Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENILAIAN STATUS GIZI

“Penilaian Status Gizi Secara Biofisik”

Kelompok 5:

Nelvi Yanda 1911221006

M. Rizki Adi Martha 1911221020

Ridho Wibowo 1911221022

Novia Ramadhani 1911222016

Nadilla Fitri Andini 1911223006

Salsabilla Melandhini 1911223017

DOSEN PENGAMPU:

Dr. Helmizar, S.K.M., M.Biomed.

PRODI GIZI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ANDALAS
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat
dan karunia-Nyalah, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat pada waktunya. Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Penilaian Status Gizi tentang
penilaian status gizi secara biofisik. Dengan membuat tugas ini kami harapkan mampu untuk
lebih mengenal dan mendalami tentang peniaian status gizi secara biofisik.

Dengan penyelesaikan makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama


disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat kami selesaikan. Harapan kami,
semoga makalah ini dapat memberi pengetahuan yang baik kepada pembaca, mahasiswa
khususnya karena isi makalah ini merupakan bagian mata kuliah yang penting untuk dikaji.

Padang, 23 Februari 2021

Kelompok 5

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
Daftar Isi......................................................................................................................................................1
Bab 1 Pendahuluan......................................................................................................................................2
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................................................2
Bab 2 Isi......................................................................................................................................................3
2.1 Biofisik..............................................................................................................................................3
2.2 Fungsional Tubuh..............................................................................................................................3
2.3 Perubahan Struktur............................................................................................................................4
2.4 Komposisi Tubuh..............................................................................................................................5
Bab 3 Penutup.............................................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................................8

ii
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Status gizi adalah suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang yang dapat
dilihat dari makanan yang dikonsumsi dan penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh (Almatsier,
2010). Cara menentukan status gizi seseorang atau kelompok yaitu dengan melakukan penilaian
status gizi baik secara langsung yaitu dengan antropometri, klinis, biokimia dan biofisik dan
yang tidak langsung yaitu dengan survei konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi
(Supariasa, 2012). Makalah ini akan membahas tentang cara penentuan status gizi secara
biofisik.
Salah satu yang mempengaruhi status gizi adalah aktivitas fisik. Asupan energi yang
berlebih dan tidak diimbangi dengan pengeluaran energi yang seimbang (dengan kurang
melakukan aktivitas fisik) akan menyebabkan terjadinya penambahan berat badan. Perubahan
gaya hidup mengakibatkan terjadinya perubahan pola makan masyarakat yang merujuk pada
pola makan tinggi kalori, lemak dan kolesterol, dan tidak diimbangi dengan aktivitas fisik dapat
menimbulkan masalah gizi lebih. Berbagai sarana dan fasilitas memadai menyebabkan gerak dan
aktivitas menjadi semakin terbatas dan hidup semakin santai karena segalanya sudah tersedia
(Hudha, 2006).
Makalah ini akan membahas tentang cara penentuan status gizi secara biofisik
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud denga penilaian status gizi secara biofisik?
2. Bagaimana kemampuan fungsional tubuh serta kelebihan dan kekurangannya?
3. Bagaimana cara pemeriksaan fisik tubuh terkait perubahan struktur ?
4. Apa saja keunggulan dan kelemahan dari setiap komposisi tubuh manusia?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan tentang penilaian status gizi secara biofisik.
2. Menjelaskan kemampuan fungsional pada tubuh terkait kemampuan kerja, energy
expenditure, tes rabun senja serta keunggulan dan kelemahannya.
3. Menjelaskan cara pemeriksaan fisik tubuh terkait perubahan struktur.
4. Mengetahui keunggulan dan kelemahan dari masing-masing komposisi tubuh manusia.

iii
Bab 2 Isi
2.1 Biofisik
Penilaian status gizi secara biofisik dilakukan dengan melihat kemampuan fungsi
jaringan dan perubahan struktur jaringan. Pemeriksaan ini dilakukan dengan memperhatikan
rambut, lidah, mata, tegangan otot, maupun bagian tubuh lain untuk mengetahui ada tidaknya
tanda dan gejala kekurangan gizi. Pemeriksaan biofisik merupakan salah satu penilaian status
gizi dengan melihat kemampuan fungsi jaringan. Selain itu dilihat perubahan struktur jaringan
karena gangguan metabolisme zat gizi seperti pemeriksaan dapat dilakukan dengan pemeriksaan
radiografis, tes fungsi dan pemeriksaan sitologis karena gangguan gizi
Contoh pemeriksaan status gizi biofisik adalah tes adaptasi gelap pada kasus rabun senja,
tes tajam penglihatan, dan tes kemampuan kerja. Secara fisik dapat dilihat ada tidaknya
perubahan rambut, kuku, elastisitas kartilago, dan bila tidak tampak secara fisik, dapat dilakukan
pemeriksaan tambahan / pemeriksaan radiologi. Pada kasus kurang energi protein berat juga
terkadang dilakyukan tes tambahan dengan tes sitologi. Secara umum pemeriksaan status gizi
secara biofisik cukup mahal biayanya.
2.2 Fungsional Tubuh
Menurut World heath organization (WHO) kemampuan fungsional adalah suatu
kemampuan seseorang untuk menggunakan kapasitas fisik yang dimiliki guna memenuhi
kewajiban kehidupannya, yang beritegerasi atau berinteraksi dengan lingkungan dimana ia
berada. Sedangkan ketidakmampuan fungsional, adalah suatu ketidakmampuan melaksanakan
suatu aktivitas atau kegiatan tertentu sebagaimana layaknya orang normal yang disebabkan oleh
kondisi kehilangan atau ketidakmampuan baik psikologis, fisiologis, maupun kelainan struktur
atau fungsi anatomis.
Faktor–faktor yang mempengaruhi penurunan kemampuan fungsional:
1) Usia.
Masing-masing tingkat usia memiliki tataran tingkatankebugaran jasmani yang beragam
dan dapat ditingkatkan hampir pada semua usia. Kebugaran jasmani pada anak-anak meningkat
hingga 25-30 tahun. Kemudian akan terjadi penurunan kapasitas fungsional dari seluruh organ
tubuh sekitar 0,81-1%. Tetapi jika dilakukan latihan dengan teratur dengan berolahraga, maka
proses penurunan dapat diperlambat hingga setengahnya
2) Jenis Kelamin
Umumnya tingkat kebugaran umumnya tingkat kebugaranjasmani putra lebih baik dari
pada putri, karena putra lebih banyak melakukan aktivitas. Ketika usia pubertas, kebugaran
jasmani laki- laki nyaris sama dengan perempuan, tetapi setelah usia pubertas maka laki-laki
akan mempunyai tingkat kebugaran jasmani lebih besar
3) Latihan olahraga
Salah satu cara untuk meningkatkan aktivitas fisik seseorang adalah melalui latihan
jasmani atau olahraga secara teratur dan continue. Misalnya, dengan lari pagi atau jogging,
senam kesegaran jasmani, senam aerobic dan aktivitas olahraga lainnya. Kegiatan melakukan

iv
olahrga tersebut sangat bermanfaat bagi tubuh kita terutama untuk mengatur pernapasan,
mengatur gerakan otot, mengatur berat badan dan mengatur ketenangan dalam berpikir
4) Makanan yang cukup dan bergizi
Fungsi makanan bagi tubuh adalah untuk mendapatkan tenaga, zat–zat pembangun sel
tubuh, meningkatkan daya tahan tubuh dan untuk menjamin kelancaran segala macam proses
yang terjadi dalam tubuh. Fungsi–fungsi tersebut dapat terpenuhi bila makanan yang di
konsumsi cukup dan bergizi. Dengan demikian, makanan yang bergizi akan berpengaruh
terhadap aktivitas fisik seseorang
5) Istirahat atau tidur yang cukup.
Orang yang kurang cukup tidur mudah mendapat gangguan jasmani dan rohani, Ia akan
sering merasa letih, tidak bertenaga, cemas dan tidak tenang. Menurut penelitian, waktu tidur
yang cukup untuk anak usia 1-4 tahun adalah 12 jam per hari 4-12 tahun 10 jam per hari, orang
dewasa memerlukan waktu tidur 5-7 jam dalam sehari. Untuk pelajar, rata–rata memerlukan
waktu tidur 8 jam dalam sehari.
Tes fungsi fisik (test of physical funcition) Tujuan utama dari tes biofisik adalah untuk
mengukur perubahan fungsi yang di hubungkan dengan ketidak cukupan gizi .Ada beberapa tes
yang digunakan seperti, ketajaman penglihatan, adapatsi mata pada suasana gelap, penampilan
fisik, koordinasi otot dll.
Metode ini tidak praktis diguankan dilapangan. Diantara tes tersebut diatas, yang paling
sering digunakan adalah tes adapatasi pada ruangan gelap. Tes ini untuk mengukur kelainan buta
senja yang diakibatkan oleh kekurangan vit A. Beberapa tes yang digunakan adalah: a. b. c. d.
Ketajaman penglihatan Adaptasi mata pada suasana gelap (paling sering digunakan) Penampilan
fisik Koordinasi otot Tes adaptasi pada ruang gelap sering dilakukan untuk mengukur kelainan
buta senja akibat kekurangan vitamin A,bmetode ini punya kelemahan : a. Tidak spesifik untuk
mengukur kekurangan vitamin A, karena ada faktor lain yang mempengaruhinya. b. Sulit
dilakukan c. Tidak objektif Metode ini akan lebih berguna apabila dilakukan di daerah epidemis
kekurangan vit A( buat senja).

2.3 Perubahan Struktur


Pemeriksaan Biofisik Terkait Perubahan Struktur
a. Pemeriksaan Radiologi
Metode ini umumnya jarang dilakukan di lapangan. Metode ini dilakukan dengan
melihat tanda-tanda fisik dan keadaan-keadaan tertentu seperti riketsia, osteomalasia,
fluorosis dan beri-beri. Penggunaan metode ini adalah pada survei yang sifatnya
retrospektif dari pengukuran kurang gizi seperti riketsia dan KEP dini. Pada tabel di
bawah ini akan diuraikan secara singkat tanda-tanda yang khas.

Jenis Penyakit Tanda-tanda Khas


Riketsia Pelebaran tulang lengan dan tulang pinggul.
Osteomalasia Kelainan bentuk dan merapuhnya tulang
khususnya tulang pinggul.
v
Sariawan (bayi) Menurunnya keadaan tulang, proses pengapuran
( calcification) terutama pada lutut.
Beri-beri Pembesaran jantung.
Fluorosis Peningkatan pengerasan tulang, pengapuran dan
perubahan bentuk I tulang belakang.
tabel 1 tanda-tanda khas masing penyakit

Sumber: Supariasa, 2002

b. Tes Fungsi Fisik


Tujuan utama dari tes biofisik adalah untuk mengukur perubahan fungsi yang
dihubungkan dengan ketidakcukupan gizi. Beberapa tes yang digunakan adalah
ketajaman penglihatan, adaptasi mata pada suasana gelap, penampilan fisik, koordinasi
otot dan Iain-lainnya.
Metode ini tidak praktis digunakan di lapangan. Diantara tes tersebut di atas, yang
paling sering digunakan adalah tes adaptasi yang digunakan pada suasana gelap. Tes ini
untuk mngukur kelainan buta senja yang diakibatkian kekurangan vitamin A. Metode ini
mempunyai kelemahan diantaranya:
a) Tidak spesifik untuk mengukur kekurangan vitamin A, karena ada faktor lain yang
ikut mempengaruhinya.
b) Sulit dilakukan dan Tidak objektif. Metode ini akan lebih berguna apabila dilakukan
di daerah epidemis kekurangan vitamin A (buta senja).
c. Tes Sitologi
Tes ini digunakan untuk menilai kekurangan energi protein (KEP) berat, seperti
yang disarankan oleh Sguires (1956), pemeriksaan ini dilakukan dengan melihat noda
pada epitel dari mukosa oral. Hasil dari penelitian pada binatang dan anak kekurangan
energi protein (KEP) menunjukkan bahwa presentase perubahan sel meningkat pada
tingkatan Kekurangan energi protein (KEP) dini.

2.4 Komposisi Tubuh


Menurut Gilbert B Forber komposisi tubuh adalah jumlah seluruh dari bagian tubuh.
Bagian tubuh terdiri dari adiposa dan massa jaringan bebas lemak. Sementara menurut WHO
tubuh manusia dibagi menjadi 4 macam komposisi yang komplek yang terdiri dari:

1.Komposisi atomik.
Berat badan merupakan akumulasi sepanjang hidup dari 6 elemen utama yaitu: oksigen,
karbon, hidrogen, nitrogen, kalsium, dan fosfor. Kurang dari 2 % berat badan terdiri dari sulfur,
kalium, natrium, klorida, magnesium dan 40 elemen lain yang secara normal terdapat dalam
jumlah kurang dari 10 gram.

2. Komposisi molekolar
Elemen terbagi dalam komponen molekular yang dikelompokkan dalam 5 kategori besar,
yaitu: lemak, protein, glikogen, air, dan mineral. Tingkat molekular ini secara praktis seringkali
dibagi atas: lemak dan massa bebas lemak. Komposisi ini menyusun dasar untuk sel yang
fungsional.

vi
3. Komposisi selular.
Komposisi ini terdiri dari 3 komponen: sel, cairan ekstrasel dan bagian padat ekstrasel.
Massa sel dibagi lagi atas lemak(komponen molekular) dan bagian yang aktif secara metabolik
yaitu massa sel tubuh. 10 Sehingga pada akhirnya akan terdiri dari body cell mass, cairan
ekstrasel dan solid ekstrasel.

4. Komposisi jaringan dan organ


Sel akan membentuk jaringan dan organ tubuh, seperti jaringan adiposa, otot skelet,
tulang, kulit, jantung, dan organ visceral lainnya. Jaringan dan organ tubuh akan membentuk
tubuh manusia yang merupakan perpaduan 5 komponen tubuh, yaitu atomik, molekular, selular,
jaringan dan organ serta tubuh secara keseluruhan.

gambar 1 unsur utama penyusun tubuh manusia

Unsur utama yang menyusun tubuh manusia (termasuk air)


Hampir 99% dari massa tubuh manusia tersusun oleh enam unsur: oksigen, karbon,
hidrogen, nitrogen, kalsium, dan fosfor. Hanya sekitar 0,85% yang disusun oleh lima unsur
lainnya: kalium, belerang, natrium, klorin, dan magnesium.

Tubuh manusia dewasa dengan berat rata-rata 70 kg mengandung sekitar 7×1027 atom
dan sekurang-kurangnya 60 unsur kimia yang terdeteksi secara renik. Sekitar 29 unsur dari
jumlah ini diperkirakan memainkan peran positif aktif dalam kehidupan dan kesehatan manusia.

Jumlah relatif masing-masing unsur bervariasi menurut individu, terutama karena


perbedaan proporsi lemak, otot, dan tulang dalam tubuh mereka. Rata-rata tubuh manusia
dewasa mengandung ~53% air. Namun, hal ini sangat bervariasi menurut usia, jenis kelamin, dan
adipositas. Karena kandungan airnya, tubuh manusia mengandung lebih banyak oksigen
berdasarkan massa daripada unsur lainnya, tetapi, berdasarkan fraksi atom, lebih banyak
hidrogen daripada unsur apa pun.

No Metode Kelebihan Kekurungan


1 Density • Peralatan tidak mahal •Subjek harus dapat bekerja sama

vii
(Kepadatan) • Perkiraan jaringan bebas lemak dalam penimbangan bawah air
dan lemak secara simultan • Kurang sesuai untuk anak-anak
• Tidak berbahaya dan lansia
• Dapat diulang-ulang • Kesalahan bisa dari gas dalam
perut
2 Dilusion • Perkiraan volume cairan tubuh • Mengeluarkan radiasi
• Murah • Dibutuhkan sampel darah
• Sangat berfariasi •Keseimbangan Na, K, tidak
• Memperkirakan Na, K, Cl(Br), lengkap
H2O
3 Menghitung • Tidak berbahaya •Alat mahal
kadar vitamin K • Sangat sedikit yang mau diukur • Dibutuhkan penerapan yang baik
• Dapat diulang-ulang • Masalah interpretasi pada subjek
dengan kekurangan vitamin K
4 Keseimbangan • Tidak berbahaya • Hanya mengukur perubahan
Metabolisme • Cocok untuk berbagai macam komposisi tubuh
alat • Banyak dibutuhkan analisis
• Dapat mendeteksi perubahan laboratorium
yang kecil dalam tubuh (<1%)
5 Ekskresi • Tidak berbahaya • Dibutuhkan kerjasama dengan
Kreatinin • Perkiraan massa otot subjek
• Dipengaruhi oleh diet
• Waktu pengumpulan data sangat
kritis
• Bervariasi dari waktu ke waktu
6 Antropometri • Murah • Kepadatan sangat rendah pada
(Skinfold) • Perkiraan langsung dari lemak orang yang gemuk
tubuh dan otot didaerah tertentu • Tabel lipatan kulit sangat
bervariasi
• Variasi lemak subcutan tidak pasti
7 CT Scan • Memperkirakan ukuran organ • Alat mahal
• Distribusi lemak • Mengeluarkan radiasi
• Tulang • Bahan-bahan mahal
8 Aliran Listrik • Tidak berbahaya • Alat mahal
• Perkiraan massa bebas lemak

tabel 2 kelebihan dan kekurangan masing-masing metode

viii
Bab 3 Penutup
3.1 Kesimpulan
Penilaian status gizi secara biofisik dilakukan dengan melihat kemampuan fungsi
jaringan dan perubahan struktur jaringan. Pemeriksaan ini dilakukan dengan memperhatikan
rambut, lidah, mata, tegangan otot, maupun bagian tubuh lain untuk mengetahui ada tidaknya
tanda dan gejala kekurangan gizi.

Menurut World heath organization (WHO) kemampuan fungsional adalah suatu


kemampuan seseorang untuk menggunakan kapasitas fisik yang dimiliki guna memenuhi
kewajiban kehidupannya, yang beritegerasi atau berinteraksi dengan lingkungan dimana ia
berada. Faktor–faktor yang mempengaruhi penurunan kemampuan fungsional antara lain adalah
usia, jenis kelamin, olahraga, makanan yang bergizi, serta istirahat yang cukup.
Pemeriksaan fisik terkait perubahan struktur terdiri dari 3 tes, yaitu pemeriksaan
radiologi, tes fungsi fisik , dan tes sitologi. Pada komposisi tubuh, Menurut Gilbert B Forber
komposisi tubuh adalah jumlah seluruh dari bagian tubuh. Bagian tubuh terdiri dari adiposa dan
massa jaringan bebas lemak. Sementara menurut WHO tubuh manusia dibagi menjadi 4 macam
komposisi yang komplek yang terdiri dari komposisi atomik, komposisi molekular, komposisi
selular, dan komposisi jaringan dan organ.
Hampir 99% dari massa tubuh manusia tersusun oleh enam unsur: oksigen, karbon,
hidrogen, nitrogen, kalsium, dan fosfor. Hanya sekitar 0,85% yang disusun oleh lima unsur
lainnya: kalium, belerang, natrium, klorin, dan magnesium. Jumlah relatif masing-masing unsur
bervariasi menurut individu, terutama karena perbedaan proporsi lemak, otot, dan tulang dalam
tubuh mereka. Rata-rata tubuh manusia dewasa mengandung ~53% air. Namun, hal ini sangat
bervariasi menurut usia, jenis kelamin, dan adipositas.

Referensi
Archilona, Z. Y. (2014). Bab II Tinjauan Pustaka. Semarang: Universitas Diponegoro.

Istikomah. 2013. Analisis Komposisi Tubuh Manusia. Prodi Ilmu Gizi. PPS Universitas Sebelas
Maret Surakarta. Diakses pada 20 Februari 2021 melalui
https://www.slideshare.net/mobile/istikomah2/analisis-komposisi-tubuh

Junaini. M. K. Nuclear Magnetic Resonance. Diakses pada 20 Februari 2021 melalui


http://www.fisikanet.lipi.go.id

PDF Coffe. (t.thn.). Bab II biofisik. Dipetik Februari 20, 2021, dari PDF Coffe:
https://pdfcoffee.com/bab-ii-356-pdf-free.html

ix
Penyerapan dua foton. Diakses pada 20 Februari 2021 melalui
https://en.wikipedia.org/wiki/Two-photon_absorption

Ruang Guru. 2018. Pengertian, Cara Menghitung, Rumus BMI dan BMR. Diakses pada 20
Februari 2021 melalui https://blog.ruangguru.com/apa-itu-bmi-dan-bmr

Syarfaini. (2014). Berbagai Cara Menilai Status Gizi Masyarakat.

Universitas Udayana. (t.thn.). Dokumen Dir Biofisik. Dipetik Februari 20, 2021, dari Science
and Technology:
https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/0ceb3416efd7114a3f01da0efd5517ab.pdf

Anda mungkin juga menyukai