Anda di halaman 1dari 5

Tugas Individu

SEGITIGA EPIDEMIOLOGI BERDASARKAN JARING-JARING


SEBAB AKIBAT MASALAH GIZI (STUNGTING)

DISUSUN OLEH :

NAMA : WA ODE PUTRI DIANA


NIM : J1A117155
KELAS : GIZI 017

PRODY ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2019
JARING-JARING SEBAB AKIBAT MASALAH GIZI (STUNTING)

Gizi Ibu Pada Berat Badan


Masa Kehamilan Saat Lahir
Rendah Rendah

Akses Palayanan
Kesehatan
Kurang

Infeksi

Lingkungan Pemberian ASI


Ekskusif Kurang

Intake Zat Gizi


Mikro (Vit A,
Fe, Zn) Rendah
Pengetahuan Ibu STUNTING
Rendah

Lifestyle

Pendapatan
Keluarga
Rendah
Adapun segitiga epidemiologi berdasarkan jaring-jaring sebab akibat di atas adalah :

1. Host pada keadaan stunting adalah kelompok umur balita usia 0-5 tahun.

2. Adapun agentnya adalah intake zat gizi mikro (vitamin dan mikronutrien) dan

penyakit infeksi.

3. Enviroment disini memiliki peran yang sangat besar dalam terjadinya stunting. Yang

termasuk ke dalam kelompok enviroment adalah pemberian ASI ekslusif, BBLR,

pendidikan orang tua, lingkungan, dan pendapatan keluarga.

Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa penyebab dari stunting sangat bervariasi,

yaitu gizi ibu pada masa kehamilan rendah, akses pelayanan kesehatan kurang, lingkungan,

pengetahuan ibu rendah, lifestyle, dan pendapatan keluarga rendah.

Dimana gizi ibu pada masa kehamilan rendah menyebabkan bayi mengalami BBLR. Ibu

hamil yang asupan gizinya kurang atau rendah akan berdampak buruk kepada janin atau bayi

yang sedang dikandungnya, dan apabila bayi tersebut lahir maka bayi itu akan mengalami

BBLR yang dapat menyebabkan penyakit infeksi akibat kurangnya asupan gizi dari si ibu.

Akibat dari BBLR tadi, maka sistem imun bayi juga akan menurun dan akan terus seperti

itu jika tidak didukung dengan asupan gizi yang baik. Seiring berjalannya waktu akibat dari

sistem imun yang kurang maka balita ini akan mengalami penyakit infeksi contohnya

penyakit diare. Penyakit diare adalah kondisi dimana seseorang mengalami BAB lebih dari 3

kali dan tinjanya berbentuk cair. Akibat dari penyakit diare ini, maka secara otomatis anak ini

akan kekurangan banyak sekali cairan tubuh. Nah, dari kekurangan cairan tadi, kecukupan

gizi anak ini tidak akan terpenuhi dan yang pada akhirnya akan menyebabkan stunting.

Adapun penyebab stunting berdasarkan akses pelayanan kesehatan kurang mengakibatkan

gizi ibu pada masa kehamilan rendah. Misalnya si ibu ini bertempat tinggal di bagian

pedalaman, dan tidak ada satupun fasilitas kesehatan di daerah tempat tinggalnya itu baik

puskesmas, posyandu, maupun rumah sakit. Akses untuk pergi ke fasilitas kesehatan pun
tidak memadai. Dari masalah tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa akibat dari akses yang

tidak memadai dan kurangnya fasilitas kesehatan di daerah tempat tinggal ibu ini

mengakibatkan si ibu tidak dapat mengontrol kehamilannya dan otomatis ibu hamil ini tidak

mendapatkan asupan tambahan seperti tablet Fe, maka asupan gizi dari ibu ini akan rendah

dan menyebabkan BBLR pada bayinya yang otomatis akan mengakibatkan timbulnya

kejadian stunting.

Lingkungan mengakibatkan pemberian ASI eksklusif kurang. Lingkungan akan

memberikan dampak timbal balik bagi kita. Ibu menyusui yang kondisi lingkungannya buruk

maka akan berdampak pada anaknya. Ibu yang lebih mementingkan fashion, bentuk tubuh,

dan sebagainya pasti tidak memberikan ASI eksklusif untuk anaknya dengan banyak alasan

seperti takut bentuk tubuhnya tidak baguslah takut tambah gemuklah dan lain sebagainya.

Berdasarkan kondisi tersebut maka dapat dipastikan anaknya akan di beri susu formula

sebagai pengganti dari ASI yang tidak dapat mencukupi gizi anak tersebut. Akibat dari

asupan gizi yang kurang maka akan diikuti dengan terjadinya penyakit infeksi karena sistem

imun yang kurang. Akibat dari pembentukan sistem imun yang tidak sempuna tadi maka akan

mengakibatkan stunting pada anak tersebut. Lingkungan yang buruk juga dapat

mengakibatkan penyakit infeksi seperti yang telah dijelakan di atas contohnya penyakit diare.

Faktor pengetahuan ibu yang rendah mengakibatkan intake zat gizi mikro (Vit A, Fe, Zn)

rendah. Pengetahuan ibu yang rendah mengenai asupan zat gizi yang baik untuk anaknya

akan mengakibatkan stunting pada anak tersebut. Adapun intake zat gizi mikro (Vit A, Fe,

Zn) rendah mengakibatkan penyakit infeksi karena sistem imun yang kurang.

Lifestyle atau gaya hidup yang buruk mengakibatkan intake zat gizi mikro (Vit A, Fe, Zn)

rendah. Gaya hidup yang selalu mengandalkan keinstanan pasti akan berdampak buruk bagi

kesehatan. Misalnya zaman sekarang semua orang lebih menyukai makanan junkfood dari
pada makanan masakan sendiri. Hal tersebut mengakibatkan asupan gizi yang masuk ke

dalam tubuh kurang sehingga mengakibatkan stunting.

Terakhir adalah pendapatan keluarga rendah mengakibatkan intake zat gizi mikro (Vit A,

Fe, Zn) rendah sehingga menyebabkan kejadian stunting. Hal ini didasari oleh ekonomi

keluarga yang rendah. Pendapatan yang kurang menyebabkan seseorang tidak bisa memenuhi

asupan gizinya dengan baik sehingga dapat menyebabkan stunting.

Stunting pada anak-anak tidak hanya mempengaruhi tinggi anak itu melainkan juga otak

dan kecerdasannya. Hal ini dikarenakan asupan gizi anak yang tidak optimal dalam waktu

yang lama disertai dengan penyakit infeksi. Anak yang mengalami stunting produktifitasnya

lebih kurang daripada anak normal.

Anda mungkin juga menyukai