Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK

MATA KULIAH : GIZI DALAM DAUR HIDUP

MENU SEHAT UNTUK BAYI DAN BALITA

Dosen Pengampu : Ninna Rohmawati, S.Gz., M.PH.

Disusun Oleh :

KELOMPOK 3

Miranti Putri Ariana 202110102003

Devika Nurmalasari 202110102007

Ananda Nur Arifah Kusuma Sari 202110102010

Fera Nur Afifah 202110102016

PROGRAM STUDI S1 GIZI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS JEMBER

2021
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum yang berjudul Menu Sehat
Untuk Bayi dan Balita ini tepat pada waktunya.

Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Ninna Rohmawati, S.Gz., M.PH. selaku
dosen pengampu dari mata kuliah gizi dalam daur hidup yang telah membantu, baik secara
moral maupun materi. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman seperjuangan
yang telah bekerja sama dan saling membantu dalam praktikum penyusunan menu.

Kami menyadari, bahwa laporan yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna,
baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan
agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga laporan praktikum ini dapat menambah wawasan para pembaca dan
bermanfaat untuk perkembangan ilmu pegetahuan.

Bondowoso, 2021

Penulis
BAYI
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER............................................................................................................ i
BATAS MATERI................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................1
1.3 Tujuan.................................................................................................................... 2
BAB II DASAR TEORI........................................................................................................3
2.1 Pengertian Status Gizi Bayi....................................................................................3
2.2 Kebutuhan Gizi Bayi...............................................................................................3
BAB III ISI.......................................................................................................................... 5
3.1. Deskripsi Kasus....................................................................................................5
3.2. Penilaian Status Gizi Bayi.....................................................................................5
3.3. Perhitungan Kebutuhan Gizi Bayi..........................................................................5
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................................7
4.1 Menu Bayi.............................................................................................................. 7
BAB V PENUTUP.............................................................................................................. 9
5.1 Kesimpulan............................................................................................................. 9
5.2 Saran...................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 11
LAMPIRAN......................................................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Praktik pemberian makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) merupakan faktor
penting untuk pemenuhan kebutuhan gizi anak karena mulai usia 6 bulan terjadi
ketimpangan gizi antara jumlah yang dibutuhkan dengan energi dan zat gizi yang
tersedia dari ASI sehingga harus dipenuhi dari MP-ASI. Kekurangan asupan gizi dari MP-
ASI pada anak usia 6-23 bulan menyebabkan terjadinya gangguan pertumbuhan dan
tingginya risiko menderita stunting . World Health Organization (WHO) menyatakan
sekitar 32% anak usia balita di negara-negara berkembang menderita stunting dan 10%
wasting disebabkan oleh MP-ASI yang tidak optimal . Di Indonesia, hampir 9 juta atau
37% anak balita menderita stunting sehingga Indonesia berada di urutan kelima dengan
prevalensi stunting terbesar di dunia dan Aceh menduduki peringkat ketiga dengan
prevalensi stunting pada balita (37,3%) dan peringkat pertama pada anak usia di bawah
dua tahun (37,9%).
Salah satu penyebab langsung terjadinya kekurangan gizi dan stunting pada anak
khususnya pada anak usia 6-23 bulan adalah praktik pola pengasuhan yang tidak tepat,
salah satu indikatornya adalah praktik pemberian MP-ASI yang tidak optimal. Data WHO
menunjukkan hanya sepertiga dari anak balita di negara berkembang yang mendapatkan
MP-ASI yang adekuat, yaitu frekuensi dan keragaman sesuai standar, sementara di
Indonesia sebagian besar atau dua dari tiga anak usia 0-24 bulan tidak menerima MP-
ASI yang tepat karena pola asuh yang salah. Praktik pemberian MP-ASI yang tidak
optimal mempengaruhi asupan energi dan zat gizi. Hasil survei diet total (SDT) tahun
2014 menunjukkan hampir 1 dari 4 anak atau 24,7% anak balita di Aceh mempunyai
asupan protein kurang dan 6 dari 10 anak atau 60,4% mempunyai asupan energi kurang
dari angka kecukupan energi (AKE) yang dianjurkan .

Oleh karena itu, penyusun membuat laporan praktikum yang berjudul Menu Sehat
Bayi dan Balita. Dengan adanya laporan praktikum ini, diharapkan dapat dijadikan
sebagai referensi untuk para ibu rumah tangga yang mempunyai anak sedang MPASI
dalam pemilihan menu yang sehat dan bergizi

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara membuat menu sehat untuk bayi ?
2. Bagaimana kandungan gizi dalam menu sehat untuk bayi ?

1
1.3 Tujuan
1. Mengetahui cara membuat menu sehat untuk bayi.
2. Mengetahui kandungan gizi dalam menu sehat untuk bayi.

2
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Status Gizi Bayi


Masa bayi (usia 0-11 bulan) adalah masa dengan tingkat pertumbuhan paling tinggi
dibanding masa-masa lainnya dalam kehidupan manusia . Pada masa tersebut mereka
mengalami pertumbuhan dan perkembangan dengan sangat cepat apabila didukung
dengan praktik pemberian makan yang tepat sesuai dengan usianya. Pemberian
makanan pada bayi yang tidak tepat dapat mengakibatkan gangguan pertambahan
berat badan sejak bayi berusia satu bulan. Upaya peningkatan status kesehatan dan gizi
bayi/anak dapat dilakukan melalui perbaikan perilaku masyarakat dalam pemberian
makanan. Ketidaktahuan ibu tentang cara pemberian makanan bayi/anak dan adanya
kebiasaan yang merugikan kesehatan, secara langsung dan tidak langsung menjadi
penyebab utama terjadinya masalah kurang gizi pada anak, khususnya pada umur
dibawah dua tahun.
Gangguan gizi yang terjadi dapat disebabkan oleh ibu yang memberikan makanan
prelaktal dan atau memberikan MPASI terlalu dini bahkan terlalu lambat, serta kualitas
dan kuantitas MP-ASI yang diberikan juga sering tidak memadai . Selain itu juga,
berdasarkan penelitian Prahesty (2001) mengemukakan bahwa ada hubungan antara
praktik pemberian makanan prelaktal terhadap terjadinya gangguan pertumbuhan pada
anak usia 0-12 bulan.

2.2 Kebutuhan Gizi Bayi


Pemberian makan yang tidak tepat saat MPASI dapat berakibat buruk di masa yang
akan datang. Bayi akan mengalami kekurangan zat besi, angka kecukupan gizi yang
diterima tidak sesuai dengan usianya, dan yang paling fatal dapat mengakibatkan gizi
buruk. Kurangnya pengetahuan serta informasi tentang panduan pemberian MPASI
yang diterima para orangtua menyebabkan orangtua tidak mengerti bagaimana menu
MPASI yang tepat untuk bayi. Kebutuhan kalori yang merupakan bagian dari nutrisi
harian bayi dapat diketahui dengan perhitungan berdasar rumus hasil penelitian medis.
MPASI merupakan makanan bayi kedua yang menyertai pemberian ASI. Makanan
pendamping ASI merupakan makanan yang diberikan pada bayi yang telah berusia 6
bulan atau lebih karena ASI tidak lagi memenuhi kebutuhan gizi bayi. Pemberian
makanan pendamping ASI harus disesuaikan dengan usia balita. Pemberian makanan
pendamping ASI harus bertahap dan bervariasi dari mulai bentuk bubur kental, sari
buah, buah segar, makanan lumat, makanan lembek dan akhirnya makanan padat.
Makanan pendamping ASI diberikan pada bayi di samping ASI.
3
Sebelum menentukan menu, ditentukan terlebih dahulu kebutuhan energi bayi secara
total, baik yang berasal dari ASI maupun dari MPASI. Kebutuhan energi dimaksudkan
mencapai pertumbuhan yang optimal, dan mendukung aktivitas fisik yang diinginkan.

Tabel diatas merupakan rumus persamaan penentuan kebutuhan kalori harian bayi.
(89 x berat badan [kg] – 100) merupakan persamaan untuk mencari total energy
expenditure yaitu total energy yang dibutuhkan energi yang dibutuhkan perhari.
Sedangkan kcal energy deposition merupakan nilai deposisi energi atau total
pengeluaran energi untuk setiap umur bayi. Semakin kecil nilai deposisi energi maka
semakin tinggi nilai kalori yang dibutuhkan oleh bayi. Dengan bertambahnya umur maka
bayi semakin aktif bergerak dan asupan kalori yang dibutuhkan semakin banyak. Nilai
413 dan 346 merupakan asupan kalori dari ASI pada Negara berkembang menurut
WHO.

4
BAB III
ISI

3.1 Deskripsi Kasus Bayi


Diketahui bayi dengan nama Zafran Putra Andaru Berumur 8 bulan dengan berat
badan 8kg. Pada saat lahir zafran memiliki berat badan diangka 2,5kg. Zafran berasal
dari orang tua ibu Rubby madyani yang memiliki profesi sebagai ibu rumah tangga
sedangkan sang ayah Andre putra memiliki pekerjaan sebagai supir. Zafran tergolong
anak yang masuk kedalam bayi Asi eksklusif Diketahui zafran sangat suka dengan sayur
bayam dan wortel terbukti disaat waktunya makan zafran akan habis dengan cepat jika
terdapat fingger food wortel dan sayur bayam. Saat ini zafran memasuki step 2 dimana
tekstur makanan pada zafran sudah naik menjadi sedikit bertekstur.

3.2 Penilaian Status Gizi Bayi


Bayi yang bernama Zafran memiliki nilai status gizi yang baik, dilihat dari dia yang
menyukai makanan yang sehat serta orang tua yang menerapkan ASI Eksklusif kepada
Zafran, sehingga kebutuhan Zafran akan lebih baik lagi. Meskipun pekerjaan orang
tuanya yang tergolong dapat mencukupi keseharaiannya yang sederhana, namun peran
ibu yang dilakukan Ibu Zafran sangatlah baik untuk menerapkan ASI Eksklusifnya
kepada Zafran. Karena adanya ASI Eksklusif ini bisa membantu adanya pertumbuhan
bayi yang baik untuk tumbuh kembang Zafran.

3.3 Perhitungan Kebutuhan Gizi Bayi

Menghitung kebutuhan gizi bayi berumur 8 bulan beserta menu makanannya:

 BBI :
= ( 8 : 2 ) + 4 kg
=4+4
= 8 kg
 Energi :
= 115 kalori BBI
= 115 X 8
= 920 kkal
 Protein :
= 10% X E / 4
= 10% X 920 / 4
= 23 g
5
 Lemak :
= 20% X E / 9
= 20% X 920 / 9
= 20,4 g
 Karbohidrat :
= 70% X E / 4
= 70% X 920 / 4
= 161 g

6
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Menu Bayi


Menyusun menu
 Makan Pagi dan Selingan (244,45 kkal)

MENU SARAPAN
NAMA BAHAN URT BERAT ENERGY PROTEIN LEMAK KARBOHIDRAT
MAKANAN (g) (kkal) (g) (g) (g)

Nasi Nasi 3/8 50 g 90 kkal 1,5 g 0,15 g 19,45 g


Putih gls
Semur Daging 0,5 17,5 g 17,5/100 17,5/100 x 17,5/100 -
Daging sapi ptg x 301 55 x9
sdg = 5,95 = 9,62 g = 1,57 g
kkal
Wortel kukus Wortel 0,5 50 g 50/100 x 50/100 x 1 50/100 x 50/100 x 8,3
ptg 37 = 1,2 g 0,6 = 36 g
sdg = 17 kkal = 0,15 g
Total : 112,95 12,32 g 1,87 g 55,45 g
kkal
MENU SELINGAN
NAMA BAHAN URT BERAT ENERGY PROTEIN LEMAK KARBOHIDRAT
MAKANAN (g) (kkal) (g) (g) (g)

Tahu Kukus Tahu ½ bj 55 g 55/100 x 55/100x10 55/100 x 55/100 x 0,8


sdg 80 = 5,5 g 4,7 = 0,44 g
= 44 kkal = 2,5 g
ASI ASI 1 gls 125 ml 77,5 kkal 1,8 g 4g 8,7 g
Total : 121,5 kkal 7,3 g 6,5 g 9,14 g

 Makan Siang dan Selingan (224,6 kkal)

MENU SIANG
NAMA BAHAN URT BERAT ENERGY PROTEIN LEMAK KARBOHIDRA
MAKANAN (g) (kkal) (g) (g) (g)

Bubur Kentang 1 bh 105 g 105/100x6 105/100x2,1 105/100x0,2 105/100x13,5


Kentang sdg 2 = 2,2g = 0,21g = 14,17 g
= 65,1 kkal
Kembung kembung 1/4 20 g 20/100 x 20/100 x 20/100 x 3,4 20/100 x 2,2
goreng ekor 125 21,3 = 1,02g = 0,66 g
sdg = 37,5 kkal = 4,26 g
Butter 1sdt 5g 5/100 x 5/100 x 0,5 5/100x81,6 5/100x1,4
(unsalted) 742 = 0,025 g = 4,08 g = 0,07 g
= 37,1 kkal
Bayam Bayam 10 50 g 50/100 x 50/100 x 0,9 50/100 x 0,4 50/100 x 2,9
kukus btg 16 = 0,45 g = 0,2 g = 1,45 g
7
= 8 kkal
Total : 147,1 kkal 8,975 g 5,1 g 16,35 g

MENU SELINGAN
NAMA BAHAN URT BERAT ENERGY PROTEIN LEMAK KARBOHIDRAT
MAKANAN (g) (kkal) (g) (g) (g)

ASI ASI 1 gls 125 ml 125/100 x 125/100x1,5 125/100x3,2 125/100x7


62 = 1,8 g =4g = 8,7g
= 77,5
kkal
Total : 77,5 kkal 1,8 g 4g 8,7g

 Makan Malam dan Selingan (446,337 kkal)

MENU MALAM
NAMA BAHAN URT BERAT ENERGY PROTEIN LEMAK KARBOHIDRAT
MAKANAN (g) (kkal) (g) (g) (g)

Nasi sapi Nasi 1/12 25 g 25/100 x 25/100 x 3 25/100 x 25 /100 39,8


jagung gls 180 = 4,5 = 0,75 g 0,3 = 9,95 g
kkal = 0,07 g
Daging 1/3 11,7 g 11,7/100 x 11,7/100 x 11,7/100 x -
sapi ptg 301 = 55 = 6,43 g 9
cincang sdg 35,217 kkal = 1,3 g
jagung ½ bj 62 g 62/100 x 62/100 x 9 62/100 x 62/100 x 69
sdg 366 = 5,58 g 7,3 = 42,78 g
= 226,92 = 4,52 g
kkal
Butter 1sdt 5g 5/100 x 5/100 x 0,5 5/100x81,6 5/100x1,4
(unsalted 742 = 0,025 g = 4,08 g = 0,07 g
) = 37,1 kkal

pisang Pisang 1 bh 50 g 50/100x10 105/100x1 105/100x0, 105/100x24,3


Ambon kcl 8 = 2,2g 8 = 14,17 g
= 65,1 kkal = 0,21g
Total : 368,837 14,985 g 10.18 g 66,97 g
kkal
MENU SELINGAN
NAMA BAHAN URT BERAT ENERGY PROTEIN LEMAK KARBOHIDRAT
MAKANAN (g) (kkal) (g) (g) (g)

ASI ASI 1 gls 125 ml 125/100 x 125/100x1,5 125/100x3,2 125/100x7


62 = 1,8 g =4g = 8,7g
= 77,5
Total : 77,5 kkal 1,8 g 4g 8,7g

8
BAB VI
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Masa usia yang dilalui oleh bayi merupakan umur 0-11 bulan, dimana masa-masa
itu merupakan masa emas dan penting untuk diperhatikan oleh orang tuanya.
Pertumbuhan pada bayi juga perlu adanya dukungan dari orang tua, dengan cara
memberikan MP-ASI kepada bayi, sehingga kebutuhan nilai gizi yang baik sejak bayi
bisa terpenuhi. Dimana perkembangan bayi akan menaik pesat karena dukungan yang
positif oleh orang tuanya. Supaya bayi bisa tumbuh normal dan tidak mengalami
penyakit-penyakit yang bisa kapanpun menyerang bayi tersebut. Kebutuhan yang
diberikan melalui MP-ASI ini bisa menjadikan bayi mudah beradaptasi dengan
lingkungannya dan bisa belajar mengonsumsi makanan-makanan yang akan
dikonsumsinya nanti ketika sudah mulai tumbuh dewasa. Adanya MP-ASI ini bisa
berguna juga untuk ibu, karena ibu tidak perlu repot-repot mengurus bayi ketika bayi
menangis dan bisa memberikan makanan kesukaannya karena memalui pemberian MP-
ASI ini dapat memperhatikan apa saja makanan yang disukai maupun tidak pada
bayinya. Selain itu, pemberian Makanan Pendamping ASI dapat menekan tingkat stress
pada ibu yang sewaktu-waktu bisa datang karena memikirkan kondisi bayi ketika
bayinya sedang sakit. Maka dari itu pemberian Makanan Pendamping ASI bisa
menekan tingkat stress pada ibu dan membuat ibu tidak terlalu pusing untuk memikirkan
makanan yang akan diberikan kepada bayi. Adanya pertambahan umur pada bayi,
akan membuat bayi semakin aktif bergerak dan asupan kalori yang dibutuhkan semakin
banyak, sehingga kebutuhannya sangat perlu diperhatikan karena semakin kecil nilai
deposisi energi maka semakin tinggi nilai kalori yang dibutuhkan oleh bayi.

5.2 Saran

Bayi lebih disarankan untuk diperkenalkan MP-ASI sesuai dengan usia


pertumbuhannya, sehingga mempermudah bayi mengenal berbagai macam makanan
yang akan dikonsumsinya kelak ketika tumbuh dewasa. MP-ASI tidak disarankan
diperkenalkan terlalu dini dan terlalu terlambat, sehingga di pertengahan pertumbuhan si
bayi yang sesuai dengan anjuran dokter, maka MP-ASI tersebut boleh diperkenalkan
kepada bayi. Jika diberikan terlalu dini atau terlambat diberikan kepada bayi, maka bayi
bisa saja mendapatkan kelainan pada fungsi organ tubuhnya atau bisa saja bayi
tersebut terserang penyakit karna kebutuhan gizi yang diberikan tersebut kurang. Maka
9
dari itu, harus diberikan kebutuhan gizi yang cukup kepada bayi, supaya pertumbuhan
bayi tersebut bisa tumbuh dengan baik dan sehat.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, A., Madanijah, S., Dwiriani, C. M., & Kolopaking, R. (2019). Pengetahuan, sikap,
motivasi ibu, dan praktik pemberian MP-ASI pada anak usia 6-23 bulan: studi formatif
di Aceh. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 16(1), 1.

Sartika, D., Husin, S., & Febry, F. (2011). Hubungan Pola Pemberian Makanan Dengan
Status Gizi Bayi Usia 0-11 Bulan Di Kelurahan Indralaya Mulya Ogan Ilir. Jurnal Ilmu
Kesehatan Masyarakat, 2(1).

Prasetya, E. B., & Amri, N. (2019). Sistem Informasi Untuk Menentukan Menu Makanan
Pendamping Asi (Mpasi) Bayi Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (Akg)
Menggunakan Metode Forward Chaining. RESISTOR (elektRonika kEndali
telekomunikaSI tenaga liSTrik kOmputeR), 2(1), 15-22.

11
LAMPIRAN

 Menu pagi
1) Nasi, semur daging, wortel kukus, tahu kukus
 Bahan-bahan
o 50g Nasi putih
o 17,5g Semur daging
o 0,5g Wortel kukus
o 55g Tahu
o 125 ml ASI
 Cara membuat
o Haluskan bumbu yang diperlukan untuk memasak semur daging
o Potong daging berukuran kecil
o Lalu jika sudah halus, panaskan wajan dengan api kecil, setelah itu tumis
beberapa bumbu yang diperlukan untuk memasak semur daging dan
tunggu hingga harum
o Ketika penumisan, tambahkan kayu manis, cengkeh serta daun salam
supaya lebih harum dan sedap
o Setelah itu, masukkan daging dan tunggu hingga daging empuk, lalu
berikan air serta berikan kecap untuk menambah cita rasa pada semur
daging
o Setelah itu, tunggu hingga semur matang selama ±10 menit untuk
membuat air dan kecap menyerap kedalam semurnya
o Ketika sudah matang, berikan tomat di akhir memasak, tunggu tomat
berubah bentuk sedikit layu
o Setelah itu kompor sudah bisa dimatikan dan makanan siap dihidangkan
dengan nasi dan wortel kukus, serta tahu kukus sebagai makanan
pendamping.
o Setelah itu, makanan siap disajikan bersama ASI.

12
Gambar 1. Menu Makan Pagi

 Menu siang
1) Bubur kentang ikan kembung sayur bayam
 Bahan-bahan
o 105g kentang
o 20g ikan kembung
o 50g bayam
o 125ml ASI
o 5g unsalted butter
 Cara membuat
o Rebus kentang dan bayam secara bersamaan selama ± 15-20 menit
o Jika sudah matang angkat dan tiriskan
o Haluskan kentang menggunakan garpu agar mendapatkan tektur yang tidak
terlalu lembut
o Potong kecil-kecil bayam menggunakan pisau
o Panaskan api dan masukan unsalted butter
o Masukan ikan kembung dan masak hingga matang
o Setelah ikan kembung matang tiris dan angkat
o Masukan bayam yang sudah dipotong tadi kedalam wajan bekas
penggorengan ikan kembung tadi
o Tumis sebentar dan angkat
o Dan makanan siap disajikan bersama ASI

13
Gambar 2. Menu Makan Siang

 Menu malam
1) Nasi sapi jagung
 Bahan-bahan
o 25g nasi putih
o 11,7g daging sapi cincang
o 62g jagung
o 5g unsalted butter
o 50g pisang
o 125 ml ASI
 Cara membuat
o Panaskan wajan dan masukan unsalted butter
o Setelah panas masukan daging cincang tunggu hingga berubah warna
o Setelah dagingnya setengah matang masukan jagung
o Tunggu hingga jagung sedikit lunak
o Masukan nasi dan aduk campur rata
o Potong pisang menjadi bagian bulat kecil
o Dan siapkan ASI
o Makanan siap disajikan

14
Gambar 3. Menu makan malam

15
BALITA
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER............................................................................................................ iv
BATAS MATERI................................................................................................................. v
DAFTAR ISI....................................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................19
1.1 Latar Belakang........................................................................................................19
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................19
1.3 Tujuan..................................................................................................................... 19
BAB II DASAR TEORI........................................................................................................20
2.1 Pengertian Status Gizi Balita..................................................................................20
2.2 Kebutuhan Gizi Balita.............................................................................................21
BAB III ISI.......................................................................................................................... 23
3.1 Deskripsi Kasus......................................................................................................23
3.2 Penilaian Status Gizi Balita.....................................................................................23
3.3 Perhitungan Kebutuhan Balita................................................................................23
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................................25
4.1 Menu Balita............................................................................................................. 25
BAB V PENUTUP.............................................................................................................. 27
5.1 Kesimpulan............................................................................................................. 27
5.2 Saran...................................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 28
LAMPIRAN......................................................................................................................... 29

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Balita adalah anak yang berusia 1-5 tahun, pada masa ini ditandai dengan proses
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Disertai dengan perubahan yang
memerlukan zat-zat gizi yang jumlahnya lebih banyak. Akan tetapi, balita termasuk
kelompok lawan gizi, mereka mudah menderita kelainan gizi karena kekurangan zat gizi
yang dibutuhkan dari makanan yang mereka konsumsi.
Konsumsi gizi yang baik dan cukup seringkali tidak bisa dipenuhi oleh seorang anak
karena adanya faktor eksternal maupun intaernal. Faktor eksternal ini bisa menyangkut
keterbatasan ekonomi keluarga sehingga uang yang tersedia tidak cukup untuk membeli
makanan. Sedangkan faktor internal adalah faktor yang terdapat di dalam diri anak
tersebut, yang dimana secara psikologis muncul berbagai problema makan pada anak.
Anak balita memang sudah bisa makan apa saja seperti halnya orang dewasa. Tetapi
mereka pun bisa menolak makanan yang disajikan tidak memenuhi selera mereka. Oleh
karena itu sebagai orang tua kita juga harus berlaku demokratis untuk sekali-kali
menghidangkan makanan yang memang menjadi kegemaran si anak. Intake gizi yang
baik berperan penting didalam mencapai pertumbuhan badan yang optimal. Dan
pertumbuhan badan yang optimal ini mencakup pula pertumbuhan otak yang sangat
menentukan kecerdasan seseorang.
Adapun faktor yang paling terlihat pada lingkungan masyarakat adalah kurangnya
pengetahuan ibu mengenai gizi-gizi yang harus dipenuhi anak pada masa pertumbuhan.
Ibu biasanya memberikan makan yang lezat kepada anaknya tanpa mengetahui apakah
makanan tersebut mengandung gizi-gizi yang cukup atau tidak, dan tidak
mengimbanginya dengan makanan sehat yang mengandung banyak gizi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara membuat menu sehat untuk balita ?
2. Bagaimana kandungan gizi dalam menu sehat untuk balita ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui cara membuat menu sehat untuk balita.
2. Mengetahui kandungan gizi dalam menu sehat untuk balita.

19
BAB II
DASAR TEORI

5.3 Pengertian Status Gizi Balita


Kebutuhan gizi adalah jumlah zat gizi yang diperkirakan cukup untuk
memelihara kesehatan pada umumnya. Secara garis besar, kebutuhan gizi
ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, dan tinggi badan. Antara
Kebutuhan zat gizi dan pengeluarannya harus ada keseimbangan sehingga diperoleh
status gizi yang baik. Status gizi balita dapat dipantau dengan menimbang anak
setiap bulan dan dicocokkan dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) meliputi: a)
Kebutuhan Energi; kebutuhan energi bayi dan balita relatif besar dibandingkan
dengan orang dewasa, sebab pada usia tersebut pertumbuhannya masih sangat
pesat. Kecukupannya akan semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia. b)
Kebutuhan zat pembangun; secara fisiologis, balita sedang dalam masa
pertumbuhan sehingga kebutuhannya relatif lebih besar daripada orang dewasa.
Namun, jika dibandingkan dengan bayi yang usianya kurang dari satu tahun,
kebutuhannya relatif lebih kecil. c) Kebutuhan zat pengatur; kebutuhan air bayi dan
balita dalam sehari berfluktuasi seiring dengan bertambahnya usia. Kebutuhan gizi
balita di bawah satu tahun dan balita antara 1- 5 tahun berbeda disebabkan
perbedaan kerja tubuhnya (faal).
Anak balita adalah anak yg berusia 1 – 5 tahun. Pada masa balita ini terdapat
pula usia yang sangat rawan yaitu anak usia 1 – 2 tahun (baduta) – Golden Age
( Usia Emas ), bahkan sampai 3 tahun (batita). Dalam usia ini kebutuhan zat gizi
anak meningkat karna anak mulai melakukan gerakan-gerakan fisik. Pertumbuhan
dan perkembangan tubuh berlangsung relatif cepat. ASI masih terus diberikan
sampai dengan usia 2 tahun. Untuk anak usia 1 – 3 tahun makanan masih dalam
bentuk lunak dengan jadwal makan seperti anggota keluarga yang lain. Anak sudah
biasa minum dengan menggunakan gelas dan makan dengan menggunakan sendok.
Usia 3 – tahun jenis makanan sama dengan usia sebelumnya, seperti makanan
sehat yang mengandung E, P, Vit, mineral (pemberian protein diusahakan 1/3nya
diambil dari protein hewani). Anak bisa makan seperti anggota keluarga yang lain,
sayuran tetap harus diperhatikan untuk selalu dikonsumsi. Makanan selingan (snack)
diberikan dengan porsi yang sedang supaya tidak mengganggu makanan utama.
Terdapat empat parameter perkembangan melalui Denver Development
Screening Test (DDST) dalam menilai perkembangan balita, yaitu tingkah laku sosial,
gerakan motorik halus, gerakan motorik kasar dan bahasa Sun itu, ada pula yang
membagi aspek perkembangan balita menjadi tujuh seperti pada pedoman Bina
20
Keluarga Balita (BKB), yaitu tingkah laku sosial, menolong diri sendiri, lancerdasan
gerakan motorik halus, gerakan motorik kasar, komunikasi pasif, dan komunikasi aktit
Penilaian tumbuh kembang pada balita meliputi evaluasi per tumbuhan fisik
berdasarkan grafik pertumbuhan berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar
dada, dan lingkar perut, evaluasi pertumbuhan gigi gerigi. evaluasi neurologis, dan
perkembangan sosial.
Asupan zat gizi mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan anak
dari bayi hingga masa remaja. Diet seimbang tidak hanya berpengaruh terhadap
pertumbuhan, tetapi juga berfungsi sehagai imunitas, penunjang kemampuan
intelektual, dan pembentuk emosional. Semua makanan yang dikonsumi bayi harus
memenuhi kebutuhan gizi sehari. Kebutuhan gizi pada setiap bavi beshe terserang 1
ketepatan pertumbuhan

5.4 Kebutuhan Gizi Balita


Kebutuhan gizi atau nutrisi pada balita sangatlah penting pada masa pertumbuhan
balita. Berikut beberapa kebutuhan zat gizi balita yang harus dipenuhi.
a. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi yang tersedia dengan mudah di
setiap makanan dan harus tersedia dalam jumlah yang cukup. Pangan
sumber karbohidrat misalnya 9 serealia, biji-bijian, gula, buah-buahan,
umumnya menyumbang paling sedikit 50% atau separuh kebutuhan
energi keseluruhan. Anjuran konsumsi karbohidrat menurut Angka
Kecukupan Gizi (2019) sehari bagi anak usia 6-11 bulan sebesar
105gram, anak usia 1-3 tahun sebesar 215 gram, dan untuk usia anak 4-6
tahun sebesar 220 gram.
b. Protein
Protein diperlukan untuk pertumbuhan, pemeliharaan, dan perbaikan
jaringan tubuh, serta membuat enzim pencernaan dari zat kekebalan yang
bekerja untuk melindungi tubuh balita. Protein bermanfaat sebagai
presekutor untuk meurotransmitter demi perkembangan otak yang baik
nantinya. Kebutuhan protein menurut Angka Kecukupan Gizi (2019), untuk
anak usia 6-11 bulan sebesar 15 gram, anak usia 1-3 tahun sebesar 20
gram, dan anak usia 4-6 bulan sebesar 25 gram.
c. Lemak
Lemak merupakan sumber energi dengan konsentrasi yang cukup
tinggi. Balita membutuhkan lebih banyak lemak dibandingkan orang

21
dewasa karena tubuh mereka menggunakan energi yang lebih secara
proporsional selama masa pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Angka kecukupan lemak untuk anak usia 6-11 bulan sebesar 35 gram,
usia 1-3 tahun sebesar 45 gram, dan anak usia 4-6 tahun sebesar 50
gram
d. Serat
Serat adalah bagian dari karbohidrat dan protein nabati yang tidak
dipecah dalam usus kecil dan penting untuk mencegah sembelit, serta
gangguan usus lainnya. Serat dapat membuat perut anak menjadi cept
penuh dan terasa kenyang, menyisakan ruang untuk makanan lainnya
sehingga sebaiknya tidak diberikan secara berlebih. Kecukupan serat
untuk anak usia 6-11 bulan sebesar 11 gram/hari, anak usia 1-3 tahun
adalah 19 gram/hari, sedangkan anak 4-6 tahun adalah 20 g/hari
e. Vitamin dan mineral
Vitamin adalah zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah
yang sangat kecil untuk beberapa proses penting yang dilakukan di dalam
tubuh. Fungsi vitamin adalah untuk membantu 11 proses metabolisme,
yang berarti kebutuhannya ditentukan oleh asupan energi, karbohidrat,
protein, dan lemak. Mineral adalah zat anorganik yang dibutuhkan oleh
tubuh untuk berbagai fungsi. Mineral penting untuk proses tumbuh
kembang secara normal. Kekurangan konsumsi terlihat pada laju
pertumbuhan yang lambat, mineralisasi tulang yang tidak cukup,
cadangan besi yang kurang, dan anemia.

22
BAB III
ISI

3.1 Deskripsi Kasus Balita


Gibran Ali Putra adalah seorang balita yang berusia 2 tahun dengan tinggi
badan (TB) dan berat badan (BB) Gibran adalah 98 cm dan 12 kg. Gibran adalah
balita yang aktif, dan juga sangat menyukai sayuran sejak dini. Makanan kesukaan
Gibran adalah sayur sop dan telur goreng.

3.2 Penilaian Status Gizi Balita


Untuk mengetahui statu gizi Gibran kita daoat mealakukan perhitungan berat
badan ideal pada balita sesuai umur dengan menggunakan rumus Desirable Body
Weight (DBW), seperti :

DBW = (usia dalam tahun × 2) + 8

DBW = (usia dalam tahun × 2) + 8


=(2×2)+8
=4+8
= 12 kg
Maka status gizi Gibran termasuk status gizi normal, karena hasil dari
perhitungan rumus DBW untuk balita usia 2 tahun ideal berat badannya yaitu 12 kg.
Sementara berat badan Gibran sebenarnya juga 12 kg.

3.3 Perhitungan Kebutuhan Gizi Balita


Sebelum menyusun menu harian untuk Gibran, kita harus menghitung
kebutuhan energi dan zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh Gibran perharinya.
Diketahui : Umur = 2 tahun
Tinggi badan = 98 cm
Berat badan = 12 kg
 Kebutuhan Energi

Keb.Energi = 1000 + (100 × usia dalam tahun)

= 1000 + (100 × 2)
= 1000 + 200
= 1200 kkal/hr

23
 Kebutuhan Protein
Keb.Protein = (20% × total keb.Energi) : 4
= (20% × 1200) : 4
= 240 : 4
= 60 gram/hr

 Kebutuhan Lemak
Keb.Lemak = (10-20% × total keb.Energi) : 9
= (20% × 1200) : 9
= 240 : 9
= 26,77 gram/hr
 Kebutuhan Karbohidrat
Keb. Karbohidrat = (60% × total keb.Energi) : 4
= (60% × 1200) : 4
= 720 : 4
= 180 gram/hr

Jadi, kebutuhan gizi Gibran per hari :


1) Energi : 1200 kkal/hr
2) Protein : 60 gram/hr
3) Lemak : 26,77 gram/hr
4) Karbohidrat : 180 gram/hr

24
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Menu Balita


Menyusun menu
 Makan Pagi dan Selingan ( 366,4 kkal)

Waktu Menu Bahan URT Berat Energi Protein Lemak Karbohidrat


Makanan (g) (kkal) (g) (g) (g)
Pagi Nasi Beras ¾ gls 100 180 3,0 0,3 39,8
Putih
Sayur Daun 2 60 60/100 60/100 60/100 x 60/100 x 1,7
sendok x 12,0 = x 1,7 = 0,2 = 0,12 = 1,02
Katuk Katur
sayur 7,2 1,02
Ayam Daging 1 ptg 60 60/100 60/100 600/100 x 0
dada x 214 = x 26,2 = 14,2 =
goreng Ayam
atas 128,4 15,72 8,52
Selingan Buah Pisang 2 bh 40 40/100 40/100 40/100 x 40/100 x
x 127 x 1,4 0,2 33,6 = 13,44
Mas
= 50,8 = 0,56 = 0,08
Total Konsumsi Pagi : 366,4 20,3 9,02 54,26

 Makan Siang dan Selingan ( 471,65 kkal)

Waktu Menu Bahan URT Berat Energi Protein Lemak Karbohidrat


Makanan (g) (kkal) (g) (g) (g)
Siang Nasi Beras ¾ gls 100 180 3,0 0,3 39,8
Putih
Sayur 2 60 60/100 60/100 60/100 x 60/100 x 1,0
sendok x 27 = x 1,3 = 2,0 = 1,2 = 0,6
Sop
sayur 16,2 0,78
Telur Telur 1 btr 55 55/100 55/100 55/100 x 55/100 x 1,4
x 251 = x 16,3 = 19,4 = = 0,77
goreng Ayam
138,05 8,97 10,6
Selingan Biskuit 3 bh bsr 30 30/100 30/100 30/100 x 30/100 x
x 458 = x 6,9 = 14,4 = 75,1 = 22,53
137,4 12,07 4,32
Total Konsumsi Siang : 471,65 24,82 16,42 63,7

 Makan Malam dan Selingan ( 306 kkal)

Waktu Menu Bahan URT Berat Energi Protein Lemak Karbohidrat


Makanan (g) (kkal) (g) (g) (g)
Malam Nasi Beras ¾ gls 100 180 3,0 0,3 39,8
Putih
Sayur Daun 1 gls 100 16 0,9 0,4 2,9
25
Bayam Bayam
Jagung 1 gls 100 35 2,2 0,1 7,4
Tempe Tempe 2 ptg 50 50/100 50/100 50/100 x 50/100 x 9,1
sdg x 150 x 14,0 7,7 = 4,6
Kecap
= 75 = 7,1 = 3,85
Total Konsumsi Malam : 306 13,2 4,65 54,7

BAB VI
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Balita adalah anak yang berusia 1-5 tahun. Pada masa balita ini terdapat pula usia
yang sangat rawan yaitu anak usia 1 – 2 tahun (baduta) – Golden Age ( Usia Emas ),
bahkan sampai 3 tahun (batita). Dalam usia ini kebutuhan zat gizi anak meningkat karna

26
anak mulai melakukan gerakan-gerakan fisik. Pertumbuhan dan perkembangan tubuh
berlangsung relatif cepat. Kebutuhan gizi atau nutrisi pada balita sangatlah penting pada
masa pertumbuhan balita. Beberapa zat gizi yang harus terpenuhi oleh balita
diantaranya, karbohidrat, protein, lemak, serat, vitamin dan mineral.

Pada praktikum kali ini, kami mengangkat kasus Balita bernama Gibran Ali Putra
balita yang berusia 2 tahun dengan tinggi badan (TB) dan berat badan (BB) Gibran
adalah 98 cm dan 12 kg. Setelah perhitungan status gizi di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa status gizi pada Gibran termasuk gizi normal. Dengan demikian
Gibran membutuhkan zat-zat gizi untuk kebutuhan perharinya, setelah dihitung
kebutuhan energi Gibran perharinya adalah 1200 kkal/hr, kebutuhan proteinnya sebesar
60 gram/hr, kebutuhan lemaknya sebesar 26,77 gram/hr, dan kebutuhan karbohidratnya
sebesar 180 gram/hr.

5.2 Saran

1. Bagi ibu balita Diharapkan bagi ibu balita lebih meningkatkan wawasan dan informasi
baik dari tenaga kesehatan,media maupun elektrolit agar dapat mengembangkan
pengetahuan yang dimiliki, serta di harapkan ibu juga dapat memenuhi kebutuhan
gizi bada balita.
2. Lebih mengembangkan penelitian lebih lanjut mengenai kebutuhan gizi pada balita
sehingga dapat di jadikan referensi dan bahan bacaan di perpustakaan.
3. Meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan informasi atau penyuluhan pada
ibu balita tentang kebutuhan gizi pada balita sehingga pengetahuanya akan
meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Pakar Gizi Indonesia. 2016.Ilmu Gizi : Teori & Aplikasi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Rohmawati,Ninna.2021.Nutrion In Childhood.Hal ( 1- 15 ). Indonesia.

27
Yalestyarini, E. A. (2017). NUTRISI UNTUK BAYI DAN BALITA. GLOBAL HEALTH
SCIENCE (GHS), 2(3), 226-227.

Ona Rosalina Olbar, P., & Yulita, H. (2016). STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG
KEBUTUHAN GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KANDAI
TAHUN 2016 (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes Kendari).

LAMPIRAN

 Menu pagi
1. Sayur Katuk
Bahan-bahan :
 1 ikat daun katuk

28
 1 siung bawang putih
 2 siung bawang merah
 Garam dan penyedap rasa secukupnya
 Air secukupnya

Cara membuat :

1) Pertama, siangi daun katuk, dengan diambil daunnya saja.


2) Lalu setelah disiangi cuci bersih daun katuk
3) Haluskan bawang putih dan bawang merah
4) Lalu siapkan air dalam panci dan hidupkan kompor
5) Masukkan bumbu halus bawang putih dan bawang merah, juga garam
secukupnya
6) Tunggu hingga air mendidih
7) Bila sudah mendidih masukkan daun katuk, tunggu sebentar hingga
empuk dan matang.
8) Bila sudah rasa matang matikan kompor
9) Sayur katuk siap untuk dihidangkan

2. Ayam Goreng
Bahan-bahan :
 1 potong daging ayam bagian dada atas
 1 bungkus bumbu racik instan ayam goreng
 Minyak goreng secukupnya
 Air secukupnya

Cara membuat :

1) Siapkan air dalam panci untuk merebus ayam


2) Masukkan daging ayam pada panci yang telah terisi air
3) Masukkan bumbu racik instan ayam goreng
4) Lalu aduk hingga merata
5) Tutup panci dan tunggu hingga mendidih
6) Setelah mendidih tiriskan daging ayam
7) Siapkan wajan yang berisi minyak goreng
8) Masukkan daging ayam lalu goreng hingga berwarna kecokelatan
9) Jika sudah matang, angkat dan tiriskan
10) Ayam goreng siap untuk dihidangkan

29
3. Buah Pisang Mas
Bahan-bahan :
 2 buah pisang mas

Gambar 1. Menu makan pagi

 Menu siang
1. Sayur sop
Bahan-bahan :
 1 porsi sop an (wortel, kentang, gubis, buncis, daun saledri)
 2 lenjer daun bawang atau bawang prei
 1 bungkus bubuk merica, beri secukupnya
 Bawang merah dan bawang putih secukupnya, haluskan
 Garam secukupnya
 Air secukupnya

Cara membuat :

1) Pertama, kupas wortel yang sudah anda siapkan. Lalu potong bulat
wortel dengan ketebalan sesuai selera. Jika sudah, cuci wortel sampai
bersih.
2) Kemudian, kupas kentang. Lalu cuci kentang sampai bersih. Jika sudah,
potong dadu kentang.
3) Potong buncis memanjang, lalu cuci sampai bersih
4) Bersihkan gubis, lalu potong sesuai selera
5) Haluskan bawang merah dan bawang putih, beri garam

30
6) Ambil panci yang akan di gunakan untuk membuat sup. Masukkan air,
tunggu sampai mendidih, jika sudah mendidih, masukkan wortel, buncis,
dan kentang, aduk sebentar, diamkan hingga 5 menit, tutup panci
7) Kemudian setelah 5 menit, buka tutup panic, lalu masukkan bumbu yang
sudah dihaluskan, bubuk merica secukupnya, masukkan daun bawang
atau daun prei, gubis, dan saledri, aduk merata sampai bumbu larut.
Masak kembali sampai semua bahan matang.
8) Setelah matang, angkat dan sajikan pada mangkuk saji.

2. Telur goreng
Bahan-bahan :
 1 butir telur ayam
 Garam secukupnya
 Minyak goreng secukupnya
Cara membuat :
1) Siapkan wajan. Beri sedikit minyak yang cukup melapisi bagian bagian
bawah telur.
2) Panaskan minyak dengan api kecil. Pastikan minyak mengkilap.
3) Pecahkan telur langsung ke atas wajan.
4) Perhatikan pinggiran putih telur. Apabila sudah mulai pekat atau agak
kecoklatan, percikkan beberapa tetes air ke sekitar telur.
5) Biarkan telur masak selama 20-30 detik. Pada proses ini, putih telur
mulai matang dan mengembang.
6) Setalah cukup matang, matikan kompor. Taruh telur ceplok di atas piring
saji secara perlahan dan sajikan.
3. Biskuit
Bahan – bahan
- 1 bungkus biscuit

31
Gambar 2. Menu makan siang
 Menu Malam
1. Sayur bayam
Bahan – bahan
 1 ikat daun bayam
 1 tongkol jagung biasa
 Bawang putih dan bawang merah secukupnya
 Kencur secukupnya
 Garam secukupnya
 Air secukupnya
Cara membuat :
1) Cuci bersih bayam yang telah persiapkan
2) Potong jagung manis dengan ukuran sesuai selera
3) Haluskan bawang merah, bawang putih dan kencur, dan ber garam
secukupnya
4) Setelah bahan dan bumbu dipersiapkan, langkah selanjutnya yaitu
panaskan air di atas kompor. Tunggu hingga ari mendidih.
5) Setelah itu, masukan bawang merah, bawang putih, dan kencur yang
telah dihaluskan
6) Kemudian, masukan jagung yang telah di potong, dan bayam yang teah
dicuci dan dibersihkan.
7) Aduk sampai merata.
8) Tunggu sebentar sampai semua bahan benar-benar matang. Jika dirasa
sudah matang maka anda bisa mengangkatnya dan menyajikannya.
2. Tempe kecap

32
Bahan-bahan
 2 potong tempe, potong berbentuk dadu
 1 bungkus bubuk merica, beri secukupnya
 1 bungkus kecap, beri secukupnya
 Bawang putih dan bawang merah secukupnya, iris tipis
 Garam secukupnya
 Air secukupnya
 Minyak goreng secukupnya

Cara membuat :

1) Panaskan minyak, lalu goreng tempe terlebih dahulu, hingga warna


berubah kekuningan.
2) Setelah menggoreng tempe, dilanjutkan dengan tumis bawang merah
dan bawang putih hingga harum.
3) Setelah tumisan harum, masukkan tempe yang digoreng tadi, lalu
tambahkan merica bubuk secupnya, kecap secukupnya, dan air
secupnya
4) Aduk rata. Masak hingga bumbu meresap dan matang.
5) Angkat dan sajikan.

Gambar 3. Menu makan malam

33

Anda mungkin juga menyukai