yang
pengukusan
dan
umum
dilakukan
penumisan.
adalah
Perebusan
perebusan,
adalah
proses
pemasakan
dengan
medium
uap
air
panas
yang
bahan
FFA,
monoacylglcerol,
diacylglycerols
dan
gliserol,
yang
proses
penggorengan terdapat
beberapa
(Mulyatinigsih, 2007).
jagungnya
segera
setelah
panen. Cara
pohon
sampai kadar air 23-25% baru dipanen dan langsung dipipil yang
selanjutnya dijual
C. METODOLOGI
1. Alat
a. Kompor
b. Panci
c. Pisau
d. Spatula
e. Timbangan
f. Wajan
2. Bahan
a. Air
b. Ayam
c. Bayam
d. Ikan
e. Jagung
f.
Kangkung
g. Kentang
h. Minyak goreng
i.
j.
Tempe
Tahu
3. Cara kerja
a.
Konversi Mentah Masak
Penyiapan bahan pangan
Pencatatan berat
b.
Penyerapan Minyak
Berat
masak
(g)
9
Tempe
66, 10 65, 70
10 Tahu
44, 40 44, 40
11 Ikan
29, 90
29, 90
12 Ayam
79, 00
84, 80
13 Bayam
215, 20 92, 30
14 Kangkung 270, 00 75, 20
15 Kentang
124, 40 115, 30
16 Jagung
202, 50 145, 40
Sumber : Laporan sementara
48, 70
30, 00
24, 10
41, 70
117, 20
79, 40
112, 90
144, 70
Kel
Bahan
pangan
Berat
kotor
(g)
Bahan pangan
dikonversikan
MentahMasakmasak (%) mentah (%)
100, 61
73, 68
148, 00
67, 56
124, 06
80, 60
93, 16
49, 17
183, 61
54, 46
359, 04
27, 85
110, 00
90, 75
139, 95
71, 46
bahan
proses
penggorengan terdapat
beberapa
faktor
yang
memasak makanan berbasis pada cairan seperti kaldu, santan atau susu yang
direbus. Ketika bahan cair dipanaskan sampai titik didih (100 oC), maka
terjadi vaporisasi (penguapan) cairan secara cepat. Merebus terjadi dalam tiga
tahap yaitu nucleate, transition dan film boiling sesuai suhu perebusan yang
bertingkat dari suhu panas yang rendah sampai ke suhu panas tinggi.
Nucleate boiling adalah karakteristik perebusan yang baru dimulai dan mulai
tampak gelembung air di permukaan (Mulyatinigsih, 2007).
Pada praktikum penetapan konversi mentah masak, bahan yang
digunakan adalah tempe, tahu, ikan, ayam, bayam, kangkung, kentang, dan
jaung. Sampel yang digunakan untuk kelompok 16 adalah jagung yang
diketahui berat kotornya sebesar 202, 5 gram. Lalu jagung di kupas kulitnya
dan dicuci bersih, kemudian ditimbang dan dihasilkan berat bersihnya sebesar
145, 40 gram. Jagung kemudian di rebus sampai matang. Setelah matang,
jagung di timbang lagi dan dihasilkan berat masaknya sebesar 144, 70 gram.
Setelah diketahui berat kotor dan berat masak, maka perhitungan konversi
mentah masak dapat dilakukan. Diketahui Konversi mentah masak dari
jagung adalah sebesar 139, 95 % dan berat masak mentahnya sebesar 71, 46
%. Hal ini berbeda dari tabel konversi mentah masak yang menunjukkan
jagung sengan perlakuan direbus adalah sebesar 40%. Hal ini tak lepas dari
berbagai macam faktor seperti jenis bahan makanan, teknik pengolahan,
metode memasak, dan lemak atau kadar air makanan (Bowman et al., 2011).
Pada praktikum penyerapan minyak, bahan yang digunakan antara lain
adalah tempe, tahu, ikan, ayam, dengan minyak goreng yang digunakan
sebanyak 100 gram. Berat minyak setelah digunakan berturut-turut adalah 78,
30 gram; 100, 60 gram; 127, 00 gram; dan 148, 60 gram. Namun disini yang
menyerap minyak hanyalah tempe yaitu sebesar 21, 7% sedangkan yang lain
tidak. Hal ini sangat berbeda dengan daftar konversi penyerapan minyak
dimana seharusnya tempe 24%; tahu sebanyak 6, 2%; ayam 16%, dan ikan
sekitar 20-23% (Puslitbang Gizi, 1974). Hal ini dipengaruhi oleh banyak
faktor diantaranya kualitas minyak dan komponen penyusun bahan, kadar air
bahan, porositas bahan, perlakuan pra penggorengan, perlakuan khusus
terhadap permukaan produk, tegangan awal permukaan bagian dalam dan
ketebalan crust (Moreira et al., 1997).
E. KESIMPULAN
Dari percobaan praktikum acara IV Penetapan Konversi Mentah Masak
dan Penyerapan Minyak yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1.
masak
mentah.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil konversi mentah masak dan masak
mentah adalah jenis bahan makanan, teknik pengolahan, metode memasak,
dan lemak atau kadar air makanan. Faktor yang mempengaruhi penyerapan
minyak adalah kualitas minyak dan komponen penyusun bahan, kadar air
bahan, porositas bahan, perlakuan pra penggorengan, perlakuan khusus
terhadap permukaan produk, tegangan awal permukaan bagian dalam dan
ketebalan crust.
3. Dari hasil praktikum kelompok kami didapatkan konversi mentah ke
masak jagung sebesar 139, 95% dan konversi dari masak ke mentah adalah
71, 46%.