Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Meningitis adalah suatu reaksi keradangan yang mengenai satu atau semua lapisan
selaput yang menghubungkan jaringan otak dan sumsum tulang belakang, yang menimbulkan
eksudasi berupa pus atau serosa, disebabkan oleh bakteri spesifik/non spesifik atau virus;
cenderung bersifat jinak dan swasirna. Meningitis dapat disebabkan berbagai organisme
seperti virus, bakteri ataupun jamur yang menyebar masuk ke dalam darah dan berpindah ke
dalam cairan otak (Price, 2002). Meningitis adalah suatu infeksi/peradangan dari meninges,
lapisan yang tipis/encer yang mengepung otak dan jaringan saraf dalam tulang punggung,
disebabkan oleh bakteri, virus, riketsia, atau protozoa, yang dapat terjadi secara akut dan
kronis. (Harsono., 2003). Meningitis adalah infeksi yang menular. Sama seperti flu,
pengantar virus meningitis berasal dari cairan yang berasal dari tenggorokan atau hidung.
Virus tersebut dapat berpindah melalui udara dan menularkan kepada orang lain yang
menghirup udara tersebut. (Anonim., 2007). Meningitis dapat diklasifikasikan sebagai
berikut: Meningitis Bakterial (Meningitis sepsis), Menigitis Virus (meningitis aseptic),
Menigitis jamur, Menigitis parasite, Menigitis non-infeksi.
Penelitian potong lintang di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta tentang gambaran
kasus meningitis melaporkan bahwa sepanjang tahun 2005-2006, terdapat 273 kasus
meningitis. Rentang usia subyek antara 12 sampai 78 tahun dan yang berjenis kelamin laki-
laki 192 kasus sedangkan yang berjenis kelamin perempuan 81 kasus. Terdapat 114 penderita
yang meninggal dunia. Sedangkan, Penelitian yang dilakukan di RS. Liun Kendage
Kabupaten Kepulauan Sangihe mendapatkan bahwa sejak tahun 2009-2013 terdapat 15 kasus
meningitis yang terjadi pada kalangan usia balita dan kalangan orang dewasa; yang berjenis
kelamin lakilaki 8 kasus dan yang berjenis kelamin perempuan 7 kasus. Diantaranya terdapat
10 penderita yang meninggal oleh karena penyakit meningitis. Oleh karena itu masyarakat
perlu mendapatkan pengetahuan tentang penyakit meningitis, bagaimana dan apa penyebab
penyakit tersebut dapat terjadi, sehingga masyarakat juga dapat mengetahui tindakan
pencegahan apa yang perlu dilakukan agar tidak terkena penyakit Meningitis.
B. Rumusan Masalah
1. Gambarkan segitiga epidemiologi penyakit meningitis!
2. Jelaskan teori simpul dari penyakit meningitis!
3. Apakah ada kasus KLB meningitis?

1
4. Apa saja dampak Meningitis terhadap kesmas?
C. Tujuan
1. Mengetahui segitiga epidemiologi penyakit meningitis
2. Dapat menjelaskan teori simpul dari penyakit meningitis
3. Mengetahui kasus KLB meningitis?
4. Mengetahui dampak Meningitis terhadap kesmas?
D. Manfaat
Dapat memberikan wawasan mengenai penyakit meningitis berbasis lingkungan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Segitiga Epidemiologi Penyakit Meningitis


Segitiga Epidemiologi atau segitiga epidemiologi adalah model bagaimana penyakit
menular rmenyebar. Trias epidemiologi terdiri dari agen, pejamu dan lingkungan. Ketiga
faktor ini saling terkait dan bersinergi satu sama lain. Ketika salah satu dimensi tidak
seimbang, missal ketika imunitas pejamu rentan atau lingkungan cuaca berubah, atau jumlah
sumber penyakit bertambah, akan menyebabkan ketidakseimbangan kesehatan seseorang
yang akan menyebabkan sakit.

Keadaan berpenyakit disebabkan ketidakseimbangan segitiga epidemiologi pada kondisi


A (agen bertambah), B (kondisi pejamu rentan), C dan D (Ketidaseimbangann karena
perubahan lingkungan).
Dalam hal penyakit meningitis maka;
1. Agent:
a. Bakteri, yaitu Haemophillus influenza, Nesseria meningitides (meningococcal),
Diplococcus pneumoniae (pneumococcal), Streptococcus, grup A, Staphylococcus
aureus, Escherichia coli, Klebsiella, Proteus dan Pseudomonas
b. Virus, yaitu Coxsacqy, Virus herpes, Arbo virus, Campak dan varicella,
Enterovirus (80%), CMV, arbovirus, dan HSV
c. Jamur, yaitu Candida dan aspergilus
2. Host : Orang yang menderita atau yang sakit meningitis

3
3. Environment: Status sosial-ekonomi rendah: lingkungan padat, kemiskinan dan kontak
erat dengan individu tang terkena (penularan melalui sekresi pernapasan)
Penyakit Meningitis dapat terjadi bila ada Agent/penyebab, seperti bakteri Streptococcus,
serta didukung oleh Host yang berdekatan dengan penderita memiliki perilaku yang buruk.
Meningitis adalah infeksi yang menular. Sama seperti flu, pengantar virus meningitis berasal
dari cairan yang berasal dari tenggorokan atau hidung. Virus tersebut dapat berpindah melalui
udara dan menularkan kepada orang lain yang menghirup udara tersebut. (Anonim., 2007).
Penyakit Meningitis banyak ditemukan di Negara bekembang karena sanitasi yang buruk,
jadi lingkungan juga dapat mempengaruhi.
Meningitis bakteri dapat disebabkan oleh setiap agen bakteri yang bervariasi.
Haemophilus Influenza (Tipe ), Streptococcus pneumoniae, dan Naisseria Miningitis
(meningokokus) bertanggung jawab terhadap meningitis pada 95 % anak-anak yang lebih tua
dari usia 2 bulan. Haemophilus influenza merupakan organisme yang dominan pada usia
anak-anak 3 bulan sampai dengan 3 tahun, tetapi jarang pada bayi dibawah 3 bulan, yang
terlindungi oleh substansi bakteri yang didapat secara pasif dan pada anak-anak diatas 5
tahun yang mulai mendapat perlindungan ini.Sedangkan penyebab utama meningitis neonatus
adalah organisme Streptococcus hemolyticus dan Escherichia coli. Infeksi Escherichia coli
jarang terjadi pada anak-anak usia setelah bayi (lebih dari 1 tahun). Laki-laki lebih sering
terkena dibandingkan dengan perempuan terutamapada periode neonatal. Angka kesakitan
tertinggi seteleh timbulnya meningitis mengenai anak-anak pada usia antara kelahiran sampai
dengan empat tahun (dibawah lima tahun). Faktor maternal seperti ketuban pecah dini dan
infeksi ibu hamil selama trimester akhir merupakan penyebab utama meningitis neonatal.

B. Teori Simpul
Hubungan Meningitis dengan paradigma kesling dengan teori simpul :
1. Simpul 1 ( Sumber)
Sumbernya yaitu orang yang menderita atau yang sakit meningitis, sedangkan agent
yang menyebabkan penyakit meningitis yaitu:
a. Bakteri yang dapat mengakibatkan serangan meningitis adalah; Streptococcus
pneuemonia (pneumococcus), Neisseria meningitides, Haemophilus influenza,
(meningococcus), Staphylococcus aureus, dan Mycobacterium tuberculosis.
b. Jenis penyakit virus yang dapat menyebabkan meningitis adalah measles, mumps
herpes simplex dan herpes zoster.
c. Jamur Cryptococcus spp,
4
2. Simpul 2 ( Media )
Media meliputi lingkungan fisik, kimia dan biologi,namun yang paling berperan
dalam penularan penyakit meningitis adalah lingkungan fisik yang berupa udara yang
tercemar karena bakteri Streptococcus pneuemonia, virus measles dan jamur. Lingkungan
dengan kebersihan yang buruk dan padat dimana terjadi kontak atau hidup serumah
dengan penderita infeksi saluran pernafasan maka akan meningkatkan resiko terkena
penyakit meningitis. Lingkungan yang padat (seperti asrama, kamp-kamp tentara dan
jemaah haji), keadaan ini juga dapat membercepat penularan penyakit meningitis.
3. Simpul 3 ( Perilaku atau sisi kependudukan)
Masyarakat yang memiliki perilaku personal hygiene yang tidak baik akan beresiko
tinggi terkena meningitis, serta masyarakat yang hidup pada keadaan lingkungan yang
padat seperti pada asrama, pesantren, dll. Umur dan daya tahan tubuh sangat
mempengaruhi terjadinya meningitis. Pada anak-anak penyakit ini terjadi karena sistem
metabolisme pada anak-anak belum sempurna karena masih banyak enzim yang belum
bekerja pada usia anak-anak. Sementara pada usia lanjut daya metabolisme dan enzim
yang ada pada tubuh sudah mengalami penurunan fungsi. Penyakit meningitis banyak
terjadi pada negara yang sedang berkembang dibandingkan pada negara maju,
dikarenakan sanitasi yang buruk.
4. Simpul 4 ( Sehat atau sakit )
Seseorang yang telah terkontaminasi dengan agent penyebab penyakit meningitis,
serta ligkungan yang buruk, dan personal hygiene yang buruk akan mengakibatkan
seseorang terkena penyakit meningitis
C. KLB Meningitis
Masyarakat bali saat ini sedang dihebohkan oleh kabar di temukannya pasien
Meningitis Streptococcus suis (MSs), bakteri yang terdapat pada daging babi. Bahkan, Dinas
Kesehatan Kabupaten Badung sudah menetapkan kasus serangan bakteri yang menyebabkan
puluhan orang dinyatakan suspect (dicurigai) terjangkit MSs ini sebagai Kejadian Luar Biasa
(KLB). Berdasarkan berita NusaBali.com pada 2014 silam Meningitis Streptococcus Suis
pertama kali muncul di Bali dan ditetapkan sebagai KLB, pada 2016 lalu ada 4 kasus MSS
terjadi di Desa Bukti, Kubutambahan, Buleleng. hingga pada 12 Maret 2017 kasus dugaan
MSS bertambah menjadi 36 kasus. Dari jumlah tersebut, 21 orang yang suspect MSS
menjalani rawat jalan.

5
D. Dampak Meningitis
Meningitis yang tidak ditangani dengan cepat dan tepat dapat menyebabkan berbagai
komplikasih serius, seperti terjadinya kerusakan pada otak, gangguan pada memori,
gangguan pada pendengaran, hingga dapat berujung pada kematian. Hal ini dapat berdampak
pada penurunan kualitas hidup pada masyarakat karena jika masyarakat terkena penyakit
Meningitis pastinya tingkat produktifitas menurun dan menggangu perekonomian
masyarakat.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Meningitis adalah infeksi yang menular. Sama seperti flu, pengantar virus meningitis
berasal dari cairan yang berasal dari tenggorokan atau hidung. Virus tersebut dapat berpindah
melalui udara dan menularkan kepada orang lain yang menghirup udara tersebut. Hal ini
dapat berdampak pada penurunan kualitas hidup pada masyarakat karena jika masyarakat
terkena penyakit Meningitis pastinya tingkat produktifitas menurun dan menggangu
perekonomian masyarakat. Meningitis Streptococcus Suis pertama kali muncul di Bali dan
ditetapkan sebagai KLB.

B. Saran
Penyakit Meningitis hendaknya perlu diberitahukan kepada masyarakat agar masyarakat
mengenal penyebab dan bagaimana penularan penyakit Meningitis.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://pt.scribd.com/doc/116843087/teori-seimpul-epidemiologi, diakses pada 25


November 2017

https://www.scribd.com/document/247108801/MENINGITIS-doc, diakses pada 25


November 2017

https://www.scribd.com/doc/313130180/1-LogBook-Meningitis, diakses pada 25 November


2017

www.nusabali.com/berita/11597/badung-tetapkan-status-klb-meningitis, diakses pada 25


November 2017

Anda mungkin juga menyukai