Anda di halaman 1dari 12

ZAT PEWARNA PADA MAKANAN

Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah

“Biologi Umum”

Dosen Pengampu :

Dra. Uswatun Hasanah, M.Si

Disusun Oleh :

El Kamty Yamareta Rahmawaty (4213131081)

Elvi Zuryyati Pratama (4213331016)

Juwita Marine Egya (4211131015)

Santa Maria Manalu (4212431003)

Yuli Rahmayani Hasibuan (4212131011)

Zahratul Hasanah (4211131016)

PENDIDIKAN KMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa kerena atas rahmat, karunia
serta kasih sayang-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Zat Pewarna pada
Makanan ini dengan sebaik mungkin. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada
junjungan besar Nabi Muhammad SAW. Tidak lupa juga kami ucapkan terimakasih kepada
Ibu Dra. Uswatun Hasanah, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah biologi umum.
Dalam penulisan makalah ini, makalah ini kami menyadari masih banyak kesalahan dan
kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun dengan Teknik
pengetikan. Walaupun demikian, kami selaku penyusun makalah mengarapkan kritikan yang
membangun dari para pembaca guna memperbaiki kesalahan sebagaimana mestinya.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi
pembaca.

Medan, 13 September 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………………………………………………………. i

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………………….. ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………………………… iii

BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………………………. 1

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………………………….. 1


1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………………………………….. 1
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………………………………………. 1
1.4 Manfaat…………………………………………………………………………………………………………. 2

BAB II. PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………………………………… 2

2.1 Definisi Zat Pewarna…………………………………………………………………………….

2.2 Macam macam zat pewarn………………………………………………………………………………………

2.3 Fungsi dan dampak pewarna makanan……………………………………………………

2.4 Tips menghindari makanan tidak aman...............................................

BAB III. PENUTUP……………………………………………………………………………………………………………….

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………………………………..

3.2 Saran……………………………………………………………………………………………………………….

BAB I

3
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Perwarna telah lama digunakan pada bahan makanan dan minuman untuk
memperbaiki tampilan produk pangan. Pada mulanya zat pewarna yang
digunakan adalah zat warna alami dari tumbuhan dan hewan. Semakin
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, penggunaan zat
pewarna alami semakin berkurang dalam industry pangan yang digantikan
lebih banyak oleh zat warna sintetik. Akan tetapi, seringkali terjadi
penyalahgunaan pemakaian zat pewarna untuk sembarang bahan pangan
misalnya, zat pewarna untuk tekstil dan kulit dipakai untuk mewarnai bahan
pangan. Hal ini jelas sangat berbahaya bagi Kesehatan karena adanya residu
logam berat pada zat pewarna tersebut. Timbulnya penyalahgunaan
tersebut antara lain disebabkan oleh ketidaktahuan masyarakat mengenai
zat pewarna untuk pangan, dan disamping itu harga zat pewarna untuk
industry jauh lebih murah dibandingkan dengan harga zat pewarna untuk
pangan. Hal ini disebabkan bea masuk zat pewarna untuk bahan pangan jauh
lebih tinggi daripada zat pewarna bahan non pangan. Lagipula warna dari zat
pewarna tekstil atau kulit biasanya lebih menarik.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat ditarik beberapa rumusan
masalah yang dikaji dalam makalah ini :
a. Bagaimanakah pengaruh pemberian berbagai konsentrasi filrat pigmen
antosianin kulit buah naga supermerah terhadap intensitas warna
(kecerahan, kemerahan, dan kekuningan) yougurt?
b. Pada konsentrasi berapakah filrat pigmen antosianin kulit buah naga
supermerah pada yougurt yang memiliki kecenderungan warna
dibandingkan dengan yougurt pada umumnya.

1.3 TUJUAN PENULISAN


a. Mengetahui pengaruh pemberian berbagai konsentrasi filrat pigmen
antosianin kulit buah naga supermerah terhadap intensitas warna
yougurt.
b. Mengetahui pemberian konsenrasi filrat pigmen antosianin buah naga
supermerah pada yougurt yang memiliki kecenderungan warna
dibandingkan pada yougurt pada umumnya.
1.4 MANFAAT PENULISAN
a. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang pemanfaatan kulit
buah naga supermerah sebagai pewarnaan alami makanan yang aman.
b. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang pemberian
konsentrasi filrat pigmen antosianin kulit buah naga supermerah yang
paling disukai pada produk minuman yougurt

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 ZAT PEWARNA
DEFINISI
Pewarna banyak dijumpai dan digunakan untuk berbagai jenis makana,
terutama berbagai produk jajanan pasar dan berbagai makanan olahan yang dibuat oleh
industry kecil, industry rumah tangga, dan industry besar. Pewarna merupakan zat warna
atau bahan lain yang dibuat dengan cara sintesis atau cara kimiawi lain, atau bahan alami
dari tanaman, hewan, mineral atau sumber lainnya yang diesktrak, diisolasi atau terbuat
dari ekstrak atau isolat dengan atau tanpa perubahan identitas yang bila ditambahka atau

5
digunakan kebahan makanan, obat, kosmetik, atau kebagian tubuh menjadi bagian dari
warna dari bahan tersebut. Zat pewarna adalah bahan tambahan makanan yang dapat
memperbaiki warna makanan yang berubah atau menjadi pucat selama proses pengolahan
atau untuk memberi warna pada makanan agar kelihatan lebih menarik. Menurut
PERMENKES RI No.722/Menkes/Per/1X/1988, zat pewarna adalah bahan tambahan
makanan yang dapat memperbaiki atau memberi warna pada makanan.
Warna pada makanan merupakan indicator kesegaran atau kematangan. Zat
pewarna makanan dapat diperoleh dari bahan alam atau dari bahan buatan. Menurut
International Food Information Council (IFIC) 1994, pewarna pangan adalah zat yang
digunakan untuk memberikan atau meningkatkan warna suatu produk pangan, sehingga
menciptakan image tertentu dan membuat produk lebih menarik.
Zat pewarna adalah bahan tambahan makanan yang dapat memperbaiki atau
memberi warna pada makanan. Penambahan pewarna pada makanan dimaksud untuk
memperbaiki warna makanan yang berubah atau memucat selama proses pengolahan atau
memberi warna pada makanan yang tidak berwarna agar kelihatan lebih menarik.

2.2 MACAM-MACAM PEWARNA


Zat pewarna terbagi menjadi dua yaitu pewarna alami dan pewarna buatan.
1. Pewarna Alami
Banyak warna cemerlang yang bersumber dari tanaman dan hewan yang
digunakan sebagai pewarna untuk makanan. Beberapa pewarna alami
turut ikut menyumbangkan nilai nutrisi, bumbu, dan pemberi rasa ke
bahan olahannya. Dewasa ini,banyak konsumen yang menginginkan
bahan alami masuk dalam daftar diet mereka. Banyak pewarna olahan
yang sebelumnya menggunakan pewarna sintesis berpindah ke pewarna
alami.

Tabel 1. Jenis pewarna alami pada produk makanan dan batas


maksimum penggunaanya

No Nama BTM Jenis/ Bahan Makanan Batas Penggunaan


Maksimum
1. Anato Es krim, lemak, minyak 100 mg – 600 mg /
kacang, margarin, kg
keju,minyak kelapa
2. Kantaxantin Es krim, lemak, minyak 30 mg – 60 mg / kg
makan, jem, jeli, udang
kalengan
3. Karamel, ammonia Es krim, jem, jeli, jamur 150 mg – 3 g / kg
sulfit process kalengan, acar ketimun
dalam botol.

6
4. Karmin Yougurt 20 mg / kg
5. Klorofil Jem, jeli, keju 200 mg / kg
6. Riboflavin Acar ketimun dalam botol, 50 mg – 300 mg / kg
keju, es krim
7. Titanium Dioksida Kembang gula Secukupnya

2. Pewarna Buatan
Pewarna buatan merupakan bahan kimia yang dengan sengaja
ditambahkan pada makanan untuk memberikan tambahan warna yng
diinginkan karena warna semula hilang selama proses pengolahan atau
karena seseorang menginginkan adanya warna tertentu. Warna dari
suatu produk makanan maupun minuman merupakan salah satu ciri yang
penting. Warna juga turut mempengaruhi persepsi akan rasa. Oleh sebab
itu, warna menimbulkan banyak pengaruh terhadap konsumen dalam
memilih suatu produk makanan dan minuman.
Beberapa jenis pewarna makanan buatan yang berbahaya dan dilarang
oleh pemerintah adalah.
1. Rhodamin B
Rhodamin B merupakan pewarna makanan buatan atau sintetik yang
berbentuk kristal dan memiliki warna hijau atau ungu kemerahan.
Pewarna ini biasanya digunakan untuk mewarnai tekstil, kertas, dan
produk kosmetik, sehingga jika dikonsumsi atau ditambahkan pada
makanan dan minuman bisa berbahaya.
2. Metanil Yellow
Metanil yellow adalah pewarna makanan sintetik yang memiliki warna
kuning kecoklatan yang bisa larut dalam air dan alkohol. Metanil yellow
biasanya berbentuk serbuk dan sering digunakan untuk mewarnai tekstil,
kertas, tinta, plastik, kulit, cat, dan lain sebagainya.
3. Alura Red
Pewarna makanan berbahaya selanjutnya adalah alura red atau Red 40.
Pewarna ini mengandung benzidene yang disinyalir bersifat karsinogen
atau bisa memicu kanker.
Hingga sampai saat ini alura red masih sering digunakan pada beberapa
makanan dan minuman yang dijual dipasaran. Menurut FDA, takaran
aman untuk allura red adalah 7 miligram per kilogram berat badan tubuh.
4. Sunset Yellow
Sunset yellow adalah pewarna makanan buatan yang juga dicurigai dapat
berbahaya jika dikonsumsi berlebihan oleh manusia. Menurut FDA,
takaran yang aman untuk pewarna ini adalah 3,75 miligram per kilogram
berat badan.

2.3. FUNGSI DAN DAMPAK PENGGUNAAN PEWARNA MAKANAN

7
Fungsi pewarna yaitu untuk mempertajam atau menyeragamkan warna
bahan makanan yang mengalami perubahan pada saat proses pengolahan. Pada buah,
pemberian pewarna memiliki tujuan untuk menyeragamkan penampilan. Syah dalam
Batama menambsahkan bahwa beberapa tujuan utama penambahan zat pewarna dalam
makanan yaitu :
1. Menutupi perubahan warna akibat paparan cahaya, udara dan temperature yang ekstrim
akibat pengolahan dan penyimpanan
2. Memperbaiki variasi alami warna
3. Membuat identitas produk pangan
4. Menarik minat konsumen dengan pilihan warna yang menarik
5. Untuk menjaga rasa dan vitamin produk simpan yang mungkin akan terpengaruh sinar
matahari.
DAMPAK PENGGUNAAN PEWARNA MAKANAN
Pemakaian zat pewarna buatan dalam makanan dan minuman mempunyai
dampak positif bagi produsen dan konsumen, diantaranya dapat membuat makanan
menjadi lebih menarik, meratakan warna makanan, dan membalikkan warna bahan dasar
yang telah hilang selama pengolahan. Disamping dampak positif penggunaan zat pewarna
buatan, ternyata zat pewarna buatan juga dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan
dan bahkan memberikan dampak negative bagi Kesehatan konsumen. Menurut Cahyadi hal-
hal yang mungkin memberiakan dampak negative tersebut yaitu apabila :
1. Bahan pewarna buatan yang digunakan adalah zat pewarna yang dilarang
penggunaannya pada makanan.
2. Bahan pewarna buatan dimakan dalam jumlah kecil namun berulang.
3. Bahan pewarna buatan dimakan dalam jangka waktu yang cukup lama.
4. Kelompok masyarakat yang luas dengan daya tahan tubuh yang berbeda-beda yaitu
tergantung pada umur, jenis kelamin, berat badan, mutu makanan sehari-hari, dan keadaan
fisik.
5. Penggunaan bahan pewarna buatan yang melebihi batas maksimal penggunaan.
6. Penyimpanan bahan pewarna sintesis oleh pedagang bahan kimia yang tidak memenuhi
persyaratan.
Baik zat pewarna buatan maupun alami yang digunakan dalam industry makana harus
memenuhi standar nasional dan internasional. Penyalahgunaan zat pewarna melebihi
ambang batas maksimum atau penggunaan secara illegal zat pewarna yang dilarang
digunakan dapat mempengaruhi Kesehatan konsumen, seperti timbulnya keracunan akut
dan bahkan kematian. Pada tahap keracunan kronis, dapat terjadi gangguan fisiologis tubuh
seperti kerusakan syaraf, gangguan organ tubuh dan kanker.

8
Berbagai penelitian dan uji telah membuktikan bahwa dari penggunaan zat pewarna ini
pada makanan dapat menyebabkan kerusakan pada organ hati. Pada uji terhadap mencit,
diperoleh hasil terjadi perubahan sel hati dari normal menjadi nekrosis dan jaringan
disekitarnya mengalami disentegrasi atau disorganisasi. Kerusakan pada jaringan Hati
ditandai dengan terjadinya pignotik dan hiperkromatik dari nucleus. Degenerasi lemak dan
sitolisis dari sitoplasma. Batas antar sel tidak jelas, susunan sel tidak teratur dan sinusoid
tidak utuh. Semakin tinggi dosis yng diberikan maka semakin berat sekali timgkat kerusakan
hati mencit. Secara statistic, terdapat perbedaan yang nyata antara kelompok control
dengan kelompok perlakuan dalam laju rata-rata pertambaan berat badan
Berikut ini beberapa alasan utama menambahan zat pewarna pada makanan:
1. Untuk memberi kesan menarik bagi konsumen.
2. Menyeragamkan warna makanan dan membuat identitas produk pangan.
3. Untuk menstabilkan warna atau untuk memperbaiki variasi alami warna. Dalam hal ini
penambahan warna bertujuan untuk menutupi kualitas yang rendah dari suatu produk
sebenarnya tidak dapat diterima apalagi bila menggunakan zat pewarna yang berbahaya.
4. Untuk menutupi perubahan warna akibat paparan cahaya, udara atau temperatur yang
ekstrim akibat proses pengolahan dan selama penyimpanan.
5. Untuk menjaga rasa dan vitamin yang mungkin akan terpengaruh sinar matahari selama
produk disimpan.
2.4 TIPS MENGHINDARI MAKANAN TIDAK AMAN
1. Carilah makanan atau minuman yang warnanya tidak terlalu mencolok
Untuk produk makanan yang tidak dikemas secara khusus, sebaiknya anda pilih makanan
atau minuman dengan warna yang tidak terlalu mencolok. Hal ini karna makanan yang
terlihat mencolok atau "ngejreng" kebanyakan dari pewarna makanan sintesis yang biasa
digunakan untuk pewarna tekstil.
2. Test terlebih dahulu jika memilih makanan atau minuman yang berwarna
Caranya, uji cobalah dengan menempelkan makanan ke tangan atau kain. Jika warnanya
menempel atau sulit dihilangkan, artinya makanan tersebut menggunakan pewarna yang
tidak aman dan tidak layak untuk dikonsumsi.
3. Kenalkan sejak dini pada anak
Tidak cukup dengan mengetahui pewarna yang aman atau tidak aman, kenalkan juga sedini
mungkin pada anak - anak, makanan yang aman dan tidak aman. Sehingga anak - anak
mengetahui makanan yang boleh ia makan atau tidak.
4. Baca jenis dan jumlah pewarna yang dipergunakan

9
Setiap kali membeli makanan dalam kemasan, teliti dan baca jenis dan bahan makanan yang
dipergunakan dalam produk tersebut. Hal ini untuk mengetahui jumlah kandungan bahan
pewarna yang dipakai dimakanan tersebut.
5. Perhatikan label pada setiap kemasan produk
Pastikan di label makanan tercantum izin dari BPOM ( Badan Pengawas Obat dan Makanan )
yang bertulis POM beserta no izin pendaftaran. Atau jika produk tersebut hasil industri
rumah tangga, maka harus ada nomor pendaftarannya yang tertulis P-IRT (Pangan Industri
Rumah Tangga)
Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes)
No.239/Menkes/Per/V/85 menetapkan 30 zat pewarna berbahaya.

10
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Penambahan zat pewarna pada makanan dilakukan untuk memberi kesan menarik bagi
konsumen. Penambahan zat pewarna terbukti mengganggu kesehatan, misalnya
mempunyai efek racun, berisiko merusak organ tubuh dan berpotensi memicu kanker. Oleh
karna itu terdapat beberapa zat pewarna makanan berbahaya dan dilarang penggunaannya.
Pemerintah sendiri telah mengatur penggunaan zat pewarna pada makanan. Namun
demikian masih banyak produsen makanan, terutama pengusaha kecil yang menggunakan
zat - zat pewarna yang dilarang penggunaannya oleh pemerintah dan berbahaya bagi
kesehatan, yang pada umumnya mempunyai warna yang lebih cerah, lebih stabil dalam
penyimpanan, harganya lebih murah dan Prosen pangan belum menyadari bahaya dari
pewarna - pewarna tersebut.

3.2. SARAN
Alternatif lain untuk menggantikan zat pewarna sintesis adalah dengan menggunakan
pewarna alami seperti ekstrak daun Suji, kunyit, dan ekstrak buah - buahan yang pada
umumnya lebih aman. Disamping itu masih ada pewarna alami yang diijinkan digunakan
dalam makanan antara lain caramel, Beta - karoten, klorofil dan kurkumin.

11
12

Anda mungkin juga menyukai