Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEKURANGAN VITAMIN A (KVA)

(Disusun guna memenuhi tugas kuliah Gizi Masyarakat Kelas B)

Dosen Pengampu :

Dr. Farida Wahyu Ningtyias S.KM., M.Kes

Disusun Oleh :

1. Abdus Salam (172110101034)


2. Kristanti Wahyuningtiyas (172110101038)
3. Sulthon Alif R (172110101061)
4. Rama Aditiya F (172110101069)
5. Abiyuda Mahmudi J (172110101092)
6. Olivia Majestica (172110101096)
7. Alvira Azizatur R (172110101103)
8. Hanung Sinandi Arista Putra (172110101112)
9. Regita Eka Ayu Syahfitri (172110101119)
10. Della Meyke P (172110101152)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS JEMBER

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah ini bisa selesai pada waktunya.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii


DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................... 3
BAB 3. PEMBAHASAN ................................................................................................... 5
3.1 Pencegahan Kekurangan Vitamin A (KVA) ............................................................. 5
3.2 Penanggulangan Kekurangan Vitamin A (KVA) ..................................................... 7
BAB 4. PENUTUP ............................................................................................................ 8
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................... 8
4.2 Saran ......................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 9

iii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia saat ini masih menghadapi masalah terkait dengan
kekurangan asupan gizi salah satunya yaitu kurang vitamin A (KVA).
Vitamin A merupakan salah satu jenis vitamin larut lemak yang
dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang sedikit untuk keperluan
metabolisme tubuh. Menurut (Keflie, et al., 2018) disebutkan bahwa
meskipun dibutuhkan dalam jumlah sedikit didalam tubuh vitamin A
berperan penting untuk pertumbuhan dan diferensiasi sel. Kekurangan
vitamin salah satunya vitamin A banyak terjadi di negara-negara
berkembang, dan menjadi salah satu alasan penyebab terhambatnya
pertumbuhan.
Menurut WHO disebutkan bahwa hampir 20 juta wanita hamil
telah mengalami kekurangan vitamin A (KVA). Berdasarkan data
Riskesdas tahun 2018 prevalensi status gizi buruk dan gizi kurang pada
balita sebesar 17,7% yang mana angka tersebut masih belum mencapai
target RPJMN yaitu 17%. Tingginya angka prevalensi kurang vitamin A
disebabkan beberapa hal diantaranya asupan dari vitamin A, adanya
faktor penghambat, status protein dan infeksi. Kurangnya vitamin A
berhubungan dengan kejadian kurangnya status gizi lain yaitu KEP,
dimana rendahnya asupan protein dapat menghambat penyerapan dari
vitamin A. Pada penelitan (Jus'at, Sandjaja, Sudikno, & Ernawati, 2013)
disebutkan bahwa kurangnya vitamin A dapat pula memicu terjadinya
anemia, hal tersebut dapat terjadi karena kurangnya vitamin A
menyebabkan gangguan pada metabolisme zat besi.
Berdasarkan data hasil penelitian kurangnya vitamin A dapat
menjadi pemicu munculnya masalah kesehatan lain pada tubuh, hal ini
menjadikan masalah kurangnya vitamin A perlu dilakukan
penanggulangan dan pencegahan guna menurunkan angka prevalensi dari
kejadian kurang vitamin A (KVA) di Indonesia. Penanggulangan dan
pencegahan terhadap masalah kurang vitamin A perlu dukungan dari

1
berbagai pihak sehingga masalah dapat terselesaikan dan tercapainya pula
target RPJMN terkait dengan masalah status gizi salah satunya yaitu
kurang vitamin A.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang tersebut diperoleh rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana pencegahan yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan
masalah terkait kurang vitamin A?
2. Bagaimana penanggulangan yang tepat untuk mengatasi masalah
terkait dengan kurang vitamin A?

1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pencegahan dan penanggulangan mengatasi
masalah kurang vitamin A.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui pencegahan yang dapat dilakukan untuk
menurunkan dan menyelesaikan masalah kurang vitamin A
(KVA)
b. Untuk mengetahui penanggulangan yang tepat dalam mengatasi
masalah kurang vitamin A (KVA).

2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Vitamin A merupakan salah satu zat gizi mikro yang mempunyai


manfaat penting untuk tubuh manusia, khususnya untuk penglihatan.
Secara umum, vitamin A merupakan nama generik yang menyatakan
semua retinoid dan prekursor/provitamin A/karotenoid yang mempunyai
aktivitas biologik sebagai retinol. Di dalam tubuh,vitamin A berfungsi
dalam beberapa bentuk ikatan kimia aktif,yaitu retinol (bentuk
alkohol),retinal (aldehida), dan asam retinoat (bentuk asam). Retinol bila
dioksidasi berubah menjadi retinal dan retinal dapat kembali direduksi
menjadi retinol.Selanjutnya retinal dapat dioksidasi menjadi asam retinoat
(Azrimaidaliza, 2007)
Anak yang normal dan bergizi baik di negara maju ,umumnya
memiliki simpanan vitamin A yang cukup untuk mempertahankan kadar
serum retinol dari 10 hingga 14 micro mol / liter atau lebih. Anak dengan
kadar kurang dari itu mungkin gagal mempertahankan kadar serum normal
atau fungsi fisiologis. Bila kadar serum dibawah angka tersebut,besar
kemungkinan untuk mengidap KVA (xerophthalmia).
Menurut (WHO, 1995) Kekurangan vitamin A (xerophthalmia)
adalah penyakit sistemik yang memengaruhi sel dan organ di seluruh
tubuh, perubahan yang dihasilkan di arsitektur epitel yang disebut
“keratinizing mataplasis”. Keratinizing mataplasia saluran pernapasan dan
saluran kemih dan perubahan terkait di epitel usus mungkin terjadi relatif
dini pada penyakit ini,bahkan sebelum munculnya perubahan yang
terdeteksi secara klinis di mata. Namun karena perubahan perubahan yang
ditemukan selain di mata ini cenderung tersembunyi. Banyak yang tidak
terdiagnosis kekurangan vitamin A. Oleh karena itu, anak – anak dengan
terdiagnosa KEP harus dicurigai dan diperlakukan sama dengan yang
terdiagnosa KVA.
Penyakit/gejala klinis yang dapat diakibatkan oleh KVA
(xerophthalmia) adalah timbulnya bercak bitot,ketidak mampuan melihat

3
dalam cahaya yang redup (night blindness),tukak kornea, xerosis kornea
dan lain sebagainya.

4
BAB 3. PEMBAHASAN

3.1 Pencegahan Kekurangan Vitamin A (KVA)


Tujuan Utama dari setiap Program Pencegahan KVA adalah
pemberian vit A yang cukup dan terus menerus dan eliminasi segala
bentuk defisiensi Vit A. Tiga Strategi utama dalam pencegahan KVA
yaitu peningkatan konsumsi makanan yang kaya Vit A dan Provitamin A,
supplementasi vit A secara berkala, dan Fortifikasi Vit A pada makanan.
1. Peningkatan konsumsi makanan kaya Vitamin A
Kekurangan asupan Vit A biasanya dimulai ketika pemberian
ASI Eksklusif yang terhenti dan pemberian MP ASI yang
kurang vitamin A.vitamin A terdapat dalam pangan hewani,
sedangkan karoten pada tumbuhan dapat diubah menjadi
vitamin A dalam tubuh hewan atau manusia melalui absorpsi
dalam mukosa usus yang akhirnya dinamakan provitamin A.
Contoh makanan yang mengandung vitamin A seperti papaya,
sayuran hijau, kuning telur, ayam, dan hati ayam. Sayuran
hijau biasanya memiliki harga murah dan banyak tersedia di
pasar. Namun yang perlu diperhatikan adalah pengolahan dari
sayuran tersebut. Sayuran tersebut harus dimasak terlebih
dahulu agar mudah dicerna dan menghilangkan zat yang
berbahaya pada beberapa sayuran, selain itu sayuran juga harus
dihaluskan agar bayi mudah mencernanya.
Dapat dilakukan pula proses Komunikasi Informasi Edukasi
(KIE) dalam meningkatkan konsumsi bahan makanan sumber
vitamin A kepada masyarakat terutama pada ibu hamil dan
menyusui.
2. Supplementasi secara berkala
Vitamin A dapat disimpan di hati dalam jumlah yang banyak.
Maka dari itu supplementasi Vit A penting untuk dilakukan.
Supplementasi ini memastikan cadangan yang cukup pada bayi

5
meskipun bayi tersebut tidak diberi ASI. Biasanya tidak terjadi
efek samping ketika supplementasi diberikan pada bayi.

Sasaran Dosis Waktu


Anak umur 6-11 bulan 55 mg retinyl palmitate 4-6 bulan sekali
Anak umur ≥ 12 bulan 110 mg retynil palmitate 4-6 bulan sekali
Bayi umur 0-6 bulan 13,75 mg retynil 1-3 kali dalam 6
palmitate bulan
Wanita hamil dan 2,75-5,5 mg retynil Setiap hari
mnyusui palmitate

3. Fortifikasi Pangan
Fortifikasi pangan merupakan suatu cara dalam pencegahan
KVA yang berkelanjutan. Selain itu fortifikasi pangan juga
efektif diberikan pada ibu hamil dan menyusui tanpa efek
teratogen.
Banyak makanan yang dapat difortifikasi dengan vit A, namun
yang perlu diperhatikan adalah makanan tersebut harus
makanan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat luas agar
fortifikasi tersebut efektif untuk segala lapisan masyarakat.
Selain itu, perubahan perubahan sifat dari makanan seperti
warna, rasa, teksture, bau, dan harga perlu diperhatikan agar
tidak menurunkan minat masyarakat untuk mengonsumsi
bahan makanan tersebut.

6
3.2 Penanggulangan Kekurangan Vitamin A (KVA)
KVA merupakan masalah kesehantan dinegara berkembang. KVA
dapat menyebabkan kegagalan dalam fungsi sistemik, yang dicirikan dengan
kelainan perkembangan janin, anemia, dan lemahnya fungsi imun. Hingga saat
ini penanggulangan KVA dilakukan melalui beberapa cara yaitu suplemen
kapsul vitamin A dosis tinggi dan fortifikasi pangan.
Namun, tidak selamanya penanggulangan KVA harus bergantung
pada upaya tersebut mengingat fortifikan yang digunakan masih menggunakan
vitamin A yang harus diimpor dari luar negeri. Oleh karena itu, perlu
penangulangan-penanggulangan lain yang menunjang upaya yang sudah ada
tersebut sehingga penanganan KVA lebih maksimal.
Penanggulangan tersebut adalah dengan mengembangkan produk
tinggi vitamin A atau provitamin A yang berasal dari sumber lain. Salah satu
sumber provitamin A alami yang digunakan adalah minyak sawit merah yang
merupakan hasil pemurnian dari minyak sawit kasar. Provitamin tersebut
ditambahkan kedalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari seperti jajanan,
nasi, lauk pauk atau bahkan mi instan, karena mi instan banyak sekali digemari
apalagi usia anak-anak sekolah. Oleh sebab itu kandungan dalam minyak sawit
merah tersebut bisa dicampurkan kedalam makanan atau diolah untuk menjadi
penunjang vitamin A dalam tubuh, sehingga penanggulangan yang dilakukan
tidak bergantung pada penanggulangan yang sudah ada.

7
BAB 4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Vitamin A merupakan salah satu zat gizi mikro yang mempunyai manfaat
penting untuk tubuh manusia, khususnya untuk penglihatan. Gejala klinis
yang dapat diakibatkan oleh KVA adalah timbulnya bercak bitot, ketidak
mampuan melihat dalam cahaya yang redup (night blindness),tukak kornea,
xerosis kornea dan lain sebagainya. Pencegahan dan penanggulangan KVA
dapat dilakukan dengan peningkatan konsumsi makanan kaya vitamin A
(papaya, sayuran hijau, kuning telur, ayam, dan hati ayam), suplementasi
secara berkala, dan fortifikasi pangan.

4.2 Saran
Asupan vitamin A dari sumber sayuran dan buah-buahan sehari-hari
belum memadai maka perlu ditambah dan dicukupi. Asupan vitamin A
khususnya diberikan pada masa anak-anak perlu ditingkatkan karena mereka
merupakan bagian penting dari pembangunan nasional, dan masa depan
negara ditentukan oleh generasi bangsa yang harus senantiasa terjaga
kesehatannya baik fisik, mental, maupun sosial.

8
DAFTAR PUSTAKA

Azrimaidaliza. (2007). Vitamin A, Imunitas dan Kaitannya dengan Penyakit


Infeksi. Unand.

Chien, C. Y., Lee, H. S., Cho, C. H., Lin, K. I., Tosh, D., Wu, R. R., . . . Shen, C.
N. (2016). Maternal vitamin A deficiency during pregnancy affect
vascularized islet development. Journal of Nutritional Biochemistry, 51-
59.

Jus'at, I., Sandjaja, Sudikno, & Ernawati, F. (2013). HUBUNGAN


KEKURANGAN VITAMIN A DENGAN ANEMIA PADA ANAK USIA
SEKOLAH . Gizi Indonesia, 65-74.

Keflie, T. S., Samuel, A., Woldegiorgis, A. Z., Mihret, A., Abebe, M., &
Biesalski, H. K. (2018). Vitamin A and zinc deficiencies among
tuberculosis patients in Ethiopia. J Clin Tuberc Other Mycobact Dis, 27-
33.

Kementerian Kesehatan RI. (2018). Riskesdas 2018. Retrieved from


http://www.kesmas.kemkes.go.id

Pratiwi, Y. S., 2013. KEKURANGAN VITAMIN A (KVA) DAN INFEKSI. THE


INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Volume 3.

Sommer, A., 1995. Vitamin A Deficiency and Its Consequences. 3rd ed. Geneva:
World Healt Organization.

WHO. (1995). Vitamin A deficiency and its consequences.

Anda mungkin juga menyukai