Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH GIZI DAUR HIDUP

“GIZI ANAK”

Oleh :

1. Abdul Khohar (020116A001)


2. Alman Putra (020116A003)
3. Fatma Hidayah (020116A014)
4. Lulu Luthfiya (020116A017)
5. Nur Fitriani (020116A022)
6. Wahyu Mulyaningsih (020117A033)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2018
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa atas kuasa sehingga penyusunan makalah ini dapat berjalan dengan baik
dan lancar. Saya juga berterimakasih kepada setiap pihak yang telah terlibat dan
membantu saya dalam penyusunan makalah ini.

Makalah untuk Mata Kuliah Gizi Daur Hidup kali ini mengangkat topik
mengenai Gizi Anak. Makalah ini saya susun sedemikian rupa dengan mencari
dan menggabungkan sejumlah informasi yang saya dapatkan baik melalaui buku,
media cetak, elektronik maupun media lainnya. Saya berharap dengan
informasi yang saya dapat dan kemudian saya sajikan ini dapat memberikan
penjelasan yang cukup tentang Gizi Anak.

Demikian satu dua kata yang bisa saya sampaikan kepada seluruh
pembaca makalah ini. Jika ada kesalahan baik dalam penulisan maupun kutipan,
saya terlebih dahulu memohon maaf dan saya juga berharap semua pihak dapat
memakluminya. Semoga semua pihak dapat menikmati dan mengambil esensi
dari makalah ini. Terimakasih.

Ungaran, 06 Oktober 2018

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengoptimalan daya pikir dan otak anak tak lepas dari gizi yang diperoleh
anak sejak dini Perkembangan anak pada hakekatnya telah dimulai sejak anak
dilahirkan kedunia, bahkan sebagian besar pakar pendidikan meyakini bahwa
perkembangan seorang anak dimulai sejak terjadinya konsepsi yang merupakan
pertemuan antara sel telur dengan sel sperma dari kedua orang tua Karena itu
perlunya memperhatikan gizi anak dari ibu yang sedang hamil sampai anak lahir
hingga dewasa. Anak-anak yang kurang mendapatkan pemenuhan gizi yang
baik tentunya akan mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan dan
perkembangan. Anak-anak dengan gizi yang buruk akan berdampak bagi
pertumbuhan fisik maupun bagi pertumbuhan mentalnya.
Gizi buruk adalah bentuk terparah (akut), merupakan keadaan kurang gizi
tingkat berat yang disebabkan oleh rendahnya tingkat konsumsi energi, protein
serta makanan sehari-hari dan terjadi dalam waktu yang cukup lama. Itu ditandai
dengan status gizi sangat kurus (menurut berat badan terhadap tinggi badan)
dan hasil pemeriksaan klinis menunjukkan gejala marasmus, kwashiorkor atau
marasmik-kwashiorkor. Bila jumlah asupan zat gizinya sesuai dengan kebutuhan
yang dibutuhkan oleh tubuh disebut seimbang (gizi baik), tetapi bila asupan zat
gizi yang dibutuhkan oleh tubuh rebih rendah maka disebut gizi kurang,
sedangkan bila asupan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sangat kurang
disebut gizi buruk.Keadaan kurang zat gizi tingkat berat yang disebabkan
rendahnya rendahnya konsumsi energi dan protein dalam waktu cukup lama
yang ditandai dengan berat badan menurut umur yang berbeda. Fakta yang ada
bahwa status gizi anak-anak Indonesia sangat memprihatinkan masih banyak
anak yang kurang gizi, mengalami efisiensi vitamin D bertubuh pendek dan
kurus, serta menderita anemia. Kurang energi dan Protein (KEP) pada anak
masih menjadi masalah gizi dan kesehatan masyarakat di Indonesia. Keadaan
ini berpengaruh kepada masih tingginya angka kematian bayi. Menurut WHO
lebih dari 50% kematian bayi dan anak terkait dengan gizi kurang dan gizi buruk,
oleh karena itu masalah gizi perlu ditangani secara cepat dan tepat.
Gizi berhubungan dengan makanan, makanan sehari-hari yang dipilih
dengan baik akan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi
normal tubuh. Sebaliknya apabila makanan tidak dipilih dengan baik tubuh akan
mengalami kekurangan zat gizi esensial tertentu. Zat gizi esensial adalah zat gizi
yang harus didatangkan dari makanan. Jajanan yang dikonsumsi oleh anak
sehari-hari akan berdampak dalam pertumbuhan dan perkembangan pada fase
kehidupan anak selanjutnya dan berdampak pada gizi anak.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian gizi anak ?
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi gizi pada anak?
3. Bagaimana permasalahan gizi pada anak usia sekolah?
4. Bagaimana kebutuhan gizi pada anak sekolah?
5. Bagaimana upaya peningkatan gizi anak usia sekolah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui gizi usia anak sekolah
2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi gizi anak usia sekolah.
3. Untuk mengetahui permasalahan gizi pada anak usia sekolah.
4. Untuk mengetahui kebutuhan gizi pada anak sekolah
5. Untuk mengetahui upaya peningkatan gizi anak usia sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Gizi anak
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan
untuk mempertahankan kehidupan ,pertumbuhan dan fungsi normal dari
organ-organ, serta menghasilkan energy. Pengertian Gizi dan Zat Gizi, Kata
gizi adalah berasal dari dialek bahasa Mesir yang berarti
"makanan". Gizi merupakan terjemahan dari kata "nutrition" yang dapat
diterjemahkan menjadi "nutrisi". Gizi dapat diartikan sebagai sesuatu yang
mempengaruhi proses perubahan semua jenis makanan yang masuk ke
dalam tubuh, yang dapat mempertahankan kehidupan. Namun, sebenarnya
gizi meliputi pengertian yang luas, tak hanya mengenai jenis-jenis pangan
dan gunanya bagi badan melainkan juga mengenai cara-cara memperoleh
serta mengolah dan mempertimbakan agar tubuh tetap sehat. Disiplin ilmu
yang khusus mempelajari tentang gizi disebut Ilmu Gizi. Ilmu gizi adalah ilmu
yang mempelajari zat gizi dalam makanan dan penggunaanya dalam tubuh,
meliputi pemasukan, pencernaan, penyerapan, pengangkutan (transpor),
metabolisme, interaksi, penyimpanan, dan pengeluaran, semuanya termasuk
proses zat gizi dalam tubuh.
Zat gizi atau nutrient adalah elemen yang ada dalam makanan yang
dapat dimanfaatkan secara langsung dalam tubuh seperti
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Zat gizi merupakan
substansi yang diperoleh dari makanan dan digunakan untuk pertumbuhan,
pemeliharaan, dan perbaikan jaringan tubuh. Zat gizi dapat dibagi menjadi
zat gizi organik dan zat gizi anorganik. Zat gizi organik terdiri dari karbohidrat,
lemak, protein, dan vitamin. Sedangkan zat gizi anorganik terdiri dari mineral
dan air. Selain itu, zat gizi dapat dikelompokkan berdasarkan sumbernya,
berdasarkan fungsinya, dan berdasarkan jumlahnya.
Gizi Anak Usia Sekolah

Pada usia sekolah ini, anak banyak mengikuti aktivitas, fisik maupun
mental, seperti bermain, belajar, berolah raga. Zat gizi akan membantu
meningkatkan kesehatan tubuh anak, sehingga sistem pertahanan tubuhnya
pun baik dan tidak mudah terserang penyakit. Umumnya orangtua kurang
memperhatikan kegiatan makan anaknya lagi. Mereka beranggapan bahwa
anak seusia ini sudah tahu kapan ia harus makan. Perkembangan mental
anak dapat dilihat dari kemampuannya mengatakan tidak pada makanan
yang ditawarkan. Penolakan itu tentu saja tidak boleh dijadikan alasan oleh
orang tua untuk memulai “perang di meja makan” karena ketegangan justru
akan memicu dan memacu sikap yang lebih defensif. Ada baiknya diadakan
kompromi, anak diberi pilihan satu atau dua macam pilihan. Pada banyak
penelitian dilaporkan bahwa pada usia ini kebanyakan anak hanya mau
makan satu jenis makanan selama berminggu-minggu. Orang tua tidak perlu
gusar, asal makanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan gizi anak.
Sementara itu, orang tua atau pengasuh anak tidak boleh jera menawarkan
kembali jenis makanan lain setiap kali makan.

Di samping itu, anak mulai banyak melakukan kegiatan di luar rumah,


sehingga agak sulit mengawasi jenis makanan apa saja yang mereka makan.
Anak usia sekolah membutuhkan lebih banyak energi dan zat gizi dibanding
anak balita. Diperlukan tambahan energi, protein, kalsium, fluor, zat besi,
sebab pertumbuhan sedang pesat dan aktivitas kian bertambah.

B. Faktor Yang Mempengaruhi Gizi pada Anak Usia sekolah


Kesehatan yang paling diperhatikan oleh WHO (World Healt
Organization) adalah kesehatan ibu hamil dan anak. Untuk itu keduanya
diperhatikan detile untuk masalah asupan gizi dan konsumsi makanan
sehari-harinya. Kembali lagi ke WHO, mengapa perlunya memperhatikan
kebutuhan gizi anak usia sekolah, ada beberapa alasan mengapa kebutuhan
gizi anak sekolah sangat diperhatikan, berikut point-poinya :
a) Usia Sekolah adalah usia puncak pertumbuhan.
Anak sekolah yang berusia sekitar 7-13 tahun merupakan masa-
masa pertumbuhan paling pesat kedua setelah masa balita. Dimana
kesehatan yang optimal akan menghasilkan pertumbuhan yang optimal
pula.
Asupan gizi diperlukan untuk memenuhi keduanya yaitu : fisik dan
mental anak. Karena tentunya fisik dan mental merupakan sesuatu yang
berbeda namun saling berkaitan. makanan yang kaya akan nutrisi sangat
mempengaruhi tumbuh kembang otak dan organ-organ lain yang
dibutuhkan anak untuk mencapai hasil pendidikan yang optimal, untuk itu
keluarga adalah pihak pertama yang harus memperhatikan asupan gizi
anaknya. Pengetahuan keluarga akan gizi sangat berpengaruh disini.
b) Selalu Aktif.
Semakin tinggi tingkat aktifitas tubuh maka Nutrisi dan energi juga
akan semaki banyak diperlukan, anak usia SD atau Usia sekolah
merupakan usia yang senang bermain. Senang menghabiskan waktunya
untuk belajar mengetahui lingkungan sekitar. Untuk itu perlunya nutrisi
dan asupan energi yang banyakuntuk menunjang aktifitas fisiknya.
Sulitnya untuk mengkonsumsi makanan bergizi adalah tantangan
yang perlu dihadapi oleh orang tua. Untuk itu pengetahuan mengenai gizi
anak sangat disarankan untuk mempelajarinya.
c) Perubahan Sikap Terhadap Makanan.
Anak usia sekolah tidak dapat di tebak, apa selera makan yang saat
ini sedang ia senangi, perubahan sikap terhadap makanan dipengaruhi
oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pengaruh dari luar. Pada
masa-masa inilah perhatian ibu terhadap pengaruh pola konsumsi
makanan sepertinya harus digalakan.
d) Tidak suka makanan-makanan yang bergizi.
Anak usia sekolah sangat sulit untuk dapat mengkonsumsi makanan-
makanan yang sedang ia perlukan untuk masa pertumbuhan. Kriteria
makanan yang banyak disukai oleh anak usia ini adalah makanan yang
banyak mengandung gula dan mempunyai warna yang cerah sehingga
menarik anak untuk mengkonsumsinya.
C. Permasalahan Gizi Pada Anak Usia Sekolah
Masalah gizi pada anak umumnya merupakan dampak dari
ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran zat gizi (nutritional
imbalance) yaitu asupan yang melebihi keluaran atau sebaliknya, disamping
kesalahan dalam memilih bahan makanan untuk disantap. Dari gangguan ini
dapat menimbulkan anemia defisiensi besi, berat badan lebih, berat badan
kurang, penyakit kronis, pica, karies dentis dan alergi.
1. Anemia Defisiensi Besi
Keadaan ini terjadi pada anak dengan asupan zat gizi besi yang
sedikit atau tidak mencukupi, terutama pada anak dengan konsumsi susu
yang berlebih yang dapat menyebabkan keinginan makan menurun.
Selain itu gangguan penyerapan besi terjadi pada anak yang mempunyai
kebiasaan minum teh setelah makan, karena kandungan tanin dalam teh
mengganggu penyerapan zat besi sampai 80%. Untuk mengatasi hal ini,
selain diberikan suplementasi besi anak juga harus dibiasakan memakan
makanan yang banyak mengandung zat besi, minum teh dianjurkan
paling tidak 2 jam sesudah atau sebelum makan. Sementara, sebagai
pengganti susu bisa diberikan air putih atau air jeruk. Meski tidak
mengandung zat besi, air jeruk kaya akan vitamin C sehingga dapat
membantu proses penyerapan besi.
2. Berat Badan Berlebih (Overweight/Obesitas)
Jika tidak teratasi, anak dengan BB berlebih bahkan obesitas akan
berkelanjutan hingga remaja dan dewasa. Anak dengan BB overweight
memiliki resiko 4 kali lebih besar terkena obesitas daripada anak dengan
BB normal. Sama seperti pada umumnya, BB berlebih pada anak
disebabkan karena ketidakseimbangan energi yang masuk dan keluar,
terlalu banyak makan, sedikit olahraga, dan lainnya. Berbeda dengan
orang dewasa, kelebihan BB pada anak tidak boleh diturunkan karena
akan menyebabkan pengurangan zat gizi yang diperlukan untu
pertumbuhan. Laju pertambahan BB pada anak dapat dihentikan atau
diperlambat dengan cara mengurangi makan dan memperbanyak
olahraga.
3. Berat Badan Kurang ( Underweight )
Kekurangan BB yang terjadi pada anak yang sedang tumbuh
merupakan salah satu masalah serius. Seperti masalah BB berlebih,
langkah penanganan didasarkan pada penyebab serta pemecahan
masalah. Di Indonesia, persoalan gizi buruk menyebabkan 4 dari 100
bayi yang lahir setiap tahun tidak dapat bertahan hidup lebih dari lima
tahun yang umumnya merupakan korban dari penyakit serta kondisi yang
diperparah oleh persoalan gizi tersebut, 1 dari 3 anak balita mengalami
gangguan pertumbuhan (bayi pendek untuk rata-rata usianya/stunted)
dan hampir seperlima jumlah balita mengalami berat badan kurang, di
bawah standar rata-rata (underweight).
4. Penyakit Kronis
Penyakit yang tidak menguras cadangan energi sekalipun. Jika
berlangsung lama dapat menganggu pertumbuhan karena kehilangan
nafsu makan anak. Disamping itu ada pula jenis penyakit yang menguras
cadangan zat gizi misalnya campak yang menghabiskan cadangan
vitamin A.
5. Pica
Pica adalah gangguan di mana anak sering mengkonsumsi barang-
barang non-makanan. Contoh makanan non-makanan seperti pasir,
perca, debu, pasir, cat, pensil, tanah, es dan lainnya. Perilaku ini tidak
membahayakan hidup anak sejauh dia tidak menyantap zat toksik tetapi
dapat menyebabkan masalah pencernaan dan keterlambatan
perkembangan. Komplikasi yang sering terjadi diantaranya yaitu infeksi,
masalah pencernaan, keracunan dan malnutrisi.
Penyakit Pica tidak ada tanda maupun gejalanya. Satu-satunya cara
untuk mengetahuinya adalah dengan melakukan tes darah guna
mengetahui kandungan besi dan seng. Meskipun anak-anak memang
sering memasukkan semua benda ke dalam mulutnya, tapi orang tua
harus waspada dan curiga jika hal itu menjadi kebiasaan. Untuk
menyembuhkan penderita Pica, dibutuhkan penanganan secara
keseluruhan, meliputi pendidikan perilaku yang benar, lingkungan yang
mendukung dan pendekatan keluarga.
6. Alergi
Secara literal, alergi makanan diartikan sebagai respon tidak normal
terhadap makanan yang orang biasa dapat menoleransinya. Alergi
makanan tidak jarang terlihat pada anak (5-8%) dan dewasa (1-2%)
terutama mereka yang memiliki riwayat pada keluarganya yang penderita
alergi. Alergi ini akan terus meningkat sama seperti alergi lain seperti
asma dan atopik.
Ada 2 jenis makanan yang dikategorikan penyebab alergi :
a) Alergi sementara. Contoh makanan penyebab alergi ini yaitu susu,
kedelai, telur dan tepung terigu.
b) Alergi tetap. Kacang, ikan dan kerang cenderung menyebabkan alergi
ini.
D. Kebutuhan Gizi Pada Anak Sekolah
Kebutuhan gizi pada anak usia sekolah berhubungan dengan ukuran
tubuh mereka. Banyak anak-anak memiliki nafsu makan yang kurang, terlalu
memilih-milih makanan, dan makan berdasarkan “mood”. Untuk alasan ini,
kualitas makanan yang tinggi dibutuhkan untuk mencapai angka kecukupan
asupan gizinya, terutama untuk kalsium dan zat besi.
1. Kebutuhan Energi
Kebutuhan gizi pada anak laki-laki berbeda dengan perempuan. Anak
laki-laki lebih banyak melakukan aktivitas fisik sehingga membutuhkan
energi lebih banyak sedangkan perempuan biasanya sudah mulai haid
sehingga memerlukan protein dan zat besi lebih banyak.
2. Protein
Kebutuhan protein pada anak usia sekolah dibedakan menurut jenis
kelamin dan umur. Pada umumnya kebutuhan protein pria sedikit lebih
tinggi dibanding wanita. Angka kebutuhan protein tergantung pula pada
mutu protein. Semakin baik mutu protein, semakin rendah angka
kebutuhan protein. Protein hewani mempunyai mutu protein yang kebih
baik dibanding protein nabati, karena susunan asam aminonya lebih
lengkap.
Sumber protein hewani antara lain daging, hati, pancreas, jeroan, dll.
Susu dan telur termasuk juga dalam sumber protein hewani berkualitas
tinggi. Selain itu, ikan, kerang, dan jenis udang merupakan kelompok
sumber protein yang baik karena mengandung sedikit lemak. Sumber
protein nabati adalah kacang kedelai dan kacang-kacangan.
3. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan unsur gizi yang diperlukan tubuh dalam
jumlah besar untuk menghasilkan energi atau tenaga. Karbohidrat
berfungsi sebagai sumber energy utama bagi otak dan susunan syaraf
terutama glukosa. Satu gram karbohidrat menghasilkan 4 Kal. Sumber
utama karbohidrat berasal dari tumbuh tumbuhan dan hanya sedikit yang
berasal dari hewani.
4. Lemak
Kebutuhan lemak tidak dinyatakan dalam angka mutlak. Kebutuhan
lemak yang dianjurkan 15-20% jumlah energi total berasal dari lemak.
Bayi dan anak dianjurkan 1-2% dari kebutuhan energi total berasal dari
asam lemak esensial (asam linoleat). Asam lemak esensial dibutuhkan
untuk pertumbuhan dan untuk memelihara kesehatan kulit.
5. Vitamin
Vitamin didefinisikan sebagai bahan-bahan organik, yang dibutuhkan
tubuh dalam jumlah sangat sedikit, yang melakukan paling sedikit satu
fungsi metabolik spesifik dan harus diberikan dalam makanan. Terdapat
dua golongan vitamin, yaitu vitamin larut lemak dan vitamin larut
air.Vitamin yang larut lemak adalah vitamin A, D, E, dan K, sedangkan
vitamin yang larut air adalah vitamin B kompleks (tiamin, riboflavin, niasin,
asamfolat, dan vitamin B12) dan C.
Vitamin berperan dalam beberapa tahap reaksi metabolisme energi,
pertumbuhan, dan pemeliharaan tubuh, pada umumnya sebagai koenzim
atau sebagai bagian dari enzim. Sebagian besar koenzim terdapat dalam
bentuk apoenzim, yaitu vitamin yang terikat dengan protein.
6. Mineral
Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah
lebih dari 100 mg sehari, sedangkan mineral mikro dibutuhkan kurang
dari 100 mg sehari. Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang
peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel,
jaringan, organ, maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Mineral juga
berperan dalam berbagai tahap metabolisme, terutama sebagai kofaktor
dalam aktivitas enzim-enzim.
E. Upaya Peningkatan Gizi Anak Usia Sekolah
WHO telah memberikan konsep sekolah sehat atau Health Promoting
School, melalui upaya promotif dan preventif didukung oleh upaya kuratif
dan rehabilitatif yang berkualitas adalah :
a) Promotif dan Pencegahan
1) Pemberian nutrisi yang baik dan benar (PMT, Sarapan dll)
2) Perilaku hidup sehat jasmani dan rohani
3) Deteksi dini dan pencegahan penyakit menular
4) Deteksi dini gangguan penyakit kronis pada anak sekolah
5) Deteksi dini gangguan pertumbuhan anak usia sekolah
6) Deteksi dini gangguan perilaku dan gangguan belajar
7) Imunisasi anak sekolah
b) Kuratif dan rehabilitasi.
1) Penganan pertama kegawat daruratan di sekolah
2) Pengananan pertama kecelakaan di sekolah
3) Keterlibatan guru dalam penanganan anak dengan gangguan
perilaku dan gangguan belajar
DAFTAR PUSTAKA

Ayubi, Dian. 2007. Bahan Kuliah Dasar PKIP. Depok : Fakultas Kesehatan Masyarakat
UI
Damayanti, Diana. 2005. Makanan Anak Usia Sekolah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Earlich. 2011. Gizi anak sekolah. Diakses http://earlichinblogs.blogspot.com/2011/10/gizi-
anak-sekolah.html pada tanggal 6 Oktober 2018.
Novita.2017. Panduan Memenuhi Kebutuhan Gizi Harian untuk Anak Usia sekolah.
Diakses di https://hellosehat.com/parenting/nutrisi-anak/makanan-untuk-anak-
sekolah/ pada tanggal 6 Oktober 2018.
Seprianty, Vita. dkk. Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 2, No. 1, Januari 2015:
129-134
Wawa. 2011. 6 Kebiasaan Anak agar Mau Makan Sehat. http://kompas.com. Diakses 6
Oktober 2018.

Anda mungkin juga menyukai