Anda di halaman 1dari 30

MODUL

REAKSI KIMIA ORGANIK


BAB STEREOKIMIA

DISUSUN OLEH :

DR. DESTRIA ROZA, S.Si., M.Si

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2019
Tujuan

Setelah mempelajari modul ini diharapkan anda dapat :


1. Menyebutkan pengertian isomer
2. Membedakan isomeri struktur dan stereoisomeri
3. Membedakan isomeri rangka, posisi dan fungsional
4. Menjelaskan isomeri cis-trans pada senyawa asiklik
5. Menjelaskan isomeri cis-trans pada senyawa siklik
6. Membedakan sistem cis-trans dan E-Z
7. Menentukan deret prioritas berdasarkan Cahn-Ingold-Prelog
8. Menggunakan deret prioritas untuk menentukan isomer E-Z
9. Menentukan konfigurasi R/S berdasarkan sistem prioritas
10. Membedakan pengertian enantiomer, diastereomer dan senyawa meso dan bisa
menentukan hubungan diantaranya.

Peta Konsep
PENDAHULUAN

Di alam ini, ternyata banyak ditemukan senyawa-senyawa organik berbeda yang


mempunyai rumus molekul sama. Sebagai contoh, senyawa etanol (CH3CH2OH) dan dimetil
eter (CH3OCH3), dua senyawa berbeda tersebut mempunyai rumus molekul sama, yaitu
C2H6O. Etanol dalam kehidupan sehari-hari sering diperdagangkan dengan nama alkohol,
sering digunakan sebagai cairan pensteril dalam berbagai aktivitas medis, pelarut berbagai
cairan obat dan parfum, serta merupakan komponen aktif pada berbagai minuman keras.
Saat ini, etanol telah dikembangkan menjadi salah satu sumber energi alternatif, terutama
etanol hasil olahan dari bahan nabati. yang dikenal dengan nama bioetanol. Etanol
mempunyai titik didih 78,5 oC. Sementara itu, dimetil eter adalah suatu gas (titik didih -23,6
o
C) yang digunakan sebagai refrigerant (gas pendingin dalam lemari es) dan gas dorong
produkproduk aerosol (spray). Etanol adalah isomer dari dimetil eter, dengan kata lain etanol
dan dimetil eter adalah senyawa-senyawa yang berisomeri. Dengan demikian, isomer adalah
senyawa-senyawa berbeda yang mempunyai rumus molekul sama.
Contoh lain dari senyawa-senyawa yang berisomeri adalah senyawa R-(-)-karvona dan
senyawa S-(+)-karvona. Kedua senyawa tersebut mempunyai rumus molekul sama, yaitu
C10H14O, tetapi mempunyai struktur molekul yang berbeda seperti diperlihatkan pada
Gambar 1a. Perbedaan struktur R-(-)-karvona dan S-(+)-karvona hanya terletak pada
susunan ruang gugus-gugus yang terikat pada karbon yang ditandai, walaupun demikian
keduanya mempunyai sifat yang berbeda. R-(-)-Karvona mempunyai aroma mint yang khas,
dan senyawa ini ditemukan sebagai komponen utama pada minyak permen (spearmint oil),
sedangkan S-(+)-karvona mempunyai aroma tajam yang khas pada minyak biji jintan
(caraway seed oil). Begitu juga dengan bau jeruk orange berbeda dengan jeruk lemon
(gambar 1b), dimana senyawa (R)-(+)- Limonena pada orange bau lebih lembut, bentuknya
bulat dan berwarna jingga; sedangankan pada jeruk lemon mengandung senyawa (S)-(-)-
limonena berbau tajam, oval dan berwarna kuning.
a.

b.

c.
Gambar 1. Beberapa senyawa isomer a) karvone b) limona c) thalomida

Pada tahun 1954 Chemie Grünenthal memasarkan thalidomida dinyatakan sebagai


"obat ajaib" untuk pengobatan infeksi pernafasan, insomnia, batuk, pilek dan sakit kepala
antiemetik (morning sickness). Tahun 1961, obat thalidomide menyebabkan kematian
sekitar 2.000 anak-anak dan cacat lahir yang serius di lebih dari 10.000 anak-anak. Obat ini
memiliki dua enantiomer, di mana enantiomer yang berguna sebagai obat penenang adalah
(R)-Thalidomide sedangkan enantiomernya yaitu (S)-Thalidomide justru menjadi masalah
pada pertumbuhan janin.

1. Pengertian Isomeri
Isomeri adalah gejala atau peristiwa terdapatnya beberapa senyawa berbeda yang
mempunyai rumus molekul sama. Senyawa-senyawa yang berisomeri dikatakan merupakan
isomer satu sama lain. Isomer berasal dari kata Latin isomeres yang berarti iso yang artinya
sama, dan meros yang artinya adalah bagian. Jadi senyawa-senyawa yang berisomeri adalah
senyawa-senyawa yang berbeda satu sama lain, dan perbedaannya disebabkan oleh cara
penyusunan atom-atomnya. Terdapat dua jenis isomeri, yaitu isomeri struktur dan
stereoisomeri, secara umum dapat digambarkan sebagai bagan berikut:

1. Isomer Struktural/Konstitusional
Isomer struktural disebut juga isomer konstitusional adalah isomeri dengan perbedaan
terletak pada urutan atom-atom penyusun molekul. Terdiri atas 3 yaitu isomer rangka,
isomer fungsional dan isomer posisi.

1.1 Isomer Rangka


Isomer rangka adalah isomeri struktur dengan perbedaan terletak pada bentuk rangka
karbon. Alkana dengan jumlah atom karbon tiga atau kurang, tidak mempunyai isomer. Pada
senyawa berumus molekul CH4 (metana), C2H6 (etana) dan C3H8 (propana) hanya terdapat
satu cara untuk menyusun atom-atomnya, tidak terdapat peluang lainnya, sehingga tidak
ditemukan isomernya. Akan tetapi, alkana dengan empat karbon mempunyai dua cara
penataan atom-atomnya, sehingga ditemukan dua isomer yang mempunyai rumus molekul
C4H10, yaitu butana dan 2-metilpropana. Makin besar jumlah atom karbon yang terdapat
dalam rumus molekul, makin banyak senyawa-senyawa yang berisomeri. Pada
senyawasenyawa dengan rumus molekul C5H12 ditemukan terdapat 3 isomer struktur, C6H14
ditemukan terdapat 5 isomer struktur, dan C10H22 ditemukan terdapat 75 isomer struktur.

n-pentana isopentane neopentana


Gambar 2. Contoh isomer rangka
1.2 Isomer fungsional
Isomer funsional yaitu gejala terdapatnya beberapa senyawa
dengan rumus molekul sama, tetapi mempunyai jenis gugus fungsional yang
berbeda. Sebagai contoh adalah senyawa etanol, CH3-CH2-OH dan senyawa
dimetil eter, CH3-O-CH3. Etanol dan dimetil eter mempunyai rumus molekul sama
yaitu C2H6O, tetapi mempunyai jenis gugus fungsional berbeda, etanol merupakan
senyawa kelompok alkohol, sedangkan dimetil eter termasuk senyawa kelompok
eter. Senyawa-senyawa yang termasuk ke dalam kelompok alkohol (kecuali
metanol, CH3OH) selalu berisomeri fungsional dengan senyawa-senyawa dalam
kelompok eter.

Gambar 3. Contoh isomer fungsional

Kelompok senyawa lain yang juga selalu ditemukan berisomeri fungsional adalah
alkena dan sikloalkana, seperti 1-heksena dan sikloheksana. Senyawa 1-heksena mempunyai
gugus fungsi ikatan rangkap dua, sedangkan sikloheksana merupakan senyawa berikatan
jenuh (tunggal). Kedua senyawa berbeda tersebut mempunyai rumus molekul sama,
sehingga merupakan isomer satu sama lain, dan perbedaan kedua senyawa tersebut terletak
pada jenis gugus fungsionalnya, sehingga keduanya merupakan isomer fungsional satu sama
lain. Isomeri fungsional juga ditemukan pada kelompok asam karboksilat dan ester.
Fenomena serupa ditemukan pula pada senyawa kelompok aldehida dan keton.

1.3. Isomer Posisi


Isomer posisi adalah isomer pada gugus fungsi yang sama tetapi berbeda letak gugus
fungsinya, seperti isopropil amin dan propil amin.
Contoh:

Gambar 4. Contoh isomer posisi


2. Stereoisomer

Stereoisomer yaitu senyawa rumus molekul yang sama, tiap atom terhubung dengan cara
yang sama tetapi berbeda penantaannya dalam ruang.

2.1 Isomer Konformasi


Isomers konformasi adalah sebuah bentuk stereoisomerisme dari molekul-molekul
dengan rumus struktural yang sama namun konformasi yang berbeda oleh karena rotasi atom
pada ikatan kimia. Konformasi yang berbeda, biasanya dengan energi yang berbeda,
dikarenakan oleh rotasi hibridisasiorbital sp3. Isomerisme konformasi hanya terjadi pada
ikatan tunggal karena ikatan rangkap dua dan rangkap tiga mempunyai ikatan pi yang
menghalangi rotasi ikatan.

Gambar 5. Struktur 3 dimensi etana

Ada tiga teknik menggambar yang lazim digunakan adalah menggambar struktur 3-
D (tiga dimensi), proyeksi Newman, dan proyeksi Fischer. Cara efektif dan lebih sederhana
untuk melihat kedua konformasi adalah dengan menggunakan proyeksi Newman. Proyeksi
Newman adalah bentuk dimana dua atom karbon bertetangga yang manjadi pusat perhatian,
digambar berhimpit sehingga posisi masing-masing atom atau gugus atom disekitar kedua
atom karbon tersebut tampak dengan jelas. Salah satu manfaat teknik menggambar struktur
3-D dan proyeksi Newman adalah pada penentuan konfigurasi absolut suatu senyawa
dimana dua atom karbon bertetangga yang manjadi pusat perhatian, digambar berhimpit
sehingga posisi masing-masing atom atau gugus atom disekitar kedua atom karbon tersebut
tampak dengan jelas.
Gambar 6. Teknik menggambar struktur 3-D dan proyeksi Newman dari senyawa etana

Setiap konformasi memiliki tingkat energi molekul yang berbeda-beda. Sebagai contoh
molekul butana, rotasi ikatan C2 dan C3 akan menghasilkan perubahan konformasi dari anti-
eklips-gauce-eklips-gauce-eklips-anti diikuti dengan perubahan energi mekanik molekul.
Perubahan energi mekanik molekul dari konformasi anti ke konformasi eklips metil,
konformsi anti ke konformasi eklips, dan konformasi anti ke konformasi gauce, berturut-
turut adalah 5 kkal/mol; 3,4 kkal/mol dan 0,8 kkal/mol

Gambar 7. Konfirmasi staggered dan eklips dari senyawa etana

Struktur (konformasi) dengan sudut torsi 0° atau 120° disebut dengan bentuk eklips, dan
konformasi dengan sudut torsi 60°atau 180° disebut bentuk staggered. Studi perubahan
struktur molekular yang diakibatkan oleh rotasi di sekitar ikatan tunggal disebut dengan
analisis konformasional. Pada konformasi staggered, ketiga atom H pada atom C mengambil
posisi menjauh dari ketiga atom. Diagram berikut mcnunjukkan perubahan energi potensial
etana sebagai fungsi rotasi. Rotasi gugus CH relatif terhadap gugus yang lain digambarkan
dengan sudut antara ikatan C²-H pada karbon depan dan karbon belakang yang disebut sudut
dihedral. Sudut dihedral untuk konformasi eklips adalah nol. Rotasi searah jarum jam
sebesar 60o sekitar ikatan C--C menghasilkan konformasi staggered, yang akan berubah
menjadi konformasi eklips lainnya dengan rotasi serupa dan seterusnya.
Gambar 8. Perubahan energi akibat rotasi ikatan C- C pada etana

Analisis ini telah berkembang sejak tahun 1950-an hingga kini. Analisis konformasional
butana CH3CH2CH2CH3 atas rotasi di sekitar ikatan C-C pusat, mengungkapkan bahwa ada
dua bentuk staggered. Bentuk trans, dengan dua gugus metil terminal di sisi yang
berlawanan, berenergi 0,7 kkal mol±1 lebih rendah (lebih stabil)daripada isomer gauche
yang dua gugus metilnya berdekatan. Hasil ini dapat diperluas ke senyawa-senyawa
semacam pentana dan heksana yangmemiliki lingkungan metilena tambahan, dan akhirnya
pada poloetilena yang dibentuk oleh sejumlah besar metilen yang terikat. Dalam semua
analisis ini, struktur trans, yakni struktur zig zag, adalah yang paling stabil. Namun, ini hanya
benar dalam larutan. Untuk wujud padatnya faktor lain harus ikut diperhatikan.

Gambar 9. Perubahan energi akibat rotasi ikatan C2 – C3 pada butana


Terjadinya lekukan cincin lingkar dengan enam karbon menghasilkan konformasi kursi.
Dengan bentuk kursi, sudut ikatan C-C menjadi sama dengan sudut ikatan tetrahedral dan
posisi atom hidrogen yang terikat pada atom karbon di sebelahnya staggered, sehingga
tolakan antara atom H menjadi minimum. Untuk senyawa sikloalkana, konformasi juga
terjadi seiring dengan perubahan tingkat energi lingkungannya. Misalnya sikloheksana yang
berada dalam bentuk ³konformasi kursi´ pada temperatur rendah dan ³konformasi biduk´
pada temperatur tinggi. Pada konformasi kursi, tingkat energi molekul terendah karena jarak
antar atom maksimum

Gambar 10. Konformasi kursi, perahu dan perahu terpilin pada sikloheksana

Gambar 11. Perubahan energi akibat rotasi ikatan C- C pada siklohesana


Dalam konformasi kursi, ada dua jenis posisi atom hidrogen yang berbeda, yaitu aksial dan
ekuatorial. Hidrogen aksial terletak di bawah dan di atas bidang yang dibentuk oleh cincin
atom karbon, sedangkan hidrogen equatorial terletak sepanjang bidang (pada satu bidang)
dengan atom-atom karbon.

Gambar 12. Posisi aksial dan ekuatorial pada konformasi kursi sikloheksana

Bila tiga atom karbon yang berselang satu karbon yang lain dilekukkan ke arah berlawanan
(yang semula pada posisi atas dijadikan posisi bawah), maka atom hidrogen aksial pada
cincin itu akan dirubah menjadi hidrogen ekuatorial. Perubahan konformasi ini pada suhu
tinggi terjadi secara sangat cepat dan terus menerus. Tetapi pada suhu sangat rendah,
misalnya -100oC, konformasi yang satu dapat dipisahkan dari konformasi yang lain.

Gambar 13. Perubahan Posisi aksial dan ekuatorial pada konformasi kursi sikloheksana
Kestabilan termodinamika struktur sikloheksana tersubstitusi sangat ditentukan oleh posisi
aksial atau ekuatorial substituennya. Misalnya, metil sikloheksana lebih stabil bila gugus
metil ada pada posisi ekuatoria.
Berdasarkan uraian mengenai sudut ikatan dan lekukan bidang pada sikloalkana, dapat
dikatakan bahwa kestabilan struktur sikloalkana dapat dilihat dari adanya tegangan sudut
ikatan dan adanya interaksi dua atom atau gugus atom yang tidak terikat satu sama lain
secara lansung tetapi dapat berinteraksi satu sama lain (dengan interaksi sterik dan dipol-
dipol) . Pada kondisi (lingkungan) tertentu, setiap molekul berada pada konformasi tertentu
pula, karena konformasi ini sangat dipengaruhi oleh tingkat energi dilingkungannya. Pada
tingkat energi rendah, molekul butana berada dalam bentuk konformasi anti, dan dalam
bentuk konformasi eklips metil pada tingkat energi tinggi

2.2 Isomer Konfigurasi


Isomer konfigurasi merupakan bagian dari streokimia karena terjadi urutan atom-
atomnya sama tetapi penataan ruang, (seperti pada atom pada C kiral) berbeda.

2.2.1 Isomer Cis/Trans


Secara umum, isomer seperti ini mempunyai ikatan rangkap yang tidak dapat berputar.
Selain itu, isomer ini juga muncul dikarenakan struktur cincin molekul yang menyebabkan
perputaran ikatan sangat terbatas.
Terdapat dua bentuk isomer cis-trans, yakni cis dan trans. Ketika gugus substituen
berorientasi pada arah yang sama, diastereomer ini disebut sebagai cis, sedangkan ketika
subtituen berorientasi pada arah yang berlawanan, diastereomer ini disebut sebagai trans.
Contoh molekul hidrokarbon yang menunjukkan isomerisme cis-trans adalah 2-butena.
Senyawa siklik juga dapat menunjukkan isomerisme cis-trans. Sebagai contoh isomer
geometrik yang disebabkan oleh struktur cincin, perhatikan 1,2-diklorosikloheksana:

a. b.
Gambar 14. (a) Cis-2-butena dan Cis-2-diklorosiklohesan
(b) trans-2-butena dan trans-2-diklorosiklohesan
Sistem penamaan isomer cis/trans tidaklah efektif ketika terdapat lebih dari dua substituen
pada ikatan ganda. Notas E/Z dapat digunakan untuk kasus seperti ini. Z (berasal dari Bahasa
Jerman zusammen) berarti bersama dan berkorespondensi dengan istilah cis; E (berasal dari
Bahasa Jerman entgegen) berarti berlawanan dan berkorespondensi dengan istilah trans.

Sebuah konfigurasi molekul disebut E atau Z tergantung pada kaidah prioritas Cahn-Ingold-
Prelog (nomor atom yang lebih tinggi memiliki prioritas lebih tinggi). Untuk setiap atom
yang melekat pada ikatan ganda, diperlukan penentuan substituen mana yang memiliki
prioritas lebih tinggi. Jika dua substituen berprioritas lebih tinggi berada pada sisi yang sama,
susunan ini disebut Z; sedangkan jika berlawanan, susunan ini disebut E.

Gambar 15. Isomer E/Z pada alkena

Aturan deret untuk prioritas Aturan

Aturan deret ini dibentuk berdasarkan sistem tatanama Chan-Ingold-Prelog Aturan tersebut
adalah:
1. Jika atom-atom yang dipermasalahkan berbeda-beda, maka urutan proiritas ditentukan oleh
nomor atom. Semakin tinggi nomor atom, maka prioritas semakin naik, dengan:
F < Cl < Br < I F > OH > NH2 > CCl3 Br > SH > NH2 > COOH

2. Jika atom-atom itu adalah isotop satu sama lain, maka isotop dengan nomor massa tinggi
memperoleh prioritas pertama, seperti pada D lebih tinggi prioritasnya dibandingkan
isotopnya, H dengan Nomor massa 2 > 1)

3. Jika kedua atom tersebut identik, maka prioritas ditentukan dari atom-
atom berikutnya. Jika atom-atom tersebut juga mengikat atom-atom identik, maka prioritas
ditentukan pada titik pertama kali dijumpai perbedaan dalam menyusuri rantai (jangan
menjumlahkan nomor-nomor atom, melainkan mencari atom tunggal yang berprioritas
tinggi).
-CH2Br > -CH2Cl > -CH2OH > -CH2NH2 -COCl > -COOCH3 > -COOH > -CONH3
4. Ikatan rangkap 2 dianggap mengikat 2 atom yang sama.
O O
-CH=CH2 -CH CH2 -C
-C O
CH2 H H
5. Ikatan rangkap 3 dianggap mengikat 3 atom yang sama.
H N
-C  H -C H -C  N -C N
H N
6. Atom yang mengikat 2 atom C yang riel mempunyai prioritas lebih tinggi daripada
atom C dengan ikatan rangkap.
CH3 CH2
-C CH3 -C -C  CH
CH3 CH3

Enansiomer yaitu suatu isomer yang merupakan bayangan cermin satu sama dengan yang
lainnya
1. Diastereomer yaitu suatu isomer bukan bayangan cermin satu sama yang lainnya.
a. Diastereomer konfigurasi, contoh :
b. Distereomer cis dan trans pada ikatan rangkap dan siklis
Secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:
Stereokimia mempelajari susunan atom/gugus atom dari suatu molekul di dalam
ruang (Stereokimia Statis) dan perubahan susunan atom/gugus yang terjadi karena reaksi
kimia (Stereokimia Dinamik).

A. Aktivitas Optik
Pada awal abad ke 19, Jean Baptiste Biot (1774-1862) sarjana fisika dari perancis,
mempelajari tentang stereokimia. Biot, menemukan sifat alami bidang cahaya terpolarisasi.
Sorotan cahaya terdiri dari gelombang elektromagnetik yang bergerak kearah kanan dari
arah cahaya. Cahaya tidak terpolarisasi akan bergerak ke berbagai bidang cahaya, tetapi bila
cahaya tersebut dilewatkan ke suatu polarisator, maka hanya ada satu bidang cahaya.
Gelombang cahaya diseluruh bidang akan tertahan, sedang cahaya yang diteruskan melalui
polarisator adalah gelombang elektromagnetik yang mengalami vibrasi dalam satu bidang,
yang disebut bidang cahaya terpolarisasi.

Bidang cahaya terpolarisasi (John Mc murry, hal 227)

Pada tahun 1815 Biot dalam observasinya mendapatkan, apabila bidang cahaya
terpolarisasi dilewatkan suatu larutan yang mengandung molekul organik, seperti gula atau
kamfor, maka bidang polarisasi akan berotasi. Larutan tersebut disebut larutan optis aktif.
Besarnya sudut rotasi dapat diukur dengan alat polarimeter. Dengan alat ini juga dapat
ditentukan arah rotasinya. Beberapa senyawa optis aktif memutar cahaya polarisasi ke kiri
(berlawanan dengan arah perputaran jarum jam), ini disebut levorotatory. Senyawa optis
aktif lainnya memutar cahaya polarisasi kekanan (searah dengan perputaran jarum jam), ini
disebut dextrorotatory. Disepakati, rotasi ke kiri diberi tanda minus (-) atau l, dan rotasi
kekanan diberi tanda plus (+) atau d. Sebagai contoh (-)-morfin, adalah levorotatory, dan
(+)-sukrosa, adalah dextrorotatory.

Sumber cahaya Polarisator Tabung sampel Analisator Pengamat


Skema polarimeter (John Mc Murry hal 227)

B. Rotasi Spesifik
Rotasi bidang cahaya terpolarisasi merupakan tetapan intrinsik dari suatu molekul
organik yang optis aktif. Besarnya rotasi tergantung pada konsentrasi sampel dan panjang
sampel yang dilewati cahaya.
Rotasi spesifik,

[]D =
l x C

 : Rotasi yang teramati


l : Panjang tabung (dm)
C : Konsentrasi sampel (g/ml)
Sumber cahaya yellow sodium D line dengan panjang gelombang 5896 A°.
(“Rotasi yang teramati apabila cahaya di lewatkan pada sampel dengan konsentrasi 1g/ml
dan panjang tabung 1dm”).
Rotasi spesifik adalah tetapan fisika yang khas untuk senyawa yang optis aktif seperti
terlihat pada tabel berikut:

Tabel Rotasi spesifik dari beberapa molekul-molekul organic


Senyawa []D o Senyawa []D o
Kamfor + 44,26 Penicillin + 223
Morfin - 132 Monosodium glutamat + 25,5
Sukrosa + 68,47 Benzena 0
Kolesterol - 31,5 Asam asetat 0
C. Enantiomer
Setelah Biot menemukan aktivitas optic pada tahun 1815, enantiomer ditemukan oleh
Louis Pasteur tahun 1848. Pastuer menemukan kristal garam dari asam Tartrat dari anggur.
Rekristalisasi dari larutan pekat Natriammonium Tartrat dibawah 28°C menghasilkan 2
macam kristal yang tidak dapat saling dihimpitkan, tidak simetris tetapi ada hubungan satu
sama lain, seperti tangan kiri dan tangan kanan (bila tangan kanan diletakkan di depan kaca,
maka bayangannya seperti tangan kiri) (gambar 3).

Kristal Natrium Ammonium Tartrat. Kristal (a), adalah dextrorotatory“tangan kanan”


dan kristal (b) adalah levorotatory ”tangan kiri”.

Isomer optik atau enantiomer (Greek enantio, berlawanan) adalah molekul-molekul


yang nonsuperimposable mirror image (tidak dapat dihimpitkan dengan bayangan
cerminnya). Enantiomer garam asam tartrat yang dapat dipisahkan oleh Pasteur adalah
identik dalam semua aspek, kecuali pada interaksinya dengan cahaya terpolarisasi.
Keduanya mempunyai tetapan fisika yang identik, seperti titik lebur dan titik didih, dan juga
mempunyai hubungan seperti tangan kiri dan tangan kanan.

D. Enantiomer dan Karbon Tetrahedral


Tahun 1874 ada beberapa penemuan-penemuan tentang stereokimia.
1. Teori struktur dari kekule menunjukkan karbon selalu tetravalen.
2. Hanya ada satu isomer dari CH3X.
3. Hanya ada satu isomer dari CH2XY.
4. Dua isomer dari CHXYZ.
Menurut Pasteur : (+) dan (-) Asam Tartrat sebagai contoh yang pertama. Tetapi 1874
ditemukan 12 pasang enantiomer termasuk (+)-Asam Laktat dari jaringan otot dan (-)-
Asam Laktat dari susu.
H H

H3C C COOH X C Z

OH Y
Asam Laktat Formula Umum CHXYZ

Berdasarkan kenyataan tersebut, Van’t Hoff menyimpulkan :


1. Hanya ada 1 isomer dari formula CH3X, menunjukkan bahwa keempat valensi dari
karbon adalah identik. Hanya ada satu CH3Cl, CH3OH, CH3COOH dan lain-lain.
Penggantian keempat Hidrogen atom dengan gugus X, hasilnya sama saja, sehingga
Van’t Hoff menyimpulkan ada 3 bentuk yang memungkinkan.

Kemungkinan 3 bentuk metana (John Mc Murry)

2. Hanya ada 1 isomer dari CH2XY menunjukkan bentuk planar dan pyramidal tidak benar.

Hipotetik bentuk isomer cis-trans (John Mc Murry, hal 232)


Bentuk tetrahedral metana. Rotasi 180o tidak merubah bentuk molekul (John Mc Murry)

Karbon tetrahedral dan bayangan cerminnya seperti tangan kanan dan tangan kiri
(Mc Murry, hal 234)

CH3X dan CH2XY adalah molekul yang identik dengan bayangan cerminnya. Keduanya
Superimpose.
3. Molekul CHXYZ tidak identik dengan bayangan cerminnya, keduanya tidak
superimpose. Begitu juga dengan tangan kiri dan tangan kanan.
Misalnya : pada CHXYZ; X dan Z superimpose tapi H dan Y tidak superimpose.
Molekul CHXYZ sebagai pasangan enantiomer.
Menghimpitkan (+)-asam laktat dan (-)-asam laktat (John Mc Murry)

E. Kiral, Akiral dan prokiral


Simetris dan tidak simetris. Bagaimana memprediksi senyawa tersebut optis aktif atau tidak
optis aktif? Senyawa adalah optis aktif apabila tidak superimposible pada bayangan
cerminnya. Senyawa tersebut disebut kiral. Senyawa bukan kiral apabila mempunyai bidang
simetri. Molekul yang mempunyai bidang simetri harus superimposible pada bayangan
cerminnya. Apakah suatu molekul tersebut kiral atau akiral ?.

Bidang simetri Tidak bidang simetri


Bidang simetri (John Mcurry)

Senyawa asam hidro asetat mempunyai bidang simetri


dan senyawa asam laktat tidak mempunyai bidang simetri (Mc Murry)
CONTOH :
Substitusi pada C5
Br
* - H
CH3 - CH2 - CH2 - CH2 - CH2 - C - CH2 - CH2 - CH2 - CH3
- Br2
H
5-Bromodekana - CH2CH2CH2CH3
(Kiral)
(Butil)
- CH2CH2CH2CH2CH3
(Pentil)

Senyawa Prokiral adalah senyawa akiral yang dapat berubah menjadi kiral melalui reaksi
kimia satu tahap. Contoh:

Enansiomer 2-butanol dapat terjadi melalui penyerangan atom H pada 2 sisi yang
berbeda. Sisi yang searah dengan arah jarum jam disebut dengan Re sedangkan sisi yang
berlawanan dengan arah jarum jam disebut sisi Si. Penyerang pada sisi Re menghasilkan
senyawa (S)-2-butanol sedangkan pada sisi Si mengahasilkan (R)-2-butanol.

Contoh lain senyawa prokiral:

F. Konfigurasi (CAHN – INGLOD – PRELOG)


1. Urutkan atom-atom di sekitar atom C kiral menurut nomer atomnya. Yang tertinggi
nomer 1 dan yang terendah nomer 4.
2. Molekul dilihat dari arah yang bertentangan dengan atom yang terrendah.
3. Bila urutan 1→ 2 → 3 searah dengan perputaran jarum jam, maka senyawa tersebut
mempunyai konfigurasi R (Rectus, Right). Bila sebaliknya → S (Sinister, Left).

Urutan prioritas:
1. Berdasarkan nomor atom yang menurun dari atom yang terikat langsung pada atom C
khiral.
Cl - OH - NH2 - CH3 F - OH - NH2 - CCl3
Br - SH - NH2 - COOH
Contoh : konfigurasi S (+)-asam laktat

(John Mc Murry, hal 241)


Gambar 11. Konfigurasi S (+)-asam laktat
(John Mc Murry, hal 242)
Gambar 12. Konfigurasi R (-)-asam laktat

(John Mc Murry, hal 242)


Gambar 13. Konfigurasi (+)-alanin dan (-)-gliseraldehid

G. Diastereomer
Molekul seperti Asam Laktat dan Alanin adalah relatif sederhana, karena hanya
mempunyai 1 atom khiral dan 2 enantiomer. Hal ini menjadi komplek pada molekul dengan
lebih dari satu atom C khiral.
Contoh: Asam Amino esensial: Threonin (2-Amino-3-Hidroksi Butanoat. Ada 2 atom C
khiral (C2 dan C3) dan ada 4 stereoisomer.
Cermin Cermin
COOH COOH COOH COOH
H C NH2 H2N H H NH2 H2N H
C C C

C C C C
H OH HO H HO H H OH
CH3 CH3 CH3 CH3
2R , 3R 2R , 3S 2S , 3R
2S , 3S
Enantiomer Enantiomer
(John Mc Murry, hal 244)
Gambar 14. Empat isomer threonin, 2-amino-3-hidroksibutanoat
2R, 3R bayangan cermin 2S, 3S
2R, 3S bayangan cermin 2S, 3R
Bagaimana dengan 2R, 3R dengan 2R, 3S tidak superimposible dan tidak enantiomer.

Diastereomer adalah stereoisomer yang bukan bayangan cermin satu dengan yang
lainnya, mereka mirip tetapi tidak identik.
Enantiomer: harus mempunyai bayangan cermin (kebalikan) pada seluruh atom C khiral.
Diastereomer : mempunyai konfigurasi yang sama pada satu atau lebih atom C khiral, tetapi
konfigurasinya kebalikan pada atom C khiral yang lain.

Tabel 2. HUBUNGAN ANTARA 4 STEREOISOMER DARI THREONIN

Stereoisomer Enantiomer Diastereomer


2R, 3R 2S, 3S 2R, 3S 2S, 3R
2S, 3S 2R, 3R 2R, 3S 2S, 3R
2R, 3S 2S, 3R 2R, 3R 2S, 3S
2S, 3R 2R, 3S 2R, 3R 2S, 3S

2R , 3R 2R , 3S

Enantiomer
2S , 3S 2S , 3R Diastereomer
Dari ke empat stereoisomer Threonin, hanya satu 2S, 3R isomer, []D = -28,3° yang
ada di alam dan merupakan nutrien esensial untuk manusia.

H. Senyawa Meso
Senyawa dengan 2 atom C khiral, misalnya Asam Tartrat.
Berdasarkan aktivitas optik yang ditemukan Pasteur, dapat di gambar 4 kemungkinan
bentuk stereoisomer.
Cermin Cermin
COOH COOH COOH COOH
1 1 1
1
H OH HO H H OH HO H
C C C2 C2
2 2

C C C C
HO 3 H H 3 OH H 3 OH HO 3
H
COOH COOH COOH COOH
4 4 4 4
2R , 3R 2S , 3S 2R , 3S 2S , 3R
Bayangan cermin 2R, 3R dan 2S, 3S tidak superimposible → enantiomer.
2R, 3S dan 2S, 3R adalah identik.

COOH COOH
1
H OH HO H
C C
2 Di putar
180°
C C
H 3 OH HO H
COOH COOH
4
2R , 3S 2S , 3R

Identik

Keidentikan ini sebagai konsekuensi adanya bidang simetri dalam molekul tersebut. Bidang
simetri memotong melalui ikatan C2-C3, membentuk separuh molekul menjadi bayangan
cermin dari separuh molekul lainnya.

Bidang simetri melalui ikatan C2-C3 meso asam tartrat (Mc Murry)
Senyawa yang superimposible pada bayangan cermin pada bidang simetrinya, dan
mempunyai atom C khiral disebut senyawa MESO.
Asam Tartrat mempunyai 3 stereoisomer :
- 2 enantiomer
- 1 meso
MOLEKUL DENGAN LEBIH DARI 2 ATOM C KHIRAL
1 atom C khiral → 2 stereoisomer (1 pasang enantiomer)
2 atom C khiral → 4 stereoisomer (2 pasang enantiomer)

I. Molekul dengan lebih dari 2 atom C kiral


Dari satu atom C kiral, memberi dua bentuk stereoisomer (satu pasang enantiomer),
dua atom C kiral dalam 1 molekul, menghasilkan maksimun 4 stereoisomer (dua pasang
enantiomer). Dari hitungan dapat ditemukan bahwa molekul dengan n atom C khiral
menghasilkan 2n stereoisomer (2n-1 pasangan enantiomer). Sebagai contoh kolesterol,
mempunyai 8 atom C khiral. Jadi 28 = 256 stereoisomer (128 pasangan enantiomer) yang
mungkin terjadi. Tetapi hanya 1 yang berasal dari alam.

*
CH3 H
*
*
CH3 H
*
*
* *
H H
*
HO
H
Kolesterol

J. Senyawa dengan atom N-kiral


Secara umum yang dimaksud dengan khiralitas adalah adanya 4 substituen yang
berbeda yang terikat pada pusat tetrahedral. Selain karbon sebagai pusat tetrahedral ada
atom-atom lain yang dapat menjadi pusat tetrahedral, yaitu: Silikon, Nitrogen, Fosfor dan
Sulfur.
Bila atom N dianggap terletak pada pusat tetrahedral, maka tiga ikatan dalam Amina
berarah ke tiga sudut dari tetrahedral tersebut. Sedangkan pasangan elektron mandiri (Lone
Pair Electron) berarah ke titik sudut yang ke empat.
Dapatkah Nitrogen tervalensi menjadi khiral? Apakah Etilmetilamin mempunyai
sepasang enantiomer? Jawabannya ya dan tidak. Ya secara prinsip, tetapi tidak secara
prakteknya. Tetrahedral Trivalen Nitrogen berubah dengan cepat → sebagai inversi payung
→ enantiomernya. Itu sebabnya mereka tidak dapat dipisahkan atau diisolasi.
Cermin Cermin
H
H
N H3CH2C N N
H N CH2CH3
H3C CH2CH3 H3CH2C
H
CH3 H3C CH3
Cepat

K. Reaksi Stereokimia
Addisi HBr pada Alkena
Beberapa reaksi organik menghasilkan produk-produk dengan pusat-pusat khiral.
Sebagai contoh HBr direaksikan dengan 1-Butena menghasilkan 2-Bromobutana, suatu
molekul khiral. Bagaimana prediksi stereokimia dari produk khiral? Jawabannya: 2-
Bromobutana adalah campuran rasemik R dan S enantiomer.

*
Br
HBr
CH3-CH2-CH=CH3 CH3 - CH2 - CH - CH3
Eter
1-Butena (±)-2-Bromobutana
(Akiral) (kiral)
Untuk mengerti mengapa rasemik produk dapat terjadi, kita lihat apa yang terjadi
selama reaksi. 1-Butena pertama kali terprotonasi oleh H+ menghasilkan intermediet 2°.
Karbokation sekunder ion ini terhibridasi SP2. Itu sebabnya mempunyai bidang simetri dan
akhiral. Akhirnya dapat diserang oleh Bromida ion (juga akhiral) yang juga sama baiknya
dari atas maupun dari bawah.
Serangan dari atas menghasilkan (S)-2-Bromobutana, serangan dari bawah
menghasilkan (R)-2-Bromobutana. Keduanya ada dalam jumlah yang sama banyaknya →
campuran rasemik.
Br

C
H
- H2CH3C
Br CH3
Atas (S)-2-Bromobutana
+ H (50%)
CH3-CH2-CH=CH3 H
CH3CH2 C
1-Butena CH3
Ba CH3
wa
- h H2CH3C
Intermediet Br H
Karbokation C
(Akhiral)
Br
(R)-2-Bromobutana
(50%)
Gambar 16. Stereokimia Addisi HBr pada 1-Butena

Intermediet karbokation memberikan hasil yang sama baiknya pada serangan dari atas
maupun dari bawah.
Br
− Br

Br- C
+ C H
H H3CH2C
TS1 H3CH2C CH3
CH3
H (S)-2-Bromobutana
CH3CH2 C Cermin
CH3 ¹
Br- CH3 CH3
Kation 1-Metil Propil H3CH2C H3CH2C
TS2 H H
+
C C

Br Br
−
(R)-2-Bromobutana

Transition State
Bromida menyerang 1-Metil Propil Kation. Serangan dari atas adalah bayangan
cermin dari serangan bawah. Keduanya memberikan hasil yang sama baiknya → produk
campuran rasemik terbentuk. C….Br menunjukkan ikatan pada transition state ditempat itu
ikatan terbentuk.
Addisi Br2 pada Alkena.
Brominasi pada 2-Butena menghasilkan pusat-pusat khiral. Apa prediksi bentuk
stereokimianya? Cis-2-Butena (planar, akhiral), kita berharap Bromida akan menghasilkan
ikatan rangkap sama baiknya. Baik dari atas maupun dari bawah.
H Br
a H 3C C C
H
Br
CH3
H H Br+ (2S,3S)-Dibromobutana
Br2
C C C C Cermin
H3C CH3 H H
Cis-2-Butena CH3 a b CH3 Br H
(Akhiral) CH3
b C C
Br- H
Intermediet
Ion Bromonium H3C Br
(2R,3R)-Dibromobutana

Gambar 17. Addisi Br2 pada Cis-2-Butena menghasilkan Rasemik


2S, 3S dan 2R, 3R.
Brominasi Trans-2-Butena, apakah juga terbentuk rasemik?
H Br
H3C C C
a
CH3
Br
H
Br+ (2S,3R)-Dibromobutana
H CH3 (Meso)
C C Br2
C C Cermin
H3C H H CH3
Trans-2-Butena CH3 a b H Br CH3
H
b C C
Br- H
Intermediet
Bromonium H3C Br
(2R,3S)-Dibromobutana
(Meso)

Gambar 18. Addisi Br2 pada Trans-2-Butena Menghasilkan


Bentuk Meso.

Resolusi Enantiomer Menggunakan Garam Amina (pemisahan campuran rasemik dengan


garam Amina).
+
COOH COO- NH3
H CH3
H OH HO H

CH3 NH2 CH3


H CH3
Garam R,R
+
+ COO- NH3
(R)-1-Fenil Etil Amin
H CH3
COOH
HO H

HO H
CH3
CH3 Garam S,R

Asam Laktat Rasemik


(50% R, 50% S)
ReaksiAsam Laktat Rasemik Dengan R-1-Fenil Etil Amina Menghasilkan Campuran Diastereomer.

R. Acid + S. Acid
(Rasemic Mixture)
R Amine

R,R Salt + S, R Salt


(Diastereomer)
Separate

R, R Salt S, R Salt

R-Acid R-Amine HCl S-Acid R-Amine HCl

Anda mungkin juga menyukai