Anda di halaman 1dari 5

KESALAHAN DALAM DIETARY ASSESMENT

kesalahan sistematik dan random dapat terjadi ketika pengukuran asupan makanan dan nutrisi. Arah
dan sejauh mana kesalahan tersebut berbeda-beda tergantung metode yang digunakan serta populasi
dan nutrisi yang diteliti. Kesalahan pengukuran random mempengaruhi reproduksibilitas dari metode
tersebut.
Sumber kesalahan pengukuran
sumber kesalahan banyak yang sama pada metode survey konsumsi makanan pada rumah tangga
maupun individu. Kesalahan utama dapat disingkat di bawah ini :
Bias nonrespon dalam survei konsumsi dapat menyebabkan sampel subjek acak menjadi tidak
representatif dari populasi yang diteliti.
Bias responden merupakan hasil dari pelaporan yang berlebihan maupun kurang dari makanan
yang dikonsumsi.
Bias pewawancara dapat terjadi jika pewawancara yang berbeda menggali informasi pada
tingkat yang berbeda, sengaja menghilangkan pertanyaan-pertanyaan tertentu, atau
melaporkan respon subjek salah.
Kegagalan memori responden dapat menghasilkan kelalaian yang tidak sengaja ataupun
penambahan makanan di food recall.
Estimasi ukuran porsi yang salah dapat terjadi ketika responden gagal mengukur dengan benar
jumlah makanan yang dikonsumsi, atau salah paham tentang ukuran porsi yang normal.
Penggunaan supplemen dapat dihilangkan di dietary record atau recall sehingga menyebabkan
kesalahan pada pengukuran asupan gizi.
Kesalahan koding dapat terjadi ketika ukuran estimasi porsi dirubah dari URT menjadi gram dan
ketika bahan makanan diberikan kode (e.g., 2% susu di beri kode susu utuh)
Kesalahan dalam penanganan bahan makanan campuran dapat member hasil estimasi
kandungan gizi yang salah , juga kesalahan di penentuan kelompok makanan tertentu.
Pengukuran dan control kesalahan pengukuran
Kesalahan pengukuran dapat diminimalkan dengan menggabungkan prosedur quality-control pada
setiap tahap metode dietary assesment. Ini dapat mencakup sesi pelatihan dan pelatihan kembali bagi
pewawancara dan pembaca kode, standarisasi teknik wawancara dan kuesioner, pretest kuesioner, dan
administrasi dari studi percontohan sebelum survei. Setiap prosedur di metode dietary assessment
harus di cek ulang untuk memastikan kesesuaian dengan protocol standar.
Kesalahan random, berbeda dengan kesalahan sistematik, dapat diminimalkan dengan meningkatkan
jumlah observasi. Kesalahan acak dapat terjadi pada semua subjek dan semua hari. Sebaliknya,
kesalahan sistematik dapat dikaitkan hanya dengan beberapa responden (e.g., obese atau subject
lansia), pewawancara tertentu, atau makanan tertentu (e.g., alcohol). kekhawatiran terhadap pengaruh

kesalahan pengukuran pada perkiraan risiko relatif untuk penyakit menyebabkan meningkatnya
penggunaan studi kalibrasi untuk mengukur kesalahan pengukuran sistematis. Penilaian
reproduksibilitas dan validitas metode diet yang digunakan sangat penting, terutama untuk
perbandingan lintas negara dan pengamatan gizi.
Bias nonrespon
Kurangnya respond an rendahnya kepatuhan dari responden mengakibatkan bias nonresponse yang
signifikan dan dapat terjadi pada semua jenis assessment gizi. Strategi yang dapat dilakukan untuk
meminimalkan angka nonresponse adalah dengan menyederhanakan metode dietary assessment,
mengirimkan surat atau telepon untuk mengingatkan pada studi pengamatan, dan pelatihan wawanara
agar menunjukkan kehangatan, pengertian dan rasa percaya.
Bias responden
Bias yang biasa muncul apabila responden salah pengertian terhadap apa yang ditanyakan atau diminta
oleh pewawancara, menerima isyarat nonverbal tentang apa yang benar dari pewawancara, atau
memiliki kecenderungan memberikan jawaban yang diinginkan masyarakat. Biasanya berkaitan
dengan orang yang mempunyai karakteristik tertentu (e.g., obese). Menghasilkan data yang kurang
(underreporting) maupun lebih (overreporting) dari makanan yang dikonsumsi.
Factor yang berkaitan dengan underreporting meliputi status berat badan,usia dan jenis kelamin, factor
sosial dan ekonomi, aktivitas yang berkaitan dengan kesehatan, faktor perilaku, dan faktor psikologis.
Status berat badan merupakan faktor yang paling konsisten dan akan terus meningkat seiring
dengan meningkatnya BMI.
Usia dan jenis kelamin biasanya yang beresiko underreporting adalah wanita dan orang yang
lebih tua.
Status sosial ekonomi bukan merupakan faktor yang konsisten namun di beberapa kasus ,
perbedaan budaya yang membuat tidak konsisten.
Aktivitas kesehatan termasuk merokok dan berdiet.
Faktor perilaku perlu perhatian lebih karena responden bisa saja mengubah pola makan mereka
ketika survey karena alasan seperti merepotkan, malu maupun rasa bersalah.
Faktor psikologis termasuk yang berkaitan dengan gangguan makan, depresi, dan masalah
emosi yang baru dialami.
Makanan dan minuman tertentu dikarenakan beberapa makanan dianggap baik dan yang
lainnya jelek.
Walaupun tidak sebanyak underreporting, overreporting juga perlu diperhatikan. Faktor yang
menyebabkan responden melakukan overreporting adalah bias social desirability (respon agar terhindar
dari kritik) dan social approval (keinginan dipuji) merupakan dua sumber bias utama dalam
metodedietary assessment.

Bias pewawancara
Bias pewawancara meliputi kesalahan yang diakibatkan oleh pertanyaan yang terlalu mengarahkan,
kesalahan dalam mencatat respon responden, sengaja dihiangkan, bias yang berhubungkan dengan
setting wawancara, gangguan, kerahasiaan responden, dan kecocokan antara responden dan
pewawancara.
Bias dapat dikurangi dengan mendesain dan menstandarisasi protocol wawancara dengan hati-hati,
lebih baik dengan computer.
Kegagalan memori responden
Kegagalan mengingat dapat mempengaruhi metode food recall dalam dua cara: responden bisa lupa
merecall makanan yang memang dikonsumsi atau bisa melaporkan makanan yang tidak dikonsumsi
pada hari yang direcall. Jenis kelamin, usia, pendidikan dan kelompok etnis tertentu, dan juga setting
wawancara dapat mempengaruhi proses mengingat. Cara untuk meminimalkan kesalhan adalah
Multi-pass dietary interview , otomatis menggunakan mikrokomputer banyak digunakan di
survey nasional.
Teknik pertanyaan probing dan satandar prompts untuk mengurangi lupa ingatan, brguna
juga dalam FFQ, dan metode yang membutuhkan untuk mengingat.
Alat Bantu mengingat terdiri dari simulasi makanan dari plastic atau tanah liat, makanan
betulan, gambar atau foto.
Estimasi ukuran porsi yang salah
Kesalahanmengukur porsi makanan yang dikonsumsi merupakan kesalahan terbesar di banyak metode
dietary assessment. Bias ini muncul dari kegagalan responden mengkuantitaskan secara akurat jumlah
makanan yang dikonsumsi, atau kekeliruan ukuran porsi yang rata-rata. Perbedaan ini timbul karena
variasi jenis dan ukuran makanan. Kemampuan responden mendiskripsikan jumlah makanan yang
dikonsumsi sangatlah kurang.
Alat bantu untuk mengukur ukuran porsi dibagi menjadi 2-dimensi (2D) dan 3-dimensi (3D)
Alat Bantu 2D Alat Bantu 3D
Gambar makanan asli, bentuk abstrak,
ukuran rumah tangga
Foto makanan
Grafis computer
Label kemasan makanan
Ukuran rumah tangga
Sampel makanan asli
Replica makanan (model makanan asli)
Model makanan (model abstrak)

Penggunaan Supplemen

Pencatatan yang benar tentang penggunaan supplemen di survey nutrisi terutama di negara industry
sangat penting. Kegagalan mengumpulkan data yang akurat dalam penggunaan supplemen dapat
memberikan hasil yang kurang terhadap konsumsi zat gizi tertentu, dengan demikian akan terjadi
penaksiran prevalensi yang terlalu tinggi untuk kekurangan zat gizi.
Untuk mendapatkan informasi yang akurat ,perlu diketahui nama merk supplemen,dosis,periode waktu
penggunaan supplemen yang dibutuhkan, dan perlu mencatat karakteristik kimia supplemen karena
faktor kimia dapat berpengaruh dalam bioavailabilitas.
Kesalahan pengkodean (koding)
Membuat system pengkodean yang terstandarisasi komputer merupakan hal yang penting, terutama
untuk studi antar budaya yang melibatkan perbandingan secara internasional. Di kasusu seperti itu,
perbedaan di pengkodean, baik dari waktu ke waktu maupun antar negara dapat memberikan
perbedaan pada asupan konsumsi.
Untuk menyeleseikan masalah mengenai system pengkodean ada label makanan INFOODS dan
menggunakan pemindaian barcode untuk item bermerek.
Kesalahan dalam penanganan bahan makanan campuran
ada dua kesalahan utama selama menangani bahan makanan campuran (mixed dishes). Pertama,
kesalahan dapat terjadi ketika pembongkaran mixed dishes menjadi bahan mentah kemudian dikonversi
menjadi bentuk yang dapat dikonsumsi. Konversi biasanya melibatkan penyetelan untuk perubahan
berat dan kehilangan nutrisi karena pemasakan.
Kesalahan kedua muncul selama penempatan mixed dishes ke kelompok grup yang
tepat.dikelompokkan berdasarkan bahan utama di setiap mixed dishes, namun sering memberikan
estimasi yang salah untuk bahan utama menjadi energy dan zat gizi.
Untuk menghindari kesalahan ini, semua mixed dishes harus dibongkar terlebih dahulu menjadi bahan
sederhana yang kemudian ditempatkan di kelompok makanan yang tepat. Tapi tetap harus
diklasifikasikan item mana sebagai prepared foods (roti, biscuit, sup,minuman) yang mana tidak
dibongkar.
Maksud dari kesalahan dalam dietary assessment
Dengan adanya kesalahan random dan sistematik merupakan tantangan utama dari semus system
assessment gizi. Adanya kesalahan tersebut di dietary assessment dapat memberikan konsekuen yang
serius ketikan menginterprestasikan data :
Underreporting asupan energy akan mengakibatkan estimasi yang terlalu tinggi tentang zat gizi
yang kurang menyebabkan prevalensi asupan gizi kurang di populasi.

Underreporting makanan tertentu akan mempersulit kegunaan data konsumsi untuk
mengembangkan pedoman diet berdasarkan makanan.
Adanya kesalahan pengukuran melemahkan hubungan antara asupan zat gizi dengan parameter
hasil, jadi hubungan diet dengan penyakit menjadi kabur. Fenomena ini dinamakan bias
pelemahan.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menyelidiki tipe dan sifat kesalahan pengukuran agar lebih
spesifik, terutama yang berkaitan dengan underreporting, jadi dapat meminimalkan atau membenarkan
secara statistic. Dengan cara ini, analisis dan interpretasi data dapat ditingkatkan. Adanya kesalahan
pengukuran melemahkan estimasi relative resiko penyakit, yang mana mempunyai keterlibatan besar di
studi epidemiologi faktor resiko diet dan penyakit.
.

Anda mungkin juga menyukai