Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

Dosen Pengampuh : Sumardi Sudarman, S.KM.,M.Kes

KEKURANGAN VITAMIN A

DISUSUN OLEH:

AKPER II A

KELOMPOK II

Syamsul : 219044
Reski Ramli : 219032
Asmiranda : 219003
Elvira Yanti : 219008
Fitriani Tulhijja : 219011
Mutiara : 219024
Sarmila : 219036
Sri Wahyuni : 219040
Suci Aliefia Putri : 219041

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA


AKADEMI KEPERAWATAN PELAMONIA
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kahadirat Allah STW karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul
“kekurangan vitamin A(KVA) dapat terselesaikan.
Penulis berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
pengampuh yang telah memberikan tugas ini kepada penulis segingga dapat
menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yan telah
memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makaah ini masih jauh dari kesempurnaan
yan disebabkn oeh keterbatasan pengetahuan penulis. Tidak sedikit kesulitan
yang penulis hadapi baik dari segi waktu maupun tenaga, tetapi penulis
menyadari juga bahwa setiap ikhtiar yang baik harus diiringi dengan doa
yang tulus sehingga kesulitan dapat teratasi. Kritik dan saran yan
membangun demi kesempurnaan makalah ini tetap penulis harapkan.
Semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpa atas segala
keikhlasan hati dan bantuan dari semua pihak yang telah diberikan kepada
penulis, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Makassar, Agustus 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................1

B. Rumusan Masalah..............................................................................2

C. Tujuan Penulisan................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian vitamin A...........................................................................3

B. pengertian Kekurangan Vitamin A (KVA)............................................3

C. Fungsi vitamin A..................................................................................4

D. Faktor-Faktor Kekurangan Vitamin A..................................................6

E. Penyebab terjadinya Kekurangan Vitamin A......................................9

F. Bagaimana tanda-tanda/gelaja Kekurangan Vitamin A......................11

G. Akibat Kekurangan Vitamin A.............................................................13

H. Bagaimana pencegahan dan penanggulangan

Kekurangan Vitamin A........................................................................15

I. Sumber-sumber vitamin A...................................................................18

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................................................20

B. Saran...................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kekurangan vitamin A (KVA) merupakan masalah kesehatan utama di
negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. KVA terutama
sekali mempengaruhi anak kecil, diantara mereka yang mengalami
defisiensi dapat mengalami xerophthalmia dan dapat berakhir menjadi
kebutaan, pertumbuhan yang terbatas, pertahanan tubuh yang lemah,
eksaserbasi infeksi serta meningkatkan resiko kematian. Hal ini menjadi
nyata bahwa KVA dapat terus berlangsung mulai usia sekolah dan remaja
hingga masuk ke usia dewasa.[ CITATION Art14 \l 1057 ]
Kekurangan vitamin A disebabkan karena kurangnya intake vitamin A
dalam tubuh. Intake vitamin A didapatkan dari asupan makanan yang
mengandung vitamin A dari sumber hewani atau pro-vitamin A dari
sumber nabati. Makanan yang mengandung vitamin A tergolong mahal
dipasaran, sehingga sebagian besar masyarakat miskin sangat sulit untuk
mendapatkan makanan sumber vitamin A untuk mencukupi kebutuhan
akan vitamin A sehari-hari .[ CITATION Art14 \l 1057 ]
Penanggulangan masalah Kurang Vitamin A (KVA) pada anak Balita
sudah dilaksanakan secara intensif sejak tahun 1970-an, melalui distribusi
kapsul vitamin A setiap 6 bulan, dan peningkatan promosi konsumsi
makanan sumber vitamin A. Dua survei terakhir tahun 2007 dan 2011
menunjukkan, secara nasional proporsi anak dengan serum retinol kurang
dari 20 ug sudah di bawah batas masalah kesehatan masyarakat, artinya
masalah kurang vitamin A secara nasional tidak menjadi masalah
kesehatan masyarakat.[ CITATION Dep09 \l 1057 ]

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan vitamin A?
2. Apa yang dimaksud dengan Kekurangan Vitamin A (KVA)?
3. Apa saja fungsi vitamin A?
4. Apa penyebab terjadinya Kekurangan Vitamin A?
5. Bagaimana tanda-tanda/gelaja Kekurangan Vitamin A?
6. Apa akibat Kekurangan Vitamin A?
7. Bagaimana pencegahan dan penanggulangan Kekurangan Vitamin A
8. Apa saja sumber vitamin A?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian vitamin A
2. Untuk mengetahui pengertian Kekurangan Vitamin A (KVA)
3. Untuk mengetahui fungsi-fungsi vitamin A
4. Untuk mengetahui penyebab terjadinya Kekurangan Vitamin A
5. Untuk mengetahui tanda-tanda/gelaja Kekurangan Vitamin A
6. Untuk mengetahui akibat Kekurangan Vitamin A
7. Untuk mengetahui pencegahan/penanggulangan Kekurangan Vitamin
A
8. Untuk mengetahui sumber vitamin A

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Vitamin A
Vitamin A adalah vitamin yang larut dalam lemak. Berdasarkan
struktur kimianya disebut retinol atau retina atau disebut juga dengan
asam retinoat, terdapat pada jaringan hewan dimana retinol 90-95%
disimpan pada hati.[ CITATION Har11 \l 1057 ]
Vitamin A adalah salah satu zat gizi dan golongan vitamin yang sangat
diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata (agar dapat
melihat dengan baik) dan untuk kesehatan tubuh (meningkatkan daya
tahan tubuh untuk melawan penyakit, khususnya diare dan penyakit
infeksi).
Vitamin A atau dikenal juga dengan nama Retinol merupakan vitamin
yang sangat diperlukan tubuh. Selama ini, kebanyakan dari kita hanya
mengenal vitamin A sebagai vitamin yang berfungsi menjaga kesehatan
mata. Namun sebenarnya, fungsi dari vitamin ini sangatlah banyak.
Retinol adalah bentuk hewan vitamin A yang disimpan dalam hati
setelah penyerapan dan digunakan oleh tubuh ketika dibutuhkan. Dengan
menelan tertentu buah-buahan, sayuran, biji-bijian dan suplemen, Anda
dapat memastikan asupan vitamin A Anda terpenuhi. Rata-rata orang
harus mengkonsumsi setidaknya 900 mikrogram vitamin A per hari, dan
tidak lebih dari 3.000 mikrogram.
B. Pengertian Kekurangan Vitamin A
Kekurangan Vitamin A (KVA) adalah penyakit yang disebabkan oleh
kurangnya asupan vitamin A yang memadai. Hal ini dapat menyebabkan
rabun senja, xeroftalmia dan jika kekurangan berlangsung parah dan
berkepanjangan akan mengakibatkan keratomalasia.[ CITATION Har11 \l 1057
]

3
Sedangkan menurut Arisman tahun 2002, Kurang Vitamin A (KVA)
merupakan penyakit sistemik yang merusak sel dan organ tubuh dan
menghasilkan metaplasi keratinasi pada epitel, saluran nafas, saluran
kencing dan saluran cerna. Penyakit Kurang Vitamin A (KVA) tersebar
luas dan merupakan penyebab gangguan gizi yang sangat penting.
Prevalensi KVA terdapat pada anak-anak dibawah usia lima tahun.
Sampai akhir tahun 1960-an KVA merupakan penyebab utama kebutaan
pada anak.
C. Fungsi Vitamin A
Pada umumnya vitamin A memiliki banyak fungsi dan manfaat bagi
tubuh yaitu:
1. Penglihatan
Vitamin A berfungsi dalam penglihatan normal pada cahaya
remang. Bila kita dari cahaya terang diluar kemudian memasuki
ruangan yang remang-remang cahayanya, maka kecepatan mata
beradaptasi setelah terkena cahaya terang berhubungan langsung
dengan vitamin A yang tersedia didalam darah. Tanda pertama
kekurangan vitamin A adalah rabun senja. Suplementasi vitamin A
dapat memperbaiki penglihatan yang kurang bila itu disebabkan
karena kekurangan vitamin.[ CITATION Art14 \l 1057 ]
2. Mengoptimalkan perkembangan janin
Vitamin A sangat penting bagi ibu hamil. Karena sifatnya mudah
larut dalam air dan lemak sehingga diperlukan untuk kesehatan si
jabang bayi. Seperti membantu perkembangan sel mata, organ
mata, untuk pertumbuhan tulang, untuk kesehatan kulitnya, dan
membantu perkembangan jantung.[ CITATION Des09 \l 1057 ]
3. Menghambat sel kanker payudara

4
Berdasarkan penelitian terbaru ilmuan asal Amerika, diungkapkan
bahwa vitamin A ini dapat menghambat pertumbuhan kanker yang
sering menyerang wanita, yaitu kanker payudara. Walau tidak
secara langsung, namun bentuk turunannya berupa asam retinoat
atau retinol inilah yang akan menghambat pertumbuhan jaringan
kanker itu sendiri.[ CITATION Des09 \l 1057 ]
4. Pertumbuhan dan Perkembangan
Vitamin A dibutuhkan untuk perkembangan tulang dan sel epitel
yang membentuk email dalam pertumbuhan gigi. Pada kekurangan
vitamin A, pertumbuhan tulang terhambat dan bentuk tulang tidak
normal. Pada anak–anak yang kekurangan vitamin A, terjadi
kegagalan dalam pertumbuhannya. Dimana vitamin A dalam hal
ini berperan sebagai asam retinoat. [ CITATION Des09 \l 1057 ]
5. Reproduksi
Pembentukan sperma pada hewan jantan serta pembentukan sel
telur dan perkembangan janin dalam kandungan membutuhkan
vitamin A dalam bentuk retinol. Hewan betina dengan status
vitamin A rendah mampu hamil akan tetapi mengalami keguguran
atau kesukaran dalam melahirkan. Kemampuan retinoid
mempengaruhi perkembangan sel epitel dan kemampuan
meningkatkan aktivitas sistem kekebalan diduga berpengaruh
dalam pencegahan kanker kulit, tenggorokan, paru-paru, payudara
dan kandung kemih.[ CITATION Des09 \l 1057 ]
6. Fungsi Kekebalan
Vitamin A berpengaruh terhadap fungsi kekebalan tubuh pada
manusia. Dimana kekurangan vitamin A dapat menurunkan respon
antibody yang bergantung pada limfosit yang berperan sebagai
kekebalan pada tubuh seseorang.[ CITATION Art14 \l 1057 ]

5
7. Perkembangan Jantung
Defek kardiak dan cabang aorta diamati sebagai bagian dari
sindroma kekurangan vitamin A. singkat kata, peranan vitamin A
dalam perkembangan jantung mamalia meliputi pembentukan pipa
pola jantung dan lingkaran, ruang dan katup saluran keluar,
trabekulasi ventrikel, diferensiasi kardiomiosit dan pengembangan
pembuluh koroner.[ CITATION Art14 \l 1057 ]
8. Perkembangan Ginjal dan Saluran Kencing
Kekurangan vitamin A pada kehamilan dapat berkorelasi dengan
kekurangan jumlah nefron sub-klinis dan sedikit defisit nefron yang
tidak disadari pada saat lahir, tapi mungkin bisa berkontribusi
dalam jangka panjang terjadinya gagal ginjal dan hipertensi.
[ CITATION Art14 \l 1057 ]
9. Diafragma
Fungsi diafragma sebagai otot utama respirasi dan sebagai
pembatas antara rongga dada dan perut. Hernia diafragma
kongenital (CDH) terjadi pada sekitar satu dari 3000 kelahiran, dan
berhubungan dengan kematian neonatal yang tinggi. Vitamin A
sangat penting bagi perkembangan diafragma normal, dan telah
disimpulkan bahwa gangguan sinyal retinoid dapat berkontribusi
pada etiologi dari gangguan manusia.[ CITATION Art14 \l 1057 ]
10. Menghambat proses penuaan dini
Vitamin A ini sendiri dapat menghasilkan antioksidan yang mana
bisa menangkal radikal bebas. Radikal bebas ini adalah udara tidak
bersih yang terhirup oleh organ pernafasan kita. Karena semakin
tinggi reaksi antioksidan itu sendiri maka semakin banyak polusi
yang masuk ke dalam tubuh. Namun dengan vitamin A ini, maka

6
kerusakan akibat radikal bebas dapat dicegah untuk
memperlambat proses penuaan pada kulit.[ CITATION Art14 \l 1057 ]
D. Faktor Risiko Kekurangan Vitamin A
1. Usia
Berbagai tingkat defisiensi vitamin A mulai dari bentuk subklinis
hingga bentuk malnutrisi dengan kebutaan yang berat (keratomalasia),
dapat terjadi pada setiap usia jika keadaannya cukup ekstrim. Namun
demikian, sebagai persoalan kesehatan masyarakat, defisiensi vitamin
A, khususnya defisiensi yang berat, akan menyerang anak-anak dalam
usia prasekolah. Keadaan ini terjadi karena kebutuhan vitamin A bagi
pertumbuhan pada anak-anak ini cukup tinggi. Sementara asupan
vitamin dari makanan seringkali rendah dengan tambahan beban
pajanan infeksi yang lebih besar. Insidens xeroftalmia kornea paling
prevalen pada anak-anak yang berusia 2-4 tahun. Pada anak-anak
dibawah usia 12 bulan, penyakit kornea merupakan kejadian yang
relatif jarang dijumpai (terutama karena efek protektif pemberian ASI),
tetapi keratomalasia lebih sering terjadi diantara bayi-bayi yang hidup
dalam kondisi sosial ekonomi yang rendah.[ CITATION Ari02 \l 1057 ]
Prevalensi xeroftalmia ringan, terutama buta senja (SN) dan
bercak bitot (XB) meningkat seiring usia hingga usia prasekolah dan
keterkaitan ini ternyata berbeda-beda diantara berbagai budaya
terlepas dari angka xeroftalmia yang spesifik menurut usia. Defisiensi
vitamin A subklinis juga sering ditemukan diantara anak-anak usia
sekolah, remaja, dan dewasa muda pada komunitas yang sama dan
prevalensinya pada anak-anak kecil cukup tinggi.
2. Gender
Pada orang dewasa yang sehat, kadar retinol plasma maupun
RBP (retinol-binding protein) ternyata berada pada level 20% lebih

7
tinggi pada laki-laki dibandingkan pada wanita, kendati signifikan
fisiologi perbedaan ini masih belum jelas. Walaupun begitu, laki-laki
umumnya memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami buta senja
dan bercak Bitot dibandingkan perempuan selama usia prasekolah
dan awal usia sekolah. Perbedaan gender ini tidak begitu jelas dalam
hal xeroftalmia yang berat. Perbedaan pada budaya pemberian makan
dan perawatan antara anak laki-laki dan perempuan dalam sebagian
populasi dapat menkelaskan variasi menurut gender ketika hal ini
diamati.[ CITATION Ari02 \l 1057 ]
3. Status Fisiologi
Dengan meningkatnya kebutuhan vitamin A selama periode
pertumbuhan yang cepat, anak-anak kecil merupakan kelompok yang
paling rentan. Kebutuhan akan vitamin A juga meningkat selama masa
kehamilan dan menyusui; dengan demikian, ibu hamil dan menyusui
dalam populasi yang kehilangan haknya tidak mampu memenuhi
kebutuhan yang meningkat selama periode tertentu. Buta senja
selama kehamilan dan laktasi terutama sering ditemukan di Asia
Selatan dengna kejadian buta senja sebesar 15%-20% dari semua
kehamilan dan kemudian berulang kembali pada kehamilan
berikutnya; keadaan ini pada beberapa budaya dianggap sebagai
bagian dari kehamilan. Sejumlah penelitian juga memperlihatkan
bahwa ASI dari ibu dnegan status vitamin A yang buruk sering kali
turut menyebabkan peningkatan kerentanan pada bayi. [ CITATION
Ari02 \l 1057 ]
4. Diet
Penyebab dasar yang melandasi defisiensi vitamin A sebagai
permasalahan kesehatan masyarakat adlaha diet atau pola makan
yang kurang mengandung vitamin, baik senyawa karotenoid
performed aatau provitamin A untuk memenuhi kebutuhan. Pada

8
umumnya, ditempat yang kondisi hidupnya buruk, diet seseorang akan
bergantung pada makanan nabati yang lebih murah tetapi secara
hayati kurang mengandung vitamin A (sebagai karotenoid). Populasi
yang mengonsumsi beras sebagai makanan pokok dan serat pangan
dalam kehidupan sehari-hari ternyata sangat berisiko untuk mengalami
defisiensi vitamin A. Dengan demikian, xeroftalmia lebih sering
ditemukan di Asia Selatan dan Asia Timur. Defisiensi vitamin A
subklinis umumnya terjadi ditempat yang kualitas makanannya relatif
rendah akibat kendala pada kemampuan mengakses makanan dan
ketersediaan makanan, khususnya makanan hewani. [ CITATION Ari02 \l
1057 ]
5. Pola Penyakit
Keterkaitan antara penyakit infeksi dan status vitamin A
merupakan persoalan kompleks yang telah ditinjau secara luas.
Difisiensi vitamin A akan meningkatkan risiko morbiditas penyakit
infeksi dan sebaliknya, penyakit infeksi merupakan predisposisi
terjadinya difisiensi vitamin A. Beberapa jenis infekssi seperti diare,
infeksi pernafasan, dan campak akan disertai bentuk tertentu difisiensi
vitamin A yang dapat berupa penurunan kadar retinol serum atau
peningkatan resiko xeroktalmia. Selanjutnya, frekuensi, durasi, dan
intensitas penyakit infeksi secara langsung atau tidak langsung turut
meningkatkan keretangan terhadap keadaan difisiensi vtamin A.
[ CITATION Ari02 \l 1057 ]
E. Penyebab Terjadinya Kekurangan Vitamin A
Arisman (2002) menyatakan bahwa KVA bisa timbul karena
menurunnya cadangan vitamin A pada hati dan organ-organ tubuh lain
serta menurunnya kadar serum vitamin A dibawah garis yang diperlukan
untuk mensuplai kebutuhan metabolik bagi mata. Vitamin A diperlukan
retina mata untuk pembentukan rodopsin dan pemeliharaan diferensiasi

9
jaringan epitel. Gangguan gizi kurang vitamin A dijumpai pada anak-anak
yang terkait dengan : kemiskinan, pendidikan rendah, kurangnya asupan
makanan sumber vitamin A dan pro vitamin A (karoten), bayi tidak diberi
kolostrum dan disapih lebih awal, pemberian makanan artifisial yang
kurang vitamin A. Pada anak yang mengalami kekurangan energi dan
protein, kekurangan vitamin A terjadi selain karena kurangnya asupan
vitamin A itu sendiri juga karena penyimpanan dan transpor vitamin A
pada tubuh yang terganggu.[ CITATION Har11 \l 1057 ]
Kelompok umur yang terutama mudah mengalami kekurangan vitamin
A adalah kelompok bayi usia 6-11 bulan dan kelompok anak balita usia
12-59 bulan (1-5 tahun). Sedangkan yang lebih berisiko menderita
kekurangan vitamin A adalah bayi berat lahir rendah kurang dari 2,5 kg,
anak yang tidak mendapat ASI eksklusif dan tidak diberi ASI sampai usia
2 tahun, anak yang tidak mendapat makanan pendamping ASI yang
cukup, baik mutu maupun jumlahnya, anak kurang gizi atau di bawah
garis merah pada KMS, anak yang menderita penyakit infeksi (campak,
diare, TBC, pneumonia) dan kecacingan, anak dari keluarga miskin, anak
yang tinggal di dareah dengan sumber vitamin A yang kurang, anak yang
tidak pernah mendapat kapsul vitamin A dan imunisasi di posyandu
maupun puskesmas, serta anak yang kurang/jarang makan makanan
sumber vitamin A.
Terjadinya kekurangan vitamin A berkaitan dengan berbagai faktor
dalam hubungan yang kompleks seperti halnya dengan masalah
kekurangan kalori protein (KKP). Makanan yang rendah dalam vitamin A
biasanya juga rendah dalam protein, lemak dan hubungannya antara hal-
hal ini merupakan faktor penting dalam terjadinya kekurangan vitamin A.
Kekurangan vitamin A bisa disebabkan seorang anak kesulitan
mengonsumsi vitamin A dalam jumlah yang banyak, kurangnya

10
pengetahuan orang tua tentang peran vitamin A dan kemiskinan.
Sedangkan untuk mendapatkan pangan yang difortifikasi bukan hal yang
mudah bagi penduduk yang miskin. Karena, harga pangan yang
difortifikasi lebih mahal daripada pangan yang tidak difortifikasi.
Pembedahan pada usus atau pankreas juga akan memberikan efek
kekurangan vitamin A. Bayi-bayi yang tidak mendapat ASI mempunyai
risiko lebih tinggi untuk menderita kekurangan vitamin A , karena ASI
merupakan sumber vitamin A yang baik. Kekurangan vitamin A sekunder
dapat terjadi pada penderita Kurang Energi Protein (KEP), penyakit hati,
gangguan absorpsi karena kekurangan asam empedu. [ CITATION Art14 \l
1057 ]
Penyebab lain KVA pada balita dikarenakan kurang makan sayuran
dan buah-buahan berwarna serta kurang makanan lain sumber vitamin A
seperti : daun singkong, bayam, tomat, kangkung, daun ubi jalar, wortel,
daun pepaya, kecipir, daun sawi hijau, buncis, daun katu, pepaya,
mangga, jeruk, jambu biji, telur ikan dan hati. Akibatnya menurun daya
tahan tubuh terhadap serangan penyakit. [ CITATION Dep09 \l 1057 ]
F. Tanda-tanda dan Gejala Klinis Kekurangan Vitamin A
KVA adalah kelainan sistemik yang mempengaruhi jaringan epitel dari
organ-organ seluruh tubuh, termasuk paru-paru, usus, mata dan organ
lain. Akan tetapi gambaran gangguan secara fisik dapat langsung terlihat
oleh mata. Kelainan kulit pada umumnya terlihat pada tungkai baeah
bagian depan dan lengan atas bagian belakang, kulit nampak kering dan
bersisik. Kelainan ini selain diebabkan oleh KVA dapat juga disebabkan
kekurangan asam lemak essensial, kurang vitamin golongan B atau KEP. [
CITATION Art14 \l 1057 ]
Gejala klinis KVA pada mata akan timbul bila tubuh mengalami KVA
yang telah berlangsung lama. gejala tersebut akan lebih cepat muncul jika
menderita penyaki campak, diare, ISPA dan penyakit infeksi

11
lainnya.Gejala klinis KVA pada mata menurut klasifikasi WHO sebagai
berikut :
1. Buta senja = XN. Buta senja terjadi akibat gangguan pada sel batang
retina. Pada keadaan ringan, sel batang retina sulit beradaptasi di
ruang yang remang-remang setelah lama berada di cahaya yang
terang. Penglihatan menurun pada senja hari, dimana penderita tidak
dapat melihat lingkungan yang kurang cahaya.
2. Xerosis konjunctiva = XI A. Selaput lendir mata tampak kurang
mengkilat atau terlihat sedikit kering, berkeriput, dan berpigmentasi
dengan permukaan kasar dan kusam.
3. Xerosis konjunctiva dan bercak bitot = XI B. Gejala XI B adalah tanda-
tanda XI A ditambah dengan bercak bitot, yaitu bercak putih seperti
busa sabun atau keju terutama celah mata sisi luar. Bercak ini
merupakan penumpukan keratin dan sel epitel yang merupakan tanda
khas pada penderita xeroftalmia, sehingga dipakai sebagai penentuan
prevalensi kurang vitamin A pada masyarakat. Dalam keadaan berat
tanda-tanda pada XI B adalah, tampak kekeringan meliputi seluruh
permukaan konjunctiva, konjunctiva tampak menebal, berlipat dan
berkerut.
4. Xerosis kornea = X2. Kekeringan pada konjunctiva berlanjut sampai
kornea, kornea tampak suram dan kering dengan permukaan tampak
kasar.
5. Keratomalasia dan Ulcus Kornea = X3 A ; X3 B. Kornea melunak
seperti bubur dan dapat terjadi ulkus. Pada tahap ini dapat terjadi
perforasi kornea.Keratomalasia dan tukak kornea dapat berakhir
dengan perforasi dan prolaps jaringan isi bola mata dan membentuk
cacat tetap yang dapat menyebabkan kebutaan. Keadaan umum yang
cepat memburuk dapat mengakibatkan keratomalasia dan ulkus
kornea tanpa harus melalui tahap-tahap awal xeroftalmia.

12
6. Xeroftalmia Scar (XS) = jaringan parut kornea. Kornea tampak menjadi
putih atau bola mata tampak mengecil. Bila luka pada kornea telah
sembuh akan meninggalkan bekas berupa sikatrik atau jaringan parut.
Penderita menjadi buta yang sudah tidak dapat disembuhkan
walaupun dengan operasi cangkok kornea.
7. Xeroftalmia Fundus (XF). Tampak seperti cendolXN, XI A, XI B, X2
biasanya dapat sembuh kembali normal dengan pengobatan yang
baik. Pada stadium X2 merupakan keadaan gawat darurat yang harus
segera diobati karena dalam beberapa hari bisa menjadi
keratomalasia. X3A dan X3 B bila diobati dapat sembuh tetapi dengan
meninggalkan cacat yang bahkan dapat menyebabkan kebutaan total
bila lesi pada kornea cukup luas sehingga menutupi seluruh
kornea.Prinsip dasar untuk mencegah xeroftalmia adalah memenuhi
kebutuhan vitamin A yang cukup untuk tubuh serta mencegah penyakit
infeksi. Selain itu perlu memperhatikan kesehatan secara umum.
[ CITATION Art14 \l 1057 ]
G. Akibat Kekurangan Vitamin A
Tubuh memerlukan asupan vitamin yang cukup sebagai zat pengatur
dan memperlancar proses metabolisme dalam tubuh. Sebagai vitamin
yang larut dalam lemak, vitamin A membangun sel-sel kulit dan
memperbaiki sel-sel tubuh, menjaga dan melindungi mata, menjaga tubuh
dari infeksi, serta menjaga pertumbuhan tulang dan gigi. Karena fungsi
tersebut, vitamin A sangat bagus dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan anak. Vitamin A juga berperan dalam epitil, misalnya pada
epitil saluran pencernaan dan pernapasan serta kulit. Vitamin A berkaitan
erat dengan kesehatan mata. Vitamin A membantu dalam hal integritas
atau ketahanan retina serta menyehatkan bola mata. Vitamin A fungsinya
tak secara langsung mengobati penderita minus, tapi bisa menghambat
minus. Kekurangan vitamin A menyebabkan mata tak dapat

13
menyesuaikan diri terhadap perubahan cahaya yang masuk dalam retina.
Sebagai konsekuensi awal terjadilah rabun senja, yaitu mata sulit melihat
kala senja atau dapat juga terjadi saat memasuki ruangan gelap. Bila
kekurangan vitamin A berkelanjutan maka anak akan mengalami
xerophtalmia yang mengakibatkan kebutaan. Selain itu kekurangan
vitamin A menyebabkan tubuh rentan terhadap infeksi bakteri dan virus.
Tanpa vitamin A, sistem pertahanan tubuh akan hilang.Ini memicu tubuh
rentan terserang penyakit.[ CITATION Har11 \l 1057 ]
Vitamin A bisa terserap dalam tubuh yang kondisinya baik. Anak usia
balita sangat rentan kekurangan vitamin A karena kondisi tubuhnya rentan
terhadap penyakit, seperti diare atau infeksi pencernaan. Untuk itu peran
ibu sangat penting dalam menjaga ketahanan tubuh bayi yakni dengan
memberikan ASI eksklusif, agar mempunyai ketahanan tubuh yang
cukup.Kebutuhan vitamin A yang cukup dalam tubuh, dapat diketahui
dengan cara menganalisis makanan yang dikonsumsi sehari-hari dan
melihat kondisi tubuh. Jika tubuh anak sering terkena penyakit, seperti
diare, busung lapar atau gangguan saluran pernapasan, maka secara
otomatis, asupan vitamin A-nya kurang.[ CITATION Har11 \l 1057 ]
Selain itu, dampak kekurangan Vitamin A bagi balita antara lain:
1. Hemarolopia atau kotok ayam (rabun senja).
2. Frinoderma, pembentukan epitelium kulit tangan dan kaki
terganggu, sehingga kulit tangan dan kaki bersisik.
3. Pendarahan pada selaput usus, ginjal dan paru-paru.
4. Kerusakan pada bagian putih mata mengering dan kusam (Xerosis
konjungtiva), bercak seperti busa pada bagian putih mata (bercak
bitot), bagian kornea kering dan kusam (Xerosis kornea), sebagian
hitam mata melunak ( Keratomalasia ), Seluruh kornea mata

14
melunak seperti bubur (Ulserasi Kornea) dan Bola mata mengecil /
mengempis (Xeroftahalmia Scars).
5. Terhentinya proses pertumbuhan.
6. Terganggunya pertumbuhan pada bayi.
7. Mengakibatkan campak yang berat yang berkaitan dengan adanya
komplikasi pada anak-anak serta menghambat penyembuhan.
Namun demikian perlu juga diperhatikan bahwa pemberian dosis
Vitamin A yang terlalu tinggi dalam waktu yang lama dapat
menimbulkan akibat yang kurang baik antara lain:
1. Hipervitaminosis A pada anak-anak dapat menimbulkan anak
tersebut cengeng, pada sekitar tulang yang panjang membengkak,
kulit kering dan gatal-gatal.
2. Hipervitaminosis pada orang dewasa menimbulkan sakit kepala,
mual-mual dan diare.
H. Pencegahan dan Penanggulangan Kekurangan Vitamin A
Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat
diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata (agar dapat
melihat dengan baik) dan untuk kesehatan tubuh (meni ngkatkan daya
tahan tubuh untuk melawan penyakit misalnya campak, diare, dan
penyakit infeksi lain).[ CITATION Dep09 \l 1057 ]
Pada ibu hamil dan menyusui, vitamin A berperan penting untuk
memelihara kesehatan ibu selama masa kehamilan dan menyusui. Buta
senja pada ibu menyusui, suatu kondisi yang kerap terjadi karena kurang
vitamin A (KVA). Berhubungan erat pada kejadian anemia pada ibu,
kekurangan berat badan, kurang gizi, meningkatnya resiko infeksi dan
penyakit reproduksi, serta menurunkan kelangsungan hidup ibu hingga
dua tahun setelah melahirkan.[ CITATION Des09 \l 1057 ]

15
Semua anak, walaupun mereka dilahirkan dari ibu yang berstatus gizi
baik dan tinggal di Negara maju, terlahir dengan cadangan vitamin A
yang terbatas dalam tubuhnya (hanya cukup memenuhi kebutuhan untuk
sekitar dua minggu). Di Negara berkembang, pada bulan-bulan pertama
kehidupannya, bayi sangat bergantung pada vitamin A yang terdapat
dalam ASI. Oleh sebab itu, sangatlah penting bahwa ASI mengandung
cukup vitamin A. Anak-anak yang sama sekali tidak mendapatkan ASI
akan beresiko lebih tinggi terkena Xeropthalmia dibandingkan dengan
anak-anak yang mendapatkan ASI walau hanya dalam jangka waktu
tertentu. Berbagai studi yang dilakukan mengenai vitamin A ibu nifas
memperlihatkan hasil yang berbeda-beda.
Anak-anak usia enam bulan yang ibunya mendapatkan kapsul vitamin
A setelah melahirkan, menunjukkan bahwa terdapat penurunan jumlah
kasus demam pada anak-anak tersebut dan waktu kesembuhan yang
lebih cepat saat mereka terkena ISPA. Ibu hamil dan menyusui seperti
halnya juga anak-anak, berisiko mengalami KVA karena pada masa
tersebut ibu membutuhkan vitamin A yang tinggi untuk pertumbuhan janin
dan produksi ASI.
Upaya meningkatkan konsumsi bahan makanan sumber vitamin A
melalui proses Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) merupakan upaya
yang paling aman. Namun disadari bahwa penyuluhan tidak akan segera
memberikan dampak nyata. Selain itu kegiatan konsumsi kapsul vitamin
A masih bersifat rintisan. Oleh sebab itu penanggulangan KVA saat ini
masih bertumpu pada pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi.
a. Bayi umur 6-11 bulan, baik sehat maupuan tidak sehat, dengan dosis
100.000 SI (warna biru). Satu kapsul diberikan satu kali secara
serentak pada bulan Februari dan Agustus.

16
b. Anak balita umur 1-5 tahun, baik sehat maupun tidak sehat, dengan
dosis 200.000 SI (warna merah). Satu kapsul diberikan satu kali
secara serentak pada bulan Februari dan Agustus.
c. Ibu nifas, paling lambat 30 hari setelah melahirkan, diberikan satu
kapsul vitamin A dosis 200.000 SI (warna merah), dengan tujuan agar
bayi memperoleh vitamin A yang cukup melalui ASI. [ CITATION Dep09 \l
1057 ]
d. Wanita hamil : suplemen vitamin A tidak direkomendasikan selama
kehamilan sebagai bagian dari antenatal care rutin untuk mencegah
maternal and infant morbidity dan mortality. Namun, pada daerah
dimana terdapat masalah kesehatan publik yang berat yang berkaitan
dengan kekurangan vitamin A, maka suplementasi vitamin A
direkomendasikan untuk mencegah rabun senja. Secara khusus,
wanita hamil dapat mengkonsumsi hingga 10,000 IU vitamin A setiap
harinya atau vitamin A hingga 25,000 IU setiap minggu. Suplementasi
dapat dilanjutkan hingga 12 minggu selama kehamilan hingga
melahirkan. Hal ini perlu ditekankan bahwa WHO mengidentifikasi
populasi berisiko sebagai mereka yang prevalensi menderita rabun
senja ≥5% pada wanita hamil atau ≥5% pada anak – anak yang
berusia 24–59 bulan.
e. Ibu nifas: suplementasi vitamin A pada ibu nifas tidaklah
direkomendasikan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas pada
ibu dan bayi.
Kekurangan makan makanan bergizi yang berlarut-larut, selain
membuat orang menjadi kurus juga kekurangan vitamin-vitamin,
termasuk kekurangan vitamin A. penyakit usus yang menahun akan
mengakibatkan penyerapan vitamin A dari usus terganggu. Untuk
melakukan pengobatan harus berobat pada dokter dan biasanya dokter
akan memberikan suntikan vitamin A setiap hari sampai gejalanya hilang.

17
Untuk mencegah kekurangan vitamin A makanlah pepaya, wortel dan
sayur-sayuran yang berwarna.[ CITATION Art14 \l 1057 ]
Program nasional pemberian suplemen vitamin A adalah upaya
penting untuk mencegah kekurangan vitamin A di antara anak-anak
Indonesia. Tujuan Program ini adalah untuk mendistribusikan kapsul
vitamin A pada semua anak di seluruh wilayah Indonesia dua kali dalam
satu tahun. Setiap Februari dan Agustus, kapsul vitamin A didistribusikan
secara gratis kepada semua anak yang mengunjungi Posyandu dan
Puskesmas. Vitamin A yang terdapat dalam kapsul tersebut cukup untuk
membantu melindungi anak-anak dari timbulnya beberapa penyakit yang
pada gilirannya akan membantu menyelamatkan penglihatan dan
kehidupan mereka.[ CITATION Art14 \l 1057 ]
Pemberian vitamin A akan memberikan perbaikan nyata dalam satu
sampai dua minggu. Dianjurkan bila diagnosa defisiensi vitamin A
ditegakkan maka berikan vitamin A 200.000 IU peroral dan pada hari
kesatu dan kedua. Belum ada perbaikan maka diberikan obat yang sama
pada hari ketiga. Biasanya diobati gangguan proteinkalori mal nutrisi
dengan menambah vitamin A, sehingga perlu diberikan perbaikan gizi.
I. Sumber Vitamin A
Pada umumnya kecukupan Vitamin A pada orang dewasa didapat dari
makanan yang di konsumsi setiap hari. Demikian juga bagi anak anak
selain didapat dari makanan juga dari suplemen Vitamin A. sedangkan
bagi bayi yang berumur kurang dari 6 bulan kebutuhan Vitamin A
diperoleh dari Air Susu Ibu (Sugiarno. 2010). ASI tetap menjadi sumber
yang penting dari vitamin A dan karoten (zat gizi yang banyak terdapat
secara alami dalam buah-buahan dan sayur-sayuran). Karoten dapat
membantu sistem kekebalan tubuh. Hati, telur, dan keju merupakan
sumber-sumber vitamin A yang baik. Vitamin A juga terdapat dalam beta-

18
karoten serta karotenoid lainnya. Tubuh manusia dapat mensintesa
vitamin A dari karoten atau pro vitamin A yang terdapat di sayuran dan
buah-buahan yang berwarna, seperti wortel, tomat, apel, semangka, dan
sebagainya.[ CITATION Dep09 \l 1057 ]
Kadar Vitamin A dalam air susu sangat dipengaruhi oleh jumlah dan
jenis makanan yang dikonsumsi selama menyusui. Untuk itu bagi ibu nifas
dianjurkan banyak mengkonsumsi sayuran terumata yang banyak
mengandung Vitamin A.[ CITATION Dep09 \l 1057 ]
Vitamin A sangat penting bagi kesehatan kulit, kelenjar, serta fungsi
mata. Sekalipun pada waktu lahir bayi memiliki simpanan vitamin A,
Vitamin A adalah salah satu zat gizi esensial yang tidak bisa diproduksi
sendiri oleh tubuh manusia. Untuk memperolehnya harus diambil dari
sumber diluar tubuh terutama dari sumber alam, seperti bahan sereal,
umbi, biji-bijian, sayuran, buah-buahan, hewani dan bahan-bahan olahan
lainnya.(Desi & Dwi, 2009)

19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Vitamin A adalah salah satu zat gizi dan golongan vitamin yang sangat
diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata (agar
dapat melihat dengan baik) dan untuk kesehatan tubuh (meningkatkan
daya tahan tubuh untuk melawan penyakit, khususnya diare dan
penyakit infeksi).
2. Kekurangan Vitamin A (KVA) adalah penyakit yang disebabkan oleh
kurangnya asupan vitamin A yang memadai. Hal ini
dapatmenyebabkan rabun senja, xeroftalmia dan jika kekurangan
berlangsung parah dan berkepanjangan akan mengakibatkan
keratomalasia.
3. Selain berfungsi pada sistem penglihatan, diferensiasi sel,
pertumbuhan dan perkembangan, reproduksi, dan pencegahan
kanker, vitamin A juga berfungsi dalam sistem kekebalan (anti infeksi).

20
4. Faktor risiko kekurangan vitamin A adalah usia, gender, status
fisiologis, diet, pola penyakit, kondisi sosialekonomi, dan
pengelompokan.
5. Arisman (2002) menyatakan bahwa KVA bisa timbul karena
menurunnya cadangan vitamin A pada hati dan organ-organ tubuh lain
serta menurunnya kadar serum vitamin A dibawah garis yang
diperlukan untuk mensuplai kebutuhan metabolik bagi mata.
6. KVA bisa timbul karena menurunnya cadangan vitamin A pada hati
dan organ-organ tubuh lain serta menurunnya kadar serum vitamin A
dibawah garis yang diperlukan untuk mensuplai kebutuhan metabolik
bagi mata. Gejala klinis KVA pada mata menurut klasifikasi WHO
sebagai berikut :
a. Buta senja = XN.
b. Xerosis konjunctiva = XI A.
c. Xerosis konjunctiva dan bercak bitot = XI B.
d. Xerosis kornea = X2.
e. Keratomalasia dan Ulcus Kornea = X3 A ; X3 B.
f. Xeroftalmia Scar (XS) = jaringan parut kornea.
g. Xeroftalmia Fundus (XF).
7. Kekurangan vitamin A menyebabkan mata tak dapat menyesuaikan
diri terhadap perubahan cahaya yang masuk dalam retina. Sebagai
konsekuensi awal terjadilah rabun senja, yaitu mata sulit melihat kala
senja atau dapat juga terjadi saat memasuki ruangan gelap. Bila
kekurangan vitamin A berkelanjutan maka anak akan mengalami
xerophtalmia yang mengakibatkan kebutaan.
8. Upaya meningkatkan konsumsi bahan makanan sumber vitamin A
melalui proses Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) merupakan upaya
yang paling aman. Namun disadari bahwa penyuluhan tidak akan
segera memberikan dampak nyata. Selain itu kegiatan konsumsi

21
kapsul vitamin A masih bersifat rintisan. Oleh sebab itu
penanggulangan KVA saat ini masih bertumpu pada pemberian kapsul
vitamin A dosis tinggi.
9. Hati, telur, dan keju merupakan sumber-sumber vitamin A yang baik.
Vitamin A juga terdapat dalam beta-karoten serta karotenoid lainnya.
Tubuh manusia dapat mensintesa vitamin A dari karoten atau pro
vitamin A yang terdapat di sayuran dan buah-buahan yang berwarna,
seperti wortel, tomat, apel, semangka, dan sebagainya.
10. Halati (2006) menyatakan bahwa angka kecukupan gizi (AKG) anak
balita sekitar 350 Retinol Ekuivalen (RE). Angka ini dihitung dari
kandungan vitamin A dalam makanan nabati atau hewani yang
dikonsumsi.

B. Saran
Timbulnya berbagai penyakit akibat kekurangan vitamin A karena
kurangnya perhatian terhadap kesehatan masing-masing individu dan
keluarga. Maka untuk mencegah ataupun menanggulangi terjadinya
peningakatan kekurangan vitamin A, penulis menyarankan untuk lebih
banyak mengomsumsi buah-buahan, biji-bijian, sayur-sayuran dan juga
hewani yang banyak mengandung vitamin A. Dengan demikian, akan
mengurangi resiko terjadinya penyakit akibat kekurangan Vitamin A.

22
DAFTAR PUSTAKA

Arisman. (2002). Gizi dalam daur kehidupan. Palembang: Direktorat Jenderal


Pendidikan Tinggi.

Dwi, D. d. (2009). Gizi dalam kesehatan reproduksi. Yogyakarta: Departemen


Kesehatan RI.

Haryadi, H. (2011). Kekurangan vitamin A"Ilmu Gizi". Jakarta selatan: Artikel


KesMas.

KesMas, A. (2014, september 08). Kekurangan vitamin A (KVA). Retrieved


agustus 25, 2020, from www.artikelkesmas.com:
http://artikelkesmas.com/2014/09/makalah-kekurangan-vitamin-
kva.html?m=1

RI, D. (2009). Sistem kesehatan nasional. Jakarta: Depkes RI.

23
24

Anda mungkin juga menyukai