Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRATIKUM

“Praktikum Fisik-Klinis”

Skor Nilai:

Disusun Oleh:

 JESICA BR SEMBIRING (5183540003)


 NABILA ZENDHIA ULHAQ (5181240005)
 NAIFATUN IRBAH (5181240001)
 RAHMA NURLIA PUTRI (5181240004)
 SEKAR INDAH TRI DEWI (5183540002)
 SYARAH SAHIRA (5181240003)
 VETRISIA SITORUS (5183540001)

DosenPengampu:

Dr Rasita Purba, M.Kes

Erni Rukmana, S.Gz., M.Si

PROGRAM STUDI S1 GIZI

PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa diucapkan kepadaAllah SWT atas


berkat dan rahmat-Nya sehingga masih diberikan kesempatan untuk dapat
menyelesaikan tugas Laporan Pratikum, guna memenuhi penyelesaian
tugas pada mata kuliah Penilaian Status Gizi dan memenuhi tugas pada
semester 3. Dalam penulisan ini, tentu saja kami tidak dapat
menyelesaikannya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu,
segenap hati mengucapkan terima kasih kepada pihak yang senantiasa
membantu dan juga kepada para dosen pengampu.

Kami sangat menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kata
sempurna karena masih banyak kekurangan dalam pengetahuan kami.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami memohon maaf dan
mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna perbaikan dan
penyempurnaan kedepannya.

Akhir kata ditutup dengan mengucapkan selamat membaca dan


semoga materi yang ada didalam Laporan Pratikum dapat bermanfaat
sebagaimana mestinya bagi para pembaca.

Medan, 01 Oktober 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ i


DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Judul Praktikum ................................................................................... 1
1.2.Tinjauan Teori ...................................................................................... 1
1.3.Waktu dan Tempat ............................................................................... 1
1.4.Tujuan .................................................................................................. 1

BAB II DATA DAN PEMBAHASAN

2.1. Data ...................................................................................................... 4

2.2. Pembahasan ........................................................................................ 25

BAB III PENUTUP

3.1.Kesimpulan ......................................................................................... 28
3.2.Saran.................................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 30

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Judul Praktikum
Pemeriksaan Fisik-klinis.

1.2.Tinjauan Teori
Pemeriksaan klinis dapat dilakukan oleh ahli gizi dengan tenaga kesehatan
lainnya dengan melakukan pemeriksaan Kurang Energi Protein (KEP),
pemeriksaan Anemia Zat Gizi Besi (AGB), Gangguan Akibat Kekurangan
Iodium (GAKI), dan Kurang Vitamin A (KVA).
Pemeriksaan klinis harus disertai dengan pemeriksaan lainnya seperti
antropometri, biokimia (laboratorium), dan survey konsumsi makanan,
sehingga dapat memberikan kesimpulan secara tepat dalam penilaian status
gizi.

1.3.Waktu dan Tempat


Praktikum dilakukan pada masing-masing tempat tinggal anggota
kelompok dan dilakukan pada waktu yang bersamaan pada tanggal 01
Oktober 2019.

1.4.Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mengetahui cara pengukuran Fisik-
Klinis terhadap pasien atau responden.

3
BAB II

DATA DAN PEMBAHASAN

2.1. Data

1. Buatlah tabel pemeriksaan fisik-klinis secara detail (gejala/tanda) dan


hubungannya dengan kondisi gizi !
Jawaban :

Lokasi Gejala Tanda Kondisi Gizi


Pemeriksaan
Umum Kurang berat badan (underweight) -Kalori
pendek
Edema,tingkat aktivitas menurun -Protein
Kelebihan berat badan (overweight ) +Kalori
Pusing -Kalori protein,zat
besi,Mg,K,vitamin B
kompleks dan vitamin
C,air
Hilang nafsu makan Zn
Pika (memakan bendda yang tidak Malnutrisi
bergizi) umum,kemungkinan
zat besi
,kalsium,Zn,tiamin,nia
sin,vitamin C dan D
Intoleransi tinggi -Zat besi
Rambut Mudah -Protein,zat
dicabut,jarang/tipis,depigementasi,rambut besi,kurang energi
kriting yang sedikit,tekstur protein
perubahan,filgh sign
Folikel rambut terisi keratin atau rambut -Vitamin c
yang menggulung,swan neck deformity
Terdapat rambut halus di torsolanugu -Kalori protein

4
Ketombe -Asam lemak esensial
dan biotin
Kusam -Biotin
Mudah di cabut -Protein ,zat besi,
botin kurang energi
protein
Alopesia -Biotin , zink
Kulit (tubuh) Xearosin ,folkular keratosis -Vitamin A
Dermatitis sinetris kulit yang tempar -Niasin
sinar matahari
Edema -Protein vitamin
E,tamin
Scrotal ,vulval dermatitis -Ribovlafin
Dermatitis general -Zn ,asam lemak
esensial
Ruam eritimatus di sekitar mulut dan -Zn
daerah prinal
Lesi -Vitamin E
Ekimosis -Vitamin K
Karotenoderma -Kalori protein dan Zn
karotenoid
Gatal -Zat besi
Kulit kering -Zn,asam lemak
esensial kombinasi
berbagai zat besi
Perifoliicular petechiae perpura -Vitamin C
Depigmentas -Kalori protein
Pucat (palor) -Zat besi ,vitamin
B12,folat
Pengelupasan kulit -Niasin
,ribovlafin,vitamin b6

5
Kulit (wajah Dermatitis seboroik di area lipatan -Ribovlafin ,vitamin
) nasolabial b6 dan Zn
Moon face -Kalori protein
Pucat -Zat besi, folat dan Zn

Jaringan Menurun -Kalori


subkatan
Meningkat +Kalori
Kuku Spoon –shaped kollonika -Zat besi
Rapuh -Zat besi dan
kemungkinan asam
asensial
Perubahan warna ,pnebalan kuku +Selenium
Mata Konjungtiva kering -Vitamin A ,Zn
Injeksi sirkumkorneal -Riboflavin dan
vitamin B6
Xeroftalmian -Vitamin A
Diplopia +Vitamin A
Nistagmus,lateral gaze defict -Tiamin
Alrofi saraf optik -Vitamin B12
Retinis pigmentosa kesulitan penglihatan -Vitamin E
degnirasi
Cincin keysar +Tembaga
Bibir Stomatitis angular -riboflavin ,zat
besi,niasin,biotin
Cheilosis -Vitamin B kompleks
Bibir pecah – pecah dan mengelupass -Riboflavin , air
Reccurent mouth ulcers -Zat besi,vitamin
B12,folat dan
mungkin vitamin B
lain nya

6
Gusi Bengkak,berdarah -Vitamin C,K
Radang memerah +Vitamin A
Gigi Karies -Fluoride ,karbohdrat
maknanan
asam,vitaim B6
Karies pada anak -Vitamin D
Noda di gigi -Suplementasi zatbesi
Hipoplastik enamel -Vitamin A,D
Dental erosions -Bulmia nervosa
Lidah Glositis/licin -Niasin,foat
Luka -Zat besi,nisin
Melebar nya pembuluh darah di bawah -Vitamin C
lidah di sertai pendarahan
Papila lidah abnormal -Riboflavin,niasin
Tulang Costochondral beading -Vitamin C,D
Kraniotabes -Vitamin D
Tulang lunak -Vitamin C
Hingga tinggi badan dan bungkuk -Kalsium dan vitamin
D
Deminerilasi -Vitamin D
Otot Gaya berjalan tergoyang tak normal -Vitaim D
Wasting (kurus) -KEP
Saraf Neuropati -Tiamin,riboflavin
Kaki gemetar -Zat besi .folat
Ensefolopati -Niasin
Degenerasi sel sarah -Vitamin b12
Kondisi Depresi -Vitamin c ,tiamin
mental ,niasin
kejiwaan
Mudah tersinggung marah -Folat,niasin,tiami
Konsentrasi rendah -Zat besi ,viamin B1

7
Delerium,demensia -Vitamin
B12,tiamin,niasin
Gelisah ,piskosis -Tiamin
Pusing,demensia -Niasin
Saluran Diare, esofagitis, prostitusi, aklorhida -Niasin
pencernaan
Konstipasi -Air serat, K, Mg,
folatniasin
Hepatomegali Hepaticsteatosis
karena diabetes,
obesitas,kwashiorkor
kolin!, karnitin
Gastric distress -tiamin
Sistem Mukosa normal vagina mengapa(vaginal -vitamin A
reporoduksi cornification)
Ginjal Nefritis -vitamin A
Kardiovaskul Gagal jantung -tiamin
ar
Palpitasi -K, Mg dan defisiensi
yang sama
High-outputcongestive heart failure -tiamin
Karidiomiopati, gagal jantung -selenium, tiamin
Anemia -vitamin e, fiolat,
vitamin b6
Eritrosit mudah pecah -vitamin E
Gangguan pembukuan darah -vitamin K
Endokrin dan Hipotiroidsm (goiter) -lodin
lain nya
Intoleransiglukosa -kronium
Perubahan indra pengecap -zn
Penyembuhan luka lama -vitamin C, Zn

8
2. Buatlah tabel tanda-tanda klinis kurang energi protein beserta lampiran
gambar tanda klinis KEP !
Jawaban :

Indikator Marasmus Kwashiorkor Marasmus -


Kwashiorkor
Umum/seluruh 1. Tampak sangat Edema terutama -
tubuh kurus, terlihat pada kaki (dorsum
seperti hanya pedis) dapat juga
tulang terjadi pada
terbungkus kulit seluruh tubuh
2. Tulang rusuk
mudah terlihat,
kulit lengan atas
terlihat seperti
melorot, ikatan
kulit dengan otot
longgar
Wajah Seperti orang tua Terkadang wajah -
(old man’s membulat dan
appearance) sembab (moon
face karena
edema)
Kulit, jaringan 1. Kulit keriput, 1. Jaringan lemak -
otot, dan lemak jaringan otot dan otot berkurang
lemak berkurang 2. Gangguan
signifikan kulit berupa
2. Hilangnya bercak merah
daging pada yang meluas
pantat yang dan berubah
mengakibatkan menjadi hitam
melorotnya kulit terkelupas

9
sehingga tampak (crazy
seperti celana pavement
melorot dermatotis_
Rambut Normal Terjadi perubahan Kombinasi dari
warna rambut marasmus dan
(kusam/berwarna kwashiorkor
kuning atau
kemerahan),
jarang.kering, dan
mudah dicabut
serta mudah
terkena infeksi
Kejiwaan Cengeng, rewel Apatis dan -
nampak lesu
(pandangan mata
sayu), namun
cengeng dan rewel
ketika di gendong
Dehidrasi Sering terjadi Sering terjadi -
dehidrasi dehidrasi, hanya
saja biasanya
tertutupi oleh
edema
Imunitas Sering terkena Sering terjadi -
infeksi dengan infeksi berkaitan
tanda-tanda dengan lesi kulit
eksternal yang
minim
Lainnya 1. Tekanan darah, 1. Hilangnya nafsu -
detakjantung, makan/anak
dan pernapasan sering menolak
berkurang segala jenis

10
2. Suhu badan makanan
rendah (anoreksia)
(Hipotermia) 2. Hepatomegali
3. Sering disertai 3. Anemia dan
diare kronik atau diare
konstipasi, serta
penyakit kronik

Gambar 1.1 penampakan anak marasmus Gambar 1.2 Penampakan anak Kwashiorkor

3, Apa penyebab anemia gizi besi dan gejala anemia gizi besi ?

Jawaban :
Penyebab anemia gizi besi
Penyebab Contoh
Fisiologi Masa pertumbuhan, pertumbuhan
(Kebutuhan meningkat) cepat(remaja), kehilanan darah
menstruasi, kehamilan(trimester kedua
dan ketiga), donor darah, olahragawan.
Lingkungan Asupan makanan kurang, dampak
kemiskinan, malnutrisi, kebiasaan
makan(vegetarian, vegan)
Patologi Gastrektomi, duodenal bypass, bedah

11
1) Penurunan absorpsi bariatric, infeksi Helicobacter pylori,
(malabsorpsi) celiac sprue, gastritis atropik,
inframmatory bowel sisease(ulcerative
colitis, Choms disease), pertumbuhan
bakteri tak terkendali, interaksi dengan
makanan( the, kopi, kalsium, flavonoid,
2) Kehilangan darah kronik oksalat, fitat), pica, proton pump
inhibitor, dan H2 antagonist
 Saluran pencernaan, termasuk
esofagitis, gastritis erosive,
peptic ulcer, diverticulitis,
benign tumor, kanker usus,
inflammatory bowel disease,
angiodisplasoa, hemoroid,
cacingan, penyebab tidak
diketahui
 Sistem genitourinary, termasuk
menstruasi berat, menoragia,
3) Penyakit kronik intravascular hemolisis
 Pendarahan sistemik, termasuk
hemorrhagic telangiectasia,
chronic schistosomiasis,
Munchausesns syndrome
 Hematuria, epistakis, hemoptisis
 Hemodialisis
Gagal jantung kronik, kanker, penyakit
ginjal kronik, rheumatoid arthritis,
obesitas, inflammatory bowel disease
Obat-obatan Glukokortikoid, salisilat, NSAID,
inhibitor pompa proton
Genetik Iron-refractory iron-deficiency
anemia,lainnya(anemia defesiensi

12
divalent metal transporter 1,
anemiaFanconi, defisensi piruvatkinase
dan lain-lain)
Iron-restricted erythropoietic Penanganan dengan agen penstimulasi
eritropoises, anemia karena penyakit
kronis, penyakitginjal kronis

Gejala anemia gizi besi

Frekuensi Gejala
Sangat sering  Pucat(45-50%)
 Letih(44%)
 Susah bernapas(dyspnea)
 Pusing(63%)
Sering  Rambut rontok(30%)
 Atrophic glossitis(27%)
 Sindrom kaki gelisah/restless leg
syndrome(RSL) (24%)
 Kulit kering dan kasar
 Rambut kering dan rusak
 Cardiac mumur(10%)
 Takikardia(9%)
 Disfungsi neurokognitif
 Nyeri dada(angina pectoris)
 Vertigo
Jarang  Heamodynamic instability(2%)
 Syncope(0-3%)
 Koilonikia(spoon nails)
 Plummer-vinson syndrome(<),2%)

13
4. Sebutkan metode pemeriksaan pada GAKI beserta keuntungan dan
kelemahannya !
Jawaban :
Indikator Kelompok Keunggunalan Kelemahan
monitoring umur dan
pemeriksa
an
Konsentrasi Anak usia 1. Sampel 1. Pemeriksaa
iodium sekolah urine n asupan
urine (µg/l) dan wanita mudah iodium
hamil didapatkan terbatas
2. Marker hanya
biokimia beberapa
paling hari
praktis sebelum
menggamb pemeriksaa
arkan status n.
gizi iodium 2. Diperlukan
3. Cocok pemeriksaa
digunakan n
untuk laboratoriu
sampel m yang
yang teliti agar
banyak dan tidak
membutuhk terkontamin
an biaya asi.
yang 3. Diperlukan
murah. jumlah
4. Ambang sampel
batas dapat yang cukup
digunakan banyak
untuk (dipengaruh

14
klasifikasi i oleh status
status gizi hidrasi dan
iodium ke biologis
dalam seseorang).
derajat 4. Tidak cocok
kesehatan digunakan
masyarakat untuk
yang pemeriksaa
berbeda. n individu.
5. Penjamin
mutu
eksternal
suatu
program.
Tingkat Anak usia 1. Alat 1. Spesivisitas
goiter sekolah skrining dan
dinilai yang sensitivitas
dengan sederhana palpitasi
palpitasi dan cepat. rendah pada
(%) 2. Tidak derajat 0 dan
membutuh 1 karena
kan tingginya
peralatan variasi inter-
khusus. observer.
2. Respon
lambat
terhadap
perubahan
asupan
iodium.
Tingkat Anak usia 1. Pengukura 1. Peralatan
goiter sekolah n volume mahal dan

15
dinilai tiroid yang membutuhka
dengan lebih n sumber
ultrasound( akurat energi listrik.
%) daripada 2. Membutuhka
palpasi. n operator
2. Aman, yang telah
tidak terlatih.
invasif. 3. Berespon
3. Nilai lambat
rujukan terhadap
internasion perubahan
al untuk pengambilan
volume iodium.
tiroid pada
anak
sekolah
telah ada.
TSH Bayi 1. Mengukur 1. Tidak
(mIU/I) fungsi direkomenda
tiroid pada sikan
usia rentan dilakukan
yakni hanya untuk
defisiensi menilai
iodium defisiensi
dapat iodium
berefek komunitas
pada dikarenakan
perkemban biaya yang
gan otak. mahal.
2. Bila telah 2. Tidak dapat
ada digunakan
program apabila

16
skrining antiseptic
untuk berbahan
mendeteksi dasar iodium
hipotiroidi digunkaan
sm selama
kongenital proses
maka persalinan.
hanya 3. Membutuhka
dibutuhkan n penilaian
biaya sensitivitas
tambahan yang
untuk terstandardis
analisis asi.
data. 4. Harus
3. Pengumpul diambil baik
an dari tali
pengambil pusar atau
an darah dari tusukan
dari tumit tumit
dan setidaknya
penyimpan 48 jam
an pada setelah
kertas kelahiran
saring utuk
merupakan menghindari
hal yang lonjakan nilai
sederhana. yang bersifat
4. Sampel fisiologis
darah pada bayi.
dapat
disimpan
selama

17
beberapa
minggu di
tempat
kering
pada suhu
ruangan.
Tg (µg/I) Anak usia 1. Pengumpul 1. Pelaksanaan
sekolah an sampel immunoass
dengan ay yang
menusuk mahal.
jari dan 2. Membutuhk
penyimpan an
annya pada infrastruktu
kertas r
saring yang laboratoriu
sederhana. m.
2. Dapat
disimpan
selama
beberapa
minggu
pada
kondisi
kering dan
suhu
ruangan
sehingga
pengambila
n sampel
dapat
dilakukan
meski di

18
area
terpencil.
3. Dapat
mengukur
peningkata
n fungsi
tiroid dalam
beberapa
bulan
setelah
replesi
iodium,
4. Sudah ada
rujukan
terstandar
namun
perlu
divalidasi.
5. Rentang
rujukan
internasion
al telah
ditetapkan.

6. Bagaimana cara pemeriksaan GAKI dengan cara palpasi (lampirkan


gambar) dan klasifikasi sederhana goiter dengan palpasi ?
Jawaban :
Cara pemeriksaan GAKI dengan cara palpasi untuk meraba kelenjar
tiroid, Anda harus berdiri di belakang pasien. beri pasien secangkir air,
dan minta dia sedikit memanjangkan lehernya. letakkan jari-jari kedua
tangan di leher pasien, tepat di bawah tulang rawan krikoid dan tepat di
samping trakea. beri tahu pasien untuk minum sedikit dan menelan.

19
kelenjar tiroid akan naik saat ia menelan. gunakan jari-jari Anda untuk
meraba secara lateral dan ke bawah untuk merasakan seluruh kelenjar
tiroid. palpasi di garis tengah untuk merasakan isthmus tiroid.

Gambar 1.3 pemeriksaan GAKI Gambar 1.4 pemeriksaan GAKI

Klasifikasi goiter dan palpasi

Grade Keterangan
Grade 0 Tidak teraba dan terlihat
Grade 1 Goiter teraba tetapi tidak terlihat ketika pada
posisi normal
Grade 2 Pembengkakan pada leher terlihat jelas ketika
leher pada posisi normal dan pembesaran tiroid
konsisten (tetap) ketika leher di palpasi

7. Sebutkan tanda defisiensi vitamin A pada seluruh tubuh dan klasifikasikan


defisiensi vitamin menurut WHO serta lampirkan gambar!
Jawaban :
1. Pada system organ secacar umum : nafsu makan menurun, pertumbuhan
terhambat, membrane mongering dan mengalami keratinisasi,infeksi dan
kematian
2. Pada dermatologis : kulit kasar bersisik, rambut atau bulu kasar
3. Otot melemah

20
4. Pada tulang : pertumbuhan periosteum berlebih, terhambatnya kavitas
kranialis dan korda spinalis serta menyempitnya foramen
5. Pada organ vital : nefritis
6. Pada system saraf : tekanan cairan serebrospinal meningkat, ataksia,
terbatasnya saraf optic pada foramina
7. Pada system ocular : niktalopia, xerofthalmia,keratomalasia, dan
kelemahan saraf optic

Klasifikasi Defisiensi Vitamin A menurut WHO

Kelas Xeroftalmia Kelompok Jenis Resiko


Resiko Umur Defisiensi Kematian
(Tahun)
XN Rabun/buta 2-6 ; wanita Lama, tidak +
senja (night dewasa ada kebutaan
blindness)
X1A Konjungtiva 3-6 Lama, tidak +
Mengering ada kebutaan
(conjunctiva
xerosis)
X1B Bintik bitot 3-6 Lama, tidak +
(bitot’s spot) ada kebutaan
X2 Kornea 1-4 Defisiensi ++
mongering akut, dapat
(corneal xerosis) terjadi
kebutaan
X3A Ulserasi kornea/ 1-4 Defisiensi +++
<1/3 kornea akut berat, ada
kebutaan
X3B Ulserasi kornea/ 1-4 Defisiensi ++++
≥1/3 kornea akut berat, ada
(keratomalacia) kebutaan
XS Parut kornea >2 Akibat dari +/-

21
(corneal ulserasi
scarring) (dari kornea
X3)
XF Xerophtalmic dewasa Lama, tidak -
fundus ada kebutaan,
jarang terjadi

Gambar 1. Perbedaan Konjungtiva Normal dan Konjungtiva Pucat

Gambar 2. Conjunctival Xerosis

22
Gambar 3. Bitot’s Spot

Gambar 4. Corneal Xerosis

Gambar 5. Corneal Ulcer ditandai dengan Luka Kecil di Korne

23
Gambar 6. Corneal Ulcer ditandai dengan Infeksi pada Mata

Gambar 7. Keratomalasia

Gambar 8. Corneal Scarring

24
2.2.Pembahasan
Tanda-tanda klinis gizi kurang merupakan indikator yang sangat penting
untuk menduga defisiensi gizi. Hal tersebut mencakup kelambatan
pertumbuhan dan perkembangan yang dapat ditentukan dengan cara
membandingkan seorang individu atau kelompok tertentu dengan ukuran
normal pada umumnya.
Kelainan atau gangguan yang terjadi pada kulit, rambut, mata, membrane
mukosa mulut, dan bagian tubuh yang lain yang dapat dipakai sebagai
petunjuk ada tidaknya masalah gizi kurang. Meskipun demikian perlu
diperhatikan bahwa tanda-tanda gizi tersebut kurang spesifik, karena tanda itu
mungkin timbul bukan akibat kurang gizi, tetapi mungkin disebabkan oleh
faktor hygiene dan sanitasi yang jelek, atau terkena panas sinar matahari.
Pemeriksaan klinis secara umum terdiri dari dua bagian, yaitu :
1. Medical history (riwayat medis) yaitu catatan mengenai
perkembangan penyakit.
2. Pemeriksaan fisik, yaitu melihat dan mengamati gejala gangguan gizi
baik gejala yang dapat diamati dan gejala yang tidak dapat diamati
tetapi dirasakan oleh penderita gangguan gizi.

Medical History atau Riwayat medis yang pernah terjadi harus meliputi
informasi penyakit akut dan kronis sebelumnya, riwayat dirawat dirumah
sakit, dan operasi. Sehingga secara klinis pengobatan singnifikan dapat
menyebabkan defenisi gizi dan interaksi dengan makanan, minuman, dan
tambahan sumplemen.

Pada pemeriksaan fisik kita melakukan pengamatan terhadap perubahan


fisik, yaitu semua perubhaan yang ada kaitannya dengan kekurangan gizi.
Perubahan-perubahan tersebut dapat dilihat pada kulit jaringan epitel, yaitu
jaringan yang membungkus permukaan tubuh kita seperti rambut, mata,
muka, mulut, lidah, gigi, dan lain-lain.

Kekurangan energi protein (KEP) adalah keadaan kurang gizi yang


disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan
sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi. Orang yang

25
mengidap gejala klinis KEP ringan dan sedang pada pemeriksaan hanya
nampak kurus. Namun gejala klinis KEP berat secara garis besar dapat
dibedakan menjadi tiga yaitu marasmus, kwashiorkor, atau marasmic-
kwashiorkor. (Departemen Kesehatan RI, 1999). Namun terdapat tanda-tanda
yang berbeda dari setiap ketiga jenis KEP tersebut.

Marasmus ditandai dengan kehilangan berat badan ( busung lapar ),


sedangkan , kwashiorkor ditandai dengan pembengkakan tubuhkarena
retensi cairan ( bilateral adema ) marasmus, kwashiorkor adalah kombinasi
dari kedua jenis KEP marasmus dan kwashiorkor.

Anemia defisiensi besi adalah satu jenis anemia yang disebabkan


kekurangan zat besi sehingga terjadi penurunan jumlah sel darah merah yang
sehat. Zat besi diperlukan tubuh untuk menghasilkan komponen sel darah
merah yang dikenal sebagai hemoglobin. Saat tubuh mengalami anemia
defisiensi besi, maka sel darah merah juga akan mengalami kekurangan
pasokan hemoglobin yang berfungsi mengangkut oksigen dalam sel darah
merah untuk disebarkan ke seluruh jaringan tubuh. Tanpa pasokan oksigen
yang cukup dalam darah, tubuh juga tidak mendapat oksigen yang memadai
sehingga dapat merasa lemas, lelah, dan sesak napas.

Kemudian anemia gizi besi ini sendiri memiliki beberapa penyebab, yaitu
diantaranya dari faktor fisiologi, faktor patologi(penurunan absorpsi,
kehilangan darah kronik dan penyakit kronik), faktor konsumsi obat, faktor
genetic atau keturunan dan iron-restricted erythropoietic. Setelah diketahui
penyebabnya, maka timbul gejala yang dialami sipenderita anemia gizi besi,
gejalanya ini biasanya terdiri atas 3 waktu, yang pertama sangat sering, yang
kedua sering dan yang ketiga jarang.

GAKI (Gangguan Akibat Kekurangan Iodium) adalah sekumpulan gejala


klinis yang timbul karena kekurangan yodium secara terus menerus dalam
jangka waktu yang cukup lama, dan dapat dicegah dengan pemberian yodium
yang cukup (WHO, 2007). GAKI pada dasarnya ditandai dengan kejadian
goiter dan kretin endemik. GAKI dapat diidentifikasi oleh tenaga kesehatan
dengan mengukur konsentrasi iodium urine, USG, uji TSH. Selain dari

26
metode pemeriksaan tersebut, metode palpasi goiter adalah metode yang
sesuai digunakan untuk skrining kejadian GAKI pada suatu populasi sebab
metode ini sederhana, cepat, dan tidak membutuhkan alat khusus. Teknik ini
juga masih dalam kompetensi seorang ahli gizi.

GAKI tidak hanya menyebabkan pembesaran kelenjar gondok saja tetapi


juga berbagai macam gangguan lain. Kekurangan yodium pada tingkat berat
dapat mengakibatkan cacat fisik dan mental, seperti tuli, bisu tuli,
pertumbuhan badan terganggu, badan lemah, kecerdasan dan perkembangan
mental terganggu.

Pada pemeriksaan GAKI, dapat menggunakan metode inspeksi


(pengamatan) atau metode palpasi (perabaan). Metode inspeksi digunakan
sebagai alat untuk menduga apakah ada pembesaran atau tidak, sedangkan
untuk mengkonfirmasi apakah pembesaran merupakan pembesaran kelenjar
gondok, maka perlu dilakukan palpasi, sehingga palpasi disebut juga sebagai
alat konfirmasi.

27
BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Dapat ditarik kesimpulan bahwa pemeriksaan fisik klinis ini merupakan
pemeriksaan yang dilakukan dengan memeriksa indicator-indikator yang
berhubungan dengan defisiensi zat gizi. Pemeriksaan ini umumnya dapat
dilakukan oleh dokter karena profesinya memiliki suatu kompetensi
mendiagnosis hasil pemeriksaan secara fisik-klinis. Maka seorang ahli gizi
dapat berkolaborasi antarprofesi yang mana seorang ahli gizi dapat mengolah
data fisik-klinis yang telah dilakukan dokter, dan ahli gizi dapat menunjang
asupan gizi pasien melalui fisik-klinis. Namun, ada pemeriksaan fisik-klinis
yang dapat dilakukan oleh ahli gizi yaitu seperti pemeriksaan Kurang Energi
Protein (KEP) yaitu keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya
konsumsi energy dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak dapat
memenuhi angka kecukupan gizi (Supriasa dkk) KEP lebih dikenal oleh
masyarakat dengan sebutan kurang gizi (Kementerian Kesehatan RI,2011),
Anemia Zat Gizi Besi (AGB) adalah menurunnya kosentrasi hemoglobin atau
sel darah merah dibandingkan yang standar (Vieth dan Lane ,2014)
,Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) adalah kekurangan yodium
terjadi pada saat konsumsi yodium kurang dari yang direkomendasikan dan
mengakibatkan kelenjar tiroid tidak mampu mensekresi hormon tiroid dalam
jumlah cukup. Jumlah hormon tiroid yang rendah di dalam darah
mengakibatkan kerusakan perkembangan otak dan beberapa efek yang
bersifat merusak secara kumulatif. Keadaan ini sering disebut dengan nama
Iodium Deficiency Disorder (IDD) (WHO (2001), dan Kurang Vitamin A
adalah keadaan kekurangan provitamin A maupun kekurangan vitamin A
pada diet atau defisiensi vitamin A primer atau karena gagal cerna.

3.2.Saran
Disarankan untuk para medis dan ahli gizi agar tetap memperhatiankan
prinsip-prinsip untuk melakukan penilaian status gizi secara fisik klinis. Agar

28
dapat menunjang kesehatan pasien. Dengan adanya pemeriksaan fisik klinis
dapat memperbaiki kesehatan dan asupan gizi tubuh.

29
DAFTAR PUSTAKA

Iqbal. M.dan Puspaningtyas Desty Ervira.2019. Penilaian Status Gizi ABCD.


Jakarta. Salemba Medika.

Suprariasa, I Dewa Nyoman. Dkk. 2016. Penilaian Status Gizi. Jakarta. Penerbit
Buku Kedokteran EGC

30

Anda mungkin juga menyukai