PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pengukuran konsumsi makanan adalah salah satu metode pengukuran status gizi secara tidak
langsung dengan cara mengukur kualitas dan kuantitas makanan yang di konsumsi baik
tingkat individu, rumah tangga, dan masyarakat.Metode ini sangat efektif di bedakan untuk
melihat tanda awal ari kekurangan gizi. Data pengukuran konsumsi makanan dapat di
pergunakan untuk melengkapidata – data dari pengukuran antropometri, biokimia dan klini.
Hasil pengukuran makanan ini sangan berguna untuk intervensi program gizi seperti
pendidikan gizi dan pedoman pemberian makanan.
Menurut Supariasa et al. (2001) mengatakan bahwa walaupun data survei konsumsi
makanan sering di gunakan untuk mengukur status gizi secara tidak langsung, namun
hasilnya dapat di gunakan sebagai bukti awal terjadinya kekurangan gizi pada seseorang.
Oleh karena itu metode inisudah umum di gunakan oleh hamper semua Negara termasuk
penggunaannya di Indonesia. Di Indonesia penggunaan metode ini sudah banyak di pakai
mulai tahun 1970an dan sampai sekarang. Hal ini dapat terlihat pada penelitian Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang di laksanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
Secara umum tujuan survei konsumsi adalah untuk mengetahui kebiasaan makan dan
gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi pada tingkat individu, rumah
tangga,dan kelompok/masyarakatserta factor –faktor yang mempengaruhinya. Menurut
Supariasa ef al.(2001) mengemukakan bahwa secara khusus tujuan survey konsumsi adalah
sebagai berikut :
2
1. Menentukan tingkat kecukupan konsumsi pangan nasional, kelompok, dan
individu.
2. Menentukanstatus kesehatan dan gizi keluarga dan individu.
3. Menentukan pedoman kecukupan makan dan program pengadaan pangan.
4. Sebagai dasarperencanaan dan pengembangan program gizi
5. Sebagai sasaran pendidikan gizi masyarakat khususnya golongan rawan gizi
masyarakat.
No Tingkatan Metode
1 Ketidak cukupan zat gizi Pengukuran makanan (diet)
2 Perubahan/menurunnya cadangan Pengukuran biokimia
jaringan
3 Perubahan cairan tubuh Pengukuran biokimia
4 Perubahan fungsi jaringan Pengukukuran biokimia
5 Perubahan aktivitas enzim yang Pengukuran fungsi biokimia/
tergantung zatgizi/mRNA untuk beberapa teknik molekuler
protein
6 Perubahan fungsi Pengukuran perilaku/fisiologi
7 Gejala klinis Pengukuran klinis
8 Perubahan anatomi Pengukuran antropometri/klinis
Metode pengukuran status gizi dapat berdiri sendiri atau satu metode saja dan akan
lebih baik dapat juga merupakan kombinasi dari beberapa metode yang ada.Pengukuran
status gizi dengan survei makanan dapat di gunakan pada tahap awal dari kekurangan
gizi. Perkembangan lanjutan dari kekurangan gizi dapat di ukur dengan pengukuran
3
biokimia di mana persediaan cadangan zat gizi makin menurun. Untuk mengetahui tanda
dan gejala yang berhubungan dengan kekurangan gizi seperti marasmus dan kwashiorkor
dapat di lakukan dengan pengukuran klinis. Secara ringkas pengukuran status gizi yang
umum di gunakan dapat di singkat “ABCD” yaitu anthropometry, (antropometri),
Biochemical (biokimia), Clinical (klinis), dan Dietary (diet).
Berdasarkan jenis data yang di peroleh metode survey konsumsi dapat di bagi 2 (dua) yaitu
metode kualitatif dan metode kuantitatif . Metode kualitatif umumnya untuk mengetahui
frekuensi bahan makanan yang di konsumsi dan mengetahui pola/kebiasaan makan. Ada
empat metode kualitatif yang di gunakan yaitu :
Metode kuantitatif di pergunakan untuk mengetahui tingkat konsumsi energy dan zat
- zat gizi baik individu maupun kelompok masyarakat. Untuk menghitung kecukupan zat gizi
umumnya dengan menggunakan daftar komposisi bahan makanan (DKBM) dan
menggunakan program yang telah ada seperti nutria survey. Jenis metode kuantitatif yaitu :
4
a. Tingkat Nasional
Metode survey tingkat nasional yang di gunakan adalah food balance sheets (FBS).
Penggunaan metode ini adalah untuk menghitung perkiraan kecukupanpaersediaaan
makanan secara nasional. Hasil perhitungan FBS umumnya di gunakan untuk
menentukan kebijakan di bidang pertanian, memperkirakan pola konsumsi
masyarakat, dan mengetahui perubahan pola konsumsi masyarakat.
b. Tingkat Rumah Tangga
Ada 5 (lima) metode survey konsumsi tingkat rumah tangga yang umum di gunakan.
Keempat metode tersebut yaitu :
1) Metode pencatatan (Food account)
2) Metode Pendaftaran (Food List)
3) Metode Inventaris (Inventory Method)
4) Metode Pencatatan makanan rumah tangga (household records)
5) Metode Telepon
c. Tingkat Individu/Perorangan
Pengukuran konsumsi makanan tingkat individu umumnya di lakukan pada
masyarakat yang rawan terhadapgizi antara lain anak balita, ibu hamil/menyusui, dan
masyarakat yang berpenghasilan rendah. Metode pengukuran survey konsumsi
idividu ada 5 (lima) yaitu :
1) Metode recall 24 jam
2) Metode perkiraan makanan
3) Metode Penimbangan makanan
4) Metode riwayat makanan
5) Metode frekuensi makanan
3. Berdasarkan Waktu Pengumpuland Data
Ada 3 (tiga ) metode survey konsumsi berdasarkan waktu pangumpulan data yaitu
metode prospektif, metode retrospektif, dan metode kombinasi antara prospektif di
gabung dengan dengan retrospektif. Metode prodpektif adalah pengumpulan data saat
ini dan hari hari berikutnya. Metode retrospektif adalag pengumpulan data konsumsi
pada masa yang telah berlalu.Sedangkan metode kombinasi adalah pengumpula data
konsumsi pada masa yang lalu dan konsumsi saat ini.
5
Metode survey konsumsi berdasarkan pendekata prespektif meliputi
penimbangan makanan, pencatatan makanan, dan riwayat makanan. Metode dengan
pendekatan retrospektif meliputi recall 24 jam, frekuensi makan, dan semi kualitatif
frekuensi makanan (semi quantitative food frequency questionnaire). Sedangkan
metode kombinasi yaitu pendaftaran makanan dengan recall 24 jam.
6
PENGUKURAN KONSUMSI PANGAN
DENGAN METODE PENIMBANGAN MAKANAN
(FOOD WIEGHING)
A. PENGERTIAN
Metode penimbangan makan adalah salah satu metodesurvei konsumsi kuantitatif.
Pada dasarnya metode ini adalah responden atau petugas di minta menimbang dan
mencatatat makanan dan minuman yang di konsumsi yang di konsumsi selama satu
hari, termasuk cara memasak, merek makanan, dan komposisi (bila memungkinkan).
Asal makanan yang di timbang adalah makanan yang berasal rumah dan makanan
yang berasal dari luar rumah. Hasil pengukuran metode ini dapat di jadikan gold
standar (standar buku) dalam rangka menentukan seberapa banyak makanan dan
minuman yang di konsumsi oleh seseorang atau kelompk masyarakat tertentu.
Penggunaan metode ini dilakukun di rumah atau institusi khusus, apabila
tersedia timbangan makanan. Umumnya pedesaan di Indonesia jarang yang
mempunyai timbangan makanan . Oleh karena itu petugas survey atau pengumpul
data atau harus menyediakan timbangan. Timbangan ada beberapa jenis seperti
timbangan digital dan nondgital atau menggunakan per. Skala timbangan sebaiknya
dalam gram.
Karakteristik dari metode penimbanganmakanan adalah sebagai berikut
(Seaneo Recfon, 2011):
1. Makanan dan sisanya di timbang menggunakan alat timbanga atau menggunakan
teknik konmputerisasi yang di sediakan oleh peneliti
2. Metode paling tepat untuk memperkirakan asupan makanan dan zat gizi yang
biasa di konsumsi seorang individu
3. Lebih di sarankan oleh beberapa peneliti untuk mengumpulkan data pada
individu
4. Membutuhkan tingkat kerja sama yang lebih tinggi di bandingkan metode
perkiraan makanan (estimated food record) dan lebih cenderung memilikidampak
yanglebih besar terhadap kebiasaan di banding Perkiraan Makanan.
5. Biaya timbangan sangat mahal dalam beberapa kasus.
7
6. Tingkat ketetapan lebih tinggi di banding catatan perkiraan makanan karena
ukuran porsinya di timbang dengan mengurangi kontribusi terhadap keragaman
dari kesalahan pengukuran.
B. TUJUAN
Ada beberapa tujuan yang ingin di capai dari metode penimbanganmakanan,
antaralain:
1. Mengukur actual asupan makanan dan zat gizi dari responden atau subjek
penelitian
2. Hasilnya sebagai dasar untuk melaksanakan konseling gizi.
3. Menentukan gold standar bagi seseorang yang bekerja di institusi tertentu seperti
karyawan di suatu perusahan,pasien di rumah sakit , dan orang – orang yang
tinggal di panti
8
b. Data valid karena pengukuran sampai 5 hari
c. Tidak tergantung pada daya ingat
d. Dapat menganalisapola makanan dan kebiasaan makan dalam hubungannya
dengan lingkungan social-kependudukan responden
2. Kelemaha
a. Responden enggan menimbang makan yang di makan di luar rumah
b. Beban tinggi yang di emban responden dapat menghasilkan tempat respon
rendah.
c. Peneliti atau pengumpul data harus mencari/membeli makanan yang mirip di
makan responden jika responden makan di luar rumah. Di samping itu responden
di minta memperlihatkan porsi makanan yang di makan untuk kemudian di
timbang..
d. Menuntut motivasi dan pengertian yang tinggi dari kedua bela pihak yakni
pengumpul data dan responden
e. Perlu melatih atau menjelaskankepada responden bagaimana cara menimbang
yang baik
f. Tidak dapat di gunakan untuk responden yang buta huruf
g. Responden dapat merubah pola makannya
h. Karena harus menimbang dan mencatat, kemungkinan responden kurang bisa
bekerjasama
i. Memerlukan waktu yang lama
j. Memerlukan tenaga analisis yang intensif dan mahal
k. Kesalahan melaporkan yang signifikan masih bisa saja terjadi
9
peralatan dan danah yang tersedia. Apabila ada keterbatasan maka waktu survey
dapat di lakukan minimal 3 hari dalam seminggu yang terdiri dari hari pertama dan
kedua tidak di laksanakan secara berturut-turut, dan hari ketiga di laksanakan saat
libutratauweekend agar mewakili siklus menu atau hari selamasatu minggu (Arisma,
2009; Widajanti,2009).
F. LANGKAH – LANGKAH
Beberapalangkah dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah sebagai berikut :
1. Kunjungan pendahuluan pada saat kunjungan ini peneliti atau pengumpuldata
datang ke tempat tinggal responden untuk memberikan gambaran tentang
beberapa hal mengenai pengumpulan data seperti tujuan, menunjukan inform
concent, apa yang harus di perhatikan dan di kerjakan responden, waktu
pelaksanaan, dan pentingnya kerjasama selama pengumpulan data
2. Responden menimbang dan mencatat makanan dan minuman yang di makan
selamasatu hari. Makanan dan minuman yang di timbang dapat berasal dari
dalam rumah maupun dari luar rumah untuk mengetahui makanan yang di
makan dapat melakukan penimbangan kembali sisa makanan/minuman setelah
selesai makan. Selisi berat sebelum makan dan setelah makan adalah berat actual
makanan dan minumanyang di konsumsi pleh responden.
3. Hal hal yang perlu di catat juga adalahcara memasak, merek makanan, dan
komposisi (bila memungkinkan.
4. Setelah seluruh data terkumpul ( sesuai denganberapa hari melakukan
penimbangan) maka di lakukan di lakukan perhitungan konsumsimakanan baik
energy dan zat gizi lainnya. Perhitungan dapat di lakukan secara manual dengan
menggunakan daftar komposisi bahan makanan (DKBM) atau menggunakan
software yang telah di tentukan.
5. Lakukan analisis denga cara membandingkan asupan energy dan zat gizi dengan
angka kecukupan gizi.
10
Ada beberapa contah dan model formulir pengumpulan data di mana formulie yang
satu dengan yang lain relative berbeda tetapi maknanya hamper sama. Perbedaan itu
di sebabkan karena tujuan dan disain dari penelitian yang berbeda.
A. PENGERTIAN
Metode recall 24 jam adalah salah satu metode survey konsumsi yang mengenali atau
menanyakan apa saja yang di makan dan di minum responden selama 24 jam yang
berlaku baik yangberasal daridalam rumah maupun di luar rumah. Menurut Patterson
dan Pietinen (2005) menyatakan bahwa recall makanan 24 jam adalahawancara
dengan memintah responden untuk menyebutkan semua makanan dan minuman yang
di konsumsi dalam waktu 24 jam sebelumnya. Sedangkan menurut Gibson (2005)
metode recall 24 jam adalah suatu metode yang memberikan gambaran informasi
makanan yang di makan24 jam yang laluatau sehari sebelumnya. Recall yang tidak di
beritahukan sebelunya di rekomendasikan tidak dapat mengubah apa yang mereka
makan secara retrospektif dan dengan demikian instrument ini tidak dapat
mengubahpola makan responden. Metode ini paling sering di gunakan dalam suatu
penelitian karena cukup akurat,cepat pelaksanaannya, murah, mudah, dan tidak
memerlukan peralatan yang mahal. Menggunakan recall 24 jam dan frekuensi
makanan (FFQ). Dalam Riset kesehatan Dasar(Riskesdas) mulai tahun2010-sekaran,
metode recall24 jam selalu di gunakan.
B. TUJUAN
Tujuan metode recall 24 jam adalah sebagai berikut
11
1. Untuk mendapatkan informasi tentang makanan yang sebenarnya di makan 24 jam
yang lalu. Makanan dapat berupa makanan utama dan makanan selingan serta
minuman yang nyata di makan 24 jam yang lalu
2. Untuk mengetahui rata- rata asupan dari masyarakat dengan catatan sampel harus
betul betul mewakili suatu populasi
3. Untuk mengetahui tingkat konsumsi energy dan zat zat gizi tertentu. Zat gizi yang
umum di ketahui yaitu yang dapat menggambarkan kuantitas dan kualitas
makanan seperti energy (karbohidrat) dan protein. Disamping itu puladapat di
tentukan konsumsi lemak, vitamin, dan mineral.
4. Perbandingan internasional hubungan antara asupan zat gizi dengan kesehatan
dan golongan rawan gizi.
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dari metoderecall 24 jam dapat di gunakan dalam skala nasional,
rumah tangga, dan individu. Ditempat pelayanan kesehatan seperti survey sakit,
metode ini paling umum di gunakan untuk mengetahui asupan makanan/zat gizi
pasien. Begitu juga dalam skala nasional. Direktorat Bina Gizi Masyarakat
Kementrian Kesehatan RI dalam melaksanakan survei konsumsi selalu menggunkan
metode recall 24 jam jam, Riset dalam skala nasional seperti Riset Kesehatan Dasar (
Riskesda) untuk mengetahui asupan zat gizi selalu menggunakan metode recall 24
jam.
12
8. Daftar bahan makanan penukar (DBMP)
9. Daftar Kandungan zat Gizi makanan jajanan (DKGL)
10. Daftar Konversi berat mentah masak (DKMM)
11. Daftar Konversi Penyerapanminyak (DKPM)
12. Daftra taksiran komposisi air susu ibu (ASI)
13. Kalkilator
14. Formulir recaal 24 jam
13
o. Beban responden yang rendah menyebabkan tingkat respon biasanya tinggi
2. Kelemahan
Banyak kelemahan dari metode recall 24jam. Kelemahan tersebut antara lain :
a. Tidak dapat menggambarkan asupan makanan sehari hari bila recall di
lakukan hanya satu hari.
b. Sangat bergantung pada daya ingat (subjek bisa saja gagal mengingat semua
makanan yang di makan atau pun bisa jadi menambahhkan makanan yang
sebetulnya tidak di makan).
c. The flat slope syndrome yaitu kecenderungan bagi mereka yang kurus untuk
melaporkan konsumsinya lebih banyak (over estimate) dan bagiresponden
yang gemuk cenderung melaporkan lebih sedikit (under estimate)
d. Membutuhkan tenaga atau petugas yang terlatih dan trampil dalam
menggunakan alat bantu seperti URT dan food model
e. Respondenharus di beri penjelasan dan motivasi tentang tujuan pengumpulan
data/penelitian
f. Untuk menggambarkan konsumsi makanan sehari hari metode recall tidak
dapat di gunakan pada saat panen raya, hari pasar, hari akhir pecan, saat
upacara keagamaan, selamatan, bencana alam, dan lain sebagainya.
g. Terkait dengan sifatnya yang retrospektif, metode recall 24 jam kurang cocok
di terapkan pada responden anak anak dan lanjutt usia.
h. Cederung terjadi kesalahan dalam memperkirakan ukuran porsi yang di
konsumsi (subjek biasa saja memberikan perkirakan yang lebih atau kurang
dari yang seharusnya)
i. Tidak mencerminkan asupan yang biasanya di koonsumsi dalam sebuah
kelompok jika recall tidak mewakili seluruh hari dalam satu minggu
j. Pewawancara harus mendapatpelatihan yang baik
k. Proses Tanya jawab yang terus menerus bisah melehlahkan baik bagi
responden maupun pewawancara serta dapat menghasilkan kesalahan
l. Berpotensi menghasilkan kesalahan saat perkiraan ukuran porsi di
konversimenjadi ukuran gram
m. Berpotensi menghasilkan kesalahan dalam pemberian kode bahan makanan
jika jumlah bahan dalam tadabase terbatas.
n. Pengabaian bahan bahan hiasan makanan, saus, dan minuman dapat menjadi
lebih rendah dari sebenarnnya.
14
o. Maka untuk mendapatkan kualitas data di lakukan selama beberapa kali pada
hari yang berbeda atau tidak Proses memasukan data memerlukan tenaga dan
waktu khusus
p. Tidak dapat memastikan kebenaran, apakah dorongan social tidak
mempengaruhi jawaban responden yang sebenarnya.
Mengingat keberhasilan metoderecall 24 jam sangat di tentukan oleh daya ingat responden
dan kesungguhan serta kesabaran dari pewawancara untuk mendapatkan kualitas data di
lakukan selama beberapa kali pada hari yang berbeda atau tidak berturut turut tergantung
variasi menu keluarga dari hari ke hari.
Menurt Gibson (2002) dalam Essentialof Human Nutrition dan seameo0Recfon, 2011
terdapat empat tahapan yang sering di gunakan dalam teknik wawncara bertingkat ganda :
15
3. Tahap ketiga ; mendapatkan perkiraan jumlah tiap – tiap bahan dan minuman
yang di konsumsi, secara umum dalam ukuran rumah tangga, serta di masukan
dalam lembaran data (datasheet) atau formulir data berbasis computer.
4. Tahap ke empat : proses recall di tinjau kembali untuk menyakinkan bahwa semau
bahan makanan, termasuk penggunaan suplemen dan mineral telah tercatat
dengan benar.
Pedoman untuk recall 24 jam pada anak seperti di uraikan di bawah ini :
1. Wawancara dapat di lakukan pada anak di atas 8 tahun dan usia dewasa. Orang
yang gangguan ingatan dan orang tua, wawancara recall24 jam tidak boleh di
lakukan
2. Anak usia 4-8 tahun , wawancara di lakukan bersamaan dengan pengasuh anak
tersebut.
3. Wawancara untuk beberapa orang sangat penting bila anak berada di sekolah atau
bermain di rumah temannya untuk myakinkan bahwa makanan yang di makanan
di luar rumah tetap tercatat dan di laporkan
4. Untuk anak remaja, wawancara dapat di lakukan secara langsung kepada anak
tersebut. Kesepakanan dalam keluarga bahwa aggota keluarga atausaudara
kandungatau teman dapat memebantu mengingat apa yang di makan, sehingg
dapat menimbulkan akurasi data.contoh laporandi bawah ini.
16
PENGUKURAN KONSUMSI PANGAN DENGAN
B. METODE KOMBINASI
Tidak ada metode yang terbaik untuk semua tujuan studi. Hal ini terlihat dari adanya
kelemahan dan kelebihan dari setiap metode. Untuk mengurangi kekurangan dari
suatu metode biasanya di lakukan kombinasi dengan metode yang lain yang dapat
menutupi kekurangan dari suatu metode, atau melakukan modifikasi seperlunya.
17
Kombinasi dari dua metode dapat memberikan informasih lebih sehingga
informasi dari suatu hasil penelitian dapat lebih lengkap kombinasi yang dapat di
lakukan di antaranya adalah :
Kombinasi antarametode penimbangan dengan metode estimasi yaitu untuk
memperoleh informasi mengenai jumlah makanan yang di konsumsi di luar
rumah
18
PENGUKURAN KONSUMSI PANGAN
A. PENGERTIAN
Riwayat makan (Dietary history) di pergunakan untuk mengukur asupan gizi individu
dalam kurun waktu tertentu seperti beberapa minggu, beberapa bulan atau beberapa
tahun yang lalu. Metode ini secara tradisional telah di asosiasikan dengan pengukuran
kebiasaan makan dan di kembangkan oleh Burke sejak tahun 1940an. Pada awalnya
oleh Burke, metode ini melibatkan4 (empat) langkah yaitu , yang pertama
mengumpulkan informasi yang bersifat umum tentang kesehatan (health habits).
Kedua pertanyaan tentang pola makan. Ketiga mengecek data yang di kumpulkan
pada langkah kedua. Keempat, melengkapi data responden tentang catatan makan
selama 3 hari.
Ahli gizi yang terlatih memulai wawancara dengan menanyakan pertanyaan
tentang jumlah menu yang di makan sehari, nafsu makan,makanan yang tidak di
sukai, mual dan muntah, suplemen yang di makan, merokok, kebiasaan yang
berkaitan dengan tidur, istirahat, kerja dan olahraga, dan lain lain. Ini memungkinkan
interviewer untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. Selanjutnya di ikuti dengan
recall 24 jam di mana interviewer menemukan pola umum makan responden selama
dan di antara menu yang di sajikan, di mulai dengan makanan dan minuman pertama
pada hari itu.
Interviewer mencatat deskripsi mengenai apa saja yang biasa di makan,
termasuk jenis makanan yang di makan, ukuran saji, frekuensi dan waktu, dan variasi
yang paling sering di makan. Dengan di catatatnya makanan responden, interviewer
19
bisa mengecek data dengan menanyakan tentang kebiasaan dan kesukaan
responden.sebagai contoh responden mungkin mengatakan bahwa dia minum 8
(delapan) ons susu tiap pagi. Interviewer kemudian harus mengumpulkan informasi
tentang kebiasaan minum susu responden untuk mengklasifikasi dan memverivikasi
informasi yang di berikan tentang asupan susu responden. Akhirnya, responden di
Tanya untuk melengkapi food record selama 3 hari, yang di sajikan sebagai secara
tambahan untuk mengecek asupan yang nmasuk seperti bbiasanya. (Lee and Nieman,
2010).
B. KELEBIHAN
Ada beberapakelebihan dari metode dietary history, di antaranya :
a. Lebih menggambarkan kebiasaan makan di bandingkan 7 hari food weighing.
b. Dapat mendeteksi perubahan musim
c. Dapat di peroleh semua zat gizi
d. Dapat di korelasikan degan data biokimia
C. KEKURANGAN
Dibawah ini akan di kemukakan beberapa kekurangan pada metode ini :
a. Memerlukan waktu wawancara lebih lama yaitu kurang lebih 2 (dua) jam per
responden
b. Overestimate asupan gizi di banding metode penimbangan.
c. Dibutuhkan interviewer yang terlatih.
20
PENGUKURAN KONSUMSI PANGAN
Prosedur survei menggunakan metode ini adalah hamper sama dengan metode inventaris,
hanya saja pada metode ini tidak tidak di lakukan penimbangan. Pengukuran pangan di
konsumsi berdasarkan pangan yang tersedia untuk di konsumsi berdasarkan pangan
pemberian maupun yang di hasilkan sendiri.
21
Perkenalkan diri dan sapaikantujuan dari survei konsumsi yang akan di
lakukan
Tanyakan identitas dan jumlah anggota rumah tangga , umur, dan jenis
kelaminnya
Pada hari pertama tanyakanlah makanan apa saja yang akan di konsumsi pada
hari ini dalam ukuran rumah tangga (URT) beserta asal dan harganya.
Keesokan harinya cek kembali, kalu ada makanan lain yang di konsumsi pada
hari kemarin yang belum tercatat
Lakukan langkah 3 dan 4 sampai survei selesai.
B. INTERVENSI MAKANAN (FOOD INVENTORY)
Tujuan dari metode ini adalah mencatat semua perolehan dan perubahan pangan yang
ada di rumah tangga. Lamanya survei biasanya selam 7 (tujuh) hari. Pada hari
pertama survei lakukan inventarisasi terhadap semua jeni pangan yang ada di rumah
tangga dengan cara penimbangan.semua jenis pangan yang ada pada hari pertama ini
di anggap sebagai stok pangan di tingkat rumah tangga. Kemudian pada hari – hari
berikutnya catat perubahan perubahan yang terjadi pada pangan yang ada,baik yang
berasal dari pembelian, pemberian maupun yang di produksi sendiri. Catat pula semua
pangan yang di buang baik berupa sisa (wasten) maupun yang di gunakan utuk
makanan ternak,sehinga dapat di peroleh jumlah dari setiap pangan yang benar benar
di konsumsi oleh anggota keluarga.
Informasi lain yang harus di catat adalah identitas seluruh anggota keluarga
yang tinggal di rumah selama survei berlangsung. Data yang perlu di kumpulkan yaitu
umur, jenis kelamin, aktivitas, status fisiologi dan ukuran antropometri terutama berat
badan badan (BB) dan tinggi badan (TB). Setiap kali di lakukan penimbangan pangan
perlu di catat siapa saja anggota keluarga yang makan,termasuk bila ada tamu yang
ikut mkan , identitasnya (umur, jenis kelamin). Informasi ini sangat berguna dalam
menghitung rata – rata konsumsi per hari dan rata rata angka kecukupan energy dan
zat gizi lainnya.
Kelebihan dari metode ini adalah data yang di hasilkan mempunyai akurasi
yang tinggi, karena di lakukan dengan cara penimbangan langsung pada pangan yang
tersedia. Kekurangannya adalah mahal, perlu banyak waktu, dan memerlukan tenaga
terlatih, perlu partisipasi yang tinggi dari tenaga pengumpul data maupun
respondennya, hanya mencatat pangan yang tesedia, tidak cocok untuk tipe
masyarakat yang tidak biasa menyimpan pangan
22
Cara Pengumpulan Data
23
Ki = Sai + Pmi - Pki - Ski
Di mana :
Rata – rata konsumsi zat gizi per kapita per hari = KGj/N, di mana N
adalah Jumlah anggota keluarga.
24
PENGUKURAN KONSUMSI PANGAN DENGAN
METODE FOOD RECORD
B. UNIT KONSUMSI
25
Unit Konsumsi (UK) ataumeal unit (UM) juga disebut dengan Consuption Unit (CU)
adalah penyetaraan dari jumlah kali makan utama (meals) dalam sehari. Bila
sesorang atau keluarga dalam suatu masyarakat mempunyai kebiasaan makan utama
tiga kali sehari yaitu, sarapan, makan siang dan makan malam, maka satu unit makan
setara dengan 3 kali makan utama yang di lakukan di rumah. Apabila seseorang
hanya makan dua kali di rumah dan satu kali di luar rumah, maka dia mempunyai 2/3
unit makan jika makanan yangdi makan di luar rumah tidak di catat. Namun apabila
makanan yang di konsumsi di luar rumah di catat, maka unit makan yang berlaku
untuk dia tetap satu.
26
Rata – rata Persentase Kontribusi Makan Terhadap Asupan Energi dan 11 Zat Gizi
Selama Sehari
Waktu Makan
Zat Gizi Minum Makan Snack Makan Snack Makan
Pagi Pagi Pagi Siang Siang Sore
Energi 6 20 9 30 10 34
Protein 5 19 8 33 7 36
Lemak 5 17 7 32 9 37
Karbohidrat 7 22 10 28 12 31
Kalsium 10 24 13 26 10 29
Besi 2 21 6 33 7 37
Vit. A 5 17 7 34 7 37
Tiamin 5 33 7 29 6 30
Riboflavin 10 32 10 24 8 28
Asam nikotinat 5 24 7 32 6 33
Vit.C 6 14 7 36 7 37
Serat makanan 1 25 6 32 7 35
Makan utama saja 20 30 34
Cambridge survey 21 29 34
pangan
Nasional
27
Langka – langka Pengumpulan data food record
Lakukan intervensi terhadap pangan yang tahan lama, dan tuliskan deskripsi
mengenai kemasan atau wadahnya
Catatlah dengan lengkap dan tepat deskripsi yang jelas dari setiap jenis pangan
seperti bentuk, warna, dan karakteristik lainnya seperti contoh berikut :
Beras, apakah di sosoh atau tidak, beras merah atau putih
28
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pengukuran status gizi terbagi dua bagian yaitu secara langsung dan tidak
langsung. Penentuan status gizi secara langsung meliputi pengukuran antropometri, biokimia,
klinis, dan biofisik. Pengukuran status gizi secara tidak langsung meliputi survei konsumsi,
statistic vital, dan factor ekologi. Pengukuran status gizi yang umumnya di gunakan adalah
sering di singkat “ABCD” yaitu Anthropometry (antropometri), Biochemical (biokimia),
Clinical (klinis), dan Dietary (diet).
Survei konsumsi gizi adalah suatu kegiatan pengumpulan data di bidang konsumsi makanan
dan bahan makanan baik jeni, jumlah, dan frekuensinya untuk berbagai kepentingan dalam
perencanaan diagnosis giz. Survei konsumsi termasuk pengkuran status gizi secara tidak
langsung yang di dalamnya berisikan beberapa metode pengukuran diantaranya metode recall
24 jam, metode penimbangan makanan (food wighing), metode food record,metode food
frequeny questionnarire (FFQ), metode dietary history, dan metode food account dan
foodinventory, dan jenis jenis pengukuran ini termasuk dalam dua metode yaitu : kualitatif
dan kuantitatif , metode kualitatif umumnya untuk mengetahui frekuensi bahan makanan
yang di konsumsi dan mengetahui pola/kebiasaan makan. Ada empat metode kualitatif yang
di gunakan yaitu : metoode frekuensi makan (Food Freqency), metode riwayat makan
(Dietari History), metode telepon, metode pendaftaran makanan (Food List)
29
Metode kuantitatif di pergunakan untuk mengetahui tingkat konsumsi energy dan zat
- zat gizi baik individu maupun kelompok masyarakat. Untuk menghitung kecukupan zat gizi
umumnya dengan menggunakan daftar komposisi bahan makanan (DKBM) dan
menggunakan program yang telah ada seperti nutria survey. Jenis metode kuantitatif yaitu :
metode recall24 jam ( Food Recall 24 hours), metode perkiraan makanan (Estimated Food
Records), metode penimbanganmakan (Food Weighing), metode Pencatatan (Food Acount),
metode inventaris (Invntory method), metode pencatatan (Household).
SARAN
Pengukuran status gizi secara tidak langsung yakni survei konsumsi pangan
sangat membantu mahasiswa dalam mengukur pola konsumsi makanan, oleh karena
itu lewat makalah ini sangat di harapkan mahasiswa mampu menentukan metode
pengukuran secara kualitatif dan secara kualitatif, serta mampu memahami metode
dan cara cara mengukur konsumsi gizi baik di tingkat nasional, rumah tangga, dan
perorangan berdasarkan studi literature.
30
31