Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

Dosen pengampuh: Minarni, S.SiT.,S.K.M., M.Kes.

HIPERTENSI

Di Susun Oleh:

Sindi Astika Sari (219037)

AKPER 1-A

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA

AKADEMIK KEPERAWAYAN PELAMONIA

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan

sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Shalawat serta salam Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas

limpah nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran,

sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah dengan

mata kuliah keperawatan dasar yang berjudul “Hipertensi”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata

sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di

dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca

untuk makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak khususnya kepada Ibu Minarni, S.SiT.,S.K.M., M.Kes. yang telah

membimbing dalam menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah ini

dapat bermanfaat. Terima kasih.

Makassar, 6 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1

A. Latar Belakang............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 2

C. Tujuan .......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................... 3

A. Definisi Hipertensi........................................................................ 3

B. Klasifikasi Hipertensi .................................................................. 4

C. Penyebab Hipertensi ................................................................... 6

D. Tanda dan Gejala Hipertensi....................................................... 8

E. Patofisiologi Hipertensi ................................................................ 9

F. Pengobatan Hipertensi ................................................................ 11

G. Pencegahan Hipertensi ................................................................ 14

H. Komplikasi Hipertensi ................................................................ 16

I. Pemeriksaan Penunjang.............................................................. 16

BAB III PENUTUP ............................................................................. 18

A. Kesimpulan ................................................................................... 18

B. Saran ............................................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi merupakan penyakit yang berhubungan dengan tekanan

darah manusia. Tekanan darah itu sendiri didefinisikan sebagai tekanan

yang terjadi di dalam pembuluh arteri manusia ketika darah dipompa oleh

jantung ke seluruh anggota tubuh. Alat ukur tekanan darah disebut tensi

darah. Angka yang ditunjukkan oleh alat ukur ini biasanya dua kategori

yaitu angka (tekanan) sistolik dan diastolik. Misalnya seorang yang

memiliki tekanan darah 120/80 mmHg, berarti angka 120 menunjukkan

tekanan darah pada pembuluh arteri ketika jantung berkonstraksi

(systole). Sedangkan angka 80 menunjukkan tekanan darah ketika

jantung sedang berelaksasi (diastolik).

Penyakit hipertensi lebih akrab diesebut sebagai penyakit darah tinggi.

Penyakit ini sebenarnya sebuah hipertensi arteri yang diakibatkan

tekanan darah yang meningkat secara kronis. Penyakit ini terjadi tanpa

gejala yang dapat meningkatkan resiko seseorang terkena penyakit

stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung sampai kerusakan

ginjal. Peredaran darah pada manusia akan semakin efektif dan efisien

karena ditunjang oleh kerja jantung. Ketika jantung melakukan kontraksi

maka darah akan dipompa keluar serta akan memasuki pembuluh nadi

1
nesar (aorta) dengan tekanan yang kuat. Setelah itu, darah akan mengalir

menuju arteri dan arteriola. Pada saat ini tekanan darah menjadi kurang

kuat. Untuk mengembalikan darah menuju jantung, dibutuhkan pembuluh

darah vena baik vena cava interior maupun vena cava posterior serta

vena pilmoner. Mengingat hipertensi berhubungan dengan kinerja

jantung. Maka jika seseorang mengalami hipertensi dapat memicu

terjadinya penyakit berat lainnya terutama yang berhubungan dengan

kardiovaskular. [ CITATION Muh02 \l 1033 ]

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi hipertensi?

2. Apakah penyebab penyakit hipertensi?

3. Apa saja tanda dan gejala pada penyakit hipertensi?

4. Bagaimana patofisiologi hipertensi?

5. Bagaimanakah cara pengobatan pada penyakit hipertensi?

6. Bagimana cara mencegah penyakit hipertensi?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi hipertensi.

2. Untuk mengetahui penyebab penyakit hipertensi.

3. Untuk mengetahui tanda dan gejala pada penyakit hipertensi.

4. Untuk mengetahui patofisiologi hipertensi.

5. Untuk mengetahui cara pengobatan pada penyakit hipertensi.

2
6. Untuk mengetahui cara mencegah penyakit hipertensi.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Hipertensi

Definisi atau pengertian hipertensi banyak dikemukakan oleh para ahli.

WHO mengemukakan bahwa hipertensi terjadi apabila tekanan darah

diatas 160/95 mmHg, sementara itu Smelttzer & Bare (2002: 896)

mengemukakan bahwa hipertensi merupakan tekanan darah persisten

atau terus menerus sehingga melebihi batas normal dimana tekanan

sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan diastole di atas 90 mmHg.

Pendapat senada juga disampaikan oleh TIM POKJA RS Harapan kita,

Jakarta (1993:1999) dan Prof. Dr. dr. Budhi Setianto (Depkes, 2007),

yang menyatakan bahwa hipertensi adalah kenaikan tekanan darah

sistolik lebih dari 150 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

hipertensi merupakan kematian tekanan darah dimana tekanan sistolik

lebih dari 140 mmHg dan atau diastolik lebih dari 90 mmHg. [ CITATION

Sha12 \l 1033 ]

Menurut Sylvia A. price, hipertensi adalah sebagai peningkatan

tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolic

sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita

3
penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit

saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin

besar resikonya. [ CITATION Ami15 \l 1033 ]

1. Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah lebihdari normal.

2. Hipertensi adalah keadaan dengan tekanan diastolik minimal 90

mmHg atau tekanan sistolik minimal 140 mmHg atau kenaikan sistolik

30 mmHg atau kenaikan tekanan diastolik minimal 15 mmHg (Gery,

1995).

3. Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan sistolik dan diastolik

sampai mencapai atau melebihi 140/90 mmHg (Bobak, 2004)

4. Hipertensi adalah merupakan kenaikan nilai tekanan sistolik sebsar 30

mmHg atau lebih atau kenaikan tekanan diastolik sebesar 15 mmHg

diatas nilai tekanan darah dasar ibu (Bobak, 2004).

B. Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi hipertensi juga banyak diungkapkan oleh para ahli,

diantarannya WHO menetapkan klasifikasi hipertensi menjadi tiga tingkat

yaitu tingkat I tekanan darah meningkat tanpa gejala-gejala dari gangguan

atau kerusakan system kardiovaskuler. Tingkat II tekanan darah dengan

gejala hipertrofi kardiovaskuler, tetapi tanpa adanya gejala-gejala

kerusakan atau gangguan dari alat atau organ lain. Tingkat III tekanan

darah meningkat dengan gejala-gejala yang jelas dari kerusakan dan

4
gangguan faal dari target organ. Sedangkan JVC VII, klasifikasi hipertensi

adalah:

1. Kategori tekanan sistolik (mmHg) Tekanan Diastolik (mmHg)

2. Normal<sbp= “Sistole” pressure=”DBP”>=160 dan DBP>=100 mmHg.

Sedangkan menurut TIM POKJA RS Harapan kita, Jakarta, membagi

hipertensi 6 tingkat yaitu hipertensi perbatasan (borderline) yaitu tekanan

darah diastolik, normal kadang 90-100 mmHg. Hipertensi ringan, tekanan

darah diastolik 90-140 mmHg. Hipertensi sedang, tekanan darah diastolik

105-114 mmHg. Hipertensi berat tekanan darah diastolik >115 mmHg.

Hipertensi maligna/krisis yaitu tekanan darah diastolik lebih dari 120

mmHg yang disertai gangguan fungsi target organ. Hipertensi sistolik

yaitu tekanan darah sistolik lebih dari 160mmHg.

Pada hipertensi krisis dibagi lagi menjadi 2, menurut melalui TIM

POKJA RS Harapan kita (2003:63) yaitu: hipertensi emergensi akut,

membahayakan jiwa, hal ini terjadi karena disfungsi atau kerusakan organ

target. Yang kedua adalah hipertensi urgensi yaitu hipertensi berat tanpa

ada gangguan organ target akan tetapi tekanan darah perlu diturunkan

dengan segera atau secara bertahap dalam jangka waktu 24-48 jam,

sebab penurunan tekanan darah dengan cepat akan menimbulkan efek

ischemic pada organ target.[ CITATION Sha12 \l 1033 ]

5
C. Penyebab Hipertensi

Penyebab terjadinya hipertensi adalah terdiri dari berbagai factor, di

antarannya Reeves & Lockhart (2001:114) mengemukakan bahwa factor-

faktor resiko yang dapat menebabkan hipertensi adalah stress,

kegemukan, merokok, hipernatriumia. Sedang Long (1995:660), TIM

POKJA RS Harapan kita (2003:63) dan Yayasan Jantung Indonesia

(2007) menambahkan bahwa penyebab hipertensi dapat dibedakan

menurut jenis hipertensi yaitu hipertensi primer (essensial) merupakan

tekanan darah tinggi yang disebabkan karena retensi air dan garam yang

tidak normal, sensitifitas terhadap angiotensin, obesitas,

hiperkolesteroemia, emosi yang terganggu/stress dan merokok.

Sedangkan hipertensi sekunder merupakan tekanan darah tinggi yang

disebabkan karena penyakit kelenjar adrenal, penyakit ginjal, toxemia

gravidarum, peningkatan tekanan intra cranial, yang disebabkan tumor

otak, dan pengaruh obat tertentu misal obat kontrasepsi.

Dari uraian pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa penyebab

hipertensi beragam diantarannya adalah: stress, kegemukan, merokok,

hipernatriumia, retensi air dan garam yang tidak normal, sensitifitas

terhadap angiotensin, obesitas, hiperkolesteroemia, penyakit kelenjar

adrenal, penyakit ginjal, toxemia gravidarum, peningkatan tekanan intra

cranial, yang disebabkan tumor otak, pengaruh obat tertentu misal obat

6
kontrasespsi, asupan garam yang tinggi, kurang olahraga, genetic,

obesitas, aterosklerosis, kelainan ginjal, tetapi sebagian besar tidak

diketahui penyebabnya. [ CITATION Sha12 \l 1033 ]

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan.

[ CITATION Ami15 \l 1033 ]

1. Hipertensi Primer (esensial)

Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya.

Factor yang mempengaruhinya adalah genetic, lingkungan,

hiperaktifitas, saraf simpatis system renin. Angiotensin dan

peningkatan Na+Ca intraseluler. Factor-faktor yang meningkatkan

resiko: obesitas, merokok, alcohol dan polisitemia.

2. Hipertensi sekunder

Penyebab yaitu: penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom

cushing dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.

Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas:

1. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140

mmHg dan/atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90

mmHg.

2. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari

160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.

7
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya

perubahan-perubahan pada:

1. Elastisitas dinding aorta menurun

2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku

3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun

sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah

menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.

4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena

kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi

5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.

D. Tanda dan Gejala Hipertensi

Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi:

1. Tidak ada gejala

Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan

peningkatan tekanan darah, selain penentuan rekanan arteri oleh

dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan

pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak teratur.

2. Gejala yang lazim

Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai

hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataanya ini

8
merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang

mencari pertolongan medis.

Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu:

a. Mengeluh sakit kepala, pusing

b. Lemas, kelelahan

c. Sesak nafas

d. Gelisah

e. Mual

f. Muntah

g. Epistaksis

h. Kesadaran menurun [ CITATION Ami15 \l 1033 ]

Menurut TIM POKJA RS Harapan kita (2003:64) menegmukakan

bahwa manifestasi klinis yang sering tidak tampak. Pada beberapa

pasien mengeluh sakit kepala, pusing, lemas, sesak nafas, kelelahan,

kesadaran menurun, mual, gelisah, muntah, kelemahan otot, epitaksis

bahkan ada yang mengalami perubahan mental. Sedangkan menurut

FKUI (1990:210) dan Dr. Budhi Setianto (Depkes, 2007) hipertensi

esensial kadang tampak gejala dan baru timbul gejala setelah terjadi

komplikasi pada organ target seperti pada ginjal, mata, otak dan

jantung. Namun terdapat pasien yang mengalami gejala dengan sakit

kepala, epitaksis. [ CITATION Sha12 \l 1033 ]

9
E. Patofisiologi Hipertensi
Menurut Smeltzer & Bare (2002:898) mengatakan bahwa mekanisme

yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat

vasomotor pada medulla oblongata di otak dimana dari vasomotor ini

mulai saraf simpatik yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar

dari Kolomna medulla ke ganglia simpatis di torax dan abdomen,

rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang

bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis. Pada titik ganglion ini

neuron prebanglion melepaskan asetilkolin yang merangsang serabut

saraf paksa ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan melepaskannya

nere frineprine mengakibatkan konskriksi pembuluh darah

Factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon

pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriktif yang menyebabkan

pembuluh darah akibat aliran darah yang ke ginjal menjadi

berkurang/menurun dan berakibat diproduksina rennin, renin akan

merangsang pembentukan angiotensai I yang kemudian diubah menjadi

angiotensis II yang merupakan vasokonstriktor yang kuat yang

merangsang sekresi aldosterone oleh cortex adrenal dimana hormone

aldosterone ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal

dan menyebabkan peningkatan volume cairan intra vaskuler yang

menyebabkan hipertensi.

10
TIM POKJA RS Harapan kita (2003:63) menyebutkan patofisiologis

hipertensi adalah: pada hipertensi primer perubahan patologisnya tidak

jela didalam tubuh dan organ-organ. Terjadi secara perlahan yang meluas

dan mengambil tempat pada pembuluh darah besar dan pembuluh darah

kecil pada organ-organ seperti jantung, ginjal, dan pembuluh darah otak.

Pembuluh seperti aorta, arteri coroner, arteri basiler yang ke otak dan

pembuluh darah perifer di ekstremitas menjadi sklerotik dan

membengkak. Lumen-lumen menjepit, aliran darah ke jantung menurun,

begitu juga ke otak dan ekstremitas bawah bisa juga terjadi kerusakan

pembuluh darah besar.[ CITATION Sha12 \l 1033 ]

F. Pengobatan Hipertensi

Terdapat 2 cara penanggulangan hipertensi menurut FKUI (1990: 214-

219) yaitu dengan nonfarmakologis dan dengan farmakologis. Cara non

farmakologis dengan menurunkan berat badan pada penderita yang

gemuk, diet rendah garam dan rendah lemak, mengubah kebiasaan

hidup, olahraga secara teratur dan control tekanan darah secara teraut.

Sedangkan dengan cara farmakologis yaitu dengan cara memberikan

obat-obatan anti hipertensi seperti diuretic seperti HCT, Higroton, Lasix.

Beta bloker seperti propranolol. Alfa bloker seperti phentolamin,

prozazine, nitroprusside captopril. Simphatolitic seperti hydralazine,

diazoxine. Antagonis kalsium seperti nefedipine (adalat).

11
Pengobatan hipertensi harus dilandasi oleh beberapa prinsip menurut

FKUI (1990) yaitu pengobatan hipertensi sekunder harus lebih

mendahulukan pengobatan kausal, pengobatan hipertensi esensial

ditujukan untuk menurunkan tekanan darah dengan harapan

memperpanjang umur dan mengurangi timbulnya komplikasi, upaya

menurunkan tekanan darah dicapai dengan menggunakan obat anti

hipertensi, pengobatan hipertensi adalah pengobatan jangka panjang

bahkan mungkin seumur hidup, pengobatan dengan menggunakan

standard triple therapy (STT) menjadi dasar pengobatan hipertensi.

Tujuan pengobatan dari hipertensi adalah menurunkan angka morbiditas

sehingga upaya dalam menemukan obat anti hipertensi yang memenuhi

harapan terus dikembangkan. [ CITATION Sha12 \l 1033 ]

Pengobatan dari hipertensi terfokus pada pengontrolan komunikasi

makanan yang mengandung kadar garam (natrium) dalam jumlah yang

tinggi. Untuk mengurangi kandungan garam di dalam tubuh sebaiknya

tidak meletakkan garam di atas meja. Hal ini dapat memicu seseorang

untuk menambahkan garam ke dalam makanan. Sebagaimana diketahui,

penyebab hipertensi salah satunya adalah tingginya kalor natrium di

dalam darah. Oleh karena itu, salah satu pengobatan terhadap hipertensi

adalah memberikan zat anti natrium yaitu potassium atau kalium. Hal ini

disebabkan dampak negative dari natrium dapat diredam oleh pemberian

12
potassium atau kalium. Kalium banyak terdapat di dalam buah-buahan

dan sayuran seperti, semangka, alpukat, melon, buah pare, labu siam,

bligo, labu parang/labu, mentimun, lidah buaya, seledri, bawang merah

dan putih. Makanan dengan unsur omega-3 juga sangat efektif dalam

membantu menurunkan tekanan darah seseorang.

Pengobatan hipertensi, selain diet makanan juga dilakukan pemberian

obat-obatan hipertensi. Kombinasi pengobatan hipertensi baik secara

medis maupun non medis perlu dilakukan mengingat peningkatan jumlah

penderita hipertensi diperkirakan akan sangat tinggi pada tahun 2035.

Pada waktu itu, diperkirakan satu dari empat orang yang berusia di atas

45 tahun merupakan penderita hipertensi. Dewasa ini terdapat 12

golongan obat anti hipertensi baru yang dikembangkan bahkan terapi gen

telah dikembangkan juga menanggulangi tekanan darah. Obat hipertensi

generasi baru yang dikembangkan misalnya obat golongan penghambat

endotelian dan antiendoelian, obat penghambat angiotensin converting

enzyme (ACE) (captopril). Obat hipertensi jenis channel blocker seperti

nifedipin, amlopidin, dan ditiliazem digunakan juga dalam menurunkan

tekanan darah seseorang. Obat anti endotelian ini juga dapat

dikombinasikan dengan radang dan pengencer darah. Obat-obatan ini

bermanfaat juga bagi penderita jantung coroner.

Obat hipertensi lainnya adalah obat-obatan aliskiren yang merupakan

obat-obatan yang berfungsi menghambat rennin dan elperenon (golongan

13
antagonis aldosterone). Obat ini jarang digunakan di negara kita sebab

obat ini biasanya digunakan di amerika serikat. Pengobatan terhadap

penyakit hipertensi dapat dilakukan menggunakan cara herbal dan cara

medis. Cara herbal dilakukan melalui mengkonsumsi tanaman obat yang

terbukti mengandung obat hipertensi seperti cincau hijau dan hitam, kunir

putih, pacar air, sambiloto, dan kumis kucing. Pengobatan secara medis

pada penderita hipertensi sering dilakukan oleh dokter. Hal ini disebabkan

pengobatan ini biasa dilakukan sebelum pengobatan herbal dilakukan.

[ CITATION Muh02 \l 1033 ]

G. Pencegahan Hipertensi

Hipertensi merupakan penyakit kardiovaskuler yang dapat dicegah

atau dengan kata lain tekanan darah seseorang dapat diturunkan sampai

tingkat yang normal secara medis. Di beberapa negara upaya

pengendalian tekanan darah hana 8% saja, prosentase yang relative kecil

ini diakibatkan oleh berbagai factor baik internal atau dari diri penderita

hipertensi maupun eksternal seperti tenaga kesehatan, obat-obatan serta

pelayanan kesehatan. Mengingat penyakit hipertensi dating secara tiba-

tiba tanpa ada gejala awal yang dapat diamati, maka pemantauan

tekanan darah perlu dilakukan secara intensif dalam interval waktu

tertentu. Selain itu, organisasi kesehatan dunia (WHO) yang membuat

pedoman tentang hipertensi pada tahun 1978 yang kemudian direvisi US

Joint National Committee tahun 1984. Dalam pedoman tersebut

14
diperkenalkan obat-obatan jenis beta blocker yang merupakan upaya

awal mengatasi hipertensi.

Dewasa ini, upaya pencegahan hipertensi diarahkan pada deteksi dini

hipertensi melalui upaya penyuluhan kesehatan pada masyarakat luas.

Upaya pencegahan terhadap hipertensi dilakukan melalui

mempertahankan berat badan agar selalu ideal, menurunkan kadar

kolestrol dengan mengatur pola makan, mempertahankan tekanan darah

agar selalu normal, olahraga yang cukup, tidak merokok, tidak meminum

alcohol, mengatur pola makan, dan melakukan istirahat untuk

menghindari diri dari stress yang berlebihan. Salah satu cara agar

terhindar dari hipertensi adalah dengan mempertahankan berat badan

supaya tetap ideal dengan kata lain tidak mengalami kelebihan berat

badan. Agar berat badan kita ideal, kita harus menerapkan pola makan

sehat dengan menyeimbangkan asupan kalori dengan kebutuhan energy

total melalui pembatasan asupan makanan yang memiliki kandungan gula

serta lemak dengan konsentrasi tinggi.

Secara garis besar, pencegahan hipertensi difokuskan pada upaya

mengurangi asupan garam dalam makanan dan menggantinya dengan

makanan yang mengandung kalium, magnesium serta kalsium. Hal ini

disebabkan ketiga unsur ini dapat mengurangi tekanan darah seseorang.

Bagi pecandu alcohol sebaiknya tidakmeminum alcohol. Batas maksimal

meminum alcohol yang diijinkan adalah 30 ml untuk laki-laki dan 15 ml

15
untuk perempuan. Bagi penderita hipertensi sebaiknya menghindarkan

diri dari stress serta harus pandai mengendalikan emosi. Selain itu, bagi

penderita hipertensi disarankan banyak mengkonsumsi sayuran dan

buah-buahan seperti sauran hijau, pisang, tomat. Wortel, melon dan jeruk.

Hipertensi juga dapat diikuti dengan munculnya penakit-penyakit berat

lainnya seperti diabetes. Munculnya diabetes ini sebagai pertanda bahwa

tekanan darah sudah tidak mengikuti pola sirkadian sebagaimana tekanan

darah normal, jika kita penderita hipertensi, jangan sampai kita minum

sembarang obat. Konsultasikan dengan dokter sebelum

mengkonsumsikan obat-obatan tertentu. [ CITATION Muh02 \l 1033 ]

H. Komplikasi

Adapun komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit hipertensi

menurut TIM POKJA RS Harapan kita (2003:64) dan Dr. Budhi Setianto

(Depkes, 2007) adalah diantarannya: penyakit pembuluh darah otak

seperti stroke, perdarahan otak, transient ischemic attack (TIA). Penyakit

jantung sepeti gagal jantung, angina pectoris, infark miocard acut (IMA).

Penyakit mata seperti perdarahan retina, penebalan retina, dan oedema

pupil.

I. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang menurut FKUI (2003:64) DAN dosen fajuktas

kedokteron USU, Abdul Madjid (2004), meliputi pemeriksaan laboratorium

16
rutin yang dilakukan sebelum memulai terapi bertujuan menentukan

adana kerusakan organ dan factor resiko lain atau mencari penyebab

hipertensi. Biasanya diperiksa urin analisa, darah perifer lengkap, kimia

darah (kalium, natrium, kretainin, gula darah puasa, kolesterol total, HDL,

LDL dan pemeriksaan EKG. Sebagai tambahan dapat dilakukan

pemeriksaan lain, seperti klirens kreatinin, protein, asam urat, TSH dan

ekordiografi.

Pemeriksaan diagnostic meliputi BUN/creatinine (fungsi ginjal),

glucose (DM) kalium serum (menginkat menunjukkan aldosterone yang

meningkat), kalsium serum (peningkatan dapat menebabkan hipertensi:

kolesterol dan tri gliserit (indikasi pencetus hipertensi), pemeriksaan teroid

(menyebabkan vakonstrisasi), urinalisasi protein, gula (menunjukkan

disfungsi ginjal), asam urat (factor penyebab hipertensi) EKG

(pembesaran jantung, gangguan konduksi), IVP (dapat mengidentifikasi

hipertensi).[ CITATION Sha12 \l 1033 ]

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Definisi atau pengertian hipertensi banyak dikemukakan oleh para ahli.

WHO mengemukakan bahwa hipertensi terjadi apabila tekanan darah

diatas 160/95 mmHg, sementara itu Smelttzer & Bare (2002: 896)

mengemukakan bahwa hipertensi merupakan tekanan darah persisten

atau terus menerus sehingga melebihi batas normal dimana tekanan

sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan diastole di atas 90 mmHg.

Penyebab terjadinya hipertensi adalah terdiri dari berbagai factor, di

antarannya Reeves & Lockhart (2001:114) mengemukakan bahwa factor-

faktor resiko yang dapat menebabkan hipertensi adalah stress,

kegemukan, merokok, hipernatriumia. Menurut TIM POKJA RS Harapan

18
kita (2003:64) mengemukakan bahwa manifestasi klinis yang sering tidak

tampak.

B. Saran

Untuk menghinari terjadinya hipertensi, maka sebaiknya kita selaku

petugas medsi sebaiknya memberi contoh masyarakat untuk menerapkan

perilaku hidup bersih dan sehat, dan juga tidak mengkonsumsi makanan

sembarangan yang belum teruji kesehetannya.

19
DAFTAR PUSTAKA
Amin Huda Nurarif, S. K., & Hardhi Kusuma, S. K. (2015). APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN
BERDASARKAN MEDIS DAN NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: Medi Action.

Ode, S. L. (2012). ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK. Yogyakarta: Nuha Medika.

Ridwan, M. (2002). MENEGNAL, MENCEGAH, MENGATASI SLIENT KILLER HIPERTENSI. Jawa


Tengah, Indonesia: Pustaka Widyamara.

iii

Anda mungkin juga menyukai