“Praktikum Fisik-Klinis”
Skor Nilai:
Disusun Oleh:
DosenPengampu:
FAKULTAS TEKNIK
2019
KATA PENGANTAR
Kami sangat menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kata
sempurna karena masih banyak kekurangan dalam pengetahuan kami.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami memohon maaf dan
mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna perbaikan dan
penyempurnaan kedepannya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
3.1.Kesimpulan ......................................................................................... 28
3.2.Saran.................................................................................................... 28
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Judul Praktikum
Pemeriksaan Fisik-klinis.
1.2.Tinjauan Teori
Pemeriksaan klinis dapat dilakukan oleh ahli gizi dengan tenaga kesehatan
lainnya dengan melakukan pemeriksaan Kurang Energi Protein (KEP),
pemeriksaan Anemia Zat Gizi Besi (AGB), Gangguan Akibat Kekurangan
Iodium (GAKI), dan Kurang Vitamin A (KVA).
Pemeriksaan klinis harus disertai dengan pemeriksaan lainnya seperti
antropometri, biokimia (laboratorium), dan survey konsumsi makanan,
sehingga dapat memberikan kesimpulan secara tepat dalam penilaian status
gizi.
1.4.Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mengetahui cara pengukuran Fisik-
Klinis terhadap pasien atau responden.
3
BAB II
2.1. Data
4
Ketombe -Asam lemak esensial
dan biotin
Kusam -Biotin
Mudah di cabut -Protein ,zat besi,
botin kurang energi
protein
Alopesia -Biotin , zink
Kulit (tubuh) Xearosin ,folkular keratosis -Vitamin A
Dermatitis sinetris kulit yang tempar -Niasin
sinar matahari
Edema -Protein vitamin
E,tamin
Scrotal ,vulval dermatitis -Ribovlafin
Dermatitis general -Zn ,asam lemak
esensial
Ruam eritimatus di sekitar mulut dan -Zn
daerah prinal
Lesi -Vitamin E
Ekimosis -Vitamin K
Karotenoderma -Kalori protein dan Zn
karotenoid
Gatal -Zat besi
Kulit kering -Zn,asam lemak
esensial kombinasi
berbagai zat besi
Perifoliicular petechiae perpura -Vitamin C
Depigmentas -Kalori protein
Pucat (palor) -Zat besi ,vitamin
B12,folat
Pengelupasan kulit -Niasin
,ribovlafin,vitamin b6
5
Kulit (wajah Dermatitis seboroik di area lipatan -Ribovlafin ,vitamin
) nasolabial b6 dan Zn
Moon face -Kalori protein
Pucat -Zat besi, folat dan Zn
6
Gusi Bengkak,berdarah -Vitamin C,K
Radang memerah +Vitamin A
Gigi Karies -Fluoride ,karbohdrat
maknanan
asam,vitaim B6
Karies pada anak -Vitamin D
Noda di gigi -Suplementasi zatbesi
Hipoplastik enamel -Vitamin A,D
Dental erosions -Bulmia nervosa
Lidah Glositis/licin -Niasin,foat
Luka -Zat besi,nisin
Melebar nya pembuluh darah di bawah -Vitamin C
lidah di sertai pendarahan
Papila lidah abnormal -Riboflavin,niasin
Tulang Costochondral beading -Vitamin C,D
Kraniotabes -Vitamin D
Tulang lunak -Vitamin C
Hingga tinggi badan dan bungkuk -Kalsium dan vitamin
D
Deminerilasi -Vitamin D
Otot Gaya berjalan tergoyang tak normal -Vitaim D
Wasting (kurus) -KEP
Saraf Neuropati -Tiamin,riboflavin
Kaki gemetar -Zat besi .folat
Ensefolopati -Niasin
Degenerasi sel sarah -Vitamin b12
Kondisi Depresi -Vitamin c ,tiamin
mental ,niasin
kejiwaan
Mudah tersinggung marah -Folat,niasin,tiami
Konsentrasi rendah -Zat besi ,viamin B1
7
Delerium,demensia -Vitamin
B12,tiamin,niasin
Gelisah ,piskosis -Tiamin
Pusing,demensia -Niasin
Saluran Diare, esofagitis, prostitusi, aklorhida -Niasin
pencernaan
Konstipasi -Air serat, K, Mg,
folatniasin
Hepatomegali Hepaticsteatosis
karena diabetes,
obesitas,kwashiorkor
kolin!, karnitin
Gastric distress -tiamin
Sistem Mukosa normal vagina mengapa(vaginal -vitamin A
reporoduksi cornification)
Ginjal Nefritis -vitamin A
Kardiovaskul Gagal jantung -tiamin
ar
Palpitasi -K, Mg dan defisiensi
yang sama
High-outputcongestive heart failure -tiamin
Karidiomiopati, gagal jantung -selenium, tiamin
Anemia -vitamin e, fiolat,
vitamin b6
Eritrosit mudah pecah -vitamin E
Gangguan pembukuan darah -vitamin K
Endokrin dan Hipotiroidsm (goiter) -lodin
lain nya
Intoleransiglukosa -kronium
Perubahan indra pengecap -zn
Penyembuhan luka lama -vitamin C, Zn
8
2. Buatlah tabel tanda-tanda klinis kurang energi protein beserta lampiran
gambar tanda klinis KEP !
Jawaban :
9
sehingga tampak (crazy
seperti celana pavement
melorot dermatotis_
Rambut Normal Terjadi perubahan Kombinasi dari
warna rambut marasmus dan
(kusam/berwarna kwashiorkor
kuning atau
kemerahan),
jarang.kering, dan
mudah dicabut
serta mudah
terkena infeksi
Kejiwaan Cengeng, rewel Apatis dan -
nampak lesu
(pandangan mata
sayu), namun
cengeng dan rewel
ketika di gendong
Dehidrasi Sering terjadi Sering terjadi -
dehidrasi dehidrasi, hanya
saja biasanya
tertutupi oleh
edema
Imunitas Sering terkena Sering terjadi -
infeksi dengan infeksi berkaitan
tanda-tanda dengan lesi kulit
eksternal yang
minim
Lainnya 1. Tekanan darah, 1. Hilangnya nafsu -
detakjantung, makan/anak
dan pernapasan sering menolak
berkurang segala jenis
10
2. Suhu badan makanan
rendah (anoreksia)
(Hipotermia) 2. Hepatomegali
3. Sering disertai 3. Anemia dan
diare kronik atau diare
konstipasi, serta
penyakit kronik
Gambar 1.1 penampakan anak marasmus Gambar 1.2 Penampakan anak Kwashiorkor
3, Apa penyebab anemia gizi besi dan gejala anemia gizi besi ?
Jawaban :
Penyebab anemia gizi besi
Penyebab Contoh
Fisiologi Masa pertumbuhan, pertumbuhan
(Kebutuhan meningkat) cepat(remaja), kehilanan darah
menstruasi, kehamilan(trimester kedua
dan ketiga), donor darah, olahragawan.
Lingkungan Asupan makanan kurang, dampak
kemiskinan, malnutrisi, kebiasaan
makan(vegetarian, vegan)
Patologi Gastrektomi, duodenal bypass, bedah
11
1) Penurunan absorpsi bariatric, infeksi Helicobacter pylori,
(malabsorpsi) celiac sprue, gastritis atropik,
inframmatory bowel sisease(ulcerative
colitis, Choms disease), pertumbuhan
bakteri tak terkendali, interaksi dengan
makanan( the, kopi, kalsium, flavonoid,
2) Kehilangan darah kronik oksalat, fitat), pica, proton pump
inhibitor, dan H2 antagonist
Saluran pencernaan, termasuk
esofagitis, gastritis erosive,
peptic ulcer, diverticulitis,
benign tumor, kanker usus,
inflammatory bowel disease,
angiodisplasoa, hemoroid,
cacingan, penyebab tidak
diketahui
Sistem genitourinary, termasuk
menstruasi berat, menoragia,
3) Penyakit kronik intravascular hemolisis
Pendarahan sistemik, termasuk
hemorrhagic telangiectasia,
chronic schistosomiasis,
Munchausesns syndrome
Hematuria, epistakis, hemoptisis
Hemodialisis
Gagal jantung kronik, kanker, penyakit
ginjal kronik, rheumatoid arthritis,
obesitas, inflammatory bowel disease
Obat-obatan Glukokortikoid, salisilat, NSAID,
inhibitor pompa proton
Genetik Iron-refractory iron-deficiency
anemia,lainnya(anemia defesiensi
12
divalent metal transporter 1,
anemiaFanconi, defisensi piruvatkinase
dan lain-lain)
Iron-restricted erythropoietic Penanganan dengan agen penstimulasi
eritropoises, anemia karena penyakit
kronis, penyakitginjal kronis
Frekuensi Gejala
Sangat sering Pucat(45-50%)
Letih(44%)
Susah bernapas(dyspnea)
Pusing(63%)
Sering Rambut rontok(30%)
Atrophic glossitis(27%)
Sindrom kaki gelisah/restless leg
syndrome(RSL) (24%)
Kulit kering dan kasar
Rambut kering dan rusak
Cardiac mumur(10%)
Takikardia(9%)
Disfungsi neurokognitif
Nyeri dada(angina pectoris)
Vertigo
Jarang Heamodynamic instability(2%)
Syncope(0-3%)
Koilonikia(spoon nails)
Plummer-vinson syndrome(<),2%)
13
4. Sebutkan metode pemeriksaan pada GAKI beserta keuntungan dan
kelemahannya !
Jawaban :
Indikator Kelompok Keunggunalan Kelemahan
monitoring umur dan
pemeriksa
an
Konsentrasi Anak usia 1. Sampel 1. Pemeriksaa
iodium sekolah urine n asupan
urine (µg/l) dan wanita mudah iodium
hamil didapatkan terbatas
2. Marker hanya
biokimia beberapa
paling hari
praktis sebelum
menggamb pemeriksaa
arkan status n.
gizi iodium 2. Diperlukan
3. Cocok pemeriksaa
digunakan n
untuk laboratoriu
sampel m yang
yang teliti agar
banyak dan tidak
membutuhk terkontamin
an biaya asi.
yang 3. Diperlukan
murah. jumlah
4. Ambang sampel
batas dapat yang cukup
digunakan banyak
untuk (dipengaruh
14
klasifikasi i oleh status
status gizi hidrasi dan
iodium ke biologis
dalam seseorang).
derajat 4. Tidak cocok
kesehatan digunakan
masyarakat untuk
yang pemeriksaa
berbeda. n individu.
5. Penjamin
mutu
eksternal
suatu
program.
Tingkat Anak usia 1. Alat 1. Spesivisitas
goiter sekolah skrining dan
dinilai yang sensitivitas
dengan sederhana palpitasi
palpitasi dan cepat. rendah pada
(%) 2. Tidak derajat 0 dan
membutuh 1 karena
kan tingginya
peralatan variasi inter-
khusus. observer.
2. Respon
lambat
terhadap
perubahan
asupan
iodium.
Tingkat Anak usia 1. Pengukura 1. Peralatan
goiter sekolah n volume mahal dan
15
dinilai tiroid yang membutuhka
dengan lebih n sumber
ultrasound( akurat energi listrik.
%) daripada 2. Membutuhka
palpasi. n operator
2. Aman, yang telah
tidak terlatih.
invasif. 3. Berespon
3. Nilai lambat
rujukan terhadap
internasion perubahan
al untuk pengambilan
volume iodium.
tiroid pada
anak
sekolah
telah ada.
TSH Bayi 1. Mengukur 1. Tidak
(mIU/I) fungsi direkomenda
tiroid pada sikan
usia rentan dilakukan
yakni hanya untuk
defisiensi menilai
iodium defisiensi
dapat iodium
berefek komunitas
pada dikarenakan
perkemban biaya yang
gan otak. mahal.
2. Bila telah 2. Tidak dapat
ada digunakan
program apabila
16
skrining antiseptic
untuk berbahan
mendeteksi dasar iodium
hipotiroidi digunkaan
sm selama
kongenital proses
maka persalinan.
hanya 3. Membutuhka
dibutuhkan n penilaian
biaya sensitivitas
tambahan yang
untuk terstandardis
analisis asi.
data. 4. Harus
3. Pengumpul diambil baik
an dari tali
pengambil pusar atau
an darah dari tusukan
dari tumit tumit
dan setidaknya
penyimpan 48 jam
an pada setelah
kertas kelahiran
saring utuk
merupakan menghindari
hal yang lonjakan nilai
sederhana. yang bersifat
4. Sampel fisiologis
darah pada bayi.
dapat
disimpan
selama
17
beberapa
minggu di
tempat
kering
pada suhu
ruangan.
Tg (µg/I) Anak usia 1. Pengumpul 1. Pelaksanaan
sekolah an sampel immunoass
dengan ay yang
menusuk mahal.
jari dan 2. Membutuhk
penyimpan an
annya pada infrastruktu
kertas r
saring yang laboratoriu
sederhana. m.
2. Dapat
disimpan
selama
beberapa
minggu
pada
kondisi
kering dan
suhu
ruangan
sehingga
pengambila
n sampel
dapat
dilakukan
meski di
18
area
terpencil.
3. Dapat
mengukur
peningkata
n fungsi
tiroid dalam
beberapa
bulan
setelah
replesi
iodium,
4. Sudah ada
rujukan
terstandar
namun
perlu
divalidasi.
5. Rentang
rujukan
internasion
al telah
ditetapkan.
19
kelenjar tiroid akan naik saat ia menelan. gunakan jari-jari Anda untuk
meraba secara lateral dan ke bawah untuk merasakan seluruh kelenjar
tiroid. palpasi di garis tengah untuk merasakan isthmus tiroid.
Grade Keterangan
Grade 0 Tidak teraba dan terlihat
Grade 1 Goiter teraba tetapi tidak terlihat ketika pada
posisi normal
Grade 2 Pembengkakan pada leher terlihat jelas ketika
leher pada posisi normal dan pembesaran tiroid
konsisten (tetap) ketika leher di palpasi
20
4. Pada tulang : pertumbuhan periosteum berlebih, terhambatnya kavitas
kranialis dan korda spinalis serta menyempitnya foramen
5. Pada organ vital : nefritis
6. Pada system saraf : tekanan cairan serebrospinal meningkat, ataksia,
terbatasnya saraf optic pada foramina
7. Pada system ocular : niktalopia, xerofthalmia,keratomalasia, dan
kelemahan saraf optic
21
(corneal ulserasi
scarring) (dari kornea
X3)
XF Xerophtalmic dewasa Lama, tidak -
fundus ada kebutaan,
jarang terjadi
22
Gambar 3. Bitot’s Spot
23
Gambar 6. Corneal Ulcer ditandai dengan Infeksi pada Mata
Gambar 7. Keratomalasia
24
2.2.Pembahasan
Tanda-tanda klinis gizi kurang merupakan indikator yang sangat penting
untuk menduga defisiensi gizi. Hal tersebut mencakup kelambatan
pertumbuhan dan perkembangan yang dapat ditentukan dengan cara
membandingkan seorang individu atau kelompok tertentu dengan ukuran
normal pada umumnya.
Kelainan atau gangguan yang terjadi pada kulit, rambut, mata, membrane
mukosa mulut, dan bagian tubuh yang lain yang dapat dipakai sebagai
petunjuk ada tidaknya masalah gizi kurang. Meskipun demikian perlu
diperhatikan bahwa tanda-tanda gizi tersebut kurang spesifik, karena tanda itu
mungkin timbul bukan akibat kurang gizi, tetapi mungkin disebabkan oleh
faktor hygiene dan sanitasi yang jelek, atau terkena panas sinar matahari.
Pemeriksaan klinis secara umum terdiri dari dua bagian, yaitu :
1. Medical history (riwayat medis) yaitu catatan mengenai
perkembangan penyakit.
2. Pemeriksaan fisik, yaitu melihat dan mengamati gejala gangguan gizi
baik gejala yang dapat diamati dan gejala yang tidak dapat diamati
tetapi dirasakan oleh penderita gangguan gizi.
Medical History atau Riwayat medis yang pernah terjadi harus meliputi
informasi penyakit akut dan kronis sebelumnya, riwayat dirawat dirumah
sakit, dan operasi. Sehingga secara klinis pengobatan singnifikan dapat
menyebabkan defenisi gizi dan interaksi dengan makanan, minuman, dan
tambahan sumplemen.
25
mengidap gejala klinis KEP ringan dan sedang pada pemeriksaan hanya
nampak kurus. Namun gejala klinis KEP berat secara garis besar dapat
dibedakan menjadi tiga yaitu marasmus, kwashiorkor, atau marasmic-
kwashiorkor. (Departemen Kesehatan RI, 1999). Namun terdapat tanda-tanda
yang berbeda dari setiap ketiga jenis KEP tersebut.
Kemudian anemia gizi besi ini sendiri memiliki beberapa penyebab, yaitu
diantaranya dari faktor fisiologi, faktor patologi(penurunan absorpsi,
kehilangan darah kronik dan penyakit kronik), faktor konsumsi obat, faktor
genetic atau keturunan dan iron-restricted erythropoietic. Setelah diketahui
penyebabnya, maka timbul gejala yang dialami sipenderita anemia gizi besi,
gejalanya ini biasanya terdiri atas 3 waktu, yang pertama sangat sering, yang
kedua sering dan yang ketiga jarang.
26
metode pemeriksaan tersebut, metode palpasi goiter adalah metode yang
sesuai digunakan untuk skrining kejadian GAKI pada suatu populasi sebab
metode ini sederhana, cepat, dan tidak membutuhkan alat khusus. Teknik ini
juga masih dalam kompetensi seorang ahli gizi.
27
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Dapat ditarik kesimpulan bahwa pemeriksaan fisik klinis ini merupakan
pemeriksaan yang dilakukan dengan memeriksa indicator-indikator yang
berhubungan dengan defisiensi zat gizi. Pemeriksaan ini umumnya dapat
dilakukan oleh dokter karena profesinya memiliki suatu kompetensi
mendiagnosis hasil pemeriksaan secara fisik-klinis. Maka seorang ahli gizi
dapat berkolaborasi antarprofesi yang mana seorang ahli gizi dapat mengolah
data fisik-klinis yang telah dilakukan dokter, dan ahli gizi dapat menunjang
asupan gizi pasien melalui fisik-klinis. Namun, ada pemeriksaan fisik-klinis
yang dapat dilakukan oleh ahli gizi yaitu seperti pemeriksaan Kurang Energi
Protein (KEP) yaitu keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya
konsumsi energy dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak dapat
memenuhi angka kecukupan gizi (Supriasa dkk) KEP lebih dikenal oleh
masyarakat dengan sebutan kurang gizi (Kementerian Kesehatan RI,2011),
Anemia Zat Gizi Besi (AGB) adalah menurunnya kosentrasi hemoglobin atau
sel darah merah dibandingkan yang standar (Vieth dan Lane ,2014)
,Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) adalah kekurangan yodium
terjadi pada saat konsumsi yodium kurang dari yang direkomendasikan dan
mengakibatkan kelenjar tiroid tidak mampu mensekresi hormon tiroid dalam
jumlah cukup. Jumlah hormon tiroid yang rendah di dalam darah
mengakibatkan kerusakan perkembangan otak dan beberapa efek yang
bersifat merusak secara kumulatif. Keadaan ini sering disebut dengan nama
Iodium Deficiency Disorder (IDD) (WHO (2001), dan Kurang Vitamin A
adalah keadaan kekurangan provitamin A maupun kekurangan vitamin A
pada diet atau defisiensi vitamin A primer atau karena gagal cerna.
3.2.Saran
Disarankan untuk para medis dan ahli gizi agar tetap memperhatiankan
prinsip-prinsip untuk melakukan penilaian status gizi secara fisik klinis. Agar
28
dapat menunjang kesehatan pasien. Dengan adanya pemeriksaan fisik klinis
dapat memperbaiki kesehatan dan asupan gizi tubuh.
29
DAFTAR PUSTAKA
Suprariasa, I Dewa Nyoman. Dkk. 2016. Penilaian Status Gizi. Jakarta. Penerbit
Buku Kedokteran EGC
30