Laporan Praktikum
“GIZI KERJA”
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Tujuan Praktikum....................................................................................2
A. Hasil...........................................................................................................
B. Pembahasan...............................................................................................
BAB VPENUTUP.................................................................................................
A. Kesimpulan................................................................................................
B. Saran .........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
LAMPIRAN..........................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut laporan World Economic Forum tahun2003-2004, daya
saing dalam hal sumber daya manusiaIndonesia menduduki ranking ke-37
pada tahun 1999,turun menjadi ranking ke-44 pada tahun 2000,
menurunlagi ke urutan 49 pada tahun 2001, menurun drastis padatahun
2002 ke urutan 69 dan pada tahun 2003 mencapaiperingkat terendah
menjadi 72. Hal ini menunjukkan bahwaproduktivitas kerja di Indonesia
menurun drastis terutamabila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN
(1).Produktivitas merupakan akar penentu tingkat dayasaing, baik pada
tingkat individu, perusahaan, industri,maupun pada tingkat negara.
Peningkatan produktivitasterutama faktor total, baik tingkat makro,
sektoral industri,perusahaan, dan individu sangat menentukan
kemampuandaya saing perusahaan pada tingkat dalam negeri,
regional,maupun global. Peningkatan produktivitas pada tingkatindividu
menempati posisi yang sangat penting.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun2002, pekerja
Indonesia di bidang industri pengolahanmencapai 7.941.301 orang yang
terdiri dari 63,63% pekerjalaki-laki dan 36,37% pekerja perempuan
sedangkanpada tahun 2006 pekerja laki-laki yang bekerja di
industrypengolahan mencapai 44,03% dan pekerja perempuanmencapai
55,97%. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja(TPAK) pada perempuan juga
mengalami peningkatan, yaitudari 49,23% pada tahun 2004 menjadi
50,65% pada tahun2005. Peningkatan jumlah pekerja ini berakibat positif
padapertambahan tenaga produktif.Namun, status kesehatandan gizi
pekerja pada umumnya belum mendapat perhatianyang berakibat pada
penurunan produktivitas kerja danbiaya produksi menjadi tidak
efisien.Meningkatnya pekerja perempuan memerlukanperhatian khusus
karena kebutuhan zat besi perempuanrata-rata dua kali daripada kebutuhan
laki-laki.Perempuanbekerja relatif lebih lama daripada laki-laki.Waktu
istirahatuntuk pemulihan tenaga pada perempuan relatif lebih pendek,dan
upah yang diterima oleh pekerja perempuan relatif lebihkecil karena
pendidikan perempuan lebih rendah.
B. Tujuan
Mahasiswa mampu memahami menganalisis dan membuat menu
sesuai kebutuhan gizi pada gizi kerja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Gizi Kerja
Sugeng Budiono (2003:154) menyatakan kesehatan kerja dan
produktivitas kerja berkaitan erat dengan status gizi. Bahwa gizi
merupakan suatu segi bagi kesehatan, dan hubungan dengan produktivitas
kerja seorang tenaga kerja dengan keadaan gizi yang baik akan memiliki
kapasitas kerja dan ketahanan tubuh yang lebih baik.
Gizi kerja adalah zat yang dibutuhkan oleh tenaga kerja untuk
memenuhi kebutuhan sesuai dengan pekerjaannya agar tingkat kesehatan
dan produktivitas kerjanya tercapai setinggi-tingginya (Gempur Santoso,
2004:75). Bekerja keras tanpa diimbangi dengan makanan yang bergizi
yang dimakan setiap hari maka dalam waktu dekat akan menderita
kekurangan tenaga, lemas dan tidak bergairah dalam melakukan
pekerjaannya, tentu saja yang bersangkutan tidak dapat diharapkan adanya
produktivitas yang dikehendaki (G. Kartasapoetra, 2002:17)
C. Produktivitas
Pada dasarnya produktivitas dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu
beban kerja, kapasitas kerja, dan beban tambahan akibat lingkungan
kerja.Beban kerja berhubungan dengan beban fisik, mental maupun sosial
yang mempengaruhi tenaga kerja.Kapasitas kerja berkaitan dengan
kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan pada waktu tertentu.Dan
beban tambahan akibat lingkungan kerja meliputi faktor fisik, kimia,
faktor biologi, fisiologis, dan psikologis. Produktivitas kerja setiap orang
tidak sama, salah satunya tergantung dari tersedianya zat gizi di dalam
tubuh. Kekurangan konsumsi zat gizi bagi seseorang dari standar
minimum umumnyaakan berpengaruh terhadap kondisi kesehatan,
aktivitas, dan produktivitas kerja (Wolgemuth J.C, 2002).
Produktivitas pekerja dalam penelitian ini dilihat berdasarkan
jumlah rata-rata kulit bakpia yang dihasilkan oleh masing-masing tenaga
kerja perempuan pada bagian pembuatan kulit selama 44 menit
pengamatan dalam 3 hari pengukuran atau jumlah rata-rata bakpia mentah
yang dihasilkan oleh masing-masing tenaga kerja perempuanpada bagian
pengisian selama 1 jam pengamatan dalam3 hari pengukuran.Berdasarkan
penelitian, rata-rata produktivitas subjek dalam penelitian ini adalah
203,55 satuan produksi dengan simpangan baku sebesar 64,902.
Berdasarkan hasil rata-rata produktivitas tersebut, subjek penelitian
dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu subjek yang produktif dan subjek
yang kurang produktif. Subjek penelitian termasuk dalam kategori
produktif jika jumlah produksinya ≥ 203,55 satuan produksi sedangkan
bila jumlah produksinya < 203,55 satuan produksi maka subjek tersebut
termasuk dalam kategori kurang produktif. Subjek penelitian yang
produktif sebanyak 19 orang (47,5 %).
D. Status Gizi
Secara umum diketahui bahwa status gizi berpengaruhterhadap
produktivitas kerja.Rendahnya berat badanmenurut tinggi badan (BB/TB),
lingkar lengan atas (LILA)yang kecil, indeks mass tubuh (IMT) dan tinggi
badan yangkurang berhubungan dengan rendahnya produktivitaspada
pekerja berat.
Status gizi yang baik berpengaruhsecara positif terhadap daya kerja
pekerja.Sebaliknya status gizi yang kurangmenyebabkan rendahnya
ketahanan kerjaataupun perlambatan gerak sehinggamenjadi hambatan
bagi tenaga kerja dalammelaksanakan aktivitasnya.
Gizi kurang terjadi disebabkankonsumsi yang tidak mencukupi
kebutuhanatau tingkat konsumsi mencukupi namuntubuh mengalami
gangguan pencernaansehingga zat gizi yang dimakan
terbuangpercuma.Keadaaan ini menyebabkanseorang kekurangan tenaga
untuk bergerak,bekerja, dan melakukan aktivitas.Orangmenjadi malas,
merasa lemah, danprodiktivitas kerja menurun. Hal ini jugamenyebabkan
terjadi penurunan kepekaansyaraf motorik sehingga seseorang akanlebih
cepat sekali lelah dan mudah terserangstress mental yang ditunjukkan
denganperubahan perilaku menjadi tidak tenang,mudah tersinggung,
cengeng, dan apatis.Hal ini juga sejalan dengan Eralisa(2009) pada pekerja
bongkar muat diPelabuhan Tapak Tuan. Hasilnyamenunjukkan terdapat
hubungan antarastatus gizi dan kelelahan kerja dengan nilaip. = 0,009
dengan uji statistik Chi-Square.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Alat Bahan:
1. Pisau 1. 300gr Beras Giling
2. Panci 2. Daging
3. Talenan 3. Tahu
4. Sendok Sayur 4. Terong
5. Mangkok 5. Pisang
6. Keju
7. Kecap
8. Daun Salam
9. Wortel
10. Saus tiram
11. Kangkung
12. Tauge
13. Bawang merah, bawang putih dan
bawang bombay
1. Makan pagi
Nasi Putih
Buang bagian putih pada daging (lemak) dan iris daging (tipis
sedang) berlawan arah dengan tekstur daging.
Panaskan minyak goreng di atas wajan lalu tumis semua bumbu uleg.
Tambahkan irisan tomat. Tunggu harum dan tomat layu masukan
lengkuas serai dan daun salam.
Masukan air, masako, gula jawa dan gula pasir. Tunggu hingga gula
jawa larut dan meresap ke daging. Masukan kecap manis, lalu aduk.
Setelah air sudah menyusut. Masukan garam dan koreksi rasa. Jika
dirasa cukup, sajikan.
Tahu Goreng
Tumis Terong
2. Snack pagi
Pisang Keju
Untuk adonan campur semua bahan sampai rata gak bergerindil dan
mendapat konsistensi yang pas.
Siapkan tahu, bawang putih, bawang Bombay, saos tiram, gula dan
garam
Setelah itu, masukkan saos tiram, gula, dan garam lalu cicipi.
Cap Cay
Siapkan jagung muda,kol, sawi, wortel, pentol sapi, bawang putih,
bawang bombai, jahe, lada, gula dan garam.
Tumis bawang putih dan bawang bombai sampai harum. Lalu tuang
sedikit air dan masukkan semua sayuran dan pentol kedalam wajan.
Setelah itu masukkan gula garam dan lada, lalu cicipi. Setelah
matang, sajikan.
Jeruk
4. Snack Sore
Jambu Kristal
Sosis Goreng
Nasi
Iris tipis bawang merah dan bawang putih, lalu tumis dengan sedikit
minyak
Masukkan jahe, saus tiram, kecap manis, tambahkan air sedikit, lalu
beri sedikit garam dan koreksi rasa, tambahkan potongan cabai
Masukkan tempe dan tahu yang sudah digoreng, aduk sampai rata
A. Hasil
Karbohidrat
Beras 150 gram : Rp 3.000
Jagung 250 gram : Rp 2.000
Protein Hewani
Daging 50 gram : Rp 7.000
Ikan Baronang 75 gram : Rp 3.000
Ayam 75 gram : Rp 5.000
Sosis 50 gram : Rp 4.000
Protein Nabati
Tempe 25 gram : Rp 1.000
Tahu 125 gram : Rp 2.500
Sayur
Kacang Panjang 25 gram : Rp 1.000
Bayam 25gram : Rp 1.000
Terung jawa 50 gram : 2.000
Terung pipit 25 gram : Rp 1.000
Kangkung 50 gram : Rp 1.000
Toege 25 gram : 1.000
Buah
Pisang 250 gram : Rp 5.000
Jeruk 50 gram : Rp 3.000
Jambu Kristal 75 gram : Rp 2.000
Tambahan
Keju 25 gram : Rp 2.000
Kecap Rp. 2.000
Garam Rp. 3000
Gula 100 gram Rp 1.000
Saos tiram Rp 2.000
B. Pembahasan
1. Makan pagi
Warna
Warna makanan saat makan pagi sudah bagus dan beragam tidak
monoton.
Rasa
Rasa makanan pada makan pagi sudah bagus.Pada tumis terung
jawa dan terung pipit rasa sudah pas, hanya saja terlalu pedas.
Konsistensi
Tekstur makanan pada menu makan pagi sudah cukup baik, hanya
saja daging tidak terlalu lembut dan tumis terung agak lembek.
Kematangan
Kematangan makanan pada menu makan pagi sudah bagus, hanya
saja yang perlu dikontrol adalah kematangan daging dan
kematangan sayur.
Penampilan
Penampilan makanan pda menu makan pagi sudah menarik
dengan perpaduan bermacam warna dan di lengkapi dengan
garnish.
Aroma
Aroma makanan pada makan pagi sudah bagus, jika kematangan
lebih dikontrol maka aroma semakin menarik.
2. Snack pagi
Warna
Warna makanan pada selingan sudah bagus dan beragam tidak
monoton.
Rasa
Rasa pisang keju enak dan gurih.
Konsistensi
Tekstur pisang keju sudah bagus renyah dan tidak lembek.
Kematangan
Kematangan pisang keju sudah pas sehingga menghasilkan rasa
yang gurih.
Penampilan
Penampilan saat pisang keju di sajikan sudah sangat menarik.
Aroma
Aroma nya gurih dan menggiurkan.
3. Makan siang
Warna
Warna makanan pada makan siang sudah bagus dan beragam
tidak monoton
Rasa
Rasa makanan pada makan siang sudah sangat bagus.Perpaduan
dari rasa ikan baronang yang khas dengan tahu saos tiram yang
enak serta sayur bening.
Konsistensi
Tekstur ikan baronang lembut dan sayur bening tidak lembek
Kematangan
Kematangan ikan dan sayur tidak overcook
Penampilan
Penampilan makanan saat disajikan sudah menarik dengan
beragai macam warna dan garnish
Aroma
Aroma makanan sudah menggiurkan dengan dipadukan aroma
saos tiram.
4. Snack sore
Warna
Warna sudah bagus karena kematangan sosis pas.
Rasa
Rasa makanan pada selingan sudah bagus, rasa gurih dari sosis
dan dipadukan dengan saos tomat.
Konsistensi
Tekstur sosis sudah pas dan pada buah jambu juga tidak terlalu
keras.
Kematangan
Kematangan sosis pas sehingga gurih dan jambu juga cukup
matang.
Penampilan
Saat selingan disajikan sudah menarik.
Aroma
Aroma sosis menggiurkan
5. Makan malam
Warna
Warna makanan pada makan malam sudah bagus dan beragam
tidak monoton.
Rasa
Rasa makanan pada menu makan malam sudah bagus dan sangat
beragam.
Konsistensi
Tekstur makanan sudah pas, tongseng ayam tidak keras dan tumis
kangkung tidak lembek.
Kematangan
Kematangan makanan sudah bagus sayur, ayam dan protein
nabati tidakovercook
Penampilan
Penampilan makanan saat disajikan sudah menarik terlebih pada
tongseng ayam yang disertai wortel.
Aroma
Aroma sudah bagus karena makanan tidak overcook
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum Gizi KERJA yang telah kami lakukan, dapat
kita ketahui bahwa mahasiswa mampu menganalisa organoleptic dan mengolah
makanan. Penampilan, warna, rasa, konsistensi, kematangan, dan aroma makanan
yang kami buat sudah sangat baik karena kami menyajikannya berdasarkan
prosedur penyajian yang telah disediakan serta dengan beberapa inspirasi yang
kami peroleh
B. Saran
Didalam laporan ini masih banyak kekurangan dan penjelasan yang kami
belum paparkan.Praktikan diharapkan mengerti dan mengetahui resep dan
bagaimana cara membuat makanan yang di hidangkan ketika praktikum online di
laksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Tasmi, Daniel, Halinda Sari Lubis, dan Eka Lestari Mahyuni. (2015). Hubungan
Status Gizi dan Asupan Energi dengan Kelelahan Kerja pada Pekerja di
Pt. Perkebunan Nusantara I Pabrik Kelapa Sawit Pulau Tiga Tahun
2015.Medan :Mahasiswa Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
FKM USU.
LAMPIRAN