Disusun Oleh
Kelompok 1
Terima kasih kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Dasar Kesehatan
Dan Keselamatan Kerja (K3).
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
C. Tujuan ........................................................................................................ 2
A. Kesimpulan .............................................................................................. 19
B. Saran ........................................................................................................ 20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
4
Menurut Wirawan (2015:543) mengemukakan bahwa kesehatan kerja
adalah penerapan ilmu kesehatan atau kedokteran di bidang ketenagakerjaan
yang bertujuan untuk mencegah penyakit yang timbul akibat kerja dan
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan para pekerja/buruh untuk
meningkatkan kinerja mereka.
Kesehatan Kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan yang bertujuan agar
tenaga kerja memperoleh keadaan kesehatan yang sempurna baik fisik
maupun mental dan sosialnya sehingga memungkinkan bekerja secara
optimal. Tujuan dari adanya peraturan mengenai Kesehatan kerja adalah:
5
4. Meningkatkan produktivitas kerja.
6
d. UU Petasan, yang mengatur tentang petasan buatan
yang diperuntukkan untuk kegembiraan/keramaian kecuali untuk
keperluan pemerintah.
7
C. Faktor Yang Mempengaruhi kesehatan Kerja
b. Kebersihan udara.
d. Kekuatan bunyi.
8
e. Cara kerja dan proses kerja.
a. Lingkungan secara medis, hal ini bisa ditinjau dari sikap Perusahaan itu
sendiri dalam menangani hal-hal yang terjadi seperti : kebersihan
lingkungan kerja, suhu udara dan jendela pada kantor serta system
pembuangan limbah industri.
9
program kesehatandan keselamatan kerja dengan baik maka sehingga
perusahaan akan mendapatkan manfaat sebagai berikut:
f. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih karna meningkatnya citra karyawan;
D. Anatomi Fisiologis
Kata anatomy berasal dari bahasa Yunani (Greek) yang secara makna
harfiah diartikan sebagai “membuka suatu potongan”. Anatomi adalah suatu
ilmu yang mempelajari bagian dalam (internal) dan luar (external) dari
struktur tubuh manusia dan hubungan fisiknya dengan bagian tubuh yang
lainnya, sebagai contohnya adalah mempelajari organ uterus dan posisinya
dalam tubuh. Anatomi secara harfiah juga diterjemahkan pada Bahasa Latin,
dari susunan kata “Ana” adalah bagian, memisahkan dan “Tomi” adalah irisan
atau potongan. Sehingga anatomi dapat juga dimaknai sebagai ilmu yang
mempelajari bentuk dan susunan tubuh baik secara keseluruhan maupun
bagian-bagin serta hubungan alat tubuh yang satu dengan yang lain.
Kata physiology juga berasal dari bahasa Yunani (Greek) yaitu ilmu yang
mempelajari bagaimana suatu organisme melakukan fungsi utamanya. Sebagai
contoh yaitu seseorang yang ingin mempelajari fisiologi tentang bagaimana
10
uterus bisa membesar saat kehamilan atau mengapa dinding uterus
berkontraksi pada saat persalinan. Fisiologi secara makna kata dari Bahasa
Latin, berasal dari kata Fisis (Physis) adalah alam atau cara kerja. Logos
(Logi) adalah Ilmu pengetahuan. Maka fisiologi adalah Ilmu yang
mempelajari faal atau pekerjaan atau fungsi dari tiap-tiap jaringan tubuh atau
bagian dari alat-alat tubuh dan fungsinya. Anatomi fisiologi adalah dua hal
yang berkaitan erat satu dengan yang lainnya baik secara teoritis maupun
secara praktikal, sehingga muncul suatu konsep yaitu “semua fungsi yang
spesifik dibentuk dari struktur yang spesifik”.
Anatomi atau ilmu urai mempelajari susunan tubuh dan hubungan bagian-
bagiannya satu sama lain. Anatomi regional mempelajari letak geografis
bagian tubuh. Setiap region atau daerah, misalnya lengan, tungkai, kepala,
dada dan seterusnya ternyata terdiri atas sejumlah struktur atau susunan yang
umum didapati pada semua region.
Fisiologi manusia adalah ilmu yang mempelajari tentang faal (fungsi) dari
tubuh manusia. Adapun spesifikasi fisiologi dari anatomi antara lain yaitu
11
fisiologi sel (mempelajari fungsi sel dan bagian-bagiannya), fisiologi spesifik
(mempelajari suatu organ), fisiologi sistemik (mempelajari fungsi organ secara
sistemik), dan fisiologi patologikal (mempelajari efek penyakit terhadap suatu
organ).
l. Fontral adalah bidang vertikal yang tegak lurus dengan bidang sagital
(yang membagi tubuh menjadi bagian depan dan belakang)
n. Mid Sagital Plane, adalah yang membagi tubuh untuk menjadi sama dan
semetris kiri dan kanan.
12
E. Konsep Anatomi Fisiologis Terkait Kerja
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat melindungi dan bebas dari kecelakaan kerja pada
akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Istilah ‘ergonomi’ berasal dari bahasa Latin, yaitu Ergon yang berarti
kerja, dan nomor yang berarti hukum alam. Dengan demikian maka
ergonomic dapat didefenisikan sebagai studi tentang aspek-aspek
manusia dalam lingkungan kerjanya, yang ditinjau secara anatomi,
fisiologi,psikologi, engineering, manajemen dan desain/perancangan.
Ergonomi berkenaan pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan
dan kenyamanan manusia di tempat kerja, di rumah dan tempat rekreasi.
13
Duduk merupakan salah satu sikap tubuh menopang batang badan bagian
atas oleh pinggul dan sebagian paha yang terbatas pergerakannya. Bila
aktivitas atau pekerjaan tidak dilakukan secara ergonomis akan menyebabkan
tubuh menjadi tidak nyaman dapat pula meningkatkan resiko timbulnya nyeri
punggung. Posisi dan lama duduk dalam bekerja sering diabaikan, padahal
kondisi ini penting karena mengandung prinsip ergonomik. Posisi duduk
mempengaruhi risiko Low Back Pain (LBP) atau nyeri punggung bawah. Otot
yang mengalami kontraksi statis dalam waktu lama juga akan mengalami
kekurangan aliran darah dan menyebabkan berkurangnya pertukaran energi
dan tertumpuknya sisa-sisa metabolisme pada otot yang aktif, sehingga otot
menjadi cepat lelah dan timbul rasa sakit, serta kekuatan kontraksi berkurang
yang berakibat produktivitas kerja menurun. Maka sikap kerja yang baik
mengupayakan agar postural stress yang muncul sesedikit mungkin.
Keluhan LBP dapat dikurangi dengan model posisi kerja yang ergonomis.
Posisi kerja yang ergonomi membuat pekerja merasa nyaman dan tidak
menimbulkan rasa lelah. Menurut Grandjen (1993) sebaiknya posisi kerja
duduk-berdiri secara bergantian (perubahan posisi) untuk menghindari
kejenuhan dan ketegangan otot – otot pada anggota tubuh yang statis serta
mengubah sikap kerja yang monotoni menjadi lebih bervariasi dan Sanders
dan Mc Cormick (1987) memberikan pedoman untuk mengatur ketinggian
landasan kerja pada posisi duduk seperti menyediakan meja yang dapat diatur
turun dan naik (jika memungkinkan), landasan kerja harus memungkinkan
lengan menggantung pada posisi rileks dari bahu, dengan lengan bawah
mendekati posisi horisontal atau sedikit menurun (Sloping down slightly) dan
ketinggian landasan kerja tidak memerlukan fleksi tulang belakang yang
berlebih, Sementara itu postur yang anatomis akan mengurangi kerja dari otot-
otot ekstensor.
14
diskus intervertebralis mendapat pembebanan yang seimbang pada bagian
anterior, posterior, dan lateralnya. Sehingga kemungkinan terjadi kerusakan
struktur bagian posterior dari tulang belakang yang pain sensitive dapat
dicegah. Contohnya Meja dan kursi yang digunakan harus disesuaikan dengan
ukuran antropometri siswa dan sesuai dengan prinsip perancangan yang
ergonomis (Santoso, 2012). Kaidah Ergonomi dalam mendesain tempat duduk
sangat penting diperhatikan dalam proses pembelajaran. Agar tempat duduk
nyaman dipakai pada waktu belajar, maka ukuran-ukurannya harus
disesuaikan dengan antropometri orang yang akan memakainya. Penerapan
meja dan kursi yang ergonomis dapat mencegah lebih dini berbagai gangguan
kesehatan siswa di masa dewasanya nanti dan membentuk sikap tubuh yang
benar, mengurangi kelelahan, lebih berkonsentrasi dan akhirnya secara
keseluruhan akan dapat meningkatkan sumber daya manusia untuk lebih
berkualitas baik dari segi derajat kesehatannya maupun pada peningkatan
kemampuan/konsentrasi dalam belajar (Lin, et al., 2014; Santoso, 2012;
Sutajaya, 2007).
Sikap kerja berdiri dalam waktu lama akan membuat pekerja selalu
berusaha menyeimbangkan posisi tubuhnya sehingga menyebabkan terjadinya
beban kerja statis pada otot-otot punggung dan kaki. Kurangnya aliran darah
mempercepat timbulnya kelelahan, ketidaknyamanan dan menyebabkan nyeri
serta ketegangan pada otototot punggung, kaki dan leher (otot yang digunakan
untuk mempertahankan posisi tegak). Berdiri terlalu lama dan sering, tanpa
bantuan dengan berjalan kaki, menyebabkan darah berkumpul di kaki. Ketika
berdiri terjadi terus menerus selama waktu yang lama, dapat mengakibatkan
radang pembuluh darah. Peradangan ini dari waktu ke waktu berkembang
menjadi varises kronis dan menyakitkan. Selain itu juga bisa menyebabkan
sendi di tulang belakang, pinggul, lutut dan kaki menjadi seperti terkunci yang
nantinya memicu terjadinya penyakit rematik degeneratif akibat kerusakan
pada tendon dan ligamen (struktur yang mengikat otot tulang).
15
Upaya mempertahankan posisi ergonomis misalnya melakukan
peregangan dan relaksasi ditempat atau sekedar berjalan, mengganti posisi
tubuh saat terasa nyeri dengan posisi yang lebih nyaman, menahan rasa nyeri
hingga berkesempatan untuk istirahat, dan sebagainya. Dengan kata lain
semua pekerja memilliki kemungkinan yang sama dalam mengalami rasa
nyeri kaki dan yang membedakan ialah faktor individu sendiri.
Daya tahan tubuh non-spesifik yaitu daya tahan terhadap berbagai bibit
penyakit yang tidak selektif, artinya tubuh harus mengenal dahulu jenis
penyakitnya dan tidak harus memilih bibit penyakit tertentu untuk
dihancurkan. Adapun daya tahan tubuh spesifik yaitu daya tahan tubuh yang
khusus untuk jenis bibit penyakit tertentu saja. Hal ini mencakup pengenalan
dahulu terhadap bibit penyakit, kemudian memproduksi antibodi atau T-
limfosit khusus yang hanya akan bereaksi terhadap bibit penyakit tersebut
(Irianto, 2012).
16
Daya tahan tubuh non-spesifik mencakup rintangan mekanis (kulit),
rintangan kimiawi (lisozim dan asam lambung), sistem komplemen (opsinon,
histamin, kemotoksin, dan kinin), interferon, fagositosis, demam, dan radang.
Sedangkan daya tahan tubuh spesifik atau imunitas dibagi menjadi imunitas
humoral yang menyangkut reaksi antigen dan antibodi yang komplementer di
dalam tubuh dan imunitas seluler yang menyangkut reaksi sejenis sel
(Tlimfosit) dengan antigen di dalam tubuh (Irianto, 2012). Menurut Irianto
(2012), secara umum sistem imun memiliki fungsi sebagai berikut:
b. Penolak dan penghancur segala bentuk benda asing yang masuk ke dalam
tubuh.
Ada dua jenis imunitas, imunitas bawaan dan adaptif. Imunitas bawaan
(non spesifik) merupakan pertahanan yang telah ada semenjak lahir. Imunitas
ini berfungsi sebagai respon cepat dalam mencegah penyakit. Imunitas
bawaan tidak mengenali mikroba secara spesifik dan melawan semua mikroba
dengan cara yang identik. Selain itu, imunitas bawaan tidak memiliki
17
komponen memori sehingga tidak dapat mengenali kontak yang dulu pernah
terjadi. Imunitas bawaan terdiri dari komponen lini pertama, yaitu kulit dan
membran mukus dan lini kedua yaitu substansi antimikroba, sel natural killer,
dan fagosit.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesehatan Kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan yang bertujuan agar
tenaga kerja memperoleh keadaan kesehatan yang sempurna baik fisik
maupun mental dan sosialnya sehingga memungkinkan bekerja secara
optimal.
Anatomi atau ilmu urai mempelajari susunan tubuh dan hubungan bagian-
bagiannya satu sama lain. Anatomi regional mempelajari letak geografis
bagian tubuh. Setiap region atau daerah, misalnya lengan, tungkai, kepala,
dada dan seterusnya ternyata terdiri atas sejumlah struktur atau susunan yang
umum didapati pada semua region.
Fisiologi manusia adalah ilmu yang mempelajari tentang faal (fungsi) dari
tubuh manusia. Adapun spesifikasi fisiologi dari anatomi antara lain yaitu
fisiologi sel (mempelajari fungsi sel dan bagian-bagiannya), fisiologi spesifik
(mempelajari suatu organ), fisiologi sistemik (mempelajari fungsi organ secara
sistemik), dan fisiologi patologikal (mempelajari efek penyakit terhadap suatu
organ).
19
berinteraksi serta mengurangi ketidak efisienan dalam beraktifitas dengan
aman, nyaman, sehat, efisien dan efektif (Nurmianto, E. 1998). Tempat duduk
dan meja sebagai permukaan kerja mempunyai pengaruh yang
penting terhadap kondisi fisik seseorang dan menjadi sarana penunjang utama
dalam bekerja. Tempat duduk harus dapat memberikan kenyamanan bagi
pemakainya sehingga dapat mengurangi kelelahan orang yang duduk pada
saat orang tersebut bekerja (Sutanto, dkk., 1999, h.121).
B. Saran
Agar tercipta tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, perlu dilakukan pelaksanaan upaya Kesehatan sehingga dapat
mengurangi atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang
pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja . Lebih
memperdalam lagi pengetahuan tentang Kesehatan melalui Pendidikan dan
Pelatihan terkait Kesehatan kerja.
20
DAFTAR PUSTAKA
Wahyuningsih, U., Sulistyo, E., Rusjdi, H., Alfalah, W., Sudirmanto, S., &
Prabowo, E. (2021). Pengenalan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di PT
Cita Rasa Palembang. TERANG, 3(2), 155-162.
Nugraha, H., & Yulia, L. (2019). Analisis Pelaksanaan Program Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Dalam Upaya Meminimalkan Kecelakaan Kerja Pada
Pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero): Studi kasus pada Depo
Lokomotif Daop 2 Bandung PT. KAI. Coopetition: Jurnal Ilmiah
Manajemen, 10(2), 93-101.
Kurniawidjaja, D. D. L. M., & Ok, S. (2012). Teori dan aplikasi kesehatan kerja.
Universitas Indonesia Publishing.
Hidayat, S., & Syahputra, A. A. (2020). Sistem imun tubuh pada manusia. Visual
Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya, 2(3), 144-149.
Aripin, I. (2019). Pendidikan nilai pada materi konsep sistem imun. Bio Educatio:
The Journal of Science and Biology Education, 4(1), 1-11.