifat Fisika dan Kimia
Stabilitas dan Reaktifitas
Informasi Teknologi
Informasi Ekologi
Pertimbangan Pembuangan / Pemusnahan
Informasi Transportasi
Informasi yang berkaitan dengan Regulasi
Informasi lain termasuk informasi yang diperlukan dalam pembuatan dan
revisi SDS.
Para pekerja atau pengguna Material Safety Data Sheet (MSDS) atau disebut
Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB) juga harus diberi training bagaimana
menggunakan, membaca, memahami dan menginterpretasikan kandungan MSDS
tersebut agar tidak terjadi kesalahan dalam tindakan karena ketidak pahaman
terhadap isi Material Safety Data Sheet (MSDS) atau disebut Lembar Data
Keselamatan Bahan (LDKB). Tidak semua pekerja memilki latar belakang
pendidikan Kimia atau sejenisnya, sehingga banyak sekali pekerja yang tidak
memahami istilah-istilah kimia seperti titik didih (boiling point), titik nyala
(ignition point), LD50, pH, dan lain-lain.
Material Safety Data Sheet (MSDS) atau disebut Lembar Data Keselamatan
Bahan (LDKB) juga harus ditempatkan ditempat yang mudah dijangkau atau
diketahui oleh semua pekerja, dan sebaiknya dekat dengan tempat penggunaan
bahan kimia tersebut, misalnya di gudang penyimpanan, area produksi dan
laboratorium. Material Safety Data Sheet (MSDS) atau disebut Lembar Data
Keselamatan Bahan (LDKB) yang digunakan juga harus dipastikan mutakhir,
maka sebaiknya ditanyakan secara berkala kepada pemasok untuk memastikan
tidak ada perubahan, dan jika ada perubahan MSDS tersebut maka harap segera
diminta yang mutakhir (revisi terakhir).
Selama transportasi atau pengiriman bahan kimia juga harus disertai dengan
Material Safety Data Sheet (MSDS) atau disebut Lembar Data Keselamatan
Bahan (LDKB), misalnya pada saat bahan kimia tersebut dikirim dengan
menggunakan truk container maka Material Safety Data Sheet (MSDS) atau
disebut Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB) bahan kimia harus dibawa oleh
sopir truk bersamaan dengan dokumen pengiriman lainnya. Jangan sekali-kali
menyimpan MSDS didalamcontainer atau packaging bahan kimia yang dikirim
karena akan sulit untuk diambil jika terjadi kecelakaan.
3.2 Prosedur Penyimpanan Bahan Kimia
Hal penting yang harus diperhatikan dalam penyimpanan dan penataan bahan
kimia diantaranya meliputi aspek pemisahan (segregation), tingkat resiko bahaya
(multiple hazards), pelabelan (labeling), fasilitas penyimpanan (storage facilities),
wadah sekunder (secondary containment), bahan kadaluarsa (outdate chemicals),
inventarisasi (inventory), dan informasi resiko bahaya (hazard information).
Penyimpanan dan penataan bahan kimia berdasarkan sifat fisis, dan sifat kimianya
terutama tingkat kebahayaannya.
Bahan kimia yang tidak boleh disimpan dengan bahan kimia lain, harus
disimpan secara khusus dalam wadah sekunder yang terisolasi. Hal ini
dimaksudkan untuk mencegah pencampuran dengan sumber bahaya lain seperti
api, gas beracun, ledakan, atau degradasi kimia.
Banyak bahan kimia yang memiliki sifat lebih dari satu jenis tingkat bahaya.
Penyimpanan bahan kimia tersebut harus didasarkan atas tingkat risiko bahayanya
yang paling tinggi. Misalnya benzena memiliki sifat flammable dan toxic. Sifat
dapat terbakar dipandang memiliki resiko lebih tinggi daripada timbulnya
karsinogen. Oleh karena itu penyimpanan benzena harus ditempatkan pada
cabinet tempat menyimpan zat cair flammable daripada disimpan pada cabinet
bahan toxic.
Bahan kirnia yang disimpan dalam lemari sebaiknya diurutkan berdasarkan
abjad dan gunakan nama yang seragam, misalnya natrium klorida, natrium sulfat,
natrium tiosulfat atau sodium chloride. sodium phosfat. Jadi jangan sampai ada
dua istilah untuk bahan yang sama hal ini dapat menyulitkan pengguna untuk
mengambil bahan kimia tersebut. Sebaiknya untuk bahan yang sama dibuat urut
ke dalarn lernari. Bahan yang sudah dibuka segelnya diletakkan di bagian depan
agar penggunaan atau pengambilan bahan terkontrol. Jadi kemasan yang terbuka
untuk bahan yang sama cukup satu.
Untuk menata dalam lemari, label diletakan dibagian depan agar mudah
terbaca Untuk memudahkan pengambilan scbaiknya lemari dilengkapi dengan
daftar atau skema tempat bahan diletakkan. Pintu lemari harus dapat dibuka
dengan mudah.
3.3 keselamatan segi mekanik dan elektrik
3.3.1 Keselamatan Mekanik
Pekerjaan selalu erat dengan keselamatan dan kesehatan kerja. Sebagai
konsekuensi, suatu pekerjaan selalu mempunyai resiko dan bahaya. Kecelakaan
dapat terjadi secara sengaja dan tidak sengaja, terutama pekerjaan yang
berhubungan dengan kerja otot, seperti konstruksi bangunan. Selama pekerjaan
fisik, kesehatan mekanik dan elektrik merupakan kesehatan penting yang wajib
dicapai setiap individu. Hal tersebut berkaitan dengan keberlanjutan,
kesejahteraan, dan kelancaran penyelesaian pekerjaan.
Keselamatan kerja mekanik ialah kumpulan dari berbagai kegiatan untuk
pengawasan dan juga semua tindakan yang dikerjakan oleh pekerja dan juga
pengawas.
Keselamatan kerja mekanik juga memiliki sebutan lain yakni sebagai
keselamatan kerja mesin. Hal ini dikarenakan keselamatan kerja mekanik
berkaitan dengan mesin. Saat melakukan kegiatan untuk keselamatan kerja
mekanik, kegiatan yang dilakukan salah satunya ialah pengawasan. Dan untuk
dapat melakukan pengawasan terdapat beberapa syarat yang harus dijalankan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Keselamatan kerja merupakan sarana utama untuk pencegahan kecelakaan
seperti cacat dan kematian akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja dalam
hubungannya dengan perlindungan tenaga kerja adalah salah satu segi penting
dari perlindungan tenaga kerja. Kesehatan dan Keselamatan Kerja K3 menurut
keilmuan adalah ilmu dan penerapannya secara teknis dan teknologi untuk
melakukan pencegahan terhadap munculnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja
dari setiap pekerjaan yang dilakukan.
Tujuan K3 adalah menciptakan suatu sistem kesehatan dan keselamatan kerja
di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen , tenaga kerja, kondisi dan
lingkungan kerja yang terintegerasi dalam rangka mencegah dan mengurangi
kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang nyaman
dan efisien. Manfaat Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Penerapan K3 tidak
hanya berlaku bagi para pekerja di internal perusahaan, tetapi juga terkait dengan
pengaruhnya terhadap lingkungan eksternal. Cakupannya pun cukup luas,
meliputi kesehatan fisik dan mental, serta sosial.
Sebuah Material Safety Data Sheet (MSDS) atau disebut Lembar Data
Keselamatan Bahan (LDKB) adalah dokumen yang berisi informasi mengenai
potensi bahaya (kesehatan, kebakaran, reaktifitas dan lingkungan) dan cara
bekerja yang aman dengan produk kimia. Material Safety Data Sheet (MSDS)
atau disebut Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB) dimaksudkan untuk
dibaca oleh hygienists dan profesional K3. Sekarang MSDS dibaca juga oleh
pengusaha, pekerja, supervisor, perawat, dokter, petugas darurat. Untuk
memastikan bahwa pengguna MSDS dapat dengan cepat menemukan informasi
yang mereka butuhkan, informasi dalam MSDS harus mudah dibaca dan ditulis
dalamformat yang jelas, tepat dan dapat dimengerti.
Keselamatan kerja mekanik ialah kumpulan dari berbagai kegiatan untuk
pengawasan dan juga semua tindakan yang dikerjakan oleh pekerja dan juga
pengawas. Keselamatan kerja listrik sendiri tidak jauh berbeda dengan
keselamatan kerja mekanik. Keselamatan kerja listrik ialah bentuk-bentuk
kegiatan seperti kegiatan pengawasan serta pencegahan yang berkaitan dengan
listrik.
4.2 Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini, mungkin masih
terdapat kesalahan dan kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan sebagai
bahan evaluasi untuk kedepannya
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Irzal, M. K. (2016) Buku Dasar – Dasar Kesehatan & Keselamatan Kerja,
Kesehatan Masyarakat.
Ismara, K. I. et al. (2014) ‘Buku Ajar Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)’,
Universitas Negeri Yogyakarta.