Oleh :
KELOMPOK 6
1. PLORENSIUS ADINATA (PO6231320254)
2. PRADIDNA FIBRILYA EKA M (PO6231320255)
3. RARA JANITA
4. RENI ELISABETH (PO6231320257)
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan segala nikmat dan karuniaNya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas yang berjudul “KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
(K3)” ini dapat diselesaikan sesuai dengan rencana dan waktu yang ditargetkan.
Adapun tujuan penulisan dari laporan praktikum ini adalah untuk memenuhi
syarat praktikum mata kuliah Sistem Penyelenggaraan Makanan Institusi dengan dosen
pengajar Ibu Resna Maulia, S.Si, M.KL & Ibu Fretika Utami Dewi, S. Gz , M. Pd.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat
kami sebutkan semua, terimakasih atas bantuannya sehingga sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini. Kami menyadari, tugas yang kami tulis ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi
kesempurnaan laporan ini.
Kelompok 6
ii
DAFTAR ISI
COVER...................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 3
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................
3.2 Saran.....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
5. Bagaimana K3 dalam SPMI ?
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengerti dan memahami apa itu K3 (Keselamatan dan
Kesehatan Kerja).
2. Mahasiswa mampu memahami pentingnya K3 dalam SPMI.
3. Mahasiswa mengetahui tujuan dari K3 dalam SPMI.
4. Mahasiswa mengetahui Peraturan Perundang-undangan yang mengatur K3.
5. Mahasiswa mengetahui dan memahami K3 dalam SPMI.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Terdapat beberapa tujuan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3),
sebagai berikut :
1) Mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja dapat saja terjadi setiap
saat tidak terkecuali dalam penyelenggaraan makanan.
2) Mencegah timbulnya penyakit akibat suatu pekerjaan. Pengaruh-pengaruh
radiasi, kebisingan, kerja yang berat dan lain sebagainya dapat menimbulkan
3) Mencegah/mengurangi kematian. Kecelakaan kerja yang fatal bisa juga
menyebabkan kematian. Prosedur K3 dapat menghindari para pekerja dari resiko
kematian.
4) Mencegah/mengurangi cacat tetap. Sering para pekerja mendapatkan efek yang
fatal dari bekerja seperti terjatuh, terkena radiasi, terkena peralatan-peralatan
yang tajam dan lain sebagainya sehingga dapat mengakibatkan kecacatan kepada
para pekerja. K3 dapat mengurangi resiko kecatatan karena dalam K3 terdapat
prosedur dalam menanggulangi kecelakaan sehingga pekerja dapat terhindar dari
kecacatan.
5) Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan bangunan, alat-
alat kerja, mesin-mesin, instalasi dan lain sebagainya.
6) Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan menjamin
kehidupan produktifnya.
7) Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat dan sumber-sumber produksi
lainnya.
8) Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman sehingga dapat
menimbulkan kegembiraan semangat kerja.
9) Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi industri serta
pembangunan.
4
2) Syarat-syarat keselamatan kerja adalah untuk:
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
c. Mencegah dan mengurangi peledakan.
d. Memberi pertolongan pada kecelakaan.
e. Memberi alat-alat perlindungan diri pada pekerja.
f. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
g. Memelihara kesehatan dan ketertiban.
3) Pengawasan Undang-Undang Keselamatan Kerja, “pimpinan melakukan
pelaksanaan umum terhadap undang-undang ini, sedangkan para pegawai
pengawas dan ahli keselamatan kerja ditugaskan menjalankan pengawasan
langsung terhadap ditaatinya undang-undang ini dan dibantu pelaksanaannya
(Pasal 5).
4) Menteri Tenaga Kerja berwenang membentuk Panitia Pembinaan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja untuk mengembangkan kerja sama, saling pengertian dan
partisipasi yang efektif dari pengusaha atau pengurus tenaga kerja untuk
melaksanakan tugas bersama dalam rangka keselamatan dan kesehatan kerja
untuk melancarkan produksi (Pasal 10).
5) Setiap kecelakan kerja juga harus dilaporkan pada pejabat yang ditunjuk oleh
Menteri Tenaga Kerja di dinas yang terkait (Pasal 11 ayat 1). (Sumakmur,
1981:29-34) Dapat dilihat dalam ketentuan Pasal 86 ayat 1 UU Nomor 13 Tahun
2003 diatur pula bahwa setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas:
a. Keselamatan kerja.
b. Moral dan kesusilaan.
c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai
agama.
Selain diwujudkan dalam bentuk undang-undang, kesehatan dan keselamatan
kerja juga diatur dalam berbagai Peraturan Menteri. Diantaranya Peraturan Menteri
Tenaga Kerja Nomor Per-01/MEN/1979 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja.
Tujuan pelayanan kesehatan kerja adalah :
5
1) Memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam penyesuaian diri dengan
pekerjaanya.
2) Melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan yang timbul dari
pekerjaan atau lingkungan kerja.
3) Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental, dan kemapuan fisik tenaga
kerja.
4) Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi tenaga kerja yang
menderita sakit.
6
kewajiban berbuat secara selamat dan mengatur peralatan serta perlengkapan
produksi sesuai dengan standar yang diwajibkan.
d. Inisiatif Local
Kadangkadang inisiatif-inisiatif lokal memberikan sekilas tentang
petunjuk yang akan dilakukan oleh pemerintah daerah lainnya atau bahkan
pemerintah pusat yang akan datang
7
2.6 Alat Pelindung Diri K3
Alat Pelindung Diri ( APD ) adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga
kerja untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya
potensi bahaya/kecelakaan kerja. Alat pelindung diri merupakan salah satu cara
untuk mencegah kecelakaan dan secara teknis APD tidaklah sempurna untuk
mencegah kecelakaan yang terjadi.
Adapun tujuan dari penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), antara lain :
1) Melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan
administrative tidak dapat dilakukan dengan baik.
2) Meningkatkan efektifitas dan produktivitas kerja.
3) Menciptakan lingkungan kerja yang aman.
Sedangkan manfaat dari penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), antara lain :
1) Untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan
adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja.
2) Mengurangi resiko penyakit akibat kecelakaan.
Menurut Suma’ur (1992) persyaratan yang harus dipenuhi alat pelindung diri :
1) Nyaman dipakai
2) Tidak mengganggu kerja
3) Memberikan perlindungan efektif terhadap jenis bahaya
8
e. Tersedianya ruang istirahat untuk karyawan.
2) Adanya pengawasan kerja yang dilakukan oleh penanggung jawab dan
terciptanya kebiasaan kerja yang baik oleh karyawan.
3) Pekarjaan yang ditugaskan hendaknya sesuai dengan kemampuan kerjadari
karyawan.
4) Volume kerja yang dibebankan disesuaikan dengan jam kerja yangtelah
ditetapkan.
5) Maintenance (perawatan) alat dilakukan secara rutin oleh petugas Unit
Pemeliharaan Sarana sesuai jadwal.
6) Adanya pendidikan mengenai keselamatan kerja bagi karyawan.
7) Adanya fasilitas atau peralatan pelindung dan peralatan pertolongan pertama
yang cukup.
9
b. Tidak menggaruk, batuk, selama mengerjakan atau mengolah bahan
makanan.
c. Menggunakan berbagai alat yang tersedia sesuai dengan petunjuk
pemakaian.
d. Bersihkan mesin menurut petunjuk dan matikan mesin sebelumnya.
e. Menggunakan serbet sesuai macam dan peralatan yang dibersihkan.
f. Berhati-hatilah bila membuka dan menutup, menyalakan atau mematikan
mesin, lampu, gas atau listrik dan lain-lain.
g. Meneliti dulu semua peralatan sebelum digunakan.
h. Pada saat selesai menggunakan, teliti kembali apakah semua peralatan sudah
dimatikan mesinnya.
i. Mengisi panci-panci menurut ukuran semestinya, dan jangan melebihi porsi
yang ditetapkan.
j. Tidak memuat kereta makan melebihi kapasitasnya.
k. Meletakkan alat menurut menurut tempatnya dan diatur rapi.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan upaya untuk mencegah
terjadinya kecelakaan dan bahaya kerja baik itu factor fisik, kimia, biologis, faal,
dan psikologis. Tempat kerja yang kurang sehat atau tidak sehat (sering terpapar zat
berbahaya mempengaruhi kesehatan) dapat meningkatkan angka kesakitan dan
kecelakaan, rendahnya kualitas kesehatan pekerja, meningkatnya biaya kesehatan
dan banyak lagi dampak negatif lainnya. Oleh karena itu banyak peraturan
perundang-undangan yang mengatur kesehatan dan keselamatan kerja
3.2 Saran
Dalam upaya peningkatan rasa aman dalam bekerja diperlukannya evaluasi yang
bersifat rutin untuk selalu mengingatkan pentingnya bekerja dalam keadaan sehat
dan aman seperti melakukan siklus aktivitas penanganan K3 secara periodik harian,
mingguan, dan evaluasi bulanan dapat dimulai dari kelompok-kelompok kecil
pekerja yang menangani pekerjaan sejenis, dipimpin langsung oleh kepala grup
kerja.
11
DAFTAR PUSTAKA
12