Disusun oleh :
Pada topik 1 telah dipelajari tentang rumus kimia, suatu molekul dapat
mempunyai rumus empirik, rumus molekul, dan rumus struktur. Sebagai contoh senyawa
dengan rumus molekul C4H10 bila diringkas akan menjadi (C2H5)2. Rumus C2H5 ini
merupakan rumus empirik. Sedangkan C4H10 bila digambarkan sesuai susunan atom-
atomnya akan mempunyai beberapa struktur yang berbeda. Penyusunan dalam struktur-
struktur yang berbeda inilah yang akan kita bahas dalam bagian “isomer”.
H2 H3C CH3
H3 C C CH
C CH3
H2 CH3
n- butana 2- metilpropana
Di bidang farmasi tentu kita tidak asing dengan alkohol yang mempunyai berbagai
fungsi, sebagai bahan bakar, antiseptik atau bahan pelarut. Nama alkohol sendiri merupakan
nama untuk penggolongan senyawa organik yang mempunyai gugus fungsi hidroksil atau –
OH. Senyawa yang sering kita sebut alkohol yang dapat digunakan sebagai antiseptik
merupakan jenis senyawa alkohol yang mempunyai nama etanol atau etil alkohol
(CH3CH 2OH).
Gambar 1.12
Etanol atau etil alkohol
Selain alkohol tentu kita juga sudah mengenal asam cuka, bahan yang sering kita jumpai
untuk memberi rasa asam pada makanan seperti bakso atau acar. Asam cuka
merupakan nama lain dari asam asetat atau asam etanoat yang merupakan golongan
senyawa asam karboksilat, yaitu senyawa organik mempunyai gugus karboksil (-COOH). Dari
uraian ini ternyata senyawa organik mempunyai ciri yang berbeda-beda yang tentunya akan
mengakibatkan penamaan yang berbeda. Untuk memudahkan mempelajari senyawa organik
yang beraneka ragam maka dikembangkan sistem yang mengklasifikasikan senyawa organik
berdasarkan gugus fungsionalnya. Gugus fungsional merupakan bagian molekul senyawa
organik yang menjadi sifat khas dari molekul dan pusat kereaktivan dari molekul tersebut.
Mengapa asam cuka mempunyai nama asetat dan asam etanoat? apa yang
membedakan kedua penamaan tersebut?. Pada awal penemuan suatu senyawa organik,
penamaan senyawa tersebut belum memiliki keteraturan, senyawa organik bisa diberi nama
berdasarkan penemunya atau sumbernya. Sebagai contoh, asam semut merupakan nama
lain dari asam formica atau asam format, yaitu suatu golongan senyawa karboksilat yang
paling sederhana yang diperoleh dari penyulingan semut merah. Semut merah dalam bahasa
latin adalah formica. Nama asetat dan formiat ini yang disebut nama trivial atau nama lazim.
Tetapi dengan makin banyaknya senyawa organik yang telah ditemukan maka diperlukan
suatu sistem penamaan yang sistematis dan teratur untuk itu digunakan sistem tatanama
senyawa organik yang disebut dengan IUPAC yaitu The International Union of Pure and
Applied Chemistry.
A. ISOMER
Suatu molekul kimia organik bisa jadi memiliki jenis dan jumlah atom yang sama tetapi
penyusunannya dalam strukturnya berbeda. Peristiwa dimana senyawa-senyawa yang
mempunyai rumus molekul sama tetapi rumus strukturnya tidak sama disebut sebagai
isomer. Berdasarkan penyusunannya dalam bidang isomer dibedakan menjadi dua yaitu
isomer struktur dan isomer ruang atau stereoisomer. Isomer struktur dibedakan menjadi
isomer rantai, isomer gugus fungsi dan isomer tempat/posisi. Sedangkan isomer ruang atau
stereoisomer dibedakan menjadi isomer geometris (cis-trans) dan isomer optis.
Variasi dalam struktur molekul karena urutan atom yang terikat dalam rantai karbon
disebut sebagai isomer rantai. Sebagai contoh C5H12 bisa jadi menunjukkan tigastruktur
yang berbeda yaitu :
atau C4H8O2 dapat berupa senyawa asam karboksilat yang berbeda susunan atom-atom
dalam strukturnya, contohnya :
O
O
OH OH
Asam karboksilat dan ester merupakan pasangan isomer dimana jumlah dan
jenis atom penyusunnya sama. Tetapi asam karboksilat dan ester mempunyai gugus
fungsi yang berbeda. Jenis isomer ini disebut sebagai isomer gugus fungsi.
Contoh pasangan isomer gugus fungsi lainnya adalah alkohol dengan eter dan
aldehid dengan keton. Contoh isomer gugus fungsi asam butanoat dengan metil
propanoat (C 4H8O2), propanol dengan etil metil
eter (C3H8O), propanal dengan propanon (C3H7O).
O
O
OH OCH3
CH3-CH2-CH2OH CH3-CH2-O-CH3
Propanol metoksi etana
(metil etil eter)
O O
propanal propanon
Asam 2-hidroksi propanoat dan asam 3-hidroksi propanoat merupakan
golongan senyawa karboksilat dengan adanya gugus hidroksil pada rantai karbonnya.
Kedua senyawa ini mempunya jumlah dan jenis atom yang sama tetapi posisi dari
gugus fungsi hidroksilnya berbeda. Isomer jenis ini disebut sebagai isomer posisi
atau tempat. Isomer ini bersangkut
paut dengan posisi dari gugus fungsi pada rantai C.
HO O
O
OH HO OH
OH O
HO O HO
OH
OH O OH
O
asam oksalat asam tartrat
B. STEREOISOMER
Isomer optis terjadi pada senyawa yang mempunyai atom C asimetris. Atom C
asimetris adalah atom C yang keempat gugus/atom yang terikat padanya mempunyai
kelektronegatifan yang tidak sama. Senyawa yang mempunyai atom C asimetris demikian
akan dapat memutar bidang polarisasi cahaya terkutub sifat yang demikian ini disebut
senyawa yang optik aktif. Apabila senyawa tersebut dapat memutar bidang polarisasi ke
kanan disebut dexter (d) atau diberi tanda (+), sedangkan yang dapat memutar ke kiri
disebut levosa (l) atau diberi tanda (-). Berdasarkan teori Van’t Hoff- Le Bel asam tartrat
(bentuk d dan l) merupakan bayangan cermin satu sama lain. Sehingga kristal atau zat
tersebut asimetrik. Jika pada suatu zat pada setiap molekulnya mempunyai n buah atom C
asimetris maka jumlah maksimum isomer ruangnya = 2 n buah
I II III IV
COOH COOH COOH COOH
H−C−OH HO−C−H H−C−OH HO−C−H
HO−C−H H−C−OH H−C−OH HO−C−H
COOH COOH COOH COOH
Catatan :
1. Bentuk I dan II disebut enantiomer (isomer antipoda) merupakan bayangan cermin
total.
2. Bentuk I dan III adalah stereoisomer (isomer sebagian).
3. Bentuk III dan IV identik. Suatu bentuk meso.
4. Bentuk enantiomer mempunyai sifat-sifat fisis yang sama, misalnya ; titik leleh.
Kelarutan, Ka sama. Kecuali rotasinya yang satu kanan (d) yang lainnya kiri (l)
5. campuran rasemat/rasemik adalah campuran dua macam zat optik aktif (bentuk d-
dan l-) sehingga daya putarnya saling meniadakan.
Jumlah
Struktur a
Dalam deret homolog di atas, semua senyawa alkana berakhiran dengan –ana,
suatu akhiran IUPAC untuk tata nama dalam bahasa Indonesia atau akhiran –ane
dalam bahasa Inggris. Alkana merupakan senyawa hidrokarbon jenuh yang hanya
terdiri dari atom karbon dan atom hidrogen. Alkana disebut sebagai hidrokarbon
jenuh karena hanya mempunyai ikatan tunggal antar atom karbonnya. Senyawa
alkana disebut juga sebagai senyawa alifatik
Bila alkana alifatik merupakan senyawa alkana dengan rantai terbuka, maka
terdapat senyawa alkana yang strukturnya membentuk cincin. Golongan senyawa
ini yang disebut sebagai senyawa alisiklik (alifatik siklik). Penamaan senyawa alisiklik
berdasarkan banyaknya atom karbon dalam cincin dengan penambahan awalan siklo.
Bila senyawa alkana rantai terbuka tanpa percabangan diberi nama
berdasarkan jumlah atom karbon penyusunnya sesuai deret homolog, untuk senyawa
kimia organik yang bercabang penamaan dilakukan dengan mempertimbangkan
rantai induk dengan cabang atau rantai sampingnya. rantai induk adalah rantai
lurus yang terpanjang. Rantai samping
atau rantai cabang adalah gugus alkil yang terikat pada rantai induk. Suatu gugus alkil dari
rantai samping atau cabang dinamai menurut jumlah karbon penyusunnya sesuai deret
homolog dengan mengubah akhiran ana menjadi –il.
CH
H2 3H2 H2 H2
H3C C C C C C CH3
H
Pada contoh di atas rantai induknya adalah alkana dengan anggota tujuh karbon
sehingga disebut sebagai heptana. Rantai cabangnya berupa alkana dengan satu karbon
sehingga diberi nama metil yang terletak pada posisi karbon ketiga. Sehingga senyawa
tersebut diberi nama sebagai 3-metilheptana.
Senyawa organik bisa jadi tidak hanya memiliki rantai samping tunggal yang
sederhana, kadang senyawa organik bisa mempunyai rantai samping yang bercabang.
Beberapa gugus Untuk rantai samping mempunyai nama khusus misalnya untuk propil dan
butil. Contohnya pada propil CH 3CH 2CH 2-, gugus propil yang tidak bercabang diberi
namadengan awalan n-(normal),sedangkan bila ada cabang metil pada ujung rantai samping
alkil diberi awalan iso-(dari kata isomerik) yaitu isopropil.
Contoh lain pada gugus butil, bisa berupa n-butil, isobutil, sekunder (sec-butil) atau
tersier butil (tert-butil). Isobutil merupakan gugus butyl yang mempunyai cabang metil pada
karbon ujung rantai. Sekunder butil mempunyai dua cabang metil yang terikat pada karbon
kepala. Karbon kepala adalah karbon rantai samping yang terikat langsung pada induk.
Gugus butil tersier (tert-butil atau t-butil) memiliki tiga karbon yang terikat pada karbon
kepala.
n-butilsiklopentana CH3
Ter-butilsikloheksana
Rantai induk suatu senyawa organik dapat memiliki lebih dari satu percabangan.
Penamaan untuk cabang yang lebih dari satu ini memakai aturan penamaan diurutkan
secara alfabetis menurut ejaan bahasa inggris, misalnya metil dan fenil maka penamaan
untuk fenil diletakkan setelah metil, masing-masing cabang diberikan nomor yang
menunjukkan posisi lekatan, jika ada lebih dari satu cabang yang sama pada induk maka
gugus cabang tersebut digabung.
CH3 CH 3
H 2 H2
H3C C C C C CH3
H
H3C CH2 H3 C CH 3
2-etil-3-metilheksana 1,3,5-trimetilsikloheksana
2. Alkena dan alkuna
Alkena dan alkuna merupakan hidrokarbon tidak jenuh dengan ikatan rangkap dua dan
ikatan rangkap tiga. Penamaan pada alkena dan alkuna menggunakan akhiran –ena dan –
una untuk ikatan ganda tiga. Bila rantai induk mengandung empat karbon atau lebih
digunakan nomor awalan untuk menunjukkan posisi ikatan rangkap atau ganda tiga tersebut
yang nomornya serendah mungkin.
penomoran untuk menunjukkan posisi ikatan rangkap pada karbon pertama yaitu
angka 1 pada struktur diatas dapat dihilangkan bila hanya ada satu posisi yang
memungkinkan dan tidak ada masalah dalam kedudukan gugus fungsinya. Suatu senyawa
organik kadang bisa memiliki lebih dari satu ikatan rangkap. Pada senyawa dengan lebih dari
ikatan rangkap maka penamaannya harus mencantumkan nomor yang menunjukkan posisi
dari ikatan rangkap tersebut.
3. Alkohol
Alkohol adalah senyawa organik dengan gugus fungsi –OH (hidroksil). Penamaan
untukalkohol (R-OH) menggunakan nama hidrokarbon induk dari deret alkanadengan huruf -
a akhir diubah menjadi –ol. Prinsip penamaan pada alkohol gugus hidroksil tersebut
memperoleh nomor serendah mungkin.
4. Amina
Penamaan untuk amina sederhana atau alkil amina (RNH 2, R2NH atau R3N) adalah
dengan gugus alkil tersebut yang diikuti dengan akhiran amina. Untuk Substituen yang
terikat pada nitrogen penamaannya kadang-kadang didahului oleh awalan N-.
OH
5. Aldehid dan keton
H3C fungsi
Aldehid adalah senyawa organik dengan gugus CH2 karbonil
CH2 C (-C=O)
CH3 pada ujung
rantai. Penamaan untuk aldehid disesuaikan dengan alkana dimanaCHakhiran –a diganti
3
dengan –al. Karena gugus fungsi aldehid terletak pada karbon ujung makagugus aldehid
dianggap karbon 1.
O
H2
C C H C C C
Keton adalah suatu senyawa organik dengan gugus fungsi keto, yaitu gugus karbonil
yang terletak bukan pada karbon ujung.
C
Gugus keton
Gugus keton tidak dapat berada pada awal sebuah rantai karbon, sehingga pada
senyawa keton diperlukan penomoran, kecuali untuk propanon atau karbon sederhana
lainnya. Penomoran untuk gugus keto adalah serendah mungkin dengan akhiran nama keton
adalah –on.
Asam etanoat
(nama trivial = asam asetat)
Ester merupakan senyawa derivat atau turunan asam karboksilat. suatu ester serupa
dengan asam karboksilat tetapi hidrogen asam digantikan oleh gugus alkil. Penamaan untuk
senyawa ester dilakukan dengan menyebutkan gugus alkil esternya terlebih dahulu
kemudian diikuti dengan nama asam karboksilatnya dengan menghilangkan nama asam.
7. Senyawa benzen
Bila senyawa benzena sebagai induk maka penamaannya dimulai dari substituennya
dan diikuti dengan nama benzena. Tetapi bila cincin benzen terikat pada rantai alkana yang
memiliki suatu gugus fungsi atau pada suatu rantai alkana yang terdiri dari 7 atom atau
lebih, maka benzen dianggap sebagai substituen dengan nama fenil.
8. Prioritas tata nama
Suatu senyawa organik kadang memiliki lebih dari satu substituen. Misalnya :
CH 2C=CCH2CH≡CH 2bagaimana memberi nama senyawa ini? 2-heksen-5-una atau 4-heksen-1-
una ? ClCH2CH2CH 2CH2OH, apa nama yang sesuai ? 1-kloro-4-butanol atau 4-kloro-1-butanol
? Untuk itu dikembangkan suatu prioritas untuk nomor awalan. Sehingga substituen dengan
prioritas lebih tinggi akan memperoleh nomor awalan lebih rendah.
C C -ena
C C -una
R-, C6H5-, Cl-, Br-, -NO, etc Substituen awal
Berdasarkan tabel prioritas di atasa maka nama yang tepat untuk senyawa
CH2C=CCH 2CH≡CH 2adalah 2-heksen-5-una. ClCH 2CH 2CH 2CH 2OH nama yang tepat untuk
senyawa ini adalah 4-kloro-1-butanol.
Senyawa organik dapat mengalami berbagai reaksi. Reaksi dasar yang dapat terjadi
adalah reaksi adisi, substitusi, eliminasi, dan penataan ulang.
1. Reaksi adisi
Reaksi adisi terjadi apabila dua molekul bergabung menjadi satu molekul baru tanpa
ada pengurangan atom. Contoh reaksi ini adalah reaksi yang terjadi pada senyawa alkena.
2. Reaksi substitusi
Reaksi substitusi terjadi bila 2 molekul bereaksi menghasilkan dua produk baru yang
merupakan pergantian atau pertukaran suatu gugus atom oleh gugus atom yang lain.
CH3-CH3 + Br-Br CH 3CH2Br + H-Br
etana bromoetana
3. Reaksi eliminasi
Reaksi eliminasi merupakan kebalikan dari reaksi adisi, bila reaksi adisi terjadi dari
molekul dengan ikatan rangkap yang akan menjadi ikatan tunggal. Pada reaksi
eliminasi terjadi reaksi dari ikatan tunggal yang akan berubah menjadi ikatan rangkap
karena adanya penghilangan beberapa atom/gugus atom
katalis asam
CH3CH2CH=CH2 CH3CH=CH2CH3
1-butena 2-butena
LATIHAN
B. CH3CH2CH2CH2OH
O
a. H3C CH2 C CH2 CH3
d. (CH3)2NCH2CH3
Soal b adalah golongan senyawa alkohol yaitu 1-butanol sehingga isomer fungsinya
adalah eter. Jadi salah satu isomer fungsinya adalah dietileter
CH3CH2-O-CH2CH3
Soal c adalah golongan senyawa keton yaitu 3–pentanon, isomer fungsinya adalah
aldehid, jadi isomer fungsinya adalah pentanal
O
CH3CH2CH2CH2CH
2. Untuk menjawab soal nomor 2 maka kita perlu melihat kembali tentang aturan tata
nama untuk senyawa organik.
a. senyawa ini mempunyai ikatan rangkap dua sehingga termasuk golongan alkena.
Terdapat 3 ikatan rangkap pada posisi karbon no 1,3 dan 5 sehingga nama
senyawa ini adalah 1,3,5-heksatriena
b. senyawa ini mempunyai gugus hidroksil pada posisi karbon nomor 2, gugus
alkilnya merupakan alkana rantai lurus yang terdiri dari 5 anggota karbon,
sehingga nama senyawa ini adalah 2-pentanol
c. seperti pada soal b, senyawa ini juga memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terletak
di ujungm sehingga karbon yang mengikat –OH ini diberi nomor 1. Rantai
induknya merupakan karbon 4 anggota, dan mempunyai substituen metil pada
posisi karbon kedua sehingga nama untuk senyawa ini adalah 2-metil-1-butanol
d. terdapat gugus karbonil pada posisi karbon kedua. Gugus karbonil di tengah
merupakan ciri untuk senyawa keton. Rantai induknya merupakan hidrokarbon 6
anggota. Terdapat substituen metil pada posisi karbon ketiga. Sehingga nama
untuk senyawa ini adalah 3-metil-2-heksanol
e, pada senyawa ini terdapat atom N yang mengikat 2 metil (CH 3) dan etil (CH2CH 3)
sehingga penamaannya menjadi etildimetilamina atau N,N-dimetiletilamina.
CH3
H3 C CH2 C CH3
CH3
2,2-dimetilbutana
5. Reaksi adisi untuk 2-metil-1-pentena dengan HBr, reaksi adisi adalah reaksi antara dua
reaktan yang akan menghasilkan senyawa baru melalui penggabungan kedua reaktan
tersebut. Reaksi adisi dapat terjadi pada senyawa alkena dengan halida yang akan
berubah menjadi senyawa alkilhalida. Reaksi antara 2-metil-1-pentena dengan HBr
akan menghasilkan 1-bromo-2-metil-pentana.
H
H3C CH2 CH2 C + H Br H3C CH2 CH2 C CH2
CH3 CH3 Br
RINGKASAN
1. Isomer adalah senyawa yang memiliki jenis dan jumlah atom yang sama tetapi
penyusunannya dalam strukturnya berbeda.
2. Berdasarkan penyusunannya dalam bidang isomer dibedakan menjadi dua yaitu
isomer struktur dan isomer ruang atau stereoisomer. Isomer struktur dibedakan
menjadi isomer rantai, isomer gugus fungsi dan isomer tempat/posisi. Sedangkan
isomer ruang atau stereoisomer dibedakan menjadi isomer geometris (cis-trans) dan
isomer optis.
3. Gugus fungsi merupakan bagian molekul yang mempunyai kereaktivan kimia. Senyawa
yang mempunyai gugus fungsi sama akan mengalami reaksi kimia yang sama.
4. Penamaan untuk senyawa organik menggunakan sistem IUPAC (International Union of
Pure and Applied Chemistry). Penamaan sistem IUPAC mengikuti deret homolog.
5. Alkana merupakan hidrokarbon jenuh karena hanya mempunyai ikatan tunggal antar
atom karbonnya. Senyawa alkana yang strukturnya membentuk cincin disebut sebagai
sikoalkana.
6. Alkena dan alkuna merupakan hidrokarbon tidak jenuh dengan ikatan rangkap dua dan
ikatan rangkap tiga. Penamaan pada alkena dan alkuna menggunakan akhiran –ena
dan –una untuk ikatan ganda tiga.Alkohol adalah senyawa organik dengan gugus fungsi
–OH (hidroksil).
7. Penamaan untukalkohol (R-OH) menggunakan nama hidrokarbon induk dari deret
alkana dengan huruf -a akhir diubah menjadi –ol.
8. Penamaan untuk amina sederhana atau alkil amina (RNH 2, R2NH atau R3N) adalah
dengan gugus alkil tersebut yang diikuti dengan akhiran amina.
9. Aldehid adalah senyawa organik dengan gugus fungsi karbonil (-C=O) pada ujung
rantai. Penamaan untuk aldehid disesuaikan dengan alkana dimana akhiran –a diganti
dengan –al.
10. Asam karboksilat merupakan senyawa dengan gugus karboksil pada karbon
ujung.Asam karboksilat merupakan senyawa dengan gugus karboksil pada karbon
ujung.
11. Ester merupakan senyawa derivat atau turunan asam karboksilat. suatu ester serupa
dengan asam karboksilat tetapi hidrogen asam digantikan oleh gugus alkil.
12. Senyawa benzena merupakan senyawa siklik aromatik.
13. Suatu senyawa bisa memiliki lebih dari satu substituen gugus fungsi, penamaan untuk
senyawa dengan lebih dari gugus fungsi ini mengikuti aturan prioritas tata nama.
14. Reaksi yang dapat terjadi pada senyawa organik adalah reaksi adisi, substitusi,
eliminasi,danpenataanulang.
TES 2
B. H3C CH2 CH CH 3
OH
C. H3C CH CH2
CH3 OH
D. H3C CH CH CH3
CH3 OH
9. Berikut ini pernyataan yang tidak sesuai untuk reaksi substitusi adalah : A.
Reaksi terjadi pada alkana dengan X2
B. Hasil reaksinya merupakan senyawa alkilhalida
C. Merupakan kebalikan dari reaksi adisi
D. Reaksi etana dengan Br 2 akan menghasilkan bromoetana
D.