Dosen Pengampu :
Hartanti Sandi Wijayanti S.Gz, M.Gizi
Deny Yudi Fitranti, S.Gz, M.Si
Ayu Rahadiyanti, S.Gz, MPH
Dewi Marfu’ah Kurniawati, S.Gz, M.Gizi
Disusun Oleh :
Kelompok 1 Kelas B (Ganjil)
1. Anjas Wijiastuti 22030119120031
2. Aurellia Putri Ardiansyah 22030119130037
3. Faniqotul Kauni 22030119120007
4. Ihda Husnia Auliya 22030119130093
5. Nabila Ayu Fahreza 22030119130059
6. Yulisa Dwivena Tantosa 22030119140161
Tanggal Praktikum : 30 September 2020
PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
Laporan Praktikum Penilaian Asupan Gizi
BAHAN MAKANAN PENUKAR DAN URT LAUK NABATI, LAUK HEWANI, DAN
SERBA-SERBI LEMAK
A. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mengetahui wujud 1 penukar dari berbagai makanan yang biasa
dikonsumsi, yang ditampilkan dalam URT dan berat makanan.
2. Mahasiswa dapat menentukan Berat yang Dapat Dimakan (BDD) dari berbagai bahan
makanan.
3. Mahasiswa dapat menentukan faktor konversi mentah-masak dari berbagai makanan.
4. Mahasiswa dapat membandingkan kandungan gizi 1 penukar antara yang tercantum
pada DBMP dan yang tercantum pada buku TKPI.
5. Mahasiswa dapat membandingkan perbedaan URT dan berat 1 penukar dari berbagai
makanan yang berada dalam satu kelompok makanan yang sama.
6. Mahasiswa dapat menentukan berat makanan dalam berbagai alat ukuran rumah
tangga yang biasa digunakan.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
- Daftar Bahan Makanan Penukar (DBMP)
- Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 41 Tahun 2014 ten
tang Pedoman Gizi Seimbang
- Buku Tabel Komposisi Pangan Indonesia (TKPI) tahun 2017
- Buku Pedoman Konversi Berat Matang-Mentah, Berat Dapat Dimakan (BDD) da
n Resep Makanan Siap Saji dan Jajanan, Kementerian Kesehatan R.I. Tahun 2014.
- Timbangan makanan
- Gelas takar
- Panci/ wajan/ kukusan
- Kompor
- Baskom
- Pisau
- Piring/ mangkok
- Gelas
- Sendok makan/ sendok teh
- Centong/ sendok sayur
2. Bahan
a. Bahan makanan
Lauk nabati :
- Tempe
- Tahu
- Kacang hijau
Lauk hewani :
- Sosis
- Susu
- Ayam
Serba serbi lemak :
- Minyak kelapa sawit
- Mentega
- Mayonnaise
b. Bahan tambahan
- Air
C. Cara Kerja
a. Daging ayam
1. Menyiapkan bahan dan alat kerja yang akan digunakan
2. Menuliskan nama bahan makanan yang akan diukur pada tabel 1
3. Menuliskan URT daging ayampada URT Awal
4. Menimbangdan mencatat berat kotor awalpada daging ayam. Menuliskan berat
kotor awal sesuai dengan berat bahan makanan awal (daging ayam) yg tersedia.
5. Membersihkan daging ayam, dan memisahkan antara bagian yg dapat dimakan dan
tidak dapat dimakan
6. Menimbang daging ayamyang telah dibersihkan (Berat Bersih Awal).
7. Mengitung % BDD daging ayam
8. Memotong dan menimbang berat mentah 1 penukar pada daging ayam (40 gram)
9. Menulis URT Mentah 1 penukar pada daging ayam
10. Meletakkan daging ayam dengan berat 1 penukar pada piring.
11. Mengambil foto bahan makanan dengan 3 sudut dari atas, depan, dan sudut 45o.
Meletakkan foto pada Tabel 2.
12. Mengolah daging ayam dengan cara merebusnya pada air
13. Menimbang berat daging ayam-rebusdalam1 penukar.
14. Menulis URT daging ayam-rebusdalam 1 penukar.
15. Menuliskan cara pengolahan yang telah dilakukan.
16. Meletakkan daging ayam-rebus1 penukar pada piring, mengambil foto dengan 3
sudut dari atas, dari depan, sudut 45o. Meletakkan foto pada Tabel 2
17. Mengitung faktor konversi mentah masak pada daging ayam.
18. Mengitung % penambahan/ penurunan berat daging ayamsetelahdiolah
19. Mengitung dan menuliskan kandungan energi, protein, lemak, dan karbohidrat per
berat 1P dengan menggunakan bantuan buku TKPI.
20. Membandingkan % BDD daging ayamhasil praktikum dengan % BDD yang tercan
tum pada buku TKPI atau buku “Pedoman Konversi Berat Matang-Mentah, Berat
Dapat Dimakan (BDD) dan Resep Makanan Siap Saji dan Jajanan”
21. Membandingkan URT daging ayam1 penukar hasil praktikum dengan URT pada D
BMP
22. Membandingkan faktor konversi mentah-masakdaging ayam hasil praktikum denga
n faktor konversi mentah-masak pada buku “Pedoman Konversi Berat Matang-Me
ntah, Berat Dapat Dimakan (BDD) dan Resep Makanan Siap Saji dan Jajanan”
23. Membandingkan jumlah kandungan gizi daging ayam (nasi)1 penukar antara yang
tertulis pada DBMP dengan Buku TKPI.
24. Membandingkan perbedaan ukuran 1P antara daging ayam 1 dan daging ayam 2 ya
ng digunakan pada kelompok
b. Tempe
1. Menyiapkan bahan dan alat kerja yang akan digunakan
2. Menuliskan nama bahan makanan yang akan diukur pada tabel 1
3. Menuliskan URT tempepada URT Awal
4. Menimbang, mencatat berat kotor awaldan berat bersih awal pada tempe.
5. Mengitung % BDD tempe
6. Memotong, menimbang danmencatat berat mentah 1 penukar pada tempe (50
gram).
7. Menulis URT Mentah 1 penukar pada tempe
8. Meletakkan tempe dengan berat 1 penukar pada piring.
9. Mengambil foto bahan makanan dengan 3 sudut dari atas, depan, dan sudut 45o.
Meletakkan foto pada Tabel 2.
10. Mengolah tempe dengan cara mengoreng
11. Menimbang berat tempegorengdalam1 penukar
12. Menulis URT tempegoreng dalam 1 penukar.
13. Menuliskan cara pengolahan yang telah dilakukan.
14. Meletakkan tempegoreng1 penukar pada piring, mengambil foto dengan 3 sudut
dari atas, dari depan, sudut 45o. Meletakkan foto pada Tabel 2
15. Mengambil tempe goreng menggunakan sendok makan cekung ukuran 17 cm dan
sendok sayur. Mengulangi pengambilan makanan sebanyak tiga kali, menimbang
dan menghitung rata-ratanya pada masing-masing alat makan. serta masukkan pada
Tabel3.
16. Mengitung faktor konversi mentah masak pada tempe.
17. Mengitung % penambahan/ penurunan berat tempe setelahdiolah
18. Mengitung dan menuliskan kandungan energi, protein, lemak, dan karbohidrat per
berat 1P dengan menggunakan bantuan buku TKPI.
19. Membandingkan % BDD tempe hasil praktikum dengan % BDD yang tercantum p
ada buku TKPI atau buku “Pedoman Konversi Berat Matang-Mentah, Berat Dapat
Dimakan (BDD) dan Resep Makanan Siap Saji dan Jajanan”
20. Membandingkan URT tempe 1 penukar hasil praktikum dengan URT pada DBMP
21. Membandingkan faktor konversi mentah-masak tempe hasil praktikum dengan fakt
or konversi mentah-masak pada buku “Pedoman Konversi Berat Matang-Mentah,
Berat Dapat Dimakan (BDD) dan Resep Makanan Siap Saji dan Jajanan”
22. Membandingkan jumlah kandungan gizi tempe 1 penukar antara yang tertulis pada
DBMP dengan Buku TKPI.
23. Membandingkan perbedaan ukuran 1P antara tempe 1 dan tempe 2 yang digunakan
pada kelompok.
c. Gula Aren
1. Menyiapkan bahan dan alat kerja yang akan digunakan
2. Menuliskan nama bahan makanan yang akan diukur pada tabel 1
3. Menuliskan URT Awal padagula aren
4. Menimbang, mencatat berat kotor awal dan berat bersih awalpada gula aren.
5. Mengitung % BDD gula aren
6. Memotong/memarut, menimbang danmencatat berat matang1 penukar pada gula
aren
7. Menulis URT Matang1 penukar pada gula aren
8. Meletakkan gula aren dengan berat 1 penukar pada sendok.
9. Mengambil foto bahan makanan dengan 3 sudut dari atas, depan, dan sudut 45o.
Meletakkan foto pada Tabel 2.
10. Mengitung dan menuliskan kandungan energi, protein, lemak, dan karbohidrat per
berat 1P dengan menggunakan bantuan buku TKPI.
11. Mengambil gula aren menggunakan sendok makan cekung ukuran 17 cm dan
sendok teh ukuran 13,5 cm. Mengulangi pengambilan makanan sebanyak tiga kali,
menimbang dan menghitung rata-ratanya pada masing-masing alat makan. serta
masukkan pada Tabel3.
12. Membandingkan % BDD gula arenhasil praktikum dengan % BDD yang tercantum
pada buku TKPI atau buku “Pedoman Konversi Berat Matang-Mentah, Berat Dap
at Dimakan (BDD) dan Resep Makanan Siap Saji dan Jajanan”
13. Membandingkan URT gula aren1 penukar hasil praktikum dengan URT pada DB
MP
14. Membandingkan jumlah kandungan gizi gula aren1 penukar antara yang tertulis pa
da DBMP dengan Buku TKPI.
15. Membandingkan perbedaan ukuran 1P antara gula aren 1 dangula aren 2 yang
digunakan pada kelompok
d. Tahu
1. Menyiapkan bahan yang digunakan dan alat kerja yang akan digunakan
2. Menuliskan nama bahan makanan yang akan digunakan pada tabel
3. Menuliskan URT tahu mentah awal
4. Menimbangdanmencatatberatkotorawaldanberatbersihawaldaritahu
5. Menghitung %BDD tahu
6. Menimbang tahu sebesar 1 penukarnya (100 gram)
7. Menuliskan URT tahu mentah dengan berat 1 penukar (1P)
8. Mengambil foto tahu dari 3 sudut, yakni dari atas, depan, dan sudut 45°
9. Mengolah tahu dengan cara menggorengnyadenganminyakkelapasawit
10. Menimbang berat masak 1P tahu yang telah digoreng
11. Menulis URT tahu goreng
12. Mengambil foto tahu goring dari 3 sudut, yakni dari atas, depan, dan sudut 45°
13. Mengambil tahu goreng menggunakan sendok makan dan menimbang tahu goreng
yang diambil menggunakan sendok
14. Mengulangi pengambilan makanan sebanyak tiga kali, menimbang masing-masing,
dan menghitung rata-rata berat pengambilan
15. Memfoto sendok yang digunakan, hasil pengukuran dan menuliskan pada tabel
16. Menghitung faktor konversi mentah-masak tahu
17. Menghitung %penambahan/penurunan berat tahu setelah diolah
18. Menghitung dan menuliskan kandungan energi, protein, lemak, dan karbohidrat per
berat 1P dengan menggunakan bantuan buku TKPI
19. Membandingkan %BDD tahu hasil praktikum dengan %BDD tahu yang tercantum
pada buku TKPIataubuku “Pedoman Konversi Berat Matang-Mentah, Berat
Dapat Dimakan (BDD) dan ResepMakanan Siap Saji dan Jajanan”
20. Membandingkan URT tahu 1 penukar hasil praktikum dengan URT tahu pada
DBMP atau PMK No. 41 Tahun 2014
21. Membandingkan faktor konversi hasil praktikum dengan buku “Pedoman Konversi
Berat Matang-Mentah, Berat Dapat Dimakan (BDD) dan Resep Makanan Siap
Saji dan Jajanan”
22. Membandingkan jumlah kandungan gizi 1 penukar tahu antara yang tertulis pada
DBMP,PMK No. 41 Tahun 2014 dan dengan TKPI
23. Membandingkan perbedaan ukuran 1P antara tahu 1 dan tahu 2 yang digunakan
pada kelompok.
e. Sosis
1. Menyiapkan bahan yang digunakan dan alat kerja yang akan digunakan
2. Menuliskan nama bahan makanan yang akan digunakan pada tabel
3. Menuliskan URT sosis mentah awal
4. Menimbang dan mencatat berat kotor awal dan berat bersih awal dari sosis
5. Menghitung %BDD sosis
6. Menimbang sosis sebesar 1 penukarnya
7. Menuliskan URT sosis mentah dengan berat 1 penukar (1P)
8. Mengambil foto sosis dari 3 sudut, yakni dari atas, depan, dan sudut 45°
9. Mengolah sosis dengan cara menggorengnyadengan minyak kelapasawit
10. Menimbang berat masak 1P sosis yang telah digoreng
11. Menulis URT sosis goreng
12. Mengambil foto sosisgorengdari 3 sudut, yakni dari atas, depan, dan sudut 45°
13. Mengambil sosis goreng menggunakan sendokdan menimbang sosisgoreng yang
diambil menggunakan sendok makan atau sendok sayur
14. Mengulangi pengambilan makanan sebanyak tiga kali, menimbang masing-masing,
dan menghitung rata-rata berat pengambilan
15. Memfoto sendok yang digunakan, hasilpengukurandan menuliskan pada tabel
16. Menghitung faktor konversi mentah-masak sosis
17. Menghitung %penambahan/penurunan berat sosis setelah diolah
18. Menghitung dan menuliskan kandungan energi, protein, lemak, dan karbohidrat per
berat 1P dengan menggunakan bantuan buku TKPI
19. Membandingkan %BDD tahu hasil praktikum dengan %BDD tahu yang tercantum
pada buku TKPI ataubuku “Pedoman Konversi Berat Matang-Mentah, Berat
Dapat Dimakan (BDD) dan ResepMakanan Siap Saji dan Jajanan”
20. Membandingkan URT tahu 1 penukar hasil praktikum dengan URT sosis pada
DBMPatau PMK No. 41 Tahun 2014
21. Membandingkan faktor konversi hasil praktikum dengan buku “Pedoman Konversi
Berat Matang-Mentah, Berat Dapat Dimakan (BDD) dan Resep Makanan Siap
Saji dan Jajanan”
22. Membandingkan jumlah kandungan gizi 1 penukar sosis antara yang tertulis pada
DBMPdandengan TKPI
23. Membandingkan perbedaan ukuran 1P antara sosis 1 dan sosis 2 yang digunakan
pada kelompok
f. Susu
1. Menyiapkan bahan dan alat kerja yang akan digunakan
2. Menuliskan nama bahan makanan yang akan diukur pada tabel 1
3. Menimbangdan mencatat berat pada susu.
4. Menulis % BDD susu
5. Menuangkan susu dengan berat 1 penukar pada gelas.
6. Mengambil foto bahan makanan dengan 3 sudut dari atas, depan, dan sudut 45o.
Meletakkan foto pada Tabel 2.
7. Mengitung dan menuliskan kandungan energi, protein, lemak, dan karbohidrat per
berat 1P dengan melihat dari nutrition fact pada produk susu.
8. Membandingkan % BDD susuhasil praktikum dengan % BDD yang tercantum pad
a buku TKPI atau buku “Pedoman Konversi Berat Matang-Mentah, Berat Dapat D
imakan (BDD) dan Resep Makanan Siap Saji dan Jajanan”
9. Membandingkan URT susu1 penukar hasil praktikum dengan URT pada DBMP
10. Membandingkan jumlah kandungan gizi susu1 penukar antara yang tertulis pada
nutrition fact dengan Buku TKPI dan DBMP.
11. Membandingkan perbedaan ukuran 1P antara susu 1 dan susu 2 yang digunakan
pada kelompok.
g. Kacang hijau
1. Menyiapkan bahan dan alat kerja yang akan digunakan
2. Menuliskan nama bahan makanan yang akan diukur pada tabel 1
3. Menuliskan URT Awal padakacang hijau
4. Menimbang dan mencatat berat kotor awal pada kacang hijau. Menuliskan berat
kotor awal sesuai dengan berat bahan makanan awal (kacang hijau) yg tersedia.
5. Membersihkan kacang hijau, dan memisahkan antara bagian yg dapat dimakan
dan tidak dapat dimakan
6. Menimbang kacang hijauyang telah dibersihkan (Berat Bersih Awal).
7. Mengitung % BDD kacang hijau
8. Menimbang danmencatat berat mentah 1 penukar pada kacang hijau
9. Menulis URT Mentah 1 penukar pada kacang hijau
10. Meletakkan kacang hijau dengan berat 1 penukar pada piring.
11. Mengambil foto bahan makanan dengan 3 sudut dari atas, depan, dan sudut 45o.
Meletakkan foto pada Tabel 2.
12. Mengolah kacang hijau dengan cara merebusnya pada air
13. Menimbang berat kacang hijau rebusdalam1 penukar (100 gram).
14. Menulis URT kacang hijau rebusdalam 1 penukar.
15. Menuliskan cara pengolahan yang telah dilakukan.
16. Meletakkan kacang hijau rebus 1 penukar pada piring, dan mengambil foto dengan
3 sudut dari atas, dari depan, sudut 45o. Meletakkan foto pada Tabel 2
17. Mengitung faktor konversi mentah masak pada kacang hijau rebus
18. Mengitung % penambahan/ penurunan berat kacang hijau rebus
19. Mengitung dan menuliskan kandungan energi, protein, lemak, dan karbohidrat per
berat 1P dengan menggunakan bantuan buku TKPI.
20. Membandingkan % BDD kacang hijauhasil praktikum dengan % BDD yang tercan
tum pada buku TKPI atau buku “Pedoman Konversi Berat Matang-Mentah, Berat
Dapat Dimakan (BDD) dan Resep Makanan Siap Saji dan Jajanan”
21. Membandingkan URT kacang hijau1 penukar hasil praktikum dengan URT pada D
BMP
22. Membandingkan faktor konversi mentah-masakkacang hijau hasil praktikum denga
n faktor konversi mentah-masak pada buku “Pedoman Konversi Berat Matang-Me
ntah, Berat Dapat Dimakan (BDD) dan Resep Makanan Siap Saji dan Jajanan”
23. Membandingkan jumlah kandungan gizi kacang hijau rebus 1 penukar antara yang
tertulis pada DBMP dengan Buku TKPI.
24. Membandingkan perbedaan ukuran 1P antara kacang hijau 1 dan kacang hijau 2 ya
ng digunakan pada kelompok
h. Mayonaise
1. Menyiapkan bahan dan alat kerja yang akan digunakan.
2. Menuliskan nama bahan makanan yang akan diukur pada tabel 1.
3. Menimbangdan mencatat berat pada mayonaise.
4. Menulis % BDD mayonaise.
5. Meletakkanmayonaise dengan berat 1 penukar pada piring.
6. Mengambil foto bahan makanan dengan 3 sudut dari atas, depan, dan sudut 45o.
Meletakkan foto pada Tabel 2.
7. Mengitung dan menuliskan kandungan energi, protein, lemak, dan karbohidrat per
berat 1P dengan melihat dari nutrition fact pada produk mayonaise.
8. Membandingkan % BDD mayonaisehasil praktikum dengan % BDD yang tercantu
m pada buku TKPI atau buku “Pedoman Konversi Berat Matang-Mentah, Berat D
apat Dimakan (BDD) dan Resep Makanan Siap Saji dan Jajanan”.
9. Membandingkan URT mayonaise1 penukar hasil praktikum dengan URT pada DB
MP.
10. Membandingkan jumlah kandungan gizi mayonaise 1 penukar antara yang tertulis
pada nutrition fact dengan Buku TKPI dan DBMP.
11. Membandingkan perbedaan ukuran 1P antara mayonaise 1 dan mayonaise 2 yang
digunakan pada kelompok.
i. Minyak kelapa sawit
1. Menyiapkan bahan yang digunakan dan alat kerja yang akan digunakan
2. Menuliskan nama bahan makanan yang akan digunakan pada tabel
3. Menimbang minyak kelapa sawit sesuai berat mentah 1 penukar
4. Menuliskan URT mentah 1 penukar minyak kelapa sawit
5. Menghitung dan menuliskan kandungan energi, protein, lemak, dan karbohidrat per
berat 1P dengan menggunakan bantuan buku TKPI
6. Mengambil dan menimbang minyak kelapa sawit yang diambil menggunakan
sendok makan atau sendok teh
7. Mengulangi pengambilan makanan sebanyak tiga kali, menimbang masing-masing,
dan menghitung rata-rata berat pengambilan
8. Memfoto sendok yang digunakan, hasil pengukuran dan menuliskan pada tabel
9. Membandingkan jumlah kandungan gizi 1 penukar minyak kelapa sawit antara
yang tertulis pada DBMP dan TKPI
10. Membandingkan perbedaan ukuran 1 penukar antara minyak kelapa sawit 1 dan
minyak kelapa sawit 2 yang digunakan pada kelompok
D. Hasil Pengamatan (berisi semua tabel, perhitungan, dan dokumentasi)
Tabel 1. Hasil Pengamatan
N Nama URT Bera Berat %BD Berat URT Berat URT Cara Faktor % Ener Protei Lema KH
o. bahan awal t Bersi D Ment menta Mata mata Pengolah Konver penambah gi n (g) k (g) (g)
makanan Kot h ah 1P h 1P ng 1P ng 1P an si an/ (kkal
or Awal (g) (g) Menta penurunan )
Awa (g) h berat
l (g) Masak setalah
diolah
1. Daging ½ptg 250 171 68,4 40 1 ptg 32 1 Direbus 1,25 -20% 119, 7,28 10 -
ayam 1 dada kecil poton 2
%
ayam g
Aurel kecil
2. Daging ½ ptg 258 220 85,2 40 1 ptg 30 1 ptg Direbus 1,33 119, 7,28 10 -
ayam 2 dada % kecil kecil 2
ayam -25%
Yulisa
4. Tempe 2 1 184 184 100% 50 2 ptg 43 2 ptg Digoreng 1,16 -14% 100, 10,4 4,4 6,75
buah sedan sedan 5
Yulisa sedan g g
g
7. Kacang 1 11 11 100% 20 2 sdm 52 4 sdm Direbus 0,38 160% 64,6 4,58 0,3 11,3
hijau 1 sdm 6
Fani
8. Kacang 2 25 25 100% 25 2 sdm 41 2 sdm Direbus 0,6 64% 80,7 5,72 0,37 14,2
hijau 2 sdm 5
Reza
Fani
12 Minyak - - - - 5 1½ - - - - - 44,2 - 5 -
. kelapa sdm
sawit 2
Anjas
13 Tahu 1 1 ptg 102 102 100% 100 1 76 8 ptg digoreng 0,76 -24% 80 10,9 4,7 0,8
. besar buah kecil
Ihda besar
14 Tahu 2 1¼ 100 100 100% 100 1¼ 52 - digoreng 1,92 -48% 59,8 5,04 4,42 1,3
. ptg ptg
Anjas besar besar
Ihda
18 Mayonai 1½ 25 25 100% - - - 2dm - - - 90 - 9 2
. se 2 sdm
Reza
Keterangan :
%BDD = Berat Bersih Awal/Berat Kotor Awal ×100%
Faktor konveksi mentah-masak = Berat mentah/berat masak
%Penambahan/Penurunan Berat setelah dioah = (Berat masak-berat mentah)/(Berat mentah) ×100%
Perhitungan
1. Daging Ayam 1
berat bersih awal
%BDD = ×100 %
berat kotor awal
250
= ×100 %
171
= 68,4%
berat mentah
Faktor konveksi mentah masak =
berat masak
40
= = 1,25
32
(Berat masak−berat mentah)
%penambahan/penurunana berat setelah diolah = ×100 %
berat mentah
(32−40)
= ×100 %
40
(−8)
= × 100 %
40
= -20%
2. Daging Ayam 2
beratbersi h awal
%BDD = × 100 %
beratkotorawal
258
= ×100 %
220
= 85,2%
beratmentah
Faktor konveksi mentah masak =
beratmasak
40
= = 1,33
30
(Berat masak−berat mentah)
%penambahan/penurunana berat setelah diolah = ×100 %
beratmenta h
(30−40)
= ×100 %
40
(−10)
= × 100 %
40
= -25%
3. Tempe 1
berat bersih awal
%BDD = ×100 %
berat kotor awal
50
= ×100 %
50
= 100%
berat mentah
Faktor konveksi mentah masak =
berat masak
50
= = 1,06
47
(Berat masak−berat mentah)
%penambahan/penurunana berat setelah diolah = ×100 %
berat mentah
(47−50)
= × 100 %
50
(−3)
= × 100 %
50
= -6%
4. Tempe 2
berat bersih awal
%BDD = ×100 %
berat kotor awal
184
= × 100 %
184
= 100%
berat mentah
Faktor konveksi mentah masak =
berat masak
50
= = 1,16
43
( Berat masak−berat mentah )
%penambahan/penurunana berat setelah diolah = ×100 %
berat mentah
( 43−50 )
= ×100 %
50
(−7 )
= × 100 %
50
= -14%
5. Gula Aren 1
berat bersih awal
%BDD = ×100 %
berat kotor awal
174
= × 100 %
174
= 100%
6. Gula aren 2
berat bersih awal
%BDD = ×100 %
berat kotor awal
93
= × 100 %
93
= 100%
7. Kacang hijau 1
berat bersih awal
% BDD = x 100 %
berat kotor awal
11
= x 100 %
11
= 100%
berat mentah
Faktor konversi mentah masak =
berat masak
20 gram
= = 0,38
52 gram
berat masak −berat mentah
Penambahan/penurunan berat setelah diolah = x 100%
berat mentah
52−20
= x 100 %
20
= 160% (terjadi penambahan)
8. Kacang hijau 2
Berat bersih awal
%BDD = × 100 %
Berat kotor awal
25
= ×100 %
25
= 100%
Berat mentah
Faktor Konversi Mentah-Masak =
Berat masak
25
=
41
= 0.6
Berat masak−berat mentah
% Penambahan/penurunan Berat Setelah Diolah = ×100 %
Berat mentah
41−25
= ×100 %
25
16
= ×100 %
25
= 64%
9. Sosis 1
berat bersih awal
% BDD = x 100 %
berat kotor awal
20
= x 100 %
20
= 100%
berat mentah
Faktor konversi mentah masak =
berat masak
50 gram
= = 1,2
42 gram
berat masak −berat mentah
Penambahan/penurunan berat setelah diolah = x 100%
berat mentah
42−50
= x 100 %
50
= -16% (terjadi penurunan)
10. Sosis 2
Berat bersih awal
%BDD= × 100 %
Berat kotor awal
50 gram
¿ ×100 %
50 gram
¿ 100 %
Berat mentah 50 gram
Faktor Konversi Mentah Masak¿ = = 1,11
Berat matang 45 gram
Berat matang−berat mentah 45 gram−50 gram
Penambahan/Penurunan Berat¿ x 100 %= x 100 % = -10%
Berat mentah 50 gram
11. Tahu 1
Beratbersi h awal
%BDD = × 100 %
Beratkotorawal
102
= ×100 %
102
= 100%
Beratmenta h
Faktor Konversi Mentah-Masak =
Beratmasak
100
=
76
= 0.76
Beratmasak −beratmenta h
% Penambahan/penurunan Berat Setelah Diolah = ×100 %
Beratmenta h
100−76
= ×100 %
100
−24
= ×100 %
100
= -24%
12. Tahu 2
Berat bersih awal 100 gram
%BDD= × 100= × 100 %=100 %
Berat kotor awal 100 gram
Berat mentah 100 gram
Faktor Konversi Mentah Masak ¿ = = 1,92
Berat matang 52 gram
Berat matang−berat mentah 52 gram−100 gram
Penambahan/Penurunan Berat¿ x 100= x 100 % = -48%
Berat mentah 100 gram
13. Susu 1
Berat bersih awal
%BDD = × 100 %
Berat kotor awal
200
= ×100 %
200
= 100%
14. Susu 2
Berat bersih awal
%BDD = × 100 %
Berat kotor awal
200
= ×100 %
200
= 100%
15. Mayonaise 1
Berat bersih awal
%BDD = × 100 %
Berat kotor awal
25
= ×100 %
25
= 100%
16. Mayonaise 2
Berat bersih awal
%BDD = × 100 %
Berat kotor awal
25
= ×100 %
25
= 100%
Tabel 2. Data Pengamatan Mentah Matang
Metode pengolahan:
direbus
Berat mentah : 40
gram
Atas 45° Atas 45°
URT mentah : 1
potong kecil
Berat matang : 32
gram
URT matang : 1
potong kecil
Depan
Depan
Kandungan gizi:
E : 50 kkal
P : 7 gram
L : 2 gram
KH : -
Metode Pengolahan:
Rebus
Berat mentah: 40
Kandungan gizi:
E: 119,2
Depan Depan
P: 7,28
L: 10
KH: -
3. Nama : tempe 1
Metode pengolahan:
digoreng
Berat mentah : 50
Kandungan gizi:
E : 80 kkal
P : 6 gram
L : 3 gram Depan
De
KH : 8 gram pan
4. Nama : Tempe
Metode Pengolahan:
Goreng
Berat mentah: 50
Kandungan gizi:
E: 105
KH: 6,75
5. Nama : Gula Aren1
Metode pengolahan: -
Berat mentah : -
URT mentah : -
Berat matang : 10
gram
Atas 45°
URT matang : 1
sendok makan cekung
Kandungan gizi:
E : 37 kkal
P:-
L:-
KH : 9 gram
Depan
Metode Pengolahan:
-
Berat mentah:-
URT mentah:-
Berat matang: 10 Atas 45o
Kandungan gizi:
E: 35,8
P: -
L: - Depan
KH: 9,4
Metode Pengolahan:
direbus
Berat mentah: 20
gram
Depan Depan
Kandungan gizi:
E:64,6 kkal
P:4,58 gram
L:0,3 gram
KH:11,36 gram
8. - Nama :Kacang
hijau
- Metode
Pengolahan: rebus
- Berat mentah: 25 g
- URT mentah: 2
sdm Atas 45o Atas 45o
- Berat matang:
- G
- URT matang:
- Kandungan gizi:
E: 357 kal
P: 8,4 kal
L: 1,7 kal
Depan Depan
KH: 77,1 kal
9. Nama : Sosis
Metode Pengolahan:
digoreng
Berat mentah: 50
gram
URT mentah: 2 ½
potong sosis sedang
Atas sudut 45oC
sudut 45oC
Berat matang: 42 Atas
gram
URT matang: 2 ½
potong sosis sedang
Kandungan gizi:
E: 110 kkal
P:7 gram
Depan
L:6 gram Depan
KH:7 gram
Metode Pengolahan:
digoreng
Berat mentah: 50
gram
1
URT mentah: 1 ptg
2
Atas 45° Atas
45°
Berat matang: 90 gr
1
URT matang:1 ptg
2
Kandungan gizi:
Depan
depan
E:201,6 kkal
P: 6,525 gr
L: 19,035 gr
KH:1,035gr
- Berat
matang:200 g
- URT matang:
1 gls
Atas 45o
- Kandungan
gizi:
E: 357 kkal
P: 8,4 kkal
L: 1,7 kkal
Metode Pengolahan:
tidak diolah
Berat mentah: -
URT mentah: -
Kandungan gizi:
E: 120 kkal
P: 6 g
L:6 g Depan
KH:10 g
Metode Pengolahan:
tidak diolah
Berat mentah: -
URT mentah:-
Berat matang: 25 gr
Atas 45o
URT matang: 2 sdm
Kandungan gizi:
E: 50 kkal
P: -
L: 9 g Depan
KH: -
14. - Nama :Mayonaise
- Berat matang:25 g
- URT matang: 2
sdm
- Kandungan gizi:
Atas 45o
E: 90kkal
P:0kkal
L: 9kkal
KH:2kkal
Depan
15. Nama : Minyak
Kelapa Sawit
Metode Pengolahan:
-
Berat mentah:
URT mentah:
1
URT matang:1
2
sdm
Kandungan gizi:
P: 0
L: 5 gr
KH: 0
16. Nama : Tahu
Metode Pengolahan:
digoreng
Kandungan gizi:
E: 80 kkal
KH: 0.8 g
17. Nama
Makanan
Nama : Tahu
Metode
Pengolahan:
digoreng
Berat mentah:
Atas 45
100 gram Atas 45
URT mentah:
1
1 ptg bsr
4
Berat matang:
52 gram
URT matang:
1
1 ptg bsr
4
Depan
Depan
Kandungan
gizi:
E: 59,8 kkal
P: 5,044gr
L: 4,42gr
KH: 1,3 gr
Tabel 3. Data Pengamatan Berdasarkan Alat yang Biasa Digunakan Sehari-hari
3.
Tempe 2 10 10 10 10
4.
Gula Aren 2 5 6 7 6
18 cmz
Centong 22 20 23 21.67
6. Kacang hijau 1 Centong sayur 30 29 30 29,6
ukuran17cm
10 7 8 8.33
(4x6)
Sendok teh 14 cm (3x4.5)
3 4 3 3.33
21 18 17 18.67
10. Tahu 2 Sendok makan cekung ukuran 9g 6g 10 8,3 g
g
17cm
1
adalah 1 potong besar. Kandungan gizi pada 1 penukar tahu yang dihitung dengan
4
membandingkan kandungan gizi tiap 100 gram BDD yang ada TKPI adalah 59,8 kkal
energi; 5,044gram protein; 4,42gram lemak; dan 1,3 gram karbohidrat. 2 Selanjutnya,
tahu dipotong dadu kecil-kecil dan dilakukan pengolahan tahu dengan cara digoreng
selama kurang lebih 5 menit.. Didapatkan hasil berupa berat masak tahu 1 penukar
1
yaitu 52 gram dengan URT 1 potong besar. Setelah itu, dilakukan perhitungan
4
faktor konversi mentah-matang tahu. Berdasarkan hasil praktikum, didapatkan faktor
konversi mentah-matang yaitu 1,92. Jika dibandingkan dengan Buku Pedoman
Konversi Berat Matang-Mentah, Berat Dapat Dimakan (BDD) dan Resep Makanan
Siap Saji dan Jajanan, faktor konversi tahu yang digoreng kering adalah 1,8.4 Maka
bisa disimpulkan bahwa hasil praktikum sudah sesuai pedoman dengan tingkat
perbedaan 6,6%. Perbedaan tersebut kemungkinan diakibatkan oleh lamanya
penggorengan yang kemudian mempengaruhi tingkat kekeringan tahu goreng.
Semakin kering tahu maka akan semakin besar faktor konversinya. Selain itu
dilakukan perhitungan % penyusutan berat tahu setelah diolah. Didapatkan %
penyusutan berat tahu setelah diolah adalah 48%.Penyusutan berat kemungkinan
diakibatkan karena adanya kandungan protein pada sosis dimana semakin tinggi
kandungan protein maka semakin tinggi kemampuan untuk mengikat air sehingga
susut masak semakin rendah., dan sebaliknya. Setelah itu dilakukan pengukuran berat
tahu berdasarkan alat ukur yang menyatakan 1 URT. Pada praktikum ini, tahu diukur
dengan menggunakan URT sendok makan cekung 17 cm. Penimbangan dilakukan 3
kali, kemudian hasil di rata-rata untuk mendapatkan berat 1 URT sendok makan
cekung tahu goreng. Dari hasil penimbangan, didapatkan hasil 9 gram, 6 gram, dan 10
gram sehingga didapatkan rata-ratanya yaitu 8,33 gram.
9. Susu 1
Susu adalah cairan yang dikeluarkan dari hasil sekresi kelenjar mamae hewan
mamalia yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan gizi. Susu sebagai produk hasil
ternak memiliki kandungan gizi yang lengkap dengan sifat zat gizi yang mudah untuk
dicerna. Susu merupakan bahan pangan yang cepat rusak oleh kontaminasi mikroba,
sehingga perlu dilakukan pengolahan atau penyimpanan yang baik. Pada masa
sekarang ini, banyak industri yang menjual susu siap konsumsi dalam kemasan
dengan proses pengolahan berbeda, misalnya dengan pengolahan UHT, pasteurisasi,
dan lain-lain.12 Pada praktikum ini, kami menggunakan jenis susu cair dengan
pengolahan UHT merkDiamond.
Berat dari 1 penukar susu sapi menurut PMK No. 41 Tahun 2014 dan DBMP
adalah 200 gram dengan URT 1 gelas. Berdasarkan praktikum, diukur 200 gram susu
sapi setara dengan 1 gelas. Persentase BDD dari susu adalah 100%, hal ini sesuai
dengan BDD yang ada pada TKPI. Kandungan gizi dalam 1 P produk susu yang kami
gunakan menurut nutrition facts dari produk tersebut adalah 120 kkal energi, 6 gram
lemak, 6 gram protein dan 10 gram karbohidrat. Menurut TKPI, kandungan gizi
dalam 1 P susu (200 gram) adalah 122 kkal energi, 7 gram lemak, 6.4 gram protein,
dan 8.6 gram karbohidrat. Sedangkan pada DBMP, 1 penukar susu sapi mengandung
125 kkal energi, 7 gram protein, 6 gram lemak, dan 10 gram karbohidrat. Selain itu
pada PMK No. 41 Tahun 2014 juga tercantum kandungan gizi dari susu sapi, yaitu 50
kkal energi, 7 gram protein, dan 2 gram lemak. Perbedaan kandungan gizi pada label
nutrition facts dengan TKPI dan DBMP kemungkinan disebabkan oleh susu yang
digunakan. Pada PMK No. 41 Tahun 2014, kandungan gizinya tidak spesifik untuk
susu, tapi untuk 1 penukar ikan segar.2,3,10
10. Susu 2
Susu merupakan cairan yang berasal dari ambing ternak perah sehat dan bersih
yang diperoleh dengan cara pemerahan yang benar dan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Kandungan alaminya tidak ditambah atau dikurangi sesuatupun dan belum
mendapat perlakuan apapun, kecuali proses pendinginan.13
Berdasarkan tabel hasil praktikum, BDD yang didapatkan pada susu adalah
100%. Hasil ini telah sesuai dengan TKPI.2 Pada praktikum ini, kami menggunakan
susu dengan merk frisian flag rasa sweet delightdengan jumlah 1 kemasan yaitu 225
ml. Berdasarkan pada PMK No. 41 Tahun 2014, 1 penukar susu sama dengan 200
ml.3 Dengan begituberdasarkan tabel nutrition fact pada kemasan, kandungan susu per
200 gram yaitu 133,3 kkal energi, 5,3 gram protein, 5,3 gram lemak, dan 17,7 gram
karbohidrat. Sedangkan pada DBMP, 1 penukar susu sapi mengandung 125 kkal
energi, 7 gram protein, 6 gram lemak, dan 10 gram karbohidrat. Selain itu pada PMK
No. 41 Tahun 2014 juga tercantum kandungan gizi dari susu sapi, yaitu 50 kkal
energi, 7 gram protein, dan 2 gram lemak. Perbedaan kandungan gizi pada label
nutrition facts dengan TKPI dan DBMP disebabkan oleh produk susu yang digunakan
dan pengolahan susu tersebut.3 Pada TKPI dan DBMP, tidak disebutkan dengan
spesifik mengenai jenis dan produk susu tersebut.
11. Minyak kelapa sawit 1
Minyak kelapa sawit merupakan komoditas yang digunakan untuk berbagai
macam produk, seperti minyak goreng, margarin, kosmetik, dan bahan bakar hayati.
Bahan produksi untuk mendapatkan minyak dan inti sawit adalah tandan buah. Bahan
produksi yang baik adlah tandan buah dari fraksi 1, 2, dan 3, sedangkan fraksi yang
lainnya kurang baik untuk bahan produksi. Pembentukan minyak akan berhenti pada
saat buah panen, dan jika disimpan kadar air akan berkurang, tetapi kandungan asam
lemak bebas akan naik terus. Kelapa sawit mengandung kurang lebih 80% pericarp
dan sekitar 20% yang dilapisi kulit yang tipis, dan kadar minyak dalam pericarp 34-
40%. Minyak kelapa sawit adalah lemak semi padat yang mempunyai komposisi
tetap. kandugan karoten dari minyak sawit dapat mencapai 1000 ppm atau lebih.
Warna minyak ditentukan oleh adanya pigmen yang masih tersisa setelah proses
pemucatan, karena asam-basa lemak dan trigliserida tidak berwarna. Minyak yang
berwarna orange atau kuning disebabkan adanya pigmen karoten yang larut dalam
minyak. Bau dan flavor dalam minyak terdapat secara alami, juga terjadi akibat
adanya asam-asam leak berantai pendek akibat kerusakan minyak. Sedangkan bau
khas minyak kelapa sawit ditimbulkan oleh persenyawan beta iodine.14
Pada praktikum, diketahui untuk mendapatkan berat mentah 1 penukar (5 gram)
minyak kelapa sawit diperlukan 2 sendok teh. Berdasarkan TKPI, 5 gram minyak
kelapa sawit mengandung 44,2 kka, 5 gram lemak, dan tidak mengandung protein
serta karbohidrat. Sedangkan pada DBMP, 5 gram minyak kelapa sawit mengandung
50 kalori dan 5 gram lemak. Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah
membandingkan ukuran minyak kelapa sawit menggunakan peralatan rumah tangga
seperti sendok makan cekung ukuran 17 cm dan sendok teh. Pengambilan minyak
kelapa sawit dilakukan sebanyak 3 kali, lalu ditimbang, dicatat, dan dihitung rata-
ratanya. Dari ketiga pengambilan minyak kelapa sawit menggunakan takaran sendok
cekung ukuran 17 cm, diperoleh berat 5 gram, 4 gram, dan 4 gram. Sehingga,
diperoleh rata-rata 4,3 gram. Selanjutnya, dengan menggunakan sendok teh, diperoleh
hasil 3 gram, 2 gram, dan 2 gram. Sehingga, diperoleh rata-rata 2,3 gram.
12. Minyak kelapa sawit 2
Minyak kelapa sawit merupakan komoditas yang digunakan untuk berbagai
macam produk, seperti minyak goreng, margarin, kosmetik, dan bahan bakar hayati.
Bahan produksi untuk mendapatkan minyak dan inti sawit adalah tandan buah. Bahan
produksi yang baik adalah tandan buah dari fraksi 1, 2, dan 3, sedangkan fraksi yang
lainnya kurang baik untuk bahan produksi. Pembentukan minyak akan berhenti pada
saat buah panen, dan jika disimpan kadar air akan berkurang, tetapi kandungan asam
lemak bebas akan naik terus. Kelapa sawit mengandung kurang lebih 80% pericarp
dan sekitar 20% yang dilapisi kulit yang tipis, dan kadar minyak dalam pericarp 34-
40%. Minyak kelapa sawit adalah lemak semi padat yang mempunyai komposisi
tetap. kandugan karoten dari minyak sawit dapat mencapai 1000 ppm atau lebih.
Warna minyak ditentukan oleh adanya pigmen yang masih tersisa setelah proses
pemucatan, karena asam-basa lemak dan trigliserida tidak berwarna. Minyak yang
berwarna orange atau kuning disebabkan adanya pigmen karoten yang larut dalam
minyak. Bau dan flavor dalam minyak terdapat secara alami, juga terjadi akibat
adanya asam-asam leak berantai pendek akibat kerusakan minyak. Sedangkan bau
khas minyak kelapa sawit ditimbulkan oleh persenyawan beta iodine.14
Minyak kelapa sawit yang digunakan pada praktikum ini adalah minyak kelapa
sawit dengan merek GM mas. Berdasarkan PMK No. 41 tahun 2014 tentang Pedoman
Gizi Seimbang, berat 1 penukar minyak kelapa sawit adalah 5 gram. 2 Berdasarkan
1
hasil praktikum, URT 1 penukar sminyak kelapa sawit adalah 1 sendok makan.
2
Sendok yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sendok cekung dengan
panjang 17cm. Kandungan gizi pada 1 penukar minyak kelapa sawit yang dihitung
dengan membandingkan kandungan gizi tiap 100 gram BDD yang ada TKPI adalah
4,2 kkal energi; 5 gram lemak. Sedangkan pada nutrition fact yang ada pada kemasan
diperoleh energi total 100kkal dan lemak 8 gram. Selanjutnya dilakukan pengukuran
berat minyak kelapa sawit berdasarkan alat ukur yang menyatakan 1 URT. Pada
praktikum ini, minyak kelapa sawit diukur dengan menggunakan URT sendok makan
cekung 17 cm. Penimbangan dilakukan 3 kali, kemudian hasil di rata-rata untuk
mendapatkan berat 1 URT sendok makan cekung minyak kelapa sawit. Dari hasil
penimbangan, didapatkan hasil 3 gram, 3 gram, dan 3 gram sehingga didapatkan rata-
ratanya yaitu 3 gram.
13. Sosis 1
Daging sapi dapat diolah menjadi berbagai produk olahan daging yang bergizi
tinggi, salah satunya adalah sosis. Sosis adalah daging lumat yang dicampur dengan
bumbu atau rempah-rempah kemudian dimasukkan dan dibentuk dalam pembungkus
atau casing. Bahanbahan yang digunakan untuk pembuatan sosis terdiri dari : daging,
lemak, bahan pengikat, bahan pengisi, air, garam dapur dan bumbu. Proses pembuatan
sosis melalui beberapa tahap yaitu kyuring, pembuatan adonan, pengisian selongsong,
pengasapan dan perebusan. Salah satu indikator penting yang membuat sosis dapat
diterima oleh konsumen adalah warna. Warna khas sosis sapi yang berada di pasaran
dan yang pada umumnya dikonsumsi oleh masyarakat adalah warna merah ada
kaitannya dengan persepsi masyarakat bahwa daging sapi berwarna merah. 15 Sosis
yang dipakai untuk praktikum kali ini adalah sosis sapi merk sonice.Sosis
sonicememiliki BDD 100%.
Pada praktikum, diketahui berat mentah sosis 1 penukar sebesar 50 gram dengan
URT 2 ½ potong sosis sedang.3Sedangkan pada buku DBMP, 50 gram sosis memiliki
URT ½ sosis. Hal ini dikarenakan perbedaan jenis sosis yang digunakan membuat
URT nya pun berbeda. Sosis yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sosis sapi
berukuran sedang merk sonice.Selanjutnya dilakukan proses pengolahan dengan cara
digoreng. Sehingga hasil yang didapat yaitu berat masak sosis sebesar 42 gram
dengan URT 2 ½ potong. Faktor konversi mentah-masak 1 penukar sosis saat
praktikum sebesar 1,2. Sosis mengalami penurunan berat setelah diolah sebesar 16%.
Faktor yang mempengaruhi susut masak salah satunya adalah kandungan protein,
dikarenakan semakin tinggi kandungan protein maka semakin tinggi kemampuan
untuk mengikat air sehingga susut masak semakin rendah. Daging dengan jumlah
susut masak rendah mempunyai kualitas yang lebih baik karena kehilangan nutrisi
saat pemasakan akan lebih sedikit. Selanjutnya, kandungan nilai gizi 50 gram
sosissonice adalah 110 kkal karbohidrat, 7 gram protein, 6 lemak, dan 7 gram
karbohidrat. Setelah dibandingkan dengan DBMP, terdapat perbedaan antara
kandungan gizi berdasarkan TKPI dan DBMP. Pada DBMP, 50 gram sosis
mengandung 150 kalori, 7 gram protein, dan 13 gram lemak.3
Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah membandingkan ukuran sosis
menggunakan peralatan rumah tangga seperti sendok makan cekung ukuran 17 cm
dan centong sayur. Pengambilan sosis dilakukan sebanyak 3 kali, lalu ditimbang,
dicatat, dan dihitung rata-ratanya. Dari ketiga pengambilan sosis menggunakan
takaran sendok cekung ukuran 17 cm, diperoleh berat 12 gram, 10 gram, dan 12 gram.
Sehingga, diperoleh rata-rata 11,3 gram. Selanjutnya, dengan menggunakan centong
sayur, diperoleh hasil 29 gram, 28 gram, dan 29 gram. Sehingga, diperoleh rata-rata
28,6 gram.
14. Sosis 2
Daging sapi segar merupakan salah satu komoditi ternak yang mudah busuk
atau rusak karena perubahankimiawi dan kontaminasi mikroba. Upaya yang dapat
dilakukan untuk mengatasi kerusakan daging segar adalah dengan melakukan
pengawetan berupa pengolahan terhadap daging. Sosis merupakan salah satu
produk dari pengolahan daging yang memanfaatkan daging sebagai bahan utama.
Penggunaan daging dalam pembuatan sosis karena pengaruhnya yang sangat besar
terhadap kestabilan emulsi serta sifat dari sosis yang dihasilkan.16
Sosis adalah salah satu bentukolahan daging (restructured meat) yangdibuat
dengan cara penggilingan danpenambahan bumbu serta bahancampuran
lainnya,kemudiandimasukkan ke dalam selongsongpanjang yang berupa usus hewan
ataupembungkus buatan, kemudiandimasak. Proses pengolahan dagingmelalui tahap
penggilingan danpencampuran dengan bahan tambahanlainnya memerlukan suatu
bahan yangdapat mengikat. Bahan tersebut dikenalsebagai bahan pengikat (binder).
Binderini memiliki beberapa fungsidiantaranya membantu membentuk
danmenstabilkan emulsi serta meningkatkandaya mengikat air sehinggamenurunkan
susut masak.Bahan yang biasa digunakansebagai binder adalah protein susu(casein)
yang memiliki kandunganprotein yang tinggi sekitar 90-95%.16
Sosis yang dipakai pada praktikum kali ini adalah sosis sapi merk tanpa
merek(merek tidak diketahui) dengan karakteristik warna sosis adalah merah. Dari
hasil praktikum, didapatkan %BDD sosis yaitu 100%. Berdasarkan PMK No. 41
tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang, berat 1 penukar tahu adalah 100 gram.3
1
Berdasarkan hasil praktikum, URT 1 penukar sosis adalah 1 potong sedang.
2
Kandungan gizi pada 1 penukar sosis yang dihitung dengan membandingkan
kandungan gizi tiap 100 gram BDD yang ada TKPI adalah 201,6 kkal energi; 6,525
gram protein; 19,035 gram lemak; dan 1,035gram karbohidrat. 3 Selanjutnya, sosis
dipotong sedang dan dilakukan pengolahan sosis dengan cara digoreng. Didapatkan
1
hasil berupa berat masak sosis 1 penukar yaitu 45 gram dengan URT 1 potong
2
sedang. Setelah itu dilakukan perhitungan % penyusutan berat tahu setelah diolah.
Didapatkan % penyusutan berat tahu setelah diolah adalah 10%. Penyusutan berat
kemungkinan diakibatkan karena adanya kandungan protein pada sosis dimana
semakin tinggi kandungan protein maka semakin tinggi kemampuan untuk mengikat
air sehingga susut masak semakin rendah., dan sebaliknya. Setelah itu, dilakukan
perhitungan faktor konversi mentah-matang sosis. Berdasarkan hasil praktikum,
didapatkan faktor konversi mentah-matang sosis yaitu 1,11. Setelah itu dilakukan
pengukuran berat sosis berdasarkan alat ukur yang menyatakan 1 URT. Pada
praktikum ini, sosis diukur dengan menggunakan URT sendok makan cekung 17 cm.
Penimbangan dilakukan 3 kali, kemudian hasil di rata-rata untuk mendapatkan berat 1
URT sendok makan cekung sosis goreng. Dari hasil penimbangan, didapatkan hasil 9
gram, 6 gram, dan 10 gram sehingga didapatkan rata-ratanya yaitu 8,33 gram.
15. Kacang hijau 1
Kacang hijau (Vigna Radiata) sudah sangat popular bagi kita. Kacang hijaumasuk
suku polong – polongan dan mengandung banyak sekali manfaat dalam kehidupan
manusia, baik untuk dikonsumsi sehari–hari yang diolah dalam berbagai bentuk
makanan dan minuman, maupun untuk kesehatan.Kacang hijau mudah ditemukan di
Indonesia karena termasuk salah satu tumbuhan khas tropis (Akbar, 2015). Kacang
hijau adalah tanaman pendek bercabang tegak. Bunganya ada yang kuning kehijauan
atau kuning pucat. Dari bunga itulah terbentuk Polongan yang berisi mulai dari 10
hingga mencapai 15 biji kacang hijau Suku : Leguminoceae. Kacang hijau salah satu
bahan makanan yang mengandung zat-zat yang diperlukan untuk pembentukkan sel
darah sehingga dapat mengatasi efek penurunan Hb. Kacang hijau dapat berperan
dalam pembentukan sel darah merah dan mencegah anemia karena kandungan
fitokimia dalam kacang hijau sangat lengkap sehingga dapat membantu proses
hematopoiesis. Kacang hijau juga memiliki kandungan vitamin dan mineral. Mineral
seperti kalsium, fosfor, besi, natrium dan kalium banyak terdapat pada kacang
hijau.Kandungan zat besi dalam kacang hijau paling banyak terdapat pada embrio dan
kulit bijinya.17 Sehingga, semua bagian dari kacang hijau dapat dikonsumsi. Kacang
hijau memiliiki Berat Dapat Dimakan sebesar 100 %. Hal ini sesuai dengan hasil
praktikum dan pada buku Pedoman Berat Dapat Dimakan (BDD).
Pada praktikum, diketahui berat mentah kacang hijau 1 penukar sebesar 20 gram
dengan URT 2 sendok makan. 3Sedangkan pada buku DBMP, 20 gram kacang hijau
memiliki URT 2 ½ sendok makan. Perbedaan ini dapat dikarenakan variasi ukuran
sendok yang digunakan dapat membuat URT ikut bervariasi. Selanjutnya dilakukan
proses pengolahan dengan cara direbus. Sehingga hasil yang didapat yaitu berat
masak kacang hijau sebesar 52 gram dengan URT 4 sendok makan. Kemudian hasil
tersebut dibandingkan dengan URT pada DBMP dan tedapat perbedaan URT 1
penukar kacang hijau hasil praktikum dengan URT pada DBMP. Hal ini disebabkan
adanya variasi dari ukuran sendok yang dapat mempengaruhi berat kacang hijau
dalam 1 sendok. Faktor konversi mentah-masak 1 penukar kacang hijau saat
praktikum sebesar 0,38. Hasil menyatakan bahwa faktor konversi mentah-masak
kacang hijau pada hasil praktikum dan pada Buku Pedoman Konversi Berat Mentah-
Matang tidak terdapat perbedaan. Faktor konversi mentah-masak kacang hijau pada
Buku Pedoman Konversi Berat Mentah-Matang sebesar 0,3.2 Selanjutnya, kandungan
nilai gizi 20 gram kacang hijau menurut TKPI adalah 64,6 kkal karbohidrat, 4,58
gram protein, 0,3 lemak, dan 11,36 gram karbohidrat.2 Setelah dibandingkan dengan
DBMP, terdapat perbedaan antara kandungan gizi berdasarkan TKPI dan DBMP.
Pada DBMP, 50 gram kacang hijau mengandung 80 kalori, 6 gram protein, 3 gram
lemak dan 8 gram karbohidrat.3
Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah membandingkan ukuran kacang hijau
menggunakan peralatan rumah tangga seperti sendok makan cekung ukuran 17 cm
dan centong sayur. Pengambilan kacang hijau dilakukan sebanyak 3 kali, lalu
ditimbang, dicatat, dan dihitung rata-ratanya. Dari ketiga pengambilan kacang hijau
menggunakan takaran sendok cekung ukuran 17 cm, diperoleh berat 10 gram, 11
gram, dan 10 gram. Sehingga, diperoleh rata-rata 10,3 gram. Selanjutnya, dengan
menggunakan centong sayur, diperoleh hasil 30 gram, 29 gram, dan 30 gram.
Sehingga, diperoleh rata-rata 329,6 gram. Setelah dibandingkan, hasil tersebut tidak
jauh dengan buku foto makanan, dimana 1 sendok makan kacang hijau memiliki berat
10 gram.6
16. Kacang hijau 2
Kacang hijau merupakan salah satu bahan pangan yang tidak jarang digunakan
oleh masyarakat Indonesia. Manfaat kacang hijau sangat besar bagi
kelangsungan hidup manusia yaitu Bahan pangan (bubur, sayur dan kue-kue),
penunjang gizi dalam 100 g biji kering, kacang hijau terkandung 10,7 % air,
karbohidrat 1,19 g, serat kasar 118 mg, kalsium 340 mg, pospor 7,7 mg, besi 6 mg,
sodium 1,027 mg, kalium 77,3 mg, vitamin A 0,38 mg, Thiamine 0,21 mg dan
riboflavin 2,6 mg. Kacang hijau sangat bermanfaat bagi kesehatan ibu hamil dan
menyusui, juga untuk menunjang masa pertumbuhan anak.17
Berdasarkan tabel hasil praktikum, BDD yang didapatkan adalah 100%. Hasil ini
telah sesuai dengan TKPI.2Diketahui pula bahwa berat mentah kacang hijau 1 penukar
yaitu 25 gram sehingga menghasilkan berat matang sebesar 41 gram. Berdasarkan
TKPI, kandungan terong per 25 gram yaitu 80,75 kkal energi, 5,72 gram protein,
0,375 gram lemak, dan 14,2 gram karbohidrat. 2Jika berdasarkan PMK No.41 Tahun
2014, kandungan 25 gram kacang hijau setara dengan 50 gram tempe, yaitu 80 kalori,
6 gram protein, 3 gram lemak dan 8 gram karbohidrat. 3 Pada kacang hijau, URT yang
digunakan adalah 2 sendok makan.
Proses pengolahan yang dilakukan adalah perebusan dengan jumlah air 200 mL
sehingga terdapat kenaikan berat sebesar 64 %. Hal ini dikarenakan masuknya air
pada kacang hijau tersebut dan menjadikan bobot dari kacang bertambah. Kami juga
menghitung faktor konversi dari berat mentah kacang hijau dan menghasilkan sebesar
0,6. Hasil ini tidak sesuai dengan buku pedoman berat mentah kacang hijau yakni
0,4.4 Perbedaan yang ditimbulkan mungkin dikarenakan waktu dalam pengolahan dan
kadar air yang diserah oleh kacang hijau. Namun, perbedaan tersebut tidak terlalu
signifikan.
Selanjutnya, kami melakukan perbandingan ukuran rumah tangga pada kacang
hijau menggunakan centong sayur dan sendok dengan panjang 18 cm. Cara
mengambil kacang hijau yaitu dengan melakukan tiga kali pengambilan dan
menimbang masing-masing pengambilan dan menghitung rata-rata berat dari
pengambilan tersebut. Pada pengambilan menggunakan alat pertama, yaitu centong
sayur, kami mendapatkan hasil penimbangan sebesar 22 gr, 20 gr, dan 23 gr dengan
rata-rata keseluruhan yaitu 21,67 gram. Dan pada sendok makan kami mendapatkan
hasil penimbangan sebesar 10 gr, 9 gr, 10 gr dengan rata-rata keseluruhan yaitu 9,67
gram. Berdasarkan buku foto makanan, pengambilan berdasarkan sendok makan yaitu
11 gram dan tidak terdapat keterangan jika pengambilan menggunakan centong sayur.
Pengambilan menggunakan sendok makan telah sesuai dengan buku foto makanan
yaitu berkisar 9-11 gram.6 Perbedaan ini kemungkinan disebabkan oleh cara
pengambilan nasi tiap individu dan bagaimana bobot kacang hijau yang berbeda-beda
karena cara pengolahan yang beraneka ragam pula.
17. Mayonaise 1
Mayonaise adalah produk pangan emulsi yang memiliki tekstur kental dan rasa
asam yang khas. Mayonaise biasa dijadikan sebagai tambahan dalam makanan
(dressing). Bahan utama dalam pembuatan mayonnaise adalah minyak sayur, kuning
telur, garam dan lainnya.Dalam pembuatan mayonnaise digunakan kuning telur
sebagai emulsifier karena mengandung lesitin yang cukup tinggi.18,19
Menurut PMK No. 41 Tahun 2014, berat 1 penukar mayonais adalah 25 gram
atau setara dengan 2 sendok makan. Sedangkan berdasarkan DBMP, berat 1 penukar
mayonais adalah 20 gram. Dalam praktikum, kami menggunakan pengukuran sesuai
dengan PMK No. 41 Tahun 2014, sehingga didapatkan berat masak 1 P sebesar 25
gram. Mayonais memiliki kandungan gizi 1 penukarnya 50 kkal energi dan 5 gram
lemak. Dalam DBMP, kandungan gizi pada 1 P mayonais (20 gram) adalah 50 kkal
dan 9 gram lemak. Pada mayonais, dilakukan pengukuran berat per sendoknya
sebanyak 3 kali. Hasil yang diperoleh dari pengambilan menggunakan sendok makan
ukuran 17 cm adalah 10 gram, 7 gram, dan 8 gram, sehingga rata-ratanya adalah 8.33
gram. Pada pengambilan menggunakan sendok teh 14 cm didapatkan hasil 3 gram, 4
gram, dan 3 gram dengan rata-rata berat pengambilan 3.33 gram.3,10
18. Mayonaise 2
Pada praktikum ini kami menggunakan mayonaise dengan merk Maestro dengan
ukuran per kemasan sebesar 100 gram. Berdasrkan PMK No. 41 Tahun 2014, berat 1
penukar mayonaise adalah 25 gram atau setara dengan 2 sendok makan. Dalam
praktikum, kami menggunakan pengukuran sesuai dengan PMK No. 41 Tahun 2014,
sehingga didapatkan berat masak 1 P sebesar 25 gram dengan URT 1,5 sendok
makan. Perbedaan URT mungkin disebabkan dengan takaran setiap masing-masing
praktikan atau perorangan.Kandungan gizi mayonais berdasarkan nutrition factpada
kemasan yaitu 90 kkal energi, 0 gram protein, 9 gram lemak, dan 2 gram karbohidrat.
Sedangkan pada PMK No. 41 Tahun 2014 mayonaise memiliki kandungan gizi 1
penukarnya 50 kkal energi dan 5 gram lemak. Perbedaan ini dikarenkan pada
pedoman PMK No. 41 tahun 2014 tidak dijelaskan secara spesifik mengenai produk
dan jenis mayonaise.3
Selanjutnya, kami melakukan perbandingan ukuran rumah tangga pada
mayonaise menggunakan sendok makansepanjang 18 cm dan sendok teh. Cara
pengambilan mayonaise yaitu dengan melakukan tiga kali pengambilan dan
menimbang masing-masing pengambilan kemudian menghitung rata-rata berat dari
pengambilan tersebut. Pada pengambilan menggunakan alat pertama, yaitu sendok
makan, kami mendapatkan hasil penimbangan sebesar 8 gr, 10 gr, dan 9 gr dengan
rata-rata keseluruhan yaitu 9 gram. Dan pada sendok teh kami mendapatkan hasil
penimbangan sebesar 5 gr, 6 gr, 6 gr dengan rata-rata keseluruhan yaitu 5,67 gram.
F. KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil praktikum disimpulkan bahwa berat 1 penukar daging ayam 1
dan daging ayam 2 adalah 40 gram dengan URT 1 potong kecil, berat 1 penukar
tempe 1 dan tempe 2 yaitu 50 gram dengan URT 2 potong sedang, berat 1 penukar
gula aren 1 dan gula aren 2 adalah 10 gram dengan URT 1 sendok makan, berat 1
penukar tahu 1 dan tahu 2 adalah 100 gram dengan URT tahu 1 yaitu 1 potong
1
besar dan URT tahu 2 adalah 1 potong besar, berat 1 penukar susu 1 dan susu 2
4
yaitu 200 gram dengan URT 1 gelas, berat 1 penukar minyak kelapa sawit 1 dan
minyak kelapa sawit 2 adalah 5 gram dengan URT minyak kelapa sawit 1 yaitu 2
1
sendok teh dan minyak kelapa sawit 2 yaitu 1 sendok makan, berat 1 penukar
2
1
sosis 1 dan sosis 2 adalah 50 gram dengan URT sosis 1 yaitu 2 potong sedang
2
1
dan sosis 2 yaitu 1 potong sedang, berat 1 penukar kacang hijau 1 dan kacang
2
hijau 2 adalah 20 gram dengan URT 2 sendok makan, berat 1 penukar mayonaise
1 dan mayonaise 2 yaitu 25 gram dengan URT 2 sendok makan.
2. Berdasarkan hasil praktikum didapatkan %BDD tempe, tahu, kacang kedelai,
sosis, mayonaise, gula aren, susu, dan minyak kelapa sawit adalah 100%, %BDD
ayam 1 yaitu 68,4% dan %BDD ayam 2 yaitu 85,2%.
3. Berdasarkan hasil praktikum didapatkan faktor konversi masing masing bahan
yaitu daging ayam berkisar antara 1,25 sampai 1,33; tempe yaitu 1,06 sampai
1,16; kacang hijau yaitu 0,38 sampai 0,6; sosis sapi yaitu 1,11 sampai 1,2; tahu
antara 0,76 sampai 1,92.
4. Berdasarkan hasil praktikum, didapatkan hasil perhitungan kandungan gizi tiap 1
penukar bahan yaitu daging ayam rebus dengan energi 119,2 kkal; 7,28 gram
protein; dan 10 gram lemak, tempe goreng denganenergi kisaran 100,5 sampai
175 kkal; 10,4 sampai 12,25 gram protein; 4,4 sampai 13,3 gram lemak; 5,2
sampai 6,75 gram karbohidrat, kacang hijau rebus dengan 36,8-37 kkal energi;
4,58-5,72 gram protein; 0,3-0,37 gram lemak; 11,36-14,2 gram karbohidrat, sosis
sapi dengan 110-201,6 kkal energi; 6,525-7 gram protein; 6-19,035 gram lemak;
1,035-7 gram karbohidrat, minyak kelapa sawit dengan 44,2 kkal energi dan 5
gram lemak, tahu dengan 59,8-80 kkal energi; 5,04-10,9 gram protein; 4,42-4,7
gram lemak; 0,8-1,3 gram karbohidrat, susu dengan 120 kkal energi; 6 gram
protein; 6 gram lemak; 10 gram karbohidrat, mayonaise dengan 50 kkal energi
dan 9 gram lemak.
DAFTAR PUSTAKA
1. Edi S, Rahmah RSN. Pengaruh Lama Penyimpanan Daging Ayam pada Suhu Ruang dan
Refrigerator terhadap Angka Lempeng Total Bakteri dan Adanya Bakteri Salmonela sp.
Jurnal Biosain, Vol. 4 No. 1 (2018) ISSN 2460-6804
2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Tabel Komposisi Pangan Indonesia. 2018
3. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 41 Tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang. 2014.
4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Konversi Matang-Mentah, Berat
Dapat Dimakan (BDD) dan Resesp Makanan Siap Saji. 2014.
5. Sari KP, Jamaluddin, Sukainah A. Fortifikasi Tempe Berbahan Dasar Kedelai dan Biji
Nangka. Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 2 (2016): 16-26
6. Tim Survei Konsumsi Makanan Individu. Buku Foto Makanan. Pusat Teknologi Terapan
Kesehatan dan Epidemiologi Klinik Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementerian Kesehatan Indonesia. 2014.
7. Palealu K, Pontoh J, Suryanto E. Pengaruh Pemanasan terhadap Aktivitas Antioksidan
dalam Pembuatan Gula Aren. Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Sam Ratulangi.
Manado. Vol. 4 No.2 (2011)
8. Hau RRH, Aji MP, Sulhadi, Hau SK, Talu SD. Nilai Kuat Tekan Gula Aren. Prosiding
Seminar Nasional Fisika. 2016; 5.
9. Hartono, L. Pengaruh Penambahan Tahu Putih sebagai Filler pada Karakteristik
Fisikokimia Nugget Ayam Tahu. Skripsi: Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
(2020).
10. Daftar Bahan Makanan Penukar
11. Rahmawati F (Fakultas TUNY. Teknologi Proses Pengolahan Tahu dan Pemanfaatan
Limbahnya. J Vis Lang Comput [Internet]. 2559;11(3):55.
12. Putri, E. Kualitas Protein Susu Sapi Berdasarkan Waktu Penyimpanan.
ChempublishJournal(2016) 1(2):14-20.
13. Kumalaningsih, Sri. 2016. Substitusi Sari Kacang Merah dengan Susu Sapi dalam
Pembuatan Yogurt. Jurnal Teknologi dan Managemen Agro Industri. Vol. 5 No. 2 : 54-
60.
14. Muchtadi, T. R., Sugiyono, Ayustaningwarn, F. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan.
ALFABETA. 2011.
15. Naja, I. S, Sutardjo, D. S, Suradi, K. Pengaruh Tingkat Persentase Angkak Terhadap
Sifat Fisik Dan Organoleptik Sosis Sapi. 2017;6(1):1-9.
16. Surbakti E, Arief II, Suryati T. Nilai Gizi dan Sifat Organoleptik Sosis Daging Sapi
dengan Penambahan Pasta Buah Merah pada Level yang Berbeda. J Ilmu Produksi dan
Teknol Has Peternak. 2016;4(1):234–8.
17. Retnorini Dl, Widatiningsih S, Masini M. Pengaruh Pemberian Tablet Fe Dan Sari
Kacang Hijau Terhadap Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil. J Kebidanan. 2017;6(12):8.
18. Reksanda, MJ. Kajian Aplikasi Produk Etanolisis Minyak Inti Sawit Berdasarkan
Tingkatan Produksi dan Nisbah Mol Etoksi terhadap Daya Simpan Sanyan dan
Mayonaise. Skripsi: Universitas Lampung (2019).
19. Rahmi, A. dan Saufani, IA. Diseminasi Mayonnaise Dadih bagi Remaja Putri di Kota
Bukittinggi. UNES Journal of Community Service (2018) 3(2):97-102.