LAPORAN MAGANG
OLEH
CICILIA LUMI
14111101224
10
GAMBARAN KARAKTERISTIK (UMUR, JENIS KELAMIN,
DAN PEKERJAAN) PENYAKIT DIABETES MELITUS DI
KABUPATEN MINAHASA UTARA TAHUN 2017
Laporan Magang
Diajukan Kepada
Fakultas Kesehatan Masayarakat Universitas Sam Ratulangi
untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan MK. Magang
OLEH
CICILIA LUMI
14111101224
11
12
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan penyertaan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Magang ini dengan judul “GAMBARAN KARAKTERISTIK (UMUR, JENIS
KELAMIN, DAN PEKERJAAN) PENYAKIT DIABETES MELITUS DI
KABUPATEN MINAHASA UTARA”. Sebagai syarat untuk menyelesaikan
kegiatan akhir magang.
Dengan ini segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa penulisan ini
dapat terselesaikan atas bantuan dan dukungan semua pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini izinkan penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. dr. Grace Debbie Kandou, M.Kes selaku Dekan Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado.
2. dr. Budi T. Ratag, MPH selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik dan
Kerjasama serta Panitia Pelaksanaan Kegiatan Magang.
3. dr. Nancy S.H Malonda, MPH selaku Wakil Dekan II Bidang Umum dan
Keuangan.
4. dr. Paul A.T Kawatu selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dn
Alumni.
5. Adi Mamahit, SKM, M.Kes selaku Dosen Pembimbing Materi
6. dr. Imelda Kambey, M.Kes selaku Dosen Pembimbing Lapangan.
7. Dr. Oksfriani J. Sumampouw, SPi, M.Kes selaku Ketua Panitia
Pelaksanaan Magang.
8. Adisti A. Rumayar, SKM, M.Kes, MPH selaku Sekertaris Panitia
Pelaksanaan Kegiatan Magang.
9. Ir. Joseph A. Aliks selaku Sekertaris Dinkes Kabupaten Minahasa Utara
yang telah menerima mahasiswa magang.
10. Seluruh staff di Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P)
yang telah menerima dan dapat berelasi baik dengan peserta magang.
11. Seluruh pegawai maupun THL yang ada di Kantor Dinas Kesehatan.
13
12. Teristimewa kepada kedua orang tua Papa Zet Lumi dan Mama Estevonny
Barahama yang selalu mendukung seluruh kegiatan pelaksanaan selama
magang serta teman-teman lainnya.
Akhir kata, penulis berharap semoga Tuhan Yang Maha Esa berkenan
membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu dan semoga
laporan magang ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu serta
bermanfaat bagi semua pihak.
Manado, Februari
2018
Penulis
14
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1............................................................................. Latar Belakang
....................................................................................................1
1.2........................................................................................... Tujuan
....................................................................................................2
15
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1......................................................................... Aktivitas Magang
..................................................................................................10
3.2............................................................................. Landasan Teori
..................................................................................................11
3.2.1. Definisi Diabetes Melitus...........................................11
3.2.2. Klasifikasi Diabetes Melitus.......................................11
3.2.3. Kriteria Diabetes Melitus............................................12
3.2.4. Gejala Klinis Diabetes Melitus...................................12
3.2.5. Faktor risiko Diabetes Melitus....................................12
3.2.6. Pencegahan Diabetes Melitus.....................................14
3.3. Identifikasi Masalah.................................................................15
3.3.1 Analisis Pohon Masalah Karakteristik Penderita
Penyakit
Diabetes Melitus............................................................16
3.4. Alternatif Pemecahan Masalah.................................................17
3.5. Kendala....................................................................................17
3.6............. Karakteristik dan Gambaran Umur, Pekerjaan, dan Jenis
Kelamin Penyakit Diabetes Melitus..........................................18
3.6.1. Karakteristik Umur....................................................18
3.6.2. Karakteristik Jenis Kelamin......................................19
3.6.3. Karakteristik Pekerjaan.............................................20
BAB IV KESIMPULAN
4.1.................................................................................. Kesimpulan
.................................................................................................21
4.2................................................................................ Rekomendasi
.................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22
LAMPIRAN
16
DAFTAR GAMBAR
Gambar
17
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Formulir Kesediaan Tempat Magang
2. Daftar Hadir Peserta Magang
3. Lembar Bimbingan DPL
4. Lembar Bimbingan DPM
5. Bimbingan dengan Kepala Bidang P2P dan Kepala Seksi Penyakit Tidak
Menular serta Kesehatan Jiwa
6. Penjelasan PE dengan Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi serta
Kegiatan Donor Darah di Aula Kantor Bupati Minahasa Utara
18
19
BAB I
20
PENDAHULUAN
Diabetes merupakan salah satu diantara penyakit tidak menular yang akan
meningkat jumlahnya dimasa mendatang. Pergeseran pola gaya hidup, dapat
mempengaruhi kehidupan manusia seperti contohnya kesehatan. Kesehatan
21
mempengaruhi kinerja seseorang untuk dapat melakukan suatu pekerjaan. Jika
kesehatan kita terganggu, maka semua pekerjaan akan terhambat sehingga
kualitas bekerja tidak berhasil dan upaya untuk melakukan pengobatan terhadap
kesehatan akan semakin besar.
Pada tahun 2015, 415 juta orang dewasa dengan diabetes dengan kenaikan
empat kali lipat dari 108 juta di tahun 1980an. Pada tahun 2015, persentase orang
dewasa dengan Diabetes adalah 8,5%. Pada tahun 2040 diperkirakan jumlahnya
akan menjadi 642 juta (International of Diabetes Federation, 2015). Hampir 80%
orang diabetes ada di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Prevalensi
diabetes di antara orang dewasa di wilayah regional Asia Tenggara meningkat dari
4,1% di tahun 1980an menjadi 8,6% di tahun 2014.
1.2. Tujuan
BAB II
22
GAMBARAN UMUM LOKASI MAGANG
23
B. Misi
Dalam rangka mewujudkan visi sebagaimana tersebut di atas maka misi Dinas
Kesehatan Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2016-2021 adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan masyarakat Kabupaten Minahasa Utara yang sehat, kuat, dan
berdaya asing.
2. Mewujudkan peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang merata dan
berkeadilan melalui pemberdayaan masyarakat.
3. Mewujudkan akses pelayanan publik bidang kesehatan yang paripurna
melalui pencapaian Standar Pelayanan Minimal kesehatan sesuai prinsip
tata kelola pemerintahan yang baik.
24
2.1.4. Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN MINAHASA UTARA
TAHUN 2017
25
2.2. Analisis Situasi Khusus
2.2.1. Uraian Bidang Magang
Bidang magang yang ditempati yaitu Bidang P2P (Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit). Bidang P2P terbagi atas 3 bagian yaitu Bidang Surveilans dan
Imunisasi, Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit serta Bidang
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa.
Kepala Bidang
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
26
2) Penyiapan pelaksanaan kebijakan operasional dibidang
surveilens dan imunisasi, pencegahan dan pengendakian penyakit
menular, pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular
dan kesehatan jiwa.
3) Penyiapan bimbingan teknis dan supervise dibidang surveilens
dan imunisasi, pencegahan dan pengendalian penyakit menular,
pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan
kesehatan jiwa
4) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan dibidang surveilens dan
imunisasi, pencegahan dan pengendalian penyakit menular,
pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan
kesehatan jiwa.
5) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan
27
7) Memberikan bimbingan teknis, supervise dan monitoring
evaluasi tentang pelaksanaan program imunisasi
8) Melaksanakan pendistribusian vaksin
9) Melaksanakan pemeliharaan vaksin dan peralatannya
10) Membagi habis tugas kepada bawahan
11) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan
2.2.2.3. Tugas Pokok dan Fungsi Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Menular
1. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular mempunyai tugas
pokok melaksanakan Penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
operasional, bimbingan teknis dan supervise serta pemantauan, evaluasi
dan pelaporan dibidang pencegahan dan pengendalian penyakit menular.
2. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Seksi Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit menular menyelenggarakan fungsi:
1) Menyusun program kerja dan rencana anggaran seksi ;
2) Menyusun jadwal operasional kegiatan program seksi ;
3) Melaksanakan program Pencegahan dan penanggulangan Penyakit
menular termasuk HIV/AIDS dan penyalagunaan Napza
4) Melaksanakan bimbingan teknis, supervisi dan Monitoring
evaluasi program pencegahan dan pengendalian penyakit menular
5) Membagi habis tugas kepada bawahan
6) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan
2.2.2.4. Tugas Pokok dan Fungsi Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Tidak Menular Serta Kesehatan Jiwa
1. Seksi Pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular serta
kesehatan Jiwa mempunyai tugas pokok melaksanakan Penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan opersional, bimbingan teknis dan
supervise serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan dibidang pencegahan
dan pengendalian penyakit tidak menular serta kesehatan jiwa
2. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Seksi Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Tidak menular menyelenggarakan fungsi:
1) Menyusun program kerja dan rencana anggaran seksi ;
28
2) Menyusun jadwal operasional kegiatan program seksi ;
3) Advokasi dan Sosialisasi program Pencegahan dan pengendalian
penyakit tidak menular serta kesehatan jiwa
4) Melaksanakan bimbingan teknis, supervise dan Monitoring
evaluasi program pencegahan dan pengendalian penyakit tidak
menular serta kesehatan jiwa
5) Komunikasi Informasi dan edukasi yang benar tentang faktor
risiko Penyakit tidak menular serta kesehatan jiwa
6) Melaksanakan deteksi dan penanggulangan masalah kesehatan
jiwa
7) Melaksanakan pencegahan terhadap gangguan kesehatan jiwa
8) Pelayanan pemeriksaan kesehatan dan vaksinasi calon jamaah
haji
9) Sistem informasi kesehatan haji
10) Pencatatan dan pelaporan
11) Membagi habis tugas kepada bawahan
12) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan
29
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3. Mengikuti apel pagi sebelum bekerja dan apel sore sebelum pulang.
30
10. Konsultasi dengan DPL mengenai judul laporan magang.
11. Mengambil data Penyakit Diabetes Melitus Tahun 2017 pada dr. Kosmas
R. Rarun.
13. Mengikuti kegiatan donor darah di Aula Kantor Bupati Minahasa Utara
yang merupakan program dari Bidang Pelayanan Kesehatan.
DM atau sering disebut dengan kencing manis adalah suatu penyakit kronik yang
terjadi ketika tubuh tidak dapat memproduksi cukup insulin atau tidak dapat
menggunakan insulin (resistensi insulin), dan didiagnosa melalui pengamatan
kadar glukosa di dalam darah. Insulin merupakan hormon yang dihasilkan oleh
kelenjar pancreas yang berperan dalam memasukkan glukosa dari aliran darah ke
sel-sel tubuh untuk digunakan sebagai sumber energi (International of Diabetes
Federation, 2015). Diabetes adalah suatu penyakit karena tubuh tidak mampu
mengendalikan jumlah gula, atau glukosa dalam aliran darah. Ini menyebabkan
hiperglikemia, suatu keadaan gula darah yang tingginya sudah membahayakan
(Setiabudi, 2008).
31
memproduksi insulin karena sistem kekebalan tubuh menghancurkan sel yang
bertugas memproduksi insulin sehingga produksi insulin berkurang atau
terhenti (Rustama, dkk 2010).
DM tipe 1 dapat menyerang semua orang dengan golongan umur, namun
lebih sering terjadi pada anak-anak. Penderita DM tipe 1 membutuhkan
suntikan insulin setiap hari untuk mengontrol glukosa darahnya (International
of Diabetes Federation, 2015). DM tipe ini sering disebut juga Insulin
Dependent Diabetes Melitus (IDDM), yang berhubungan dengan antibody
berupa Islet Cell Antibodies (ICA), Insulin Autoantibodies (IAA), dan
Glutamic Acid Decarboxylase Antibodies (GADA).
32
mual-muntah dan ketoasidosis diabetik. Gejala kronis DM yang sering muncul
adalah lemah badan, kesemutan, kaku otot, penurunan kemampuan seksual,
gangguan penglihatan yang sering berubah, sakit sendi dan lain-lain
(Tjokroprawiro, 2007).
Riwayat keluarga adalah faktor risiko utama seorang akan mengalami diabetes
melitus, secara genetik penderita diabetes melitus akan mempengaruhi
keturunannya. Transmisi genetik adalah paling kuat terdapat dalam diabetes, jika
orang tua menderita diabetes, maka 90% pasti membawa carier diabetes, yang
ditandai dengan kelainan sekresi insulin. Hal ini dikarenakan seorang dengan
riwayat keluarga diabetes memiliki kelainan gen yang mengakibatkan tubuh tidak
menghasilkan insulin dengan baik (Price & Wilson, 2006).
3.2.5.2. Umur
Umur mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah
umur akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga
pengetahuan yang diperoleh semakin banyak (Notoatmodjo, 2003). Usia lanjut
pada umumnya adalah penderita diabetes melitus tipe dua. Sedikitnya, setengah
dari populasi penderita diabetes lanjut tidak mengetahui kalau mereka menderita
diabetes karena hal itu dianggap merupakan perubahan fisiologis yang
berhubungan dengan pertambahan usia (Misnadiarly, 2006). Penelitian yang
dilakukan di RSU Prof. Dr. R. D Kandou Manado menunjukkan bahwa hasil usia
terbanyak yang berisiko diabetes melitus adalah usia 50-60 tahun (Nadyah, 2011).
3.2.5.3. Obesitas (Kegemukan)
Penelitian yang dilakukan oleh Sunjaya (2009) ditemukan bahwa individu yang
mengalami obesitas mempunyai risiko 2,7 kali lebih besar untuk terkena diabetes
melitus dibandingkan dengan individu yang tidak mengalami obesitas.
3.2.5.4. Jenis Kelamin
Menurut Hungu (2007) jenis kelamin (seks) adalah perbedaan antara perempuan
dengan laki-laki secara biologis sejak seorang lahir. Seks berkaitan dengan tubuh
laki-laki dan perempuan, dimana laki-laki memproduksikan sperma, sementara
33
perempuan menghasilkan sel telur dan secara biologis mampu untuk menstruasi,
hamil dan menyusui.
Pencegahan primer adalah upaya yang ditujukan pada kelompok yang memiliki
faktor risiko, yakni mereka yang belum terkena, tetapi berpotensi untuk mendapat
DM dan kelompok intoleransi glukosa (PERKENI, 2011). Untuk itu, faktor-faktor
yang dapat menyebabkan DM perlu diperhatikan, baik secara genetik maupun
lingkungan. Berikut hal-hal yang harus dilakukan dalam pencegahan primer:
34
3.2.6.3. Pencegahan Tersier
70
60
50 43
Frekuensi
37
40
25 26 26
30
18
20 14 14
9
10
0
20-44 45-54 55-59 60-69 >70
Laki -l aki Col umn1
35
Gambar 3. Distribusi Penyakit DM Berdasarkan Umur
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa penyakit Diabetes Melitus banyak
terjadi pada kelompok umur 60-69 tahun yang berjumlah 102 (35,4%) laki-laki
berjumlah 26 dan perempuan 76 sedangkan kelompok umur yang sedikit yaitu 20-
44 tahun yang berjumlah 39 (13,5%) laki-laki berjumlah 14 dan perempuan 25.
Sejalan dengan penelitian Soegondo, 2006 bahwa risiko Diabetes Melitus
terjadi pada usia lebih dari 45 tahun. Hal ini dapat disebabkan akibat adanya fase
menopause pada perempuan. Carr MC, 2003 menyebutkan dalam artikelnya
bahwa perempuan telah menopause memiliki massa tubuh yang meningkat
sehingga meningkatkan kecenderungan memiliki indeks massa tubuh yang
obesitas. Selain itu, menopause menyebabkan perubahan distribusi lemak tubuh
dari daerah gluteo-femoral menjadi daerah intraabdominal. Penumpukan lemak
tubuh di daerah intraabdominal ini dapat menyebabkan penurunan sensitivitas
insulin yang dapat berlanjut menjadi diabetes melitus. Survei Kesehatan Rumah
Tangga (SKRT) 2001 mendapatkan prevalensi Diabetes Melitus pada penduduk
usia 25-64 tahun di Jawa dan Bali sebesar 7,5%.
Menurut Soegondo, 2011 bahwa usia merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi kesehatan seseorang. Berbeda halnya bahwa penderita penyakit
diabetes melitus menunjukkan bahwa usia yang rentan yaitu 55-69 tahun. Adapun
hasil wawancara dengan Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Tidak Menular serta Kesehatan Jiwa diperoleh bahwa penderita Diabetes Melitus
pada usia 60-69 tahun dikatakan rentan karena penurunan fungsi organ tubuh dan
kurang aktif dalam beraktivitas sehari-hari. Pada saat usia muda kurangnya
kesadaran untuk melakukan kunjungan control. Semakin bertambahnya usia,
semakin mudah terserang penyakit lain yang disebabkan oleh penyakit diabetes
melitus. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001 mendapatkan prevalensi
diabetes melitus pada penduduk usia 25-64 tahun di Jawa dan Bali sebesar 7,5%.
36
3.3.2.
Laki -l aki ;
28.13%
Perempuan
; 71.88%
La ki -l a ki Perempuan
Ka
rakteristik Jenis Kelamin
Sumber: Data Sekunder Dinas Kesehatan Tahun 2017
Gambar 4. Distribusi Penyakit DM Menurut Jenis Kelamin
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa penyakit Diabetes banyak terjadi
pada jenis kelamin perempuan sebanyak 207 (72%) sedangkan laki-laki 81 (28%).
Perempuan maupun laki-laki memiliki risiko yang sama besar untuk mengidap
Diabetes Melitus pada usia dewasa awal yaitu dimulai dari usia 30 tahun. Hal ini
terjadi karena perempuan pada umumnya lebih berisiko mengidap penyakit
Diabetes Melitus. Perempuan berhubungan dengan paritas dan kehamilan, dimana
keduanya adalah faktor risiko terjadinya Diabetes Melitus (Perkeni, 2002). Secara
fisik perempuan memiliki peluang peningkatan indeks massa tubuh yang lebih
besar (Irawan, 2010). Penelitian yang dikemukakan oleh Juutilainen, 2004 faktor-
faktor risiko tersebut diantaranya indeks massa tubuh serta tekanan darah yang
lebih tinggi pada wanita. Kepedulian terhadap penyakit Diabetes pada perempuan
sangat tinggi. Kozier dalam Darusman, 2009 mengemukakan perilaku kesehatan
antara laki-laki dan perempuan pada umumnya wanita lebih memperhatikan dan
peduli pada kesehatan mereka dan lebih sering menjalani pengobatan
dibandingkan laki-laki.
37
3.3.3.
Petani 66
Swa sta 60
Wi ra us aha 50
Ti da k Bekerja 27
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Ka
rakteristik Pekerjaan
Sumber: Data Sekunder Dinas Kesehatan 2017
38
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
4.1. Kesimpulan
4.2. Rekomendasi
39
Menjadi bahan masukan untuk Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa
Utara dalam pengendalian penyakit Diabetes Melitus untuk dapat melakukan
penyebarluasan informasi tentang penyakit Diabetes Melitus dalam bentuk media
cetak berupa poster, stiker, koran, dan handbill atau flyer (sebaran atau edaran)
serta melakukan promosi kesehatan dalam bentuk penyuluhan sebanyak satu
bulan sekali agar masyarakat mengetahui bahaya penyakit Diabetes Melitus
menjadi nomor urut tertinggi ke dua penyakit tidak menular sekaligus dapat
mensosialisasikan mengenai penyakit Diabetes Melitus baik DM tipe 1 dan tipe 2
maupun Diabetes Melitus tipe lainnya kepada masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
ADA. 2016. Standards of Medical Care In Diabetes - 2016. Diabetes Care - The
Journal of Clinical and Applied Research and Education, 39 (S.1): 1-112.
Awad, Nadyah. 2011. Gambaran Faktor Resiko Pasien Diabetes Mellitus Tipe II
di Poliklinik Endokrin Bagian/SMF FK-UNSRAT RSU Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado.http://www.academia.edu/4696688/Gambaran_Faktor_Resiko_Pasien
_Diabetes_Melitus_Tipe_Ii_Di_Poliklinik_Endokrin_Bagian_Smf_FkUnsrat_
Rsu_Nadyah_Awad_2.
40
Carr MC. The Emergence of The Metabolic Syndrome with Menopause. The
Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism, 2003; 20; 428-33.
Hasdianah, H.R. 2012. Mengenal Diabetes Melitus pada Orang Dewasa dan
Anak-anak dengan Solusi Herbal. Yogyakarta: Nuha Medika.
Kementrian Kesehatan RI, 2014. Infodatin Diabetes. Jakarta: Pusat data dan
informasi Kemenkes RI. Tersedia di: http://www.depkes.go.id/download. php?
file=download/pusdatin/infodatin-diabetes.pdf.[Sitasi: 9 desember 2015].
41
Ramaiah, Savitri. 2008. Cara Mengetahui Gejala Diabetes Melitus dan
Mendeteksinya Sejak Dini. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer.
42
LAMPIRAN
43
Lampiran 1. Formulir Kesediaan Tempat Magang
44
Lampiran 2. Daftar Hadir Peserta Magang
45
46
47
48
49
50
51
Lampiran 3. Lembar Bimbingan DPL
52
Lampiran 4. Lembar Bimbingan DPM
53
Lampiran 5. Bimbingan dengan Kepala Bidang P2P dan Kepala Seksi Penyakit
Tidak Menular serta Kesehatan Jiwa
54
Lampiran 6. Penjelasan PE oleh Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi serta
Kegiatan Donor Darah di Aula Kantor Bupati Minahasa Utara
55