“GIZI ANAK”
Oleh :
2018
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa atas kuasa sehingga penyusunan makalah ini dapat berjalan dengan baik
dan lancar. Saya juga berterimakasih kepada setiap pihak yang telah terlibat dan
membantu saya dalam penyusunan makalah ini.
Makalah untuk Mata Kuliah Gizi Daur Hidup kali ini mengangkat topik
mengenai Gizi Anak. Makalah ini saya susun sedemikian rupa dengan mencari
dan menggabungkan sejumlah informasi yang saya dapatkan baik melalaui buku,
media cetak, elektronik maupun media lainnya. Saya berharap dengan
informasi yang saya dapat dan kemudian saya sajikan ini dapat memberikan
penjelasan yang cukup tentang Gizi Anak.
Demikian satu dua kata yang bisa saya sampaikan kepada seluruh
pembaca makalah ini. Jika ada kesalahan baik dalam penulisan maupun kutipan,
saya terlebih dahulu memohon maaf dan saya juga berharap semua pihak dapat
memakluminya. Semoga semua pihak dapat menikmati dan mengambil esensi
dari makalah ini. Terimakasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengoptimalan daya pikir dan otak anak tak lepas dari gizi yang diperoleh
anak sejak dini Perkembangan anak pada hakekatnya telah dimulai sejak anak
dilahirkan kedunia, bahkan sebagian besar pakar pendidikan meyakini bahwa
perkembangan seorang anak dimulai sejak terjadinya konsepsi yang merupakan
pertemuan antara sel telur dengan sel sperma dari kedua orang tua Karena itu
perlunya memperhatikan gizi anak dari ibu yang sedang hamil sampai anak lahir
hingga dewasa. Anak-anak yang kurang mendapatkan pemenuhan gizi yang
baik tentunya akan mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan dan
perkembangan. Anak-anak dengan gizi yang buruk akan berdampak bagi
pertumbuhan fisik maupun bagi pertumbuhan mentalnya.
Gizi buruk adalah bentuk terparah (akut), merupakan keadaan kurang gizi
tingkat berat yang disebabkan oleh rendahnya tingkat konsumsi energi, protein
serta makanan sehari-hari dan terjadi dalam waktu yang cukup lama. Itu ditandai
dengan status gizi sangat kurus (menurut berat badan terhadap tinggi badan)
dan hasil pemeriksaan klinis menunjukkan gejala marasmus, kwashiorkor atau
marasmik-kwashiorkor. Bila jumlah asupan zat gizinya sesuai dengan kebutuhan
yang dibutuhkan oleh tubuh disebut seimbang (gizi baik), tetapi bila asupan zat
gizi yang dibutuhkan oleh tubuh rebih rendah maka disebut gizi kurang,
sedangkan bila asupan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sangat kurang
disebut gizi buruk.Keadaan kurang zat gizi tingkat berat yang disebabkan
rendahnya rendahnya konsumsi energi dan protein dalam waktu cukup lama
yang ditandai dengan berat badan menurut umur yang berbeda. Fakta yang ada
bahwa status gizi anak-anak Indonesia sangat memprihatinkan masih banyak
anak yang kurang gizi, mengalami efisiensi vitamin D bertubuh pendek dan
kurus, serta menderita anemia. Kurang energi dan Protein (KEP) pada anak
masih menjadi masalah gizi dan kesehatan masyarakat di Indonesia. Keadaan
ini berpengaruh kepada masih tingginya angka kematian bayi. Menurut WHO
lebih dari 50% kematian bayi dan anak terkait dengan gizi kurang dan gizi buruk,
oleh karena itu masalah gizi perlu ditangani secara cepat dan tepat.
Gizi berhubungan dengan makanan, makanan sehari-hari yang dipilih
dengan baik akan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi
normal tubuh. Sebaliknya apabila makanan tidak dipilih dengan baik tubuh akan
mengalami kekurangan zat gizi esensial tertentu. Zat gizi esensial adalah zat gizi
yang harus didatangkan dari makanan. Jajanan yang dikonsumsi oleh anak
sehari-hari akan berdampak dalam pertumbuhan dan perkembangan pada fase
kehidupan anak selanjutnya dan berdampak pada gizi anak.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian gizi anak ?
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi gizi pada anak?
3. Bagaimana permasalahan gizi pada anak usia sekolah?
4. Bagaimana kebutuhan gizi pada anak sekolah?
5. Bagaimana upaya peningkatan gizi anak usia sekolah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui gizi usia anak sekolah
2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi gizi anak usia sekolah.
3. Untuk mengetahui permasalahan gizi pada anak usia sekolah.
4. Untuk mengetahui kebutuhan gizi pada anak sekolah
5. Untuk mengetahui upaya peningkatan gizi anak usia sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Gizi anak
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan
untuk mempertahankan kehidupan ,pertumbuhan dan fungsi normal dari
organ-organ, serta menghasilkan energy. Pengertian Gizi dan Zat Gizi, Kata
gizi adalah berasal dari dialek bahasa Mesir yang berarti
"makanan". Gizi merupakan terjemahan dari kata "nutrition" yang dapat
diterjemahkan menjadi "nutrisi". Gizi dapat diartikan sebagai sesuatu yang
mempengaruhi proses perubahan semua jenis makanan yang masuk ke
dalam tubuh, yang dapat mempertahankan kehidupan. Namun, sebenarnya
gizi meliputi pengertian yang luas, tak hanya mengenai jenis-jenis pangan
dan gunanya bagi badan melainkan juga mengenai cara-cara memperoleh
serta mengolah dan mempertimbakan agar tubuh tetap sehat. Disiplin ilmu
yang khusus mempelajari tentang gizi disebut Ilmu Gizi. Ilmu gizi adalah ilmu
yang mempelajari zat gizi dalam makanan dan penggunaanya dalam tubuh,
meliputi pemasukan, pencernaan, penyerapan, pengangkutan (transpor),
metabolisme, interaksi, penyimpanan, dan pengeluaran, semuanya termasuk
proses zat gizi dalam tubuh.
Zat gizi atau nutrient adalah elemen yang ada dalam makanan yang
dapat dimanfaatkan secara langsung dalam tubuh seperti
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Zat gizi merupakan
substansi yang diperoleh dari makanan dan digunakan untuk pertumbuhan,
pemeliharaan, dan perbaikan jaringan tubuh. Zat gizi dapat dibagi menjadi
zat gizi organik dan zat gizi anorganik. Zat gizi organik terdiri dari karbohidrat,
lemak, protein, dan vitamin. Sedangkan zat gizi anorganik terdiri dari mineral
dan air. Selain itu, zat gizi dapat dikelompokkan berdasarkan sumbernya,
berdasarkan fungsinya, dan berdasarkan jumlahnya.
Gizi Anak Usia Sekolah
Pada usia sekolah ini, anak banyak mengikuti aktivitas, fisik maupun
mental, seperti bermain, belajar, berolah raga. Zat gizi akan membantu
meningkatkan kesehatan tubuh anak, sehingga sistem pertahanan tubuhnya
pun baik dan tidak mudah terserang penyakit. Umumnya orangtua kurang
memperhatikan kegiatan makan anaknya lagi. Mereka beranggapan bahwa
anak seusia ini sudah tahu kapan ia harus makan. Perkembangan mental
anak dapat dilihat dari kemampuannya mengatakan tidak pada makanan
yang ditawarkan. Penolakan itu tentu saja tidak boleh dijadikan alasan oleh
orang tua untuk memulai “perang di meja makan” karena ketegangan justru
akan memicu dan memacu sikap yang lebih defensif. Ada baiknya diadakan
kompromi, anak diberi pilihan satu atau dua macam pilihan. Pada banyak
penelitian dilaporkan bahwa pada usia ini kebanyakan anak hanya mau
makan satu jenis makanan selama berminggu-minggu. Orang tua tidak perlu
gusar, asal makanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan gizi anak.
Sementara itu, orang tua atau pengasuh anak tidak boleh jera menawarkan
kembali jenis makanan lain setiap kali makan.
Ayubi, Dian. 2007. Bahan Kuliah Dasar PKIP. Depok : Fakultas Kesehatan Masyarakat
UI
Damayanti, Diana. 2005. Makanan Anak Usia Sekolah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Earlich. 2011. Gizi anak sekolah. Diakses http://earlichinblogs.blogspot.com/2011/10/gizi-
anak-sekolah.html pada tanggal 6 Oktober 2018.
Novita.2017. Panduan Memenuhi Kebutuhan Gizi Harian untuk Anak Usia sekolah.
Diakses di https://hellosehat.com/parenting/nutrisi-anak/makanan-untuk-anak-
sekolah/ pada tanggal 6 Oktober 2018.
Seprianty, Vita. dkk. Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 2, No. 1, Januari 2015:
129-134
Wawa. 2011. 6 Kebiasaan Anak agar Mau Makan Sehat. http://kompas.com. Diakses 6
Oktober 2018.