Anda di halaman 1dari 3

TUGAS INDIVIDU

MATA KULIAH TEKNOLOGI PANGAN


RESUME VIDEO KETNTUAN PEMBUATAN FORMULA ENTERAL
Dosen Pengampu : Manik Nur Hidayati, S.Gz.,M.PH.

Oleh :
Devika Nurmalasari
202110102007
Kelas A

PROGRAM STUDI S1 GIZI


FAKULTAS KESEHATAN MASYAKARAT
UNIVERSITAS JEMBER
2021
Pembuatan Formula Enteral Blenderized
Formula enteral adalah makanan cair untuk pasien yang tidak dapat mencerna makanan
secara oral, pemberian formula enteral ini dengan menggunakan selang. Formula enteral
terdiri dari bahan alami seperti susu, telur, buah, daging dan sayuran dalam bentuk halus.
Terdapat 2 jenis formula enteral yaitu :
1. Blenderized 
Jenis Blenderized termasuk ke dalam golongan polimeri karena pada formula ini terdiri
dari bahan makanan alami yang diblender sehingga di dalam tubuh masih harus dipecah
terlebih dahulu menjadi struktur gizi yang lebih sederhana
2. Komersil, jenis ini dibagi menjadi 3 bentuk, yaitu:
 Bentuk Polimeri
Suatu formula enteral yang di desain mengandung zat gizi yang masih kompleks,
sehingga ketika masuk ke saluran pencernaan masih membutuhkan pemecahan zat
gizi yang lebih sederhana lagi. Contohnya seperti zat gizi yang masih utuh yaitu
protein yang nantinya harus dipecah menjadi asam amino.
Bentuk polimeri dibuat di dalamnya masih mengandung zat gizi yang masih utuh
sehingga di dalam tubuh masih butuh dipecah agar menjadi lebih sederhana.
Contohnya protein masih harus dipecah menjadi asam amino
 Bentuk Elemental 
Mengandung zat gizi dalam bentuk sederhana sehingga ketika masuk kedalam saluran
pencernaan langsung dapat diserap.
 Spesifik
Spesifik diberikan kepada penyakit-penyakit tertentu, misalnya untuk penyakit
diabetes, gagal ginjal dan lainnya.
Hal-hal yang harus di perhatikan dalam pembuatan Formula Enteral :
1) Proporsi Zat Gizi
Proporsi zat gizi merupakan ketentuan umum dalam pembuatan formula enteral.
 Karbohidrat : 30% - 85% dari total energi dalam formula enteral
 Protein : 6% - 25% dari total energi dalam formula enteral
 Lemak : 1,5% - 55% dari total energi dalam formula enteral
 Penambahan cairan dan densitas energi, hal ini dapat dinyatakan bahwa semakin
banyak penambahan cairan pada formula maka semakin kecil densitas energi
pada formula dan begitupun sebaliknya.
Tujuan dari penambahan cairan yaitu untuk memenuhi kebutuhan cairan pada
pasien yang membutuhkan pembatasan cairan dan yang tidak membutuhkan
pembatasan cairan.
2) Osmolalitas, Osmolaritas dan Viskositas
 Osmolalitas, merupakan pernyataan jumlah partikel zat terlarut per kilogram air.
Osmolalitas digunakan sebagai satuan perhitungan dalam makanan enteral
(Homemade)
 Osmolaritas, menyatakan jumlah partikel zat terlarut per liter larutan. Osmolaritas
digunakan sebagai satuan perhitungan dalam makanan parental
 Viskositas, merupakan ukuran kekentalan suatu fluida. Yang dimana formula bisa
dicek secara manual dengan memasukkan formula kedalam selang apabila
formula dapat jalan tandanya viskositasnya rendah dan begitu sebaliknya.
3) Bahan makanan untuk membuat formula enteral
Adanya pemilihan bahan makanan ini mempengaruhi osmolitas, osmolaritas,
viskosittas dan rasa dari formula yang akan dibuat. Pemilihan bahan pangan dapat
memilih yang rendah osmolalitas dan osmolaritas. Seperti :
 Sumber Karbohidrat
- Roti, nasi, biskuit, kentang, ubi, mie, makaroni, tepung beras. Bahan
makanan ini dapat meningkatkan viskositas, tetapi terdapat pula risiko
endapan dan sulit untuk mencapai densitas energi tinggi.
- Sirup jagung, maltodextrin (osmolaritasnya 5x lebih rendah dari pada
dextrose dan sirup jagung), sukrosa, fruktosa dan gula alkohol
 Sumber Protein
Jenis protein dapat mempengaruhi osmolaritas. Bahan makanan sumber
protein yang dapat digunakan seperti telur, susu, daging, kacang-kacangan (dapat
meningkatkan viskositas dan endapan), dan kedelai. Untuk bahan makanan yang
dapat menimbulkan aroma amis sebaiknya dilakukan pengolahan terlebih dahulu
agar formula yang dihasilkan tidak berbau amis.
 Lemak
Pada pemilihan sumber lemak sangat direkomendasikan adalah MCT dan
asam lemak esensial (omega 3). Adapun sumber lemak yang perlu dihindari
dalam pembuatan formula yaitu lemak yang padat di suhu ruang seperti margarin
dan mentega dikarenakan bahan pangan tersebut mengandung lemak jenuh.
Bahan yang bisa digunakan: minyak sayur, minak bunga matahari, minyak
kanola, minyak kedelai, dan  minyak jagung dimana minyak tersebut
mengandung asam lemak esensial. Bisa juga menggunakan minyak kelapa selama
tidak ada bekuan jika diletakkan di suhu ruang.
 Hygiene-Sanitasi dan Daya Simpan
Kebersihan saat membuat formula enternal harus sangat diperhatikan mulai
kebersihan saat persiapan bahan, penjamah makanan, makanan, peralatan, dan
tempat pengolahan.

Anda mungkin juga menyukai