ANALISIS SITUASI
A. Lingkungan
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping
memberikan pelayanan secara menyeluruh (Preventif, Promotif dan Kuratif) dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Dengan kata lain Puskesmas
mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam
wilayah kerjanya.
5
Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Benu-Benua pada Tahun 2015 sebanyak
25.859 jiwa yang terhimpun dalam 4.216 KK, yang tersebar di 6 kelurahan dengan jumlah
penduduk terbesar yakni 5.306 jiwa (21%) berada di Kelurahan Tipulu, dan terendah terdapat di
Kelurahan Puunggaloba yakni 3.101 Jiwa (12%).
TABEL. 1
JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN KELURAHAN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENU-BENUA TAHUN 2015
6
GAMBAR. 3
JUMLAH PENDUDUK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
BENU-BENUA TAHUN 2011-2015
Jumlah Penduduk
25859
26000
25500 25098
25000 2011
24345
24500 2012
23870
24000 23477 2013
23500 2014
23000 2015
22500
22000
2011 2012 2013 2014 2015
Dilihat dari gambar di atas pada tahun 2015 jumlah penduduk di Wilayah Kerja
Puskesmas Benu-Benua mengalami peningkatan dibanding tahun 2014.
7
1. Sarana Kesehatan
Pada bagian ini diuraikan tentang sarana kesehatan yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas
Benu-Benua di antaranya puskesmas, rumah sakit, sarana produksi dan distribusi farmasi dan
alat kesehatan, sarana Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM). Uraian sarana
Kesehatan tersebut disajikan dalam tabel berikut :
TABEL. 2
JENIS SARANA KESEHATAN PUSKESMAS BENU-BENUA
TAHUN 2015
NO JENIS SARANA KESEHATAN JUMLAH
1. Sarana Kesehatan Pemerintah Puskesmas Induk 1
2. Rumah sakit swasta 1
3. Distrbusi Farmasi dan alkes (apotek) 1
4. Sarana kesehatan bersumber daya masyarakat
- Posyandu 18
- SD dengan dokter kecil 14
- Pos UKK 1
- Dokter Praktek Swasta 19
- Posyandu Lansia 6
- Puskel 2
- PAUD 8
- Rumah Pemulihan GIZI 1
- Rumah Siaga 1
- Posbindu 6
Sumber SP2TP Puskesmas tahun 2015
8
2. Tenaga Kesehatan
Jumlah jenis tenaga kesehatan dan tupoksi masing-masing tenaga kesehatan
Puskesmas Benu-Benua pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
TABEL. 3
JUMLAH JENIS TENAGA KESEHATAN PUSKESMAS BENU-BENUA
TAHUN 2015
No. Jenis Tenaga Jumlah
1. Dokter Umum 2 Orang
2. Dokter Gigi 1 Orang
3. S 1 Kesehatan Masyarakat 5 Orang
4. S 1 Keperawatan 3 Orang
5. S1 Keperawatan + Ners 1 Orang
6. S 1 Non Kesehatan 2 Orang
7. Apoteker / S 1 Farmasi 6 Orang
8. D 3 Keperawatan 3 Orang
9. D 3 Kebidanan 1 Orang
10. D 4 Kebidanan/S1 4 Orang
11. D 3 Gizi 1 Orang
12. D 3 Kesling 2 Orang
13. D 3 Farmasi 1 Orang
14. D3 Perawat Gigi 1 Orang
15. SPK 1 Orang
16. D3 Analis kesehatan 3 Orang
17. D1 Kebidanan 0 Orang
18. DI Pembantu Perawat Orang
19. Tenaga Kontrak 2 Orang
20. Tenaga Sukarela 23 Orang
Jumlah 63 Orang
9
Sumber: data Kepegawaian Puskesmas Benu-Benua 2015
C. Pembiayaan Kesehatan
Dengan perubahan Visi, Misi dan Strategi Pembangunan Kesehatan, maka beban kerja
Dinas Kesehatan cukup berat, luas dan kompleks. Selain itu, kita juga diperhadapkan dengan
permasalahan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan gizi masyarakat, meningkatkan
kelembagaan serta meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, pembiayaan
pembangunan kesehatan diarahkan agar dapat mendukung berbagai program antara lain
penerapan paradigma sehat, pelaksanaan desentralisasi, mengatasi berbagai kedaruratan,
peningkatan profesionalisme tenaga kesehatan.
Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut, pemerintah telah melakukan
berbagai upaya melalui upaya pelayanan kesehatan dasar yang menitikberatkan pada upaya
pencegahan dan penyuluhan kesehatan. Dalam melaksanakan upaya pelayanan kesehatan
tersebut diperlukan pembiayaan, baik yang bersumber dari pemerintah maupun masyarakat,
termasuk swasta. Sejak dilaksanakannya kebijakan desentralisasi pada tahun 2001, biaya untuk
pelaksanaan upaya kesehatan dari pemerintah diharapkan sebagian besar berasal dari Pemerintah
Daerah.
10
Dengan diberlakukannya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) pada bulan Januari
2014. Diharapkan akan terjadi perubahan pada sistem pembiayaan Puskesmas. Melalui SJSN
pemerintah hanya akan bertanggung jawab untuk pemenuhan pembiayaan upaya kesehatan
masyarakat (UKM) sementara upaya kesehatan perorangan (UKP) di biayai oleh SJSN sebagai
trust fund. Dalam konteks tersebut maka pembiayaan Puskesmas untuk UKP akan didukung oleh
dana kapitasi dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan). Artinya,
Puskesmas harus siap dan mampu mengelola dana tersebut demi pemenuhan SJSN sekaligus
sebagai masukan manfaat bagi Puskesmas.
Dana kapitasi adalah besaran pembayaran per bulan yang dibayarkan dimuka kepada
FKTP oleh BPJS berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar tanpa memperhitungkan jenis dan
jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan. Tahun 2015 jumlah dana kapitasi JKN sebesar Rp.
900.165.150,- yang diperuntukkan 60% jasa tenaga kesehatan dan 40% operasional kesehatan
berupa :
1. Dana untuk kegiatan upaya kesehatan perorangan berupa kegiatan promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitasi lainnya (kegiatan puskel).
2. Dana kunjungan rumah dalam rangka upaya kesehatan perorangan.
3. Dana operasional untuk mobil puskesmas keliling.
4. Dana untuk bahan cetak dapat dibelanjakan pengadaan bahan cetak.
5. Dana untuk alat tulis kantor.
6. Dana administrasi keuangan dan sistem informasi.
11
terselenggara secara optimal, maka puskesmas harus melaksanakan manejemen dengan
baik.Menajemen puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara sistematik
untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien.Manajemen puskesmas
tersebut terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian serta pengawasan dan
pertanggung jawaban. Seluruh kegiatan diatas merupakan suatu kesatuan yang saling terkait
dan berkesinambungan (Hatmiko, 2008).
Perencanaan puskesmas ini disusun untuk kebutuhan satu tahun agar puskesmas mampu
melaksanakannya secara efektif, efisien dan dapat dipertanggung jawabkan. Perencanaan
tingkat puskesmas disusun melalui 4 tahap yaitu:
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini mempersiapkan staf puskesmas yang terlibat dalam proses penyusunan
perencanaan tingkat puskesmas agar memperoleh kesamaan pandangan dan
pengetahuan untuk melaksanakan tahap-tahap perencanaan (Menkes,2004).
2. Tahap Analisa Situasi
Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan dan
permasalahan yang dihadapi puskesmas elalui proses analisis terhadap data yang
dikumpulkan. Tim yang telah disusun melakukan pengumpulan data.Terdapat dua data
yang perlu dikumpulkan yaitu data umum dan data khusus.Data umum berupa peta
wilayah kerja serta fasilitas pelayanan, data sumberdaya, data peran serta masyarakat,
data penduduk dan sasaran program, data sekolah, data kesehatan lingkungan. Data
khusus berupa status kesehatan, kejadian luar biasa, cakupan program pelayanan
kesehatan, hasil survey (Menkes,2004).
Analisis situasi akan menghasilkan rumusan masalah dan berbagai faktor yang
berkaitan dengan masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas serta
12
potensi sumber daya Puskesmas yang dapat digunakan untuk melakukan intervensi.
Langkah ini dilakukan dengan mengumpulkan dan menganalisis data atau fakta yang
berkaitan dengan masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas (Menkes,
2004).
3. Tahap Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan
Penyusunan rencana usulan kegiatan puskesmas harus memperhatikan berbagai
kebijakan yang berlaku baik secara global, nasional maupun daerah sesuai dengan hasil
kajian data dan informasi yang tersedia di puskesmas.Rencana usulan kegiatan juga
harus dilengkapi dengan usulan pembiayaan untuk kebutuhan rutin, sarana dan
prasarana serta operasional puskesmas.Rencana usulan kegiatan (RUK) yang disusun
merupakan RUK tahun mendatang (H+1). Penyusunan RUK disusun pada bulan januari
tahun berjalan dan diharapkan proses penyusunan RUK telah selesai dilaksanakan pada
akhir bulan januari tahun berjalan (H). Penyusunan usulan kegiatan terdiri dari dua
langkah yaitu analisis masalah dan penyusunan rencana kegiatan. Penyusunan RUK
dilaksanakan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut (Menkes, 2004):
a. Menyusun RUK bertujuaan untuk mempertahankan kegiatan yang sudah dicapai
pada periode sebelumnya dan memperbaiki program yang masih bermasalah.
b. Menyusuk rencana kegiatan baru yang disesuaikan dengan kondisi kesehatan
diwilayah tersebut dan kemampuan puskesmas.
c. Menyusun rancangan awal rincian dan volume kegiatan yang akan dilaksanakan
serta sumber daya pendukung mneurut bulan dan alokasi pelaksanaan.
13
d. Mengadakan lokakarya mini tahunan untuk membahsa kesepakatan RPK
Sesuai dengan yang tersebut dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) 2004 bahwa
puskesmas merupakan unit pelaksana pelayanan kesehatan tingkat pertama.Puskesmas
mempunyai kewenangan untuk melakukan pengelolaan program kegiatannya, untuk itu
perlu didukung kemampuan manejeman yang baik.Manejemen puskesmas merupakan suatu
rangkaian kegiatan yang bekerja secara sinergik yang meliputi perencanaan, penggerakan
pelaksanaan serta pengendalian, pengawasan dan penilaian.Penerapan manejemen
penggerakaan pelaksanaan dalam bentuk forum pertemuan yang dikenal dengan Lokakarya
Mini (Menkes, 2004).
Lokakarya Mini Puskesmas merupakan suatu pertemuan antar petugas Puskesmas dan
petugas Puskesmas dengan sektor terkait (lintas sektoral) untuk meningkatkan kerjasama
tim, memantau cakupan pelayanan Puskesmas serta membina peran serta masyarakat secara
terpadu agar dapat meningkatkan fungsi Puskesmas. Adapun tujuan dilaksanakannya
lokakarya mini adalah (Hatmoko, 2008):
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
14
e. Disusunnya rencana kerja bulan baru.
Loka Karya mini bulanan puskesmas diselenggarakan dalam dua tahap yaitu (Menkes,
2004):
a. Masukan
b. Proses
c. Keluaran
15
Loka karya mini bulanan puskesmas ini diselenggarakan sebagai tindak lanjut dari
loka karya mini bulanan yang pertama. Loka karya mini bulanan rutin ini dilaksanakan
untuk memantau pelaksanaan POA puskesmas yang dilakukan setiap bulan secara
teratur. Pelaksanaan lokakarya mini bulanan rutin puskesmas adalah sebagai berikut
(Menkes, 2004):
a. Masukan
b. Proses
c. Keluaran
Lokakarya mini triwulan lintas sector. Adapun tujuan dilaksanakannya loka karya mini
triwulan lintas sektor adalah (Hatmoko, 2008)
1. Tujuan umum
Terselenggaranya loka karya triwulan lintas sektoral dalam rangka mengkaji hasil
kegiatan kerjasama lintas sektoral dan tersusunnya rencana kerja triwulan berikutnya.
2. Tujuan khusus
a. Dibahas dan dipecahkan secara bersama lintas sektoral masalah dan hambatan yang
dihadapi
16
b. Dirumuskannya mekanisme/rencana kerja lintas sektoral yang baru
Loka karya mini tribulanan lintas sector dilaksanakan dalam dua tahap yaitu:
Loka karya mini triwulan yang pertama merupakan lokakarya penggalangan tim
diselenggarakan dalam rangka pengorganisasian. Pengorganisasian dilaksanakan
sebagai penentu penanggung jawab dan pelaksanan setiap kegiatan untuk satuan
wilayah kerja. Pelaksanaan loka karya mini triwulan adalah sebagai berikut:
a. Masukan
b. Proses
c. Keluaran
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari lokakarya penggalangan kerjasama lintas
sektoral yang telah dilakukan dan selanjutnya dilakukan setiap triwulan secara tetap.
Penyelenggaraan dilakukan oleh camat dibantu sector terkait dikecamatan. Loka karya
triwulan lintas sektor dilaksanakan sebagai berikut:
a. Masukan
17
2) Inventarisasi masalah/hambatan dari masing-masing sector dalam pelaksanaan
program kesehatan
b. Proses
c. Keluaran
2) Kesepakatan bersama
Penilaian kinerja puskesmas adalah suatu upaya untuk melakukan penilaian hasil kerja /
prestasi puskesmas. Adapun aspek penilaian meliputi pencapaian cakupan dan manajemen
kegiatan termasuk mutu pelayanan puskesmas atas perhitungan seluruh puskesmas. Ruang
lingkup penilaian kinerja puskesmas meliputi penilaian penvapaian hasil pelaksanaan
kesehatan, manajemen puskesmas, dan mutu pelayanan. Secara garis besar lingkup penilaian
kinerja puskesmas tersebut berdasarkan upaya-upaya puskesmas dalam menyelenggarakan
(Menkes, 2004):
a. Upaya kesehatan wajib sesuai dengan kebijakan nasional dimana penetapan jenis
pelayanannya disusun oleh dinas kesehatan kabupaten / kota
18
a. Proses penyusunan perencanaan, pelaksanaan lokakarya mini dan pelaksanaan
penilaian kinerja
Pelaksanaan penilaian kinerja puskesmas dimulai sejak awal tahun anggaran pada saat
penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan puskesmas.Penilaian kinerja puskesmas meliputi
puskesmas dan jaringannya yaitu puskesmas, pustu, bidan desa serta berbagai UKBM dan
upaya pemberdayaan masyarakat lainnya. Adapun pelaksanaan penilain kinerja puskesmas
adalah sebagai berikut (Menkes, 2004):
Target puskesmas yaitu tolak ukur dalam bentuk angka nominal atau persentase
yangakan dicapai pada akhir tahun. Penetapan besar target bersifat spesifik dan berlaku
untuk puskesmas yang bersangkutan berdasarkan pembahasan bersama antara dinas
kesehatan kabupaten/kota dengan puskesmas pada saat penyusunan rencana kegiatan
puskesmas. Penetapan target puskesmas dengan mempertimbangkan:
19
g. Target puskesmas yang sebenarnya
Yang dimaksud dengan hasil kegiatan puskesmas di sini adalah puskesmas beserta
jaringannya yaitu pustu, puskesmas keliling dan bidan desa serta pembinaan dan
pemberdayaan masyarakat. Hasil kegiatan yang diperhitungkan adalah hasil kegiatan
pada periode waktu tertentu. Penetapan periode ini ditentukan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota bersama puskesmas (Menkes, 2004).
Data untuk menghitung hasil kegiatan diperoleh dari SP2TP dan pencatatan hasil
kegiatan yang ada atau dibuat puskesmas, tidak hanya terbatas pada laporan SP2TP
yang dikirim kedinas kesehatan kabupaten/kota (Menkes, 2004).
20