Anda di halaman 1dari 5

Stunting

Rapid health assessment : Penilaian cepat masalah kesehatan (Rapid Health Assessment, RHA) adalah Serangkaian
kegiatan yang meliputi pengumpulan informasi subjektif dan objektif guna mengukur kerusakan dan meng‐
identifikasi kebutuhan dasar penduduk yang menjadi korban dan memerlukan ketanggapdarurat‐an segera. Kegiatan
ini dilakukan secara cepat karena harus dilaksanakan dalam waktu yang terbatas selama atau segera setelah suatu
kedaruratan

Konsep : RHA Gizi

Analisis masalah

Apa itu RHA


Kapan dilakukan RHA
Siapa yang terlibat dalam RHA
Kenapa penanganan gizi itu penting
Langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan oleh Dokter AY dalam RHA Gizi?
Apa yang harus dilakukan Dokter AY dalam perencanaan respon gizi?
Upaya apa yang dapat dilakukan Dokter AY dalam mencegah dan menangani Gizi kurang dan Gizi buruk
dalam skenario di atas?

Penanganan gizi berperan penting di dalam penanganan bencana dan krisis kesehatan untuk mempertahankan
status gizi masyarakat dan mencegah risiko kesakitan dan kematian akibat kekurangan gizi, khususnya pada
kelompok rentan. Pada anak dengan gizi buruk misalnya, risiko kematian meningkat secara signifikan pada situasi
bencana akibat terbatasnya layanan kesehatan dan terbatasnya akses terhadap pangan. Masyarakat umum juga
menjadi rentan terhadap masalah gizi apabila dampak bencana terjadi secara berkepanjangan. Pencegahan dan
penanganan permasalahan gizi yang tidak tepat pada situasi bencana juga dapat menyebabkan gangguan
pertumbuhan dan perkembangan anak, yang berakibat terhadap terganggunya kemampuan kognitif, serta dampak-
dampak sosial ekonomi yang menyertainya.
1. Analisis data pra-bencana dan penilaian kebutuhan awal bertujuan untuk sedini mungkin menyiapkan
rencana intervensi serta mengidentikasi sumberdaya yang diperlukan untuk penanganan gizi berdasarkan
estimasi dampak bencana terhadap pelayanan gizi di daerah terdampak
2. RHA gizi merupakan bagian dari RHA yang dilaksanakan oleh klaster kesehatan yang bertujuan untuk
mengukur dampak bencana terhadap sektor kesehatan serta mengidentifikasi kebutuhan prioritas penduduk
terdampak yang memerlukan respon cepat. • RHA gizi bertujuan untuk memberikan gambaran awal tentang
dampak bencana terhadap kelompok sasaran gizi, jumlah sasaran gizi yang terdampak, serta sebarannya.
PMBA : r Pemberian Makan Bayi dan Anak
6.1 Mengidentifikasi Fasilitas Kesehatan Rujukan

• Berdasarkan ketersediaan dan kapasitas layanan kesehatan di wilayah bencana atau di wilayah terdekat (dari hasil
kajian), penanggung jawab gizi mengidentifikasi fasilitas kesehatan (TFC/Puskesmas rawat inap/Rumah sakit
lapangan) dengan logistik dan kapasitas yang memadai untuk rujukan kasus gizi buruk yang ditemukan, serta
memastikan fasilitas kesehatan rujukan tersebut memiliki Tim Asuhan Gizi.

• Berdasarkan fasilitas kesehatan yang diidentifikasi dan memenuhi kriteria, koordinator sub klaster gizi menyepakati
fasilitas dan membuat alur proses rujukan balita gizi kurang dan balita gizi buruk.

6.2 Tatalaksana Gizi Kurang

• Berdasarkan hasil penapisan, balita gizi kurang ditangani mengacu pada Petunjuk Teknis Pemberian
MakananTambahan Berupa Biskuit Bagi Balita Kurus dan Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK), Kemenkes 2019.

• Balita gizi kurang usia 6-59 bulan adalah balita yang memiliki satu atau lebih tanda berikut: i) BB/TB (BB/PB) berada
di antara -3 sampai kurang dari -2 standar deviasi; ii) lingkar lengan atas (LiLA) kurang dari 12,5 cm sampai 11,5 cm.

6.3 Tatalaksana Gizi Buruk Rawat Inap dan Rawat Jalan

• Berdasarkan hasil penapisan, balita gizi buruk ditangani mengacu pada Pedoman Pencegahan dan Tatalaksana Gizi
Buruk pada Balita, Kemenkes 2019 dan Buku Saku Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk pada Balita bagi Tenaga
Kesehatan, Kemenkes 2020

Balita gizi buruk adalah balita usia 0-59 bulan ditandai oleh satu atau lebih tanda berikut: i) edema, minimal pada
kedua punggung kaki; ii) BB/ PB atau BB/TB kurang dari - 3 standar deviasi; iii) lingkar lengan atas (LiLA) < 11,5 cm.

• Tatalaksana gizi buruk terdiri dari rawat jalan dan rawat inap (Lihat Bagan 8). Khusus bayi gizi buruk usia 0-6 bulan,
harus dilakukan rawat inap di fasilitas kesehatan

6.4 Memastikan Ketersediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan Untuk Tatalaksana Gizi Kurang dan Gizi Buruk

• Berkoordinasi dengan tim logistik sub klaster gizi untuk memastikan agar obat dan perbekalan kesehatan yang
diperlukan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan dapat tersedia. Daftar obat dan perbekalan kesehatan dapat
dilihat pada Tabel 9.

6.5 Penugasan Tim Asuhan Gizi (TAG) Terlatih

• Berdasarkan kebutuhan, penugasan TAG terlatih ke lokasi bencana dilakukan untuk memastikan ketersediaan SDM

dalam menangani balita gizi kurang dan gizi buruk yang ditemukan.

• Penugasan TAG ke lokasi bencana perlu dilakukan secara terkoordinir.

6.6 Pelacakan Aktif dan Deteksi Dini Kasus Kekurangan Gizi pada Balita oleh Masyarakat

• Pelibatan masyarakat dalam deteksi dini kasus kekurangan gizi bertujuan untuk menemukan balita gizi kurang atau
buruk serta yang memiliki potensi masalah gizi, melalui penapisan masal di lokasi pengungsian dan daerah
terdampak lainnya.

• Pelibatan masyarakat untuk deteksi dini perlu dilakukan segera setelah terjadinya bencana agar bayi dan balita
yang memiliki potensi kurang gizi dan yang mengalami kurang gizi dapat dirujuk dan ditangani segera

Anda mungkin juga menyukai