Anda di halaman 1dari 14

PRAKTIKUM III

FOOD RECALL 24 HOURS

OLEH :

NAMA : Vansya Ashifa K.


NIM : J410190048
SHIFT :B

PENGAMPU
REZANIA ASYFIRADAYATI, SKM.,MPH.
ASISTEN
CHATTRIN FAHREZI, SKM.

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2020
A. JUDUL PRAKTIKUM
Food Recall 24 Hours
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui cara penggunaan metode Food Recall 24 Hours.
2. Untuk mengetahui asupan zat gizi yang dikonsumsi sehari-hari.
3. Untuk menghitung nikai zat gizi pangan.
C. PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Manusia membutuhkan makanan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi
dalam tubuh. Kebutuhan zat gizi setiap orang berbeda-beda sesuai dengan
umur dan jenis kelamin. Agar kebutuhan zat gizi dapat terpenuhi, maka harus
mengonsumsi makanan tiap hari sesuai dengan anjuran gizi. Makanan yang
dikonsumsi seseorang dapat diketahui jumlah dan kandungan zat gizinya
dengan cara melakukan penilaian konsumsi makanan atau survei diet.
Survei diet atau penilaian konsumsi makanan adalah salah satu metode
yang digunakan dalam penentuan status gizi perorangan atau kelompok. Pada
awal tahun empat puluh survei, terutama metode Recall 24 jam banyak
digunakan dalam penelitian kesehatan dan gizi. Di Amerika Serikat survei
konsumsi makanan digunakan sebagai salah satu cara dalam penentuan status
gizi, sedangkan di Indonesia survei konsumsi sudang sering digunakan dalam
dibidang gizi.
Survei konsumsi makanan bertujuan untuk mengetahui konsumsi
makanan seseorang atau kelompok orang, baik secara kualitatif maupun
kuantitatif. Metode yang bersifat kualitatif untuk megetahui frekuensi
makanan, frekuensi konsumsi menurut jenis bahan makanan dan informasi
tentang kebiasaan makan serta cara-cara memperoleh bahan makanan tersebut.
Metode pengukuran konsumsi makanan yang bersifat kualitatif antara lain:
metode frekuensi makanan (food frequency), metode dietary history, metode
telepon dan metode pendaftaran makanan (food list). Sedangkan metode
bersifat kuantitatif untuk mengetahui jumlah makanan yang dikonsumsi
sehingga dapat dihitung konsumsi zat gizi dengan menggunakan Daftar
Konsumsi Bahan Makanan (DKBM) atau dartar lain yang diperlukan seperti
Daftar Ukuran Rumah Tangga (URT), Daftar Konversi Metah-Masak
(DKMM) dan Daftar Penyerapan Minyak. Metode pengukuran konsumsi secar
kuantitatif antara lain: metode recall nutrition, perkiraan makanan (estimated
food records), penimbangan makanan (food weighing), metode food account,
metode inventaris (inventory method) dan pencatatan (household food
records). Selain itu, untuk mengetahui konsumsi makanan seseorang, bisa
dengan menggunakan metode tingkat individu, antara lain metode recall24
jam, metode estimated food records, metode penimbangan makanan (food
weighing), metode dietary history dan metode frekuensi makanan (food
frequency).
Sampai saat iniyang banyak digunakan adalah metode recall 24 jam.
Metode ini banyak digunakan sebagai metode pengumpulan data konsumsi
pangan karena merupakan metode yang relatif murah, karena tidak
memerlukan peralatan khusus dan tempat yang luas untuk wawancara, tetapi
mempunyai tingkat akurasi yang rendah, karena hanya mengandalkan
kemampuan mengingat responden.
II. Tinjauan Teori
Status gizi merupakan faktor yang terdapat dalam level individu (level
yang paling mikro). Status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat
konsumsi makanan dan penggunaan zat gizi. Status gizi dibedakan menjadi
tiga yaitu status gizi buruk, gizi kurang, gizi baik dan gizi. Status gizi baik atau
optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan
secara efisien sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan
otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum (Almatsier, 2009).
Prinsip dari metode recall 24 jam, dilakukan dengan mencatat jenis dan
jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu. Pada
dasarnya metode ini dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan
makanan yang dikonsumsi pada masa lalu. Wawancara dilakukan sedalam
mungkin agar responden dapat mengungkapkan jenis bahan makanan yang
dikonsumsinya beberapa hari yang lalu. Wawancara dilakukan oleh petugas
yang sudah terlatih dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Agar
wawancara berlangsung baik, maka terlebih dahulu perludisiapkan kuesioner
(daftar pertanyaan). Kuisoner tersebut mengarahkan wawancara menurut
urutan waktu makan dan pengelompokan bahan makanan. Kuantitas pangan di
recall meliputi semua makanan dan mimuman yang dikonsumsi termasuk
suplemen vitamin dan mineral. Hal penting yang perlu diketahui adalah
dengan recall 24 jam data yang diperoleh cenderung lebih bersifat kualitatif.
Oleh karena itu, untuk mendapatkan data kuantitatif, maka jumlah konsumsi
makanan individu ditanyakan secara teliti dengan menggunakan alat URT
(sendok, gelas, piring dan lain-lain) atau ukuran lainnya yang biasa
dipergunakan sehari-hari (Supariasa et al, 2012).
Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara
tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.
Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang
konsumsi berbagai zat gizi pada asyarakat, keluarga, dan individu. Servei ini
dapat mengindentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi. (Syukra,
2015).

Dari berbagai metode survey konsumsi gizi tingkat individu, maka metode
recall 24 jam konsumsi gizi merupakan suatu metode yang paling banyak
digunakan dalam survey konsumsi gizi. Hal ini dikarenakan metode ini cukup
akurat, cepat pelaksanaannya, murah, mudah dan tidak memerlukan peralatan
yang mahal atau rumit. Meskipun demikian diperlukan orang yang ahli untuk
dapat melakukannya, karena metode recall 24 jam konsumsi gizi sangat
mengandalkan ingatan responden. Di samping itu diperlukan ketepatan
menyampaikan ukuran rumah tangga (URT) dari pangan yang telah
dikonsumsi oleh responden, saat ketepatan pewawancara untuk menggali
semua makanan dan minuman yang dikonsumsi responden beserta ukuran
rumah tangga (Widajanti, 2009).

Pengukuran konsumsi makanan adalah salah satu metode pengukuran


status gizi secara tidak langsung dengan cara mengukur kualitas dan kuantitas
makanan yang dikonsumsi baik tingkat individu, rumah tangga, dan
masyarakat. Hasil pengukuran makanan ini sangat berguna untuk intervensi
program gizi seperti pendidikan gizi dan pedoman makanan. Berdasarkan jenis
data yang diperoleh, maka pengukuran konsumsi makanan menghasilkan dua
jenis data konsumsi, yaitu bersifat kualitatif dan kuantitatif (Kusharto, 2014)

D. PEMBAHASAN
FOOD RECALL 24 HOURS KONSUMSI GIZI
Nama Responden/subjek :Karyadi

Alamat rumah :Singkil Parangjoro rt01rw08 Grogol Sukoharjo

Jenis Kelamin :Laki-laki


Tanggal :Selasa, 24 Maret 2020
Recall hari ke :I/II/III/IV/V/VI/VII
Usia :49

Bahan Makanan
Banyaknya
No Waktu Makan Nama Masakan
Jenis Gram
URT
(g)
Makan Pagi Nasi Nasi 1centong 50g
ricecooker
Sayur bening Daun kelor 2 sendok 30g
daun kelor sayur
Rica-rica ayam Paha ayam 1 potong 30g
Kerupuk udang Kerupuk udang 2biji 20g
1
sedang
Air Mineral Air mineral 1 gelas 225g
Selingan Pisang ambon Pisang 1 buah 100g
Kue lapis pepe Kue lapis 1buah 70g

2 Makan siang Nasi Nasi 1centong 50g


ricecooker
Ikan Bandeng Bandeng 1ptg 100g
bagian
ekor
Ketimun mentah Ketimun 1buah 110g
sedang
Air Mineral Air mineral 2 gelas 450g
Selingan - - - -

Makan Malam Nasi Nasi 1centong 50g


ricecooker
Sayur sop Brokoli, wortel, 2sendok 60g
daun bawang sayur
Tempe goreng Tempe 1potong 25g
sedang
Tahu goreng Tahu 1potong 50g
sedang
3 Ayam goreng Paha ayam 1potong 30g
Teh manis Gula 1sdt 10g
Air 1cangkir 5g
sedang
Teh celup 1kantong 100g
teh celup
Air Mineral Air mineral 1 gelas 225g
Selingan Jeruk Mandarin Jeruk 1buah 100g
sedang

nilai zat gizi


RUMUS= bdd x berat pangan x
100 gr

 Nasi (150gr)
Energi = 100,00 x(150gr x 4 : 1000)x 357,00/100gr
= 100 x 0,6 x 3,57

= 214,2Kkal

HA = 100,00 x(150gr x 4 : 1000)x 77,00/100gr

= 100 x 0,6 x 0,77

= 46,2Kkal

Lemak = 100,00 x 150gr x 1,70/100gr

= 100 x 150 x 0,017

= 255gr

Nabati = 100,00 x 150gr x 9,50/100gr

= 100 x 150 x 0,95


= 14.250gr

Vitamin A = 100,00 x 150gr x 0,00/100gr

= 100 x 150 x 0

= 0gr →0UI

Vitamin B = 100,00 x 150gr x 0,20/100gr

= 100 x 150 x 0,002

= 30gr→30.000mg

Vitamin C = 100,00 x 150gr x 0,00/100gr

= 100 x 150 x 0

= 0gr→0mg

 Daun kelor rebus (30gr)


Energi = 100,00 x(30gr x 4 : 1000)x 61,00/100gr
= 100 x 0,12 x 0,061
= 0,732Kkal
HA = 100,00 x(30gr x 4 : 1000)x 10,00/100gr
= 100 x 0,12 x 0,1
= 1,2Kkal
Nabati = 100,00 x 30gr x 6,10/100gr

= 100 x 30 x 0,061

= 183gr
Lemak = 100,00 x30gr x 0,90/100gr
= 100 x 30 x 0,009
= 27gr
Vitamin A = 100,00 x 30gr x 0,00/100gr
= 100 x 30 x 0
= 0gr→0UI
Vitamin B = 100,00 x 30gr x 0,10/ 100gr
= 100 x 30 x 0,001
= 3gr→3.000mg
Vitamin C = 100,00 x 30gr x 13,00/100gr
= 100 x 30 x 0,13
= 390gr→390.000mg
 Sayur Sop (60gr)
Energi = 100,00 x(60gr x 4 : 1000)x 27,00/100gr

= 100 x 0,24 x 0,27

= 6,48Kkal
HA = 100,00 x(60gr x 4 : 1000)x 1,00/100gr
= 100 x 0,24 x 0,01
= 0,24Kkal
Nabati = 100,00 x60gr x 1,30/100gr

= 100 x 60 x 0,013

= 78gr
Lemak = 100,00 x 60gr x 1,00/100gr
= 100 x 60 x 0,02
= 120gr
Vitamin A = 100,00 x 60gr x 67,00/100gr
= 100 x 60 x 0,67
= 420gr→420.000mg : 0,0006 = 700.000.000UI
Vitamin B = 100,00 x 60gr x 1,00/100gr
= 100 x 60 x 0,001
= 6gr→6.000mg
Vitamin C = 100,00 x 60gr x 0,20/100gr
= 100 x 60 x 0,002
= 12gr→12.000mg
 Ikan Bandeng (100gr)
Energi = 80,00 x(100gr x 4 : 1000)x 129,00/100gr

= 80 x 0,4 x 1,29

= 41,28Kkal
HA = 80,00 x(100gr x 4 : 1000)x 0,00/100gr
= 80 x 0,4 x 0
= 0Kkal
Hewani = 80,00 x 100gr x 20,00/100gr
= 80 x 100 x 0,2
= 1.600gr
Lemak = 80,00 x 100gr x 4,80/100gr
= 80 x 100 x 0,048
= 384gr
Vitamin A = 80,00 x 100gr x 150,00/100gr
= 80 x 100 x 1,5
= 12.000gr→120.000.000mg : 0,0003 = 40.000.000.000UI
Vitamin B = 80,00 x 100gr x 0,05/100gr
= 80 x 100 x 0,0005
= 4gr→4.000mg
Vitamin C = 80,00 x 100gr x 0,00/100gr
= 80 x 100 x 0
= 0gr→0mg
 Kerupuk udang (20gr)
Energi = 100,00 x(20gr x 4 : 1000)x 477,00/100gr
= 100 x 0,08 x 4.77
= 38,16Kkal
HA = 100,00 x(20gr x 4 : 1000) x 68,50/100gr
= 100 x 0,08 x 0,685
= 5,48Kkal
Hewani = 100,00 x 20gr x 0,00/100gr
= 100 x 20 x 0
= 0gr
Lemak = 100,00 x 20gr x 20,50/100gr
= 100 x 20 x 0,205
= 1,64gr
Vitamin A = 100, 00 x 20gr x 0,00/100gr

= 100 x 20 x 0

= 0gr→0UI
Vitamin B = 100,00 x 20gr x 0,00/100gr
= 100 x 20 x 0
= 0gr→0mg
Vitamin C = 100,00 x 20gr x 0,00/100gr
= 100 x 20 x 0
= 0gr→0mg
 Ketimun (110gr)
Energi = 70,00 x(110gr x 4 : 1000)x 12,00/00gr
= 70 x 0,44 x 0,12
= 3,696Kkal
HA = 70,00 x(100gr x 4 : 1000)x 2,70/100gr
= 70 x 0,44 x 0,027
= 0,8316Kkal
Nabati = 70,00 x 110gr x 0,70/100gr
= 70 x 110 x 0,007
= 53,9gr
Lemak = 70,00 x 110gr x 1,70/100gr
= 70 x 110 x 0,017
= 130,9gr
Vitamin A =70,00 x 110gr x 0,00/100gr
= 70 x 110 x 0
= 0gr→0UI
Vitamin B = 70,00 x 110gr x 0,03/100gr
= 70 x 110 x 0,0003
= 2,31gr→2.310mg
Vitamin C = 70,00 x 110gr x 8,00/100gr
= 70 x 110 x 0,08
= 616gr→616.000mg
 Pisang Ambon (100gr)
Energi = 75,00 x(100gr x 4 : 1000)x 99,00/100gr
= 75 x 0,4 x 0, 99
= 29,7Kkal
HA = 75,00 x(100gr x 4 : 1000)x 25,80/100gr
= 75 x 0,4 x 0,258
=7,74Kkal
Nabati = 75,00 x 100gr x 1,20/100gr
= 75 x 100 x 0,012
= 90gr
Lemak = 75,00 x 100gr x 0,20/100gr
= 75 x 100 x 0,002
= 15gr
Vitamin A = 75,00 x 100gr x 146,00/100gr
= 75 x 100 x 1,45
= 10.875gr→10.875.000mg : 0,0006 = 18.125.000.000UI
Vitamin B = 75,00 x 100gr x 0,08/100gr
= 75 x100 x 0,0008
= 6gr→6.000mg
Vitamin C = 75,00 x 100 x 3,00/100gr
= 75 x 100 x 0,03
= 225gr→225.000mg
 Tahu (50gr)
Energi = 100,00 x(50gr x 4 : 1000)x 68,00/100gr
= 100 x 0,2 x 0,68
= 13,6Kkal
HA = 100,00 x(50gr x 4 : 1000)x 1,60/100gr
= 100 x 0,2 x 0,016
= 0,32Kkal
Nabati = 100,00 x 50gr x 7,80/100gr
= 100 x 50 x 0,078
= 390gr
Lemak = 100,00 x 50gr x 4,60/100gr
= 100 x 50 x 0,046
= 230gr
Vitamin A = 100,00 x 50gr x 0,00/100gr
= 100 x 50 x 0
= 0gr→0UI
Vitamin B = 100,00 x 50gr x 0,06/100gr
= 100 x 50 x 0,0006
= 3gr→3.000mg
Vitamin C = 100,00 x 50gr x 0,00/100gr
= 100 x 50 x 0
= 0gr→0mg
 Tempe (25gr)
Energi = 100,00 x(25gr x 4 : 1000)x 149,00/100gr
= 100 x 0,1 x 14,9
= 149Kkal
HA = 100,00 x(25gr x 4 : 1000)x 12,70/100gr
= 100 x 0,1 x 0,127
= 1,27Kkal
Nabati = 100,00 x 25gr x 18,30/100gr
= 100 x 25 x 0,183
= 457,5gr
Lemak = 100,00 x 25gr x 4,00/100gr
= 100 x 25 x 0,04
= 100gr
Vitamin A = 100,00 x 25gr x 50,00/100gr
= 100 x 25 x 0,5
= 1.250gr→1.250.000mg : 0,0006 = 2.083.333.333,3333UI
Vitamin B = 100,00 x 25gr x 0,17/100gr
= 100 x 25 x 0,0017
= 4,25gr→4.250mg
Vitamin C = 100,00 x 25gr x 0,00/100gr
= 100 x 25 x 0
= 0gr→0mg
 Teh (115gr)
Energi = 100,00 x(115gr x 4 : 1000)x 132,00/100gr
= 100 x 0,46 x 1,32
= 60,72Kkal
HA = 100,00 x(115gr x 4 : 1000)x 67,80/100gr
= 100 x 0,46 x 0,678
= 31,188Kkal
Nabati = 100,00 x 115gr x 19,50/100gr
= 100 x 115 x 0,195
= 2.242,5gr
Lemak = 100,00 x 115gr x 0,70/100gr
= 100 x 115 x 0,007
= 10,85gr
Vitamin A = 100,00 x 115gr x 2,10/100gr
= 100 x 115 x 0,021
= 241,5gr→241.500mg : 0,0006 = 402.500.000UI
Vitamin B = 100,00 x 115gr x 0,01/100gr
= 100 x 115 x 0,0001
= 1,15gr→1.150mg
Vitamin C = 100,00 x 115gr x 0,00/100gr
= 100 x 115 x 0
= 0gr→0mg

E. KESIMPULAN
Metode 24 hours recall merupakan tehnik yang paling sering digunakan baik
secara klinis maupun penelitian. Pada dasarnya metode ini dilakukan dengan
mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada masa lalu.
Wawancara dilakukan sedalam mungkin agar responden dapat mengungkapkan jenis
bahan makanan yang dikonsumsinya beberapa hari yang lalu.
Keberhasilan metode recall ini sangat ditentukan oleh daya ingat responden dan
kesungguhan serta kesabaran dari pewawancara, maka untuk dapat mengingatkan mutu
data recall dilakukan selama beberapa kali pada hari yang berbeda (tidak berturut-
turut), tergantung dari variasi menu keluarga dari hari ke hari. Kesalahan dari hasil
pengukuran konsumsi makanan dapat bersumber dari validitas atau akurasi dari
metode yang digunakan. Validitas atau akurasi adalah derajat kemampuan suatu
metode dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Presisi (tingkat
kepercayaan/reabilitas) adalah kemampuan suatu metode dapat memberikan hasil
yang relatif sama bila digunakan pada waktu yang berbeda.
Kesalahan sistematik dan kesalahan acak bisa terjadi selama pengukuran
konsumsi makanan dan asupan gizi. Tingkat dari kesalahan ini bisa berubah
dengan penggunaan metode dan populasi serta studi gizi. Tipe dari kesalahan
pengukuran dapat diminimalkan oleh mutu menggabungkan prosedur control pada
waktu proses pengukuran. Dengan adanya random dan keasalahan pengukuran
secara sistematis merupakan pengukuran untuk pola segala tipe dari sistem
pengukuran gizi.
Barikut adalah nilai gizi yang dikonsumsi oleh responden selama 24 jam yaitu:
1. Jumlah Energi selama 24 jam: 557,568Kkal
2. Jumlah Protein (nabati atau hewani) selama 24 jam: 19.344,9gr
3. Jumlah Karbohidrat selama 24 jam: 94,4696Kkal
4. Jumlah Lemak selama 24 jam: 15.269,39gr
5. Jumlah Vitamin A selama 24 jam: 132.786.500mg
6. Jumlah Vitamin B selama 24 jam: 59.710mg
7. Jumlah Vitamin C selama 24 jam: 1.243.000mg
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Alhamda, Syikra. 2015. Buku Ajar Dasar Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat.
Yogyakarta: Deepublish.

Kusharto. 2014. Laporan Praktikum Pangan Dan Gizi Penilaian Konsumsi Pangan
Metode Recall. Bali: Universitas Udayana.

Supariasa, Et Al. 2012. Buku Ajar Dasar Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat.
Yogyakarta: Deepublish.

Widajanti. 2009. Praktikum Ilmu Gizi Food Recall 24 Hours. Palembang: Universitas
Sriwijaya.

Anda mungkin juga menyukai