Anda di halaman 1dari 16

BAB II

ANALISIS SITUASI

A. Lingkungan

Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping
memberikan pelayanan secara menyeluruh (Preventif, Promotif dan Kuratif) dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Dengan kata lain Puskesmas
mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam
wilayah kerjanya.

1. Keadaan dan Kondisi Geografis

Puskesmas Benu-Benua terletak di Kelurahan Punggaloba Kecamatan Kendari Barat Kota


Kendari dengan batasnya adalah sebagai berikut:
Sebelah utara berbatasan dengan Gunung Nipa-Nipa
Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Gunung Jati
Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Kendari
Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Watu-Watu Kemaraya
Keadaan alam (Geografi) daerah ini terdiri daratan, lautan dan perbukitan.
Keadaan alam di wilayah kerja Puskesmas Benu-benua terdiri dari dataran (53%),
pegunungan/bukit (47%).Iklim di wilayah kerja Puskesmas Benu-benua adalah iklim
tropis dengan musim hujan umumnya bulan Desember-Mei dan musim kemarau terjadi
bulan Juni-November. Suhu udara rata-rata berkisar antara 27C - 37 C.

2. Keadaan Demografis (Kependudukan)

]Masalah utama kependudukan di Indonesia pada dasarnya meliputi tiga hal


pokok, yaitu : jumlah penduduk yang besar, komposisi penduduk yang kurang
menguntungkan dimana proporsi penduduk berusia muda masih relatif tinggi, dan
persebaran penduduk yang kurang merata.

5
Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk

Jumlah penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Benu-Benua pada Tahun 2015 sebanyak
25.859 jiwa yang terhimpun dalam 4.216 KK, yang tersebar di 6 kelurahan dengan jumlah
penduduk terbesar yakni 5.306 jiwa (21%) berada di Kelurahan Tipulu, dan terendah terdapat di
Kelurahan Puunggaloba yakni 3.101 Jiwa (12%).

TABEL. 1
JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN KELURAHAN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENU-BENUA TAHUN 2015

Penduduk Pddk/ Berdasarkan


No Kelurahan
Kelurahan KK
Lk Pr
1 2 3 4 5=( 3+4)
6

1. Tipulu 2670 2636 857


5306
2. Punggaloba 1548 1553 867
3101
3. Benu-Benua 2394 2331 513
4725
4. Sodohoa 2068 1999 644
4067
5. Sanua 2426 2389 660
4815
6. Dapu-Dapura 1934 1911 675
3845
Jumlah 4216
13040 12819 25859
Sumber data : BPS Kota Kendari tahun 2015

6
GAMBAR. 3
JUMLAH PENDUDUK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
BENU-BENUA TAHUN 2011-2015

Jumlah Penduduk
25859
26000
25500 25098
25000 2011
24345
24500 2012
23870
24000 23477 2013
23500 2014
23000 2015
22500
22000
2011 2012 2013 2014 2015

Sumber data : diambil dari Profil Puskesmas Tahun 2011-2015

Dilihat dari gambar di atas pada tahun 2015 jumlah penduduk di Wilayah Kerja
Puskesmas Benu-Benua mengalami peningkatan dibanding tahun 2014.

Jumah Sarana Sosial


Jumlah sarana social di Wilayah Kerja Puskesmas Benu-Benua terdapat 19
Sekolah yang terdiri dari 16 Sekolah Dasar (SD), 2 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
(SLTP) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) serta 1 Panti Asuhan.

B. Situasi Sumber Daya Kesehatan


Upaya pembangunan kesehatan dapat berdaya guna dan berhasil guna bila kebutuhan
sumber daya kesehatan dapat terpenuhi. Dalam bab ini, gambaran mengenai situasi sumber daya
kesehatan dikelompokkan ke dalam sajian data dan informasi mengenai sarana kesehatan, tenaga
kesehatan dan pembiayaan kesehatan.

7
1. Sarana Kesehatan
Pada bagian ini diuraikan tentang sarana kesehatan yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas
Benu-Benua di antaranya puskesmas, rumah sakit, sarana produksi dan distribusi farmasi dan
alat kesehatan, sarana Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM). Uraian sarana
Kesehatan tersebut disajikan dalam tabel berikut :

TABEL. 2
JENIS SARANA KESEHATAN PUSKESMAS BENU-BENUA
TAHUN 2015
NO JENIS SARANA KESEHATAN JUMLAH
1. Sarana Kesehatan Pemerintah Puskesmas Induk 1
2. Rumah sakit swasta 1
3. Distrbusi Farmasi dan alkes (apotek) 1
4. Sarana kesehatan bersumber daya masyarakat
- Posyandu 18
- SD dengan dokter kecil 14
- Pos UKK 1
- Dokter Praktek Swasta 19
- Posyandu Lansia 6
- Puskel 2
- PAUD 8
- Rumah Pemulihan GIZI 1
- Rumah Siaga 1
- Posbindu 6
Sumber SP2TP Puskesmas tahun 2015

8
2. Tenaga Kesehatan
Jumlah jenis tenaga kesehatan dan tupoksi masing-masing tenaga kesehatan
Puskesmas Benu-Benua pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

TABEL. 3
JUMLAH JENIS TENAGA KESEHATAN PUSKESMAS BENU-BENUA
TAHUN 2015
No. Jenis Tenaga Jumlah
1. Dokter Umum 2 Orang
2. Dokter Gigi 1 Orang
3. S 1 Kesehatan Masyarakat 5 Orang
4. S 1 Keperawatan 3 Orang
5. S1 Keperawatan + Ners 1 Orang
6. S 1 Non Kesehatan 2 Orang
7. Apoteker / S 1 Farmasi 6 Orang
8. D 3 Keperawatan 3 Orang
9. D 3 Kebidanan 1 Orang
10. D 4 Kebidanan/S1 4 Orang
11. D 3 Gizi 1 Orang
12. D 3 Kesling 2 Orang
13. D 3 Farmasi 1 Orang
14. D3 Perawat Gigi 1 Orang
15. SPK 1 Orang
16. D3 Analis kesehatan 3 Orang
17. D1 Kebidanan 0 Orang
18. DI Pembantu Perawat Orang
19. Tenaga Kontrak 2 Orang
20. Tenaga Sukarela 23 Orang
Jumlah 63 Orang

9
Sumber: data Kepegawaian Puskesmas Benu-Benua 2015

C. Pembiayaan Kesehatan
Dengan perubahan Visi, Misi dan Strategi Pembangunan Kesehatan, maka beban kerja
Dinas Kesehatan cukup berat, luas dan kompleks. Selain itu, kita juga diperhadapkan dengan
permasalahan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan gizi masyarakat, meningkatkan
kelembagaan serta meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, pembiayaan
pembangunan kesehatan diarahkan agar dapat mendukung berbagai program antara lain
penerapan paradigma sehat, pelaksanaan desentralisasi, mengatasi berbagai kedaruratan,
peningkatan profesionalisme tenaga kesehatan.
Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut, pemerintah telah melakukan
berbagai upaya melalui upaya pelayanan kesehatan dasar yang menitikberatkan pada upaya
pencegahan dan penyuluhan kesehatan. Dalam melaksanakan upaya pelayanan kesehatan
tersebut diperlukan pembiayaan, baik yang bersumber dari pemerintah maupun masyarakat,
termasuk swasta. Sejak dilaksanakannya kebijakan desentralisasi pada tahun 2001, biaya untuk
pelaksanaan upaya kesehatan dari pemerintah diharapkan sebagian besar berasal dari Pemerintah
Daerah.

1. Anggaran Bantuan Operasional Kesehatan ( BOK )


BOK adalah bantuan dana dari pemerintah melalui Kementerian Kesehatan dalam
membatu Pemerintah Daerah kabupaten/Kota dalam melaksanakan Pelayanan Kesehatan sesuai
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Menuju Millineum Development Goals
(MDGs) Bidang Kesehatan tahun 2015 melalui peningkatan Kinerja Puskesmas dan
Jaringannya serta poskeskel dan Posyandu.
Anggaran BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) dalam penggunaanya dititik beratkan
pada Upaya Promotif dan Preventif. Untuk anggaran BOK alokasi di Puskesmas Benu-Benua
tahun 2014 sebesar Rp. 100.000.000, - dengan realisasi Rp. 100.000.000,- (100%), sedangkan
pada tahun 2015 sebesar Rp. 95.000.000,- terealisasi 100%.

2. Anggaran Dari Dana Kapitasi JKN

10
Dengan diberlakukannya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) pada bulan Januari
2014. Diharapkan akan terjadi perubahan pada sistem pembiayaan Puskesmas. Melalui SJSN
pemerintah hanya akan bertanggung jawab untuk pemenuhan pembiayaan upaya kesehatan
masyarakat (UKM) sementara upaya kesehatan perorangan (UKP) di biayai oleh SJSN sebagai
trust fund. Dalam konteks tersebut maka pembiayaan Puskesmas untuk UKP akan didukung oleh
dana kapitasi dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan). Artinya,
Puskesmas harus siap dan mampu mengelola dana tersebut demi pemenuhan SJSN sekaligus
sebagai masukan manfaat bagi Puskesmas.
Dana kapitasi adalah besaran pembayaran per bulan yang dibayarkan dimuka kepada
FKTP oleh BPJS berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar tanpa memperhitungkan jenis dan
jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan. Tahun 2015 jumlah dana kapitasi JKN sebesar Rp.
900.165.150,- yang diperuntukkan 60% jasa tenaga kesehatan dan 40% operasional kesehatan
berupa :
1. Dana untuk kegiatan upaya kesehatan perorangan berupa kegiatan promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitasi lainnya (kegiatan puskel).
2. Dana kunjungan rumah dalam rangka upaya kesehatan perorangan.
3. Dana operasional untuk mobil puskesmas keliling.
4. Dana untuk bahan cetak dapat dibelanjakan pengadaan bahan cetak.
5. Dana untuk alat tulis kantor.
6. Dana administrasi keuangan dan sistem informasi.

3. Anggaran Pembangunan Daerah


Tahun 2015 anggaran kesehatan dari APBD yang dialokasikan dipuskesmas Benu-Benua
berupa anggaran rutin yang diperuntukan sebagai dana Operasional Puskesmas. Alokasi
Anggaran APBD untuk Puskesmas Benu-Benua sebanyak Rp. 112.890.000,- dengan realisasi
sebesar Rp. 110.810.000.- (99%).

D. Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP)

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang


bertanggung jawab terhadap kesehatan diwilayah kerjanya. Agar upaya kesehatan

11
terselenggara secara optimal, maka puskesmas harus melaksanakan manejemen dengan
baik.Menajemen puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara sistematik
untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien.Manajemen puskesmas
tersebut terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian serta pengawasan dan
pertanggung jawaban. Seluruh kegiatan diatas merupakan suatu kesatuan yang saling terkait
dan berkesinambungan (Hatmiko, 2008).

Perencanaan tingkat puskesmas diartikan sebagai proses penyusunan rencana kegiatan


puskesmas pada tahun yang akan datang yang dilakukan secara sistematis untuk mengatasi
masalah atau sebagian masalah kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya. Perencanaan
tingkat puskesmas disusun untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada diwilayah kerjanya,
baik upaya kesehatan wajib, upaya lesehatan pengembangan maupun upaya kesehatan
penunjang (Hatmoko,2008).

Perencanaan puskesmas ini disusun untuk kebutuhan satu tahun agar puskesmas mampu
melaksanakannya secara efektif, efisien dan dapat dipertanggung jawabkan. Perencanaan
tingkat puskesmas disusun melalui 4 tahap yaitu:

1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini mempersiapkan staf puskesmas yang terlibat dalam proses penyusunan
perencanaan tingkat puskesmas agar memperoleh kesamaan pandangan dan
pengetahuan untuk melaksanakan tahap-tahap perencanaan (Menkes,2004).
2. Tahap Analisa Situasi
Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan dan
permasalahan yang dihadapi puskesmas elalui proses analisis terhadap data yang
dikumpulkan. Tim yang telah disusun melakukan pengumpulan data.Terdapat dua data
yang perlu dikumpulkan yaitu data umum dan data khusus.Data umum berupa peta
wilayah kerja serta fasilitas pelayanan, data sumberdaya, data peran serta masyarakat,
data penduduk dan sasaran program, data sekolah, data kesehatan lingkungan. Data
khusus berupa status kesehatan, kejadian luar biasa, cakupan program pelayanan
kesehatan, hasil survey (Menkes,2004).
Analisis situasi akan menghasilkan rumusan masalah dan berbagai faktor yang
berkaitan dengan masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas serta

12
potensi sumber daya Puskesmas yang dapat digunakan untuk melakukan intervensi.
Langkah ini dilakukan dengan mengumpulkan dan menganalisis data atau fakta yang
berkaitan dengan masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas (Menkes,
2004).
3. Tahap Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan
Penyusunan rencana usulan kegiatan puskesmas harus memperhatikan berbagai
kebijakan yang berlaku baik secara global, nasional maupun daerah sesuai dengan hasil
kajian data dan informasi yang tersedia di puskesmas.Rencana usulan kegiatan juga
harus dilengkapi dengan usulan pembiayaan untuk kebutuhan rutin, sarana dan
prasarana serta operasional puskesmas.Rencana usulan kegiatan (RUK) yang disusun
merupakan RUK tahun mendatang (H+1). Penyusunan RUK disusun pada bulan januari
tahun berjalan dan diharapkan proses penyusunan RUK telah selesai dilaksanakan pada
akhir bulan januari tahun berjalan (H). Penyusunan usulan kegiatan terdiri dari dua
langkah yaitu analisis masalah dan penyusunan rencana kegiatan. Penyusunan RUK
dilaksanakan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut (Menkes, 2004):
a. Menyusun RUK bertujuaan untuk mempertahankan kegiatan yang sudah dicapai
pada periode sebelumnya dan memperbaiki program yang masih bermasalah.
b. Menyusuk rencana kegiatan baru yang disesuaikan dengan kondisi kesehatan
diwilayah tersebut dan kemampuan puskesmas.

4. Tahap Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)

Tahap penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan baik untuk upaya kesehatan


wajib, upaya kesehatan pengembangan, upaya kesehatan penunjang maupun upaya
kesehatan inovasi dilaksanakan secara bersama, terpadu dan terintegrasi. Langkah-
langkah penyusunan RPK adalah (Menkes,2004):

a. Mempelajari alokasi kegiatan dan biaya yang sudah disetujui.

b. Membandingkan alokasi kegiatan yang telah disetujui dengan Rencana Usulan


Kegiatan (RUK) yang diusulkan dan situasi pada saat penyusunan RPK.

c. Menyusun rancangan awal rincian dan volume kegiatan yang akan dilaksanakan
serta sumber daya pendukung mneurut bulan dan alokasi pelaksanaan.

13
d. Mengadakan lokakarya mini tahunan untuk membahsa kesepakatan RPK

e. Membuat RPK yang telah disusun dalam bentuk matriks.

E. Penggerakan Dan Pelaksanaan (P2)

Sesuai dengan yang tersebut dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) 2004 bahwa
puskesmas merupakan unit pelaksana pelayanan kesehatan tingkat pertama.Puskesmas
mempunyai kewenangan untuk melakukan pengelolaan program kegiatannya, untuk itu
perlu didukung kemampuan manejeman yang baik.Manejemen puskesmas merupakan suatu
rangkaian kegiatan yang bekerja secara sinergik yang meliputi perencanaan, penggerakan
pelaksanaan serta pengendalian, pengawasan dan penilaian.Penerapan manejemen
penggerakaan pelaksanaan dalam bentuk forum pertemuan yang dikenal dengan Lokakarya
Mini (Menkes, 2004).

Lokakarya Mini Puskesmas merupakan suatu pertemuan antar petugas Puskesmas dan
petugas Puskesmas dengan sektor terkait (lintas sektoral) untuk meningkatkan kerjasama
tim, memantau cakupan pelayanan Puskesmas serta membina peran serta masyarakat secara
terpadu agar dapat meningkatkan fungsi Puskesmas. Adapun tujuan dilaksanakannya
lokakarya mini adalah (Hatmoko, 2008):

1. Tujuan umum

Terselenggaranya lokakarya bulanan intern puskesmas dalam rangka pemantauan hasil


kerja petugas puskesmas dengancara membandingkan rencana kerja bulan lalu dari
setiap petugas dengan hasil kegiatannya dan membandingkan cakupan kegiatan dari
daerah binaan dengan targentnya serta tersusunnya rencana kerja bulan berikutnya
(Hatmoko, 2008).

2. Tujuan khusus

a. Diketahuinya hasil kegiatan puskesmas bulan lalu

b. Disampaikannya hasil rapat dari kabupaten/kota, kecamatan dan berbagai kebijakan


serta program

c. Diketahuinya hambatan/masalah dalam pelaksanaan kegiatan bulan lalu

d. Ditemukannya cara pemecahan masalah

14
e. Disusunnya rencana kerja bulan baru.

Loka Karya mini bulanan puskesmas diselenggarakan dalam dua tahap yaitu (Menkes,
2004):

1. Loka Karya Mini bulanan yang pertama

Lokakarya mini bulanan yang pertama merupakan lokakarya penggalangan tim


diselenggarakan dalam rangka pengorganisasian untuk dapat terlaksananya rencana
kegiatan puskesmas (RPK). Pelaksanaan lokakarya mini bulanan yang pertama adalah
sebagai berikut:

a. Masukan

1) Penggalangan tim dalam bentuk dinamika kelompok tentang peran, tanggung


jawab staf dan kewenangan puskesmas

2) Informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru berkaitan dengan


puskesmas

3) Informasi tentang tata cara penyusunan kegiatan (Plan of Action = POA)


puskesmas

b. Proses

1) Inventarisasi kegiatan puskesmas termasuk kegiatan lapangan/daerah binaan

2) Analisis beban kerja tiap petugas

3) Pembinaan tugas baru termasuk pembagian tanggung jawab daerah binaan

4) Penyusunan POA puskesmas tahunan berdasarkan RPK

c. Keluaran

1) Rencana kegiatan (POA) puskesmas tahunan

2) Kesepakatan bersama untuk pelaksanaan kegiatan sesuai dengan POA

3) Matriks pembagian tugas dan daerah binaan

2. Loka Karya Mini bulanan rutin

15
Loka karya mini bulanan puskesmas ini diselenggarakan sebagai tindak lanjut dari
loka karya mini bulanan yang pertama. Loka karya mini bulanan rutin ini dilaksanakan
untuk memantau pelaksanaan POA puskesmas yang dilakukan setiap bulan secara
teratur. Pelaksanaan lokakarya mini bulanan rutin puskesmas adalah sebagai berikut
(Menkes, 2004):

a. Masukan

1) Laporan kegiatan bulan lalu

2) Informasi tentang hasil rapat di kabupaten/kota

3) Informasi tentang hasil rapat di kecamatan

4) Informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru

b. Proses

1) Analisis hambatan dan masalah antara lain dengan menggunakan PWS

2) Analisis sebab masalah, khusus untuk mutu dikaitkan dengan kepatuhan


terhadap standar pelayanan

3) Merumuskan alternative pemecahan masalah

c. Keluaran

1) Kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan

2) Rencana kerja bulanan yang baru

Lokakarya mini triwulan lintas sector. Adapun tujuan dilaksanakannya loka karya mini
triwulan lintas sektor adalah (Hatmoko, 2008)

1. Tujuan umum

Terselenggaranya loka karya triwulan lintas sektoral dalam rangka mengkaji hasil
kegiatan kerjasama lintas sektoral dan tersusunnya rencana kerja triwulan berikutnya.

2. Tujuan khusus

a. Dibahas dan dipecahkan secara bersama lintas sektoral masalah dan hambatan yang
dihadapi

16
b. Dirumuskannya mekanisme/rencana kerja lintas sektoral yang baru

Loka karya mini tribulanan lintas sector dilaksanakan dalam dua tahap yaitu:

1. Loka karya mini triwulan yang pertama

Loka karya mini triwulan yang pertama merupakan lokakarya penggalangan tim
diselenggarakan dalam rangka pengorganisasian. Pengorganisasian dilaksanakan
sebagai penentu penanggung jawab dan pelaksanan setiap kegiatan untuk satuan
wilayah kerja. Pelaksanaan loka karya mini triwulan adalah sebagai berikut:

a. Masukan

1) Penggalangan tim yang dilakukan melalui dinamika kelompok

2) Informasi tentang program lintas sector

3) Informasi tentang program kesehatan

4) Informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru

b. Proses

1) Inventarisasi peran bantu masing-masing sector

2) Analisis masalah peran bantu dari masing-masing sector

3) Pembagian peran dan tigas masing-masing sector

c. Keluaran

1) Kesepakatan tertulis lintas sector terkait dalam mendukung program kesehatan

2) Rencana kegiata masing-masing sector

2. Loka Karya mini triwulan rutin

Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari lokakarya penggalangan kerjasama lintas
sektoral yang telah dilakukan dan selanjutnya dilakukan setiap triwulan secara tetap.
Penyelenggaraan dilakukan oleh camat dibantu sector terkait dikecamatan. Loka karya
triwulan lintas sektor dilaksanakan sebagai berikut:

a. Masukan

1) Laporan kegiatan pelaksanaan program kesehatan dan dukungan sector terkait

17
2) Inventarisasi masalah/hambatan dari masing-masing sector dalam pelaksanaan
program kesehatan

3) Pemberian iformasi baru

b. Proses

1) Analisis hambatan dan masalah pelaksanaan program kesehatan

2) Analisis hambatan dan masalah dukungan dari masing-masing sector

3) Merumuskan cara penyelesaian masalah

4) Menyusun rencana kerja dan menyepakati kegiatan untuk tribulan baru

c. Keluaran

1) Rencana kerja triwulan yang baru

2) Kesepakatan bersama

F. Pengawasan, Pengendalian Dan Penilaian (P3)

Penilaian kinerja puskesmas adalah suatu upaya untuk melakukan penilaian hasil kerja /
prestasi puskesmas. Adapun aspek penilaian meliputi pencapaian cakupan dan manajemen
kegiatan termasuk mutu pelayanan puskesmas atas perhitungan seluruh puskesmas. Ruang
lingkup penilaian kinerja puskesmas meliputi penilaian penvapaian hasil pelaksanaan
kesehatan, manajemen puskesmas, dan mutu pelayanan. Secara garis besar lingkup penilaian
kinerja puskesmas tersebut berdasarkan upaya-upaya puskesmas dalam menyelenggarakan
(Menkes, 2004):

1. Pelayanan kesehatan yang meliputi:

a. Upaya kesehatan wajib sesuai dengan kebijakan nasional dimana penetapan jenis
pelayanannya disusun oleh dinas kesehatan kabupaten / kota

b. Upaya kesehatan pengembangan antara lain penambahan upaya kesehatan atau


penerapan pendekatan baru upaya kesehatan dalam pelaksanaan pengembangan
program kesehatan yang dilaksanakan dipuskesmas.

2. Pelaksanaan manajemen puskesmas dalam menyelenggarakan kegiatan, meliputi:

18
a. Proses penyusunan perencanaan, pelaksanaan lokakarya mini dan pelaksanaan
penilaian kinerja

b. Manajemen sumber daya termasuk manajemen alat, obat, keuangan

3. Mutu pelayanan puskesmas, meliputi:

a. Penilaian input pelayanan berdasarkan standar yang ditetapkan

b. Penilaian proses pelayanan dengan menilai tingkat kepauhan terhadap standar


pelayanan yang telah ditetapkan

c. Penilaian out-put pelayanan berdasarkan upaya kesehatan yang diselenggarakan.


Dimana masing-masing program mempunyai indicator tersendiri

d. Penilaian out-come pelayanan

Pelaksanaan penilaian kinerja puskesmas dimulai sejak awal tahun anggaran pada saat
penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan puskesmas.Penilaian kinerja puskesmas meliputi
puskesmas dan jaringannya yaitu puskesmas, pustu, bidan desa serta berbagai UKBM dan
upaya pemberdayaan masyarakat lainnya. Adapun pelaksanaan penilain kinerja puskesmas
adalah sebagai berikut (Menkes, 2004):

1. Penetapan target puskesmas

Target puskesmas yaitu tolak ukur dalam bentuk angka nominal atau persentase
yangakan dicapai pada akhir tahun. Penetapan besar target bersifat spesifik dan berlaku
untuk puskesmas yang bersangkutan berdasarkan pembahasan bersama antara dinas
kesehatan kabupaten/kota dengan puskesmas pada saat penyusunan rencana kegiatan
puskesmas. Penetapan target puskesmas dengan mempertimbangkan:

a. Besarnya masalah yang dihadapi oleh masing-masing puskesmas

b. Besarnya masalah yang dihadapi kabupaten/kota

c. Keberhasilan tahun lalu dalam menghadapi masalah

d. Kendala-kendala maupun masalah dalam penanganannya

e. Ketersediaan sumber daya

f. Lingkungan baik fisik maupun non fisik

19
g. Target puskesmas yang sebenarnya

2. Pengumpulan data hasil kegiatan

Yang dimaksud dengan hasil kegiatan puskesmas di sini adalah puskesmas beserta
jaringannya yaitu pustu, puskesmas keliling dan bidan desa serta pembinaan dan
pemberdayaan masyarakat. Hasil kegiatan yang diperhitungkan adalah hasil kegiatan
pada periode waktu tertentu. Penetapan periode ini ditentukan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota bersama puskesmas (Menkes, 2004).

Data untuk menghitung hasil kegiatan diperoleh dari SP2TP dan pencatatan hasil
kegiatan yang ada atau dibuat puskesmas, tidak hanya terbatas pada laporan SP2TP
yang dikirim kedinas kesehatan kabupaten/kota (Menkes, 2004).

20

Anda mungkin juga menyukai