Anda di halaman 1dari 7

1. Dilakukan suatu penelitian Case Control di suatu rumah sakit pada 300 orang.

Tujuannya ingin mencari hubungan antara penyakit AIDS dengan penggunaan


jarum suntik pada IDU (Injection Drug User). Diketahui jumlah orang yang
tidak AIDS adalah 175, jumlah total orang yang menggunakan jarum tak steril
adalah 100, dari kelompok pengguna jarum yang tak steril ada 65 orang yang
AIDS.
Pertanyaan:
a. Sebutkan langkah-langkahnya penelitiannya?
Langkah-langkah penelitian Case Control :
1. Mengidentifikasi variable dependen (efek) dan variable-variabel
independen (faktor resiko)
 variabel dependen : AIDS
 varibel independen : penggunaan jarum suntik pada IDU
2. Menetapkan objek penelitian, yaitu populasi dan sample penelitian
3. Mengidentifikasi kasus
4. Pemilihan subjek sebagai control
5. Melakukan pengukuran retrospektif (melihat kebelakang untuk
melihat faktor resiko)
6. Melakukan analisis dengan membandingkan proporsi antara
variabel-variabel objek penelitian dengan variabel-variabel control

b. Berapa Odds Rasionya?

KASUS KONTROL JUMLAH


Penderita AIDS 65 75 140
Tidak penderita AIDS 235 225 460
Jumlah 300 300 600
RO = 65 x 225

75 x 235

= 14625

17625

= 0,82 Jadi, RO < 1

c. Bagaimana kebermaknaanya?
RO < 1, artinya menunjukkan bahwa faktor yang diteliti (penggunaan
jarum suntik pada IDU bukan faktor resiko terjadinya AIDS

2. Sebutkan kekurangan dan kelebihan penelitian case control?


KELEBIHAN :
a. Adanya kesamaan ukuran waktu antara kelompok kasus dengan kelompok
control
b. Adanya pembatasan atau pengendalian faktor resiko sehingga hasil
penelitian lebih tajam disbanding hasil rancangan cross sectional
c. Tidak menghadapi kendala etik seperti pada penelitian eksperimen
(kohort)
d. Tidak memerlukan waktu lama (lebih ekonomis)

KEKURANGAN
a. Pengukuran variabel yang retrospective, objektivitas, dan reabilitasnya
kurang karena subjek penelitian harus mengingatkan kembali faktor-faktor
resikonya
b. Tidak dapat diketahui efek variable luar karena secara teknis tidak dapat
dikendalikan
c. Kadang-kadang sulit memilih control yang benar-benar sesuai dengan
kelompok kasus karena banyaknya faktor resiko yang harus dikendalikan
3. Dilakukan suatu penelitian Longitudinal selama 10 tahun di suatu propinsi pada
1500 orang. Tujuannya ingin mencari hubungan antara kejadian kanker paru
dengan merokok. Setelah pengamatan didapatkan orang-orang yang mempunyai
paparan dan sakit sebesar 600, hasil pengamatan tersebut juga mendapatkan
jumlah orang yang kanker paru adalah 1100 dan jumlah total orang merokok
adalah 900
Pertanyaan
a. Sebutkan langkah-langkahnya penelitiannya?
1. Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesisi
2. Menetapkan kohort
3. Memilih kelompk control
4. Menentukan variabel penelitian
5. Mengamati terjadinya efek
6. Menganalisis hasil

b. Berapa Rasio Relatif?

Efek
YA TIDAK JUMLAH
Faktor resiko YA 1100 600 1700
TIDAK 400 900 1300
JUMLAH 1500 1500 3000

RR = a / a + b
c/c+d
= 1100 / 1100 + 600
400 / 400 + 900
= 0,64 = 2,13
0,30
c. Bagaimana kebermaknaanya?
RR > 1, artinya menunjukkan bahwa pajanan (merokok) merupakan faktor
resiko terjadinya kanker paru

4. Sebutkan kekurangan dan kelebihan penelitian cohort?

KELEBIHAN
a. Dapat mengatur komparabilitas antara dua kelompok (kelompok subjek
dan kelompok control) sejak awal penelitian
b. Dapat secara langsung menetapkan besarnya angka resiko dari suatu
waktu ke waktu yang lain
c. Ada keseragaman observasi baik terhadap faktor resiko maupun efek dari
waktu ke waktu

KEKURANGAN

a. Memerlukan waktu yang cukup lama


b. Memerlukan sarana dan pengelolaan yang rumit
c. Kemungkinan adanya subjek penelitian yang drop out dan akan
menggangu analisis hasil
d. Ada faktor resiko yang ada pada subjek akan diamati sampai terjadinya
efek (mungkin penyakit) maka hal ini berarti kurang atau tidak etis

5. sebutkan dan jelaskan jenis-jenis studi eksperimental?

A. Rancangan Pra Eksperimen


1. Postest only design
Dalam rancangan ini perlakuan atau intervensi telah dilakukan,
kemudian dilakukan pengukuran (observasi) atau posttest.
2. One group pretest-postest
Rancangan ini juga tidak ada kelompok pembanding (control), tetapi
paling tidak sudah dilakukan observasi pertama (pretest) yang
memungkinkan peneliti dapat menguji perubahan-perubahan yang
terjadi setelah adanya eksperimen.
3. Perbandingan kelompok statis
Rancangan ini sama seperti posttest only design hanya bedanya
menambahkan kelompok control atau kelompok perbandingan.

B. Rancangan Eksperimen Murni


1. Pretest-Postest dengan kelompok control
Pengelompokan anggota-anggota kelompok control atau kelompok
eksperimen dilakukan berdasarkan acak atau random dan diikuti
intervensi (X) pada kelompok eksperimen. Setelah beberapa waktu
lalu dilakukan posttest pada dua kelompok tersebut.
2. Randomisasi salomon four group
3. Posttest dengan kelompok control
Sama seperti eksperimen murni yang lainnya hanya saja bedanya
tidak dilakukan pretest karena kasus telah dirandomisasi.

C. Rancangan Eksperimen Semu


Disebut eksperimen semu karena eksperimen ini belum atau tidak
memiliki cirri-ciri rancangan eksperimen yang sebenarnya.
TUGAS
METODOLOGI PENELITIAN KLINIS

oleh :

Nama : Asri Damayanti


NIM : J520100018

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

Anda mungkin juga menyukai