Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

FOOD CONSUMPTION ASSESSMENT

SEMI QUANTITATIVE FOOD FREQUENCY QUESTIONNAIRE (SQ-


FFQ)

Disusun oleh :

Kelompok 1

1) Kezia Elian Devina 472016031


2) Kaveren F. Lestuny 472017004
3) Debora Citra Alfantya F. 472017009
4) Lesda Lybaws 472017037
5) Priskila Eka Setia E. 472017043
6) Nurpani 472017436

PROGRAM STUDI GIZI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2018

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian,
perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun
tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia,
termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan
dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman
(Kementan, 2016). Pola konsumsi adalah susunan makanan yang mencakup jenis dan jumlah
bahan makanan rata-rata per orang per hari, yang umum dikonsumsi masyarakat dalam
jangka waktu tertentu. Pola konsumsi pada individu dapat digunakan untuk mengetahui status
gizi individu tersebut. Penilaian status gizi dapat dilakukan melai survei konsumsi pangan.
Survei konsumsi pangan adalah serangkaian kegiatan pengukuran konsumsi makanan pada
individu, keluarga dan kelompok masyarakat dengan menggunakan metode pengukuran yang
sistematis, menilai asupan zat gizi dan mengevaluasi asupan zat gizi sebagai cara penilaian
status gizi secara tidak langsung .
Metode survei konsumsi pangan salah satunya adalah Semi Quantitative Food
Frequency Questionnaire (SQ-FFQ). SQ-FFQ adalah metode yang digunakan untuk
memperoleh data tentang frekuensi konsumsi sejumlah bahan makanan yang dikonsumsi
selama periode tertentu seperti setiap hari, minggu, bulan dan tahun. Selain itu dengan
metode frekuensi makanan dapat memperoleh gambaran pola konsumsi bahan makanan
secara kualitatif, tapi karena periode pengamatannya lebih lama dan dapat membedakan
individu berdasarkan asupan zat gizi, maka cara ini paling sering digunakan dalam penelitian
epidemiologi gizi. Bahan makanan yang ada dalam daftar kuesioner SQ-FFQ adalah bahan
makanan yang dikonsumsi dalam frekuensi yang cukup sering oleh responden. SQ-FFQ
merupakan metode frekuensi makanan yang telah dimodifikasi dengan memperkirakan atau
estimasi URT dalam gram. Pada SQ-FFQ skor zat gizi yang terdapat di setiap subjek dihitung
dengan cara mengalikan frekuensi setiap jenis makanan yang dikonsumsi yang diperoleh dari
data komposisi makanan yang tepat. Prinsip umum dalam penggunaan FFQ dan Semi FFQ
adalah kekerapan konsumsi pangan sebagai faktor risiko munculnya kasus gizi salah.
Kekerapan konsumsi pangan inilah yang harus dapat terukur dengan tepat melalui metode
FFQ (Nimas, A. 2008).
Metode FFQ berbeda dengan metode lain, karena jenis makanan yang ditanyakan
adalah tertutup. Pernyataan tertutup artinya hanya makanan yang ada dalam daftar yang akan
diinvestigasi kepada subjek. Daftar berbagai jenis makanan dan minuman yang ada dalam
FFQ juga dibuat sedemikian rupa melalui studi pendahuluan kebiasaan makan subjek atau
populasi. Kekhasan metode FFQ adalah pada data yang bersifat kualitatif. Data yang bersifat
kualitatif ini memberikan penjelasan singkat tentang deskripsi kekerapan konsumsi makanan
dan minuman sebagai data dukung informasi terkait lainnya (Sirajuddin, dkk. 2018).

1.2. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam praktikum ini adalah agar mahasiswa mampu
melakukan survei konsumsi pangan pada individu, keluarga, dan kelompok dengan
menggunakan metode SQ-FFQ serta mampu mengetahui frekuensi setiap jenis bahan
makanan yang dikonsumsi selama 3 buln terakhir.
BAB II
METODOLOGI
2.1. Waktu dan Tempat
Wawancara SQ-FFQ dilaksanakan pada hari Rabu, 7 November 2018, pukul 17.00-
19.00 WIB di kediaman keluarga Bapak Suphan Efendi, RT 09 / RW 03, Jetis, Sidorejo Lor.

2.2. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan kuesioner SQ-FFQ, buku foto makanan, Daftar Bahan
Makanan Penukar, aplikasi Fat Secret dan alat tulis.

2.3. Metode
Metode yang dilakukan yaitu responden diwawancarai oleh enumerator untuk
mengetahui informasi makanan yang dimakan oleh responden selama 3 bulan terakhir.
Kuesioner SQ-FFQ disiapkan oleh enumerator, sebelum wawancara dilakukan enumerator
memperkenalkan diri dan menanyakan apakah responden bersedia untuk diwawancarai.
Responden ditanya mengenai identitasnya, setelah itu responden ditanya tentang makanan
yang dimakan oleh responden selama 3 bulan terakhir dan frekuensi makannya. Hasil
wawancara tersebut ditulis di kuesioner SQ-FFQ oleh enumerator. Wawancara diakhiri
dengan mengucapkan terima kasih kepada responden. Hasil URT dikonversi ke dalam berat
(gram) dengan melihat panduan di buku foto makanan. Hasil wawancara dihitung oleh
enumerator untuk mengetahui berat per minggu setiap bahan makanan. Hasil perhitungan
dicatat dalam tabel hasil.
BAB III

HASIL

3.1. Tabel Hasil SQ-FFQ Individu

3.1.1. Tabel Hasil SQ-FFQ Responden 1

3.1.2. Tabel Hasil SQ-FFQ Responden 2

3.1.3. Tabel Hasil SQ-FFQ Responden 3

3.1.4. Tabel Hasil SQ-FFQ Responden 4

3.1.5. Tabel Hasil SQ-FFQ Responden 5

3.2. Tabel Hasil SQ-FFQ Rumah Tangga

3.3. Tabel Hasil SQ-FFQ Lingkungan

3.4. Tabel Hasil SQ-FFQ Salatiga


BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Kementan. 2016. Petunjuk Teknis Gerakan Percepatan Panganekaragaman Konsumsi


Pangan Tahun 2016. Jakarta : Kementerian Pertanian.

Nimas, A. 2008. Faktor Yang Berhubungan Dengan Obesitas Berdasarkan Persen Lemak
Tubuh Pada Pria (40-55 tahun) di Kantor Direktorat Jenderal Zeni TNI-AD Tahun
2008. Depok : Program Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Sirajuddin, dkk. 2018. Bahan Ajar Gizi : Survey Konsumsi Pangan. Jakarta : Pusat
Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai