Identifikasi
berbagai metode dapat dibedakan menurut sasarannya. Metode survei konsumsi pangan
menurut sasarannya dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu metode SKP individu dan
Metode SKP kelompok.
Metode SKP individu adalah metode; recal konsumsi 24 jam (Food Recall 24 Hours),
penimbangan makanan (Food Weighing), pencatatan makanan (food record), dan Riwayat
Makanan (Dietary History).
1. Metode Ingatan Makanan (Food Recall 24 Hours)
Metode ingatan makanan (Food Recall 24 Jam) adalah metode SKP yang fokusnya pada
kemampuan mengingat subjek terhadap seluruh makanan dan minuman yang telah
dikonsumsinya selama 24 jam terakhir. Kemampuan mengingat adalah menjadi kunci pokok
pada metode ini, Subjek dengan kemampuan mengingat lemah sebaiknya tidak menggunakan
metode ini, karena hasilnya tidak akan menggambarkan konsumsi aktualnya. Subjek dengan
kemampuan mengingat lemah antara lain adalah lanjut usia, dan anak di bawah umur. Khusus
untuk lanjut usia sebaiknya dihindari penggunaan metode ini pada mereka yang memasuki
phase amnesia karena faktor usia sedangkan pada anak di bawah umur biasanya di bawah 8
tahun atau di bawah 13 tahun. Usia antara 9-13 tahun sebaiknya metode ini harus didampingi
orang ibunya (Charlebois 2011).
Metode ingatan makanan (food recal 24 hours) adalah dapat dilakukan di semua setting
lokasi survei baik di tingkat rumah tangga maupun masyarakat dan rumah sakit atau instansi.
Metode ini sangat memungkinkan untuk dilakukan setiap saat apabila dibutuhkan informasi
yang bersifat segera. Metode ini juga dilakukan untuk tujuan penapisan (skrining) asupan gizi
individu.
Metode ini dilakukan dengan alat bantu minimal yaitu hanya menggunakan foto makanan
sudah dapat digunakan. Secara institusi ataupun secara individu. Beberapa metode SKP tidak
dapat dilakukan ditingkat komunitas tetapi dengan metode ini keterbatasan itu dapat diatasi
karena metode ini sangat luwes. Kesederhanaan metode ini memerlukan cara yang tepat
untuk mengurangi kesalahan. Cara yang dianggap paling baik adalah mengikuti metode lima
langkah dalam recall konsumsi makanan atau yang dikenal dengan istilah Five Steps Multi
Pass Method. Metode lima langkah ini adalah metode yang paling sering digunakan pada
berbagai penelitian konsumsi pangan. Metode lima langkah ini diawali dengan daftar singkat
menu makanan yang akan dikonsumsi. Daftar singkat inilah yang kemudian dielaborasi untuk
menguraikan jenis bahan makanan yang dikonsumsi oleh subjek. Berikut contoh formulir
daftar singkat (quick list).
2. Metode Penimbangan Makanan (Food Weighing)
Metode penimbangan makanan adalah metode SKP yang fokusnya pada penimbangan
makanan dan minuman terhadap subjek, yang akan dan sisa yang telah dikonsumsi dalam
sekali makan. Penimbangan makanan dan minuman adalah dalam bentuk makanan siap
konsumsi. Makanan yang ditimbang adalah makanan yang akan dimakan dan juga sisa
makanan yang masih tersisa. Jumlah makanan yang dikonsumsi adalah selisih antara berat
makanan awal dikurangi berat makanan sisa.
Metode penimbangan makanan, dapat dilakukan pada instalasi penyelenggara makanan yang
terintegrasi dengan pelayanan makanan. Pelayanan makanan yang terintegrasi adalah
pelayanan makanan yang memadukan distribusi makanan dan ruang makan, seperti di rumah
sakit. Makanan di produksi di instalasi gizi dan distribusikan ke seluruh pasien dalam satu
unit pengelola. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam prosedur penimbangan
makanan. Jika makanan diproduksi dari luar dan dikonsumsi dalam rumah sakit maka, akan
sulit untuk melakukan penimbangan makanan. Kondisi dimana ruang distribusi dan konsumsi
agak terpisah maka penimbangan sulit dilakukan. Penimbangan dilakukan.
Metode penimbangan makanan tidak dapat dilakukan di masyarakat, dengan alasan waktu
makan dapat tidak seragam antar rumah tangga. Kesulitan yang dialami oleh enumerator
adalah dalam hal pengumpulan data secara efektif. Metode ini memerlukan persiapan yang
sempurna dengan subjek.
3. Metode Pencatatan Makanan (Food Record)
Metode pencatatan makanan (Food Record) adalah metode yang difokuskan pada proses
pencatatan aktif oleh subjek terhadap seluruh makanan dan minuman yang telah dikonsumsi
selama periode waktu tertentu. Pencatatan adalah fokus yang harus menjadi perhatian karena
sumber kesalahannya juga adalah pada proses pencatatan yang tidak sempurna. Jika
pencatatan dilakukan dengan sempurna maka hasil metode ini adalah sangat baik (Cheng et
al. 2012).
Metode pencatatan ini dapat dilakukan di rumah tangga ataupun di institusi. Syarat umum
pencacatan adalah literasi subjek harus baik. Konsistensi dalam proses pencatatan juga
menjadi aspek yang harus ditekankan agar informasi terhadap makanan dan minuman akurat
dan dapat memberikan informasi jumlah makanan yang dikonsumsi secara tepat. Literasi
merupakan syarat utama sehingga pada subjek dengan kemampuan baca tulis tidak ada tidak
dapat dilakukan. Pencacatan hanya dapat dilakukan oleh subjek yang diukur dan tidak dapat
dilakukan oleh orang lain, karena alasan tidak efisien (Roy et al. 1997).
Metode pencatatan makanan tidak dapat dilakukan pada subjek yang tidak memiliki tempat
tinggal menetap dalam periode waktu tertentu. Alasannya adalah karena informasi makanan
dan minuman yang dikonsumsi harus dapat dicatat dalam periode waktu. Periode waktu yang
dimaksud adalah lima dan tujuh hari. Jika pada periode tersebut tidak dapat dilakukan
pencatatan maka metode ini tidak dapat digunakan. Selain itu kondisi subjek dalam periode
waktu tersebut harus konsisten sehat. Jika pada periode pencatatan subjek sakit maka
pencatatan dapat dihentikan karena alasan subjek sakit (Aang Sutrisna, Marieke Vossenaar,
Dody Izwardy 2017).
4. Metode Riwayat Makanan
Metode Riwayat Makanan adalah metode yang difokuskan pada penelusuran informasi
riwayat makan subjek. Riwayat makanan meliputi kebiasaan makan subjek. Bukti telusur atas
kebiasaan makan subjek adalah selalu dapat diketahui setelah pengamatan selama satu bulan.
Semakin lama pengamatan maka akan semakin jelas terlihat kebiasaan makan subjek.
Pengamatan yang dilakukan dalam waktu singkat akan mengurangi ketepatan metode ini.
Mengapa demikian?. Kebiasaan makan tidak melalui dapat dipraktikkan oleh subjek dalam
waktu satu minggu yang disebabkan oleh banyak faktor di antaranya ketersediaan makanan
karena pengaruh musim atau karena subjek tidak berada di habitatnya yang asli.
Metode riwayat makanan dapat dilakukan di rumah tangga dan di rumah sakit. Informasi
yang diperoleh adalah berhubungan dengan cara individu membeli bahan, mengolah dan
mengonsumsi makanan dari kebiasaan sehari hari. Pencatatan riwayat makanan di rumah
sakit (pasien) biasanya untuk mengetahui kebiasaan makan yang berhubungan dengan
penyakit pasien.
Metode riwayat makanan dapat dilakukan pada semua situasi baik rumah tangga maupun di
masyarakat. Persiapan relatif lebih mudah dilakukan sehingga memungkinkan untuk
dilakukan secara cepat dan tepat. Informasi yang diperoleh adalah untuk menilai kebiasaan
makan subjek menurut kecenderungan jangka panjang. Kecenderungan jangka panjang
adalah refleksi kebiasaan yang konsisten dilakukan. Inilah fokus yang harus digali pada
metiode pencatatan ini.
A. Definisi Dietery Assesment
Kekurangan gizi diawali dari asupan gizi yang tidak cukup, sebaliknya kelebihan
gizi disebabkan dari asupan gizi yang lebih dari kebutuhan tubuh. Ketidakcukupan
asupan gizi atau kelebihan asupaan gizi dapat diketahui melalui pengukuran konsumsi
pangan (dietary methode). Asupan zat gizi dari makanan yang dikonsumsi dapat
mempengaruhi status gizi individu. Seseorang yang mempunyai asupan gizi kurang saat
ini, akan menghasilkan status gizi kurang pada waktu yang akan datang. Asupan gizi saat
ini tidak langsung menghasilkan status gizi saat ini juga. Memerlukan waktu, karena zat
gizi akan mengalami metabolisme dalam tubuh terlebih dahulu untuk sampai
dimanfaatkan oleh tubuh.
Metode Dietary Assesment adalah suatu metode yang digunakan untuk mengkaji
tanda awal dari defisiensi zat gizi, termasuk didalamnya adalah asupan yang tidak
adekuat. Karena alasan ini informasi dari dietary assessment juga dapat memprediksi
kemungkinan kekurangan zat gizi yang nantinya dapat dikonfirmasi lebih lanjut dengan
menggunakan metode yang lain seperti penilaian biokimia, antropometri dan klinis.
Data dari metode ini meliputi asupan makanan dan gizi termasuk komposisi, pola
makan, diet saat ini dan data lain yang terkait seperti penggunaan obat atau pengobatan
alternatif. Selain itu diperlukan data kepedulian pasien terhadap gizi dan kesehatan,
aktifitas fisik dan olahraga dan ketersediaan makanan di lingkungan klien.
Melalui anamnesis tersebut seorang ahli gizi dapat menentukan status gizi
individu maupun kelompok dengan cara menghitung konsumsi atau asupan zat gizi yang
terdapat pada makanan dan minuman yang dikonsumsi atau yang di asup oleh seseorang.
B. Cara agar data atau hasil pengkajian dengan metode dietery assesment menjadi
valid
Alat yang diperlukan antara lain timbangan makanan digital, alat ukur, gelas ukur, alat makan,
pisau, talenan, formulir penimbangan, kalkulator dan alat tulis. Berikut ini akan dijelaskan
beberapa alat yang diperlukan untuk menimbang berbagai macam pangan.
Untuk kelancaran proses menimbang bahan pangan, Anda harus mengetahui dan menguasai
tentang Ukuran Rumah Tangga (URT). Pembahasan lengkap mengenai URT akan Anda dapatkan
pada Bab lain di buku ajar ini bab 8, tetapi pada bagian ini akan diuraikan secara singkat
mengenai URT dan contoh-contoh URT yang sering digunakan.
URT = buah g = gram
merupakan
takaran atau
ukuran bahan
makanan yang
umum
digunakan dan
dipahami oleh
semua orang.
Berikut ini
beberapa
contoh URT
yang sering
digunakan. bh
bj = biji kcl = kecil
btg = batang ptg = potong
btr = butir sdg = sedang
bsr = besar sdm = sendok
makan
gls = gelas (240 sdt = sendok teh
ml)
kh = kandungan karbohidrat
ALAT UNTUK MENIMBANG PANGAN
1. Timbangan bahan makanan
Timbangan makanan ada dua jenis, yaitu timbangan manual atau jarum dan timbangan digital.
Disarankan menggunakan timbangan digital menimbang bahan pangan ini karena berat
makanan yang ditimbang tidak terlalu besar. Ketelitian timbangan digital yang digunakan bisa 1
gram atau 0,1 gram.
Gambar 2.3. Timbangan makanan digital
2. Alat ukur makanan
Alat ukur makanan yang digunakan antara lain sendok ukur, yaitu sendok dalam berbagai
ukuran dan gelas ukur yang mempunyai garis-garis untuk menunjukkan ukuran cairan dalam
mililiter (ml).
a. sendok ukur
b. gelas ukur
Gambar 2.5. Gelas ukur
3. Alat makan
Alat makan yang harus disediakan antara lain sendok makan, sendok teh, sendok nasi dalam
berbagai ukuran, sendok sayur, gelas minum dan piring makan.
a. a. sendok makan dan sendok teh
b. sendok nasi (berbagai macam : sendok nasi magic jar, sendok nasi kayu/plastik)
Gambar 2.8. Sendok nasi berbagai bentuk
a. c. sendok sayur
b. gelas dan cangkir
c. piring makan
4.Pisau
a.Pisau digunakan untuk memotong bahan makanan dalam berbagai bentuk ukuran
rumah tangga yang biasa digunakan
5.Talenan
Talenan dapat menggunakan talenan yang terbuat dari plastik atau kayu, digunakan
sebagai alas saat memotong bahan pangan. Sebaiknya pisahkan talenan untuk makanan
yang sudah diolah dengan bahan makanan yang masih mentah.
6. Formulir penimbangan
Nama pangan Ukuran Rumah Tangga Berat (gram)
(makanan, minuman,
bahan makanan)
7. Daftar analisis zat gizi dan daftar penukar
Daftar analisis zat gizi digunakan untuk mengetahui nilai gizi makanan. Daftar analisa zat
gizi yang bisa digunakan antara lain Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) dan Tabel
Komposisi Pangan Indonesia (TKPI).
PROSEDUR PENIMBANGAN
Prosedur menimbang bahan pangan dengan timbangan digital adalah sebagai berikut :
1. Siapakan bahan yang akan ditimbang.
2. Tempatkan timbangan pada tempat yang datar, beri alas untuk menempatkan bahan pangan.
Alas dapat berupa plastik, piring kertas atau sterofoam. Untuk minuman atau makanan yang
berkuah dapat menggunakan gelas atau mangkok plastik.
3. Tekan tombol on/off untuk menyalakan.
4. Setelah menunjukkan angka 0, tempatkan bahan pangan yang akan ditimbang.
5. Timbangan akan menunjukkan angka berat bahan pangan.
6. Catat berat bahan pangan diformulir yang disediakan.
Food Record
Mood record atau food diary yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai metode
pencatatan makanan, merupakan salah satu metode survei konsumsi pangan yang bersifat
prospektif. Dalam metode ini responden membuat catatan makanan yang dikonsumsi selama
waktu tertentu. Metode ini dapat dibagi menjadi estimated food record dan weighed food
record untuk menilai asupan makanan tingkat individu. Sementara untuk menilai asupan tingkat
rumah tangga dapat menggunakan household food record. Estimated food record adalah
metode pencatatan makanan yang dilakukan oleh responden dengan cara mengestimasi jumlah
makanan yang dikonsumsi. Sedangkan weighed food record merupakan metode pencatatan
makanan yang dilakukan oleh responden atau petugas pengumpul data dengan cara
menimbang makanan yang dikonsumsi oleh respoden.
Metode food record dapat menghasilkan data yang cukup detail dan akurat. Data yang
dihasilkan bersifat kuantitatif, sehingga metode ini dapat digunakan untuk mengukur asupan zat
gizi seperti asupan energi, karbohidrat, protein, dan lemak. Metode ini juga dapat digunakan
untuk mengukur asupan cairan. Responden sulit untuk mengingat kapan dan berapa jumlah
cairan yang diminum, sehingga metode pencatatan ini cocok untuk mengukur asupan cairan
dalam sehari. Dalam pelaksanaannya metode record harus memperhatikan kondisi responden
karena metode ini cocok digunakan untuk responden dengan latar belakang pendidikan yang
cukup tinggi. Metode ini tidak dapat digunakan untuk responden yang buta huruf, karena
responden harus menuliskan semua makanan dan minuman yang dikonsumsi. Metode ini juga
dapat menjadi beban bagi responden.
Dalam tugas sehari-hari Anda sebagai seorang Ahli Gizi untuk mengukur asupan makanan klien
atau responden secara kuantitatif, maka metode food record dapat dijadikan sebagai salah satu
pilihan untuk mengukur tingkat asupan zat gizi seperti energi, karbohidrat, lemak dan protein
serta jumlah asupan cairan.
Biasanya food record ini dilakukan selama 3 hari dengan menggunakan 2 hari weekday dan 1
hari weekend. Namun, untuk mendapatkan data konsumsi makanan yang dapat
menggambarkan kebiasaan konsumsi responden, metode food record idealnya dilakukan
selama 7 hari. Pada kondisi tertentu jumlah hari yang digunakan dapat lebih sedikit. Jumlah hari
dapat dikurangi jika disparitas konsumsi antara individu tidak terlalu tinggi atau tingkat kerja
sama responden sangat rendah.
Sebagaimana metode survei konsumsi pangan yang lain, metode food record juga mempunyai
kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dan kelemahan dari metode ini dapat menjadi bahan
pertimbangan bagi peneliti dalam melakukan servei konsumsi pangan.
Kelebihan dari metode food record antara lain seperti yang diuraikan di bawah ini
1. Metode food record dapat menyediakan data secara kuantitatif sehingga jumlah asupan zat
gizi responden dalam sehari dapat diketahui.
2. Data yang dihasilkan dari metode food record cukup detail seperti waktu malam, jenis bahan
makanan, metode pengolahan yang digunakan dan jumlah atau porsi dari makanan yang
dikonsumsi responden.
3. Dapat mengurangi bias yang disebabkan karena keterbatasan ingatan responden, karena
dalam metode food record responden langsung menuliskan makanan yang dikonsumsi.
4. Dapat digunakan untuk mengumpulkan data konsumsi makanan pada jumlah responden yang
cukup besar.
5. Hasil yang diperoleh cukup akurat jika responden menuliskan data konsumsi makanan dengan
teliti.
Di samping mempunyai kelebihan, metode food record juga mempunyai kelemahan. Beberapa
kelemahan dari metode food record ini adalah seperti yang diuraikan pada paragraf berikut ini.
1. Penggunaan metode food record membutuhkan tingkat kerja sama yang tinggi dengan
responden dan membutuhkan komitmen responden untuk bersedia melakukan pencatatan
makanan.
2. Metode food record sangat membebani responden karena responden harus menuliskan
semua makanan dan minuman yang dikonsumsi selama periode penelitian.
3. Keakuratan data konsumsi makanan tergantung kemampuan responden dalam menuliskan
bahan makanan, metode pengolahan makanan dan perkiraan atau estimasi jumlah makanan
yang dikonsumsi.
4. Keakuratan data dari metode food record ini juga sangat tergantung dari kejujuran responden
dalam melaporkan semua makanan dan minuman yang dikonsumsi. Sebagian responden
mungkin tidak melaporkan beberapa konsumsi makanan karena beberapa alasan, seperti lupa
menuliskan makanan yang dikonsumsi, makanan yang dikonsumsi dalam jumlah sedikit
sehingga responden beranggapan tidak perlu melaporkannya, responden malu atau tidak mau
melaporkan makanan tertentu karena dianggap kurang baik atau kurang sehat.
5. Metode ini tidak cocok digunakan untuk responden yang buta huruf.
6. Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk proses pengumpulan data.
Metode weighed food record mempunyai beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan
metode survei konsumsi pangan yang lain. Kelebihan dari metode weighed food record ini
adalah:
1. Data yang dihasilkan akurat, karena responden menimbang dan mencatat makanan dan
minuman yang dikonsumsi sehingga dapat mengurangi bias dari kesalahan estimasi baik oleh
responden maupun pengumpul data.
6. 2. Metode weighed food record dapat menyediakan data secara kuantitatif sehingga
jumlah asupan zat gizi responden dalam sehari dapat diketahui.
7. 3. Dapat mengurangi bias yang disebabkan karena keterbatasan ingatan responden,
karena dalam metode weighed food record responden langsung menuliskan makanan
yang dikonsumsi.
8. Selain mempunyai kelebihan, metode weighed food record juga mempunyai kelemahan.
Kelemahan dari metode weighed food record ini adalah:
9. 1. Membutuhkan tingkat kerjasama yang tinggi dengan responden, karena responden
diminta untuk menimbang dan mencatat semua makanan dan minuman yang
dikonsumsi selama periode tertentu.
10. 2. Metode weighed food record sangat membebani responden karena responden harus
menimbang dan menuliskan semua makanan dan minuman yang dikonsumsi selama
periode penelitian. Jika ada sisa makanan, responden juga harus melakukan
penimbangan sisa makanan tersebut.
11. 3. Keakuratan data konsumsi makanan tergantung kemampuan responden dalam
menimbang dan menuliskan bahan makanan, metode pengolahan makanan dan
perkiraan atau estimasi jumlah makanan yang dikonsumsi.
12. 4. Keakuratan data dari metode weighed food record ini juga sangat tergantung dari
kejujuran responden dalam melaporkan semua makanan dan minuman yang
dikonsumsi. Sebagian responden mungkin tidak melaporkan beberapa konsumsi
makanan karena beberapa alasan, seperti pada saat mengkonsumsi makanan di luar
rumah.
13. 5. Metode weighed food record tidak cocok digunakan untuk responden yang buta
huruf.
14. 6. Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk proses pengumpulan data.
Agar pelaksanaan wawancara berjalan lancar dan efektif serta hasil konsumsi pangan sehari
yang dicatat lengkap, maka sebaiknya mengikuti 5 tahap wawancara dalam food recall 24 jam
sebagai berikut:
1. Quick list (membuat daftar ringkas pangan yang dikonsumsi sehari kemarin) sesuai waktu
makan.
2. Mereview kembali kelengkapan quick list bersama responden.
3. Gali pangan/hidangan yang dikonsumsi dikaitkan dengan waktu makan dan aktifitas
termasuk porsi dalam URT, cara memasak dan harga per porsi bila membeli.
4. Tanyakan rincian pangan/hidangan (sesuai quict list) menurut jenis bahan makanan, jumlah,
berat dan sumber perolehannya yang dikonsumsi sehari kemarin.
5. Mereview kembali semua jawaban untuk menghindari kemungkinan masih ada
makanan dikonsumsi tapi terlupakan.
Alat yang digunakan dalam survei konsumsi pangan metode food recall 24 jam dapat berupa
alat dan bahan riil atau food model atau gambar/foto dan instrument atau formulir recall.
1. Penggunaan alat untuk food recall
Berbagai alat ukuran rumah tangga (URT) yang ada di rumah subyek masing-masing
dapat digunakan untuk menggali besar porsi pangan yang dikonsumsi. Contoh berbagai
ukuran piring makan, centong nasi, sendok makan, sendok sayur, sendok teh, gelas,
cangkir, dan berbagai macam mangkok. Dengan berbagai alat ukuran rumah tangga ini,
Anda dapat mememperkirakan atau mengestimasikan jumlah pangan yang dikonsumsi.
Misalnya dengan mendeskripsikan jenis alat makan atau minum yang digunakan
(misalnya gelas mug besar), ukuran mug (missal 400 ml), isi air dalam gelas yang
diminum (misalnya setengah gelas), artinya bahwa dapat diestimasi jumlah air yang
minum yaitu 200 ml.
Alat lainnya yang dapat digunakan untuk membantu dalam mengestimasi berat gram
adalah food model, gambar atau foto pangan. Food model atau gambar atau foto
pangan adalah contoh berbagai macam makanan, minuman dan bahan makanan yang
biasa dikonsumsi subyek yang terdiri dari makanan pokok, lauk (protein hewani), pauk
(protein nabati) sayur dan buah serta air minum. Pangan pokok memberikan gambaran
jenis dan porsi atau ukurannya (URT atau gram) seperti: nasi, roti, kentang, mie, lontong
dan bubur. Protein hewani seperti daging sapi, daging ayam atau unggas, telor, ikan,
udang dan kerang. Protein nabati seperti tahu,tempe, oncom dan kacang-kacangan.
Berbagai macam sayuran dan buah-buahan.
Instrumen yang digunakan untuk food recall 24 jam individu terdiri dari formulir pengambil data
dan formulir pengolahan data hasil recall, yaitu:
a. Formulir untuk food recall 24 jam individu
1) Formulir K1a adalah formulir untuk mencatat hasil food recall 24 jam individu yang terdiri dari
9 kolom. Jumlah lembar form K1a disesuaikan dengan jumlah hari survei.
2) Formulir K2a adalah formulir untuk rekap hasil food recall 24 jam individu selama 3 (tiga) hari
sesuai jumlah hari survei terdiri dari 7 kolom. Form K2a diisi dari hasil K1a yang sudah diestimasi
dari URT ke dalam berat gram (K1a kolom 6).
3) Formulir K3a adalah formulir untuk analisa asupan energy dan zat gizi individu yang
terdiri dari 9 kolom. Form K3a kolom (2) dan (3) diisi berdasarkan hasil pada form K2a
kolom (2) dan (7). Zat gizi dianalisis secara manual atau kompeterisasi, dengan jenis zat
gizi sesuai tujuan survei.
Keterangan cara pengisian setiap kolom pada setiap form K1a dan K1b adalah sebagai
berikut:
Kolom (1) : diisi waktu makan sejak subyek sejak bangun tidur sampai bangun tidur lagi dengan
kegiatan makan dan atau minum, termasuk bila subyek terbangun di tenagh malam kemudian
tidur lagi.
Kolom (2), (3), (4) : terkait nama hidangan atau nama masakan yang harus diisi secara lengkap
dan jelas.
Kolom (2) : nama hidangan atau masakan. Contoh: Nasi uduk betawi
Kolom (3) : ukuran rumah tangga (URT) dari nasi uduk yang dimakan. Misalnya satu bungkus
nasi uduk harga Rp 7.000,- atau satu piring penuh.
Kolom (4) : estimasi nasi uduk dari 1 piring penuh ke dalam berat gram. Misalnya total 1
bungkus nasi uduk atau satu piring penih nasi uduk betawi lengkap berat 200 gr.
Kolom (5), (6), (7), (8): terkait rincian nama, URT dan estimasi berat dari bahan makanan yang
ada di dalam nasi uduk betawi harga Rp 7.000,- per bungkus atau 1 piring.
Kolom (5) : rincian setiap bahan makanan dalam prosi nasi uduk betawi. Misalnya: nasi, santan,
telur, minyak, sambel, tempe, bihun, dll.
Kolom (6) : ukuran rumah tangga setiap bahan makanan tersebut. Misalnya nasi 1 piring, telur
ayam negeri 1 butir sedang, tempe orek 1 sendok makan penuh, dstnya.
Kolom (7) : estimasi ukuran rumah tangga dari masing-masing bahan makanan tersebut ke
dalam berat gram. Misalnya: 1 sendok penuh bihun 10 gram.
Kolom (8) : berat bersih dari bahan makanan tersebut. Misal: 1sendok penuh bihun goreng yang
diestimasi berat 10 gram, ternyata memang benar berat bersih 10 gram. Minyak goreng yang
digunakan akan dihitung sendiri dengan konversi bihun goreng 10 gram (secara rinci akan
dijelaskan pada Bab 7).
Kolom (9) : kolom keterangan yang dapat diisi dengan keterangan harga, merk atau
keterangan makanan habis dikonsumsi atau keterangan persen konversi matang-mentah
maupun penyerapan minyak.
Jenis Data dan Aspek yang Dikaji dalam Penilaian Asupan Makanan Individu
Pengumpulan dan pengkajian data terkait riwayat gizi dan makanan terdiri dari
beberapa jenis data dan aspek yang dikaji, yaitu sebagai berikut :
Menggali mengenai
penggunaan obat
dengan resep dokter Obat dengan resep dokter
Pengobatan dan ataupun obat bebas, maupun obat bebas
penggunaan termasuk Obat komplemen
obat/alternatif penggunaan produk alternatif
obat komplemen
alternatif