DISUSUN OLEH:
KELOMPOK II
2. NIKE NUSMESE
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, produk pangan yang dihasilkan
oleh industry pangan dituntut untuk menghasilkan inovasi-inovasi baru
sehingga dapat memenuhi permintaan konsumsi beberapa inovasi tersebut
meliputi ketahanan dalam penyimpanan,pembentuk tesktur, pemberian warna,
serta penambahan cita rasa yang menuntun industry pangan untuk
menambahkan bahan tambahan pangan (BTP) sehingga sesuai dengan
permintaan consumen.
BTP yang digunakan dalam dunia pangan memiliki banyak jenis salah
satunnya adalah pewarna, zat pewarna merupakan senyawa kimia yang
ditambahkan secara sengaja dan digunakan untuk memberikan warna terhadap
produk olahan pangan pada industry makanan dan minuman, berdasarkan
sumbernya terbagi menjadi dua yaitu pewarna alami dan buatan. Dalam
industry pangan penggunaan pewarna buatan atau sintetik terus meningkat
setiap tahunnya didunia. Hal ini dikarenakan zat pewarna buatan memiliki
harga yang relative murah bila dibandinglkan dengan pewarnna alami.
Akan tetapi banyak masyarakat yang belum mengetahui batas atau
kadar penggunaan zat pewarna buatan pada makanan. Sehingga mereka
menggunakan zat pewaenna buatan ini secara berlebihan penggunaan yang
berlebihan seperti ini tentunnya dapat memeberikan dampak negative
terhadap kesehatan manusia. Hal ini dikarenanakan kandungan zat kimia pada
pewarna buatan bersifat buruk pada tubuh jika penggunaannya tidak di awasi
dan dibatasi. Sehingga diperlukan informasi terkait mengenai penggunaan zat
pemanis.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan BTP?
2. Apa yang dimaksud dengan Pewarna buatan dan Pewarna Alami?
3. Apa saja Jenis-jenis pewaena?
4. Berapa jumlah asupan harian yang dapat diterima (ADI) berdasarkan
BPOM?
5. Berapa batasan maksimal bahan pewarna yang diperbolehkan oleh
BPOM?
6. Apa dampak bagi kesehatan jika digunakan dalam jumlah yang
berlebihan?
7. Apa saja metode analisis bahan tambahan makanan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan BTP
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Pewarna buatan dan
Pewarna Alami
3. Untuk mengetahui apa saja Jenis-jenis pewarna
4. Untuk mengetahui berapa jumlah asupan harian yang dapat diterima
(ADI) berdasarkan BPOM
5. Untuk mengetahui berapa batasan maksimal bahan pewarna yang
diperbolehkan oleh BPOM
6. Untuk mengetahui dampak bagi kesehatan jika digunakan dalam jumlah
yang berlebihan
7. Untuk mengetahui metode analisis bahan tambahan makanan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Bahan Tambahan Makanan (BTM) menurut PERMENKES RI No.
1168/MENKES/PER/X/1999 adalah bahan yang biasanya tidak digunakan
sebagai makanapn dan bukan merupakan ingredient khas makanan; mempuyai
atau tidak mempunyai nilai gizi; dengan sengaja ditambahkan ke dalam makanan
untuk maksud teknologi (termasuk organoleptik) pada pembuatan, pengolahan,
penyediaan, perlakuan, pewadahan, pembungkusan, penyimpanan atau
pengangkutan makanan untuk menghasilkan atau diharapkan menghasilkan
(langsung atau tidak langsung) suatu komponan yang mempengaruhi sifat khas
makanan.
Pewarna buatan adalah BTM yang memberikan warna pada produk pangan
yang tidak atau sedikit mrempunyai nilai gizi atau kalori, hanya boleh
ditambahkan kedalam produk pangan dalam jumlah tertentu (Depkes 1999; SNI,
2004; BPOM 2004. Pewarna buatan merupakan tambahan bahan pangan yang
dapat menyebabkan rasa manis pada pangan, tetapi tidak memiliki nilai gizi.
Bahan pemanis ini adalah hasil buatan manusia, oleh karena itu, bahan tersebut
tidak diproses secara almiah. pemanis buatan yang telah dikenal dan banyak
menggunakan pemanis buatan kerena dapat menhemat biaya produksi (Nurain A.
Hadju. 2012).
Bahan pangan akan tampak berwarna saat ditambahkan zat pewarna.
Pewarna makanan adalah bahan tambahan yang dapat memperbaiki kualitas
makanan yang terlihat pucat dan tidak menarik selama proses pengolahan
menjadi lebih berwarna dan menarik (Sumantri & Rohman, 2007). Menurut
Lazuardi (2010), Pewarna yang ditambahkan pada makanan akan memperkuat
penampilan makanan yang akan berpengaruh menjadi lebih menarik,
pemberian warna yang menarik pada makanan dan menyeragamkan warna
dalam produksi makanan seperti es krim, minuman, permen.
B. Jenis/Penggolongan
1. Pewarna berdasarkan sumbernya
a. Pewarna Alami
Pewarna alami merupakan zat pewarna alami yang diperoleh dari
tumbuhan, hewan atau sumber-sumber mineral (Winarno,1997). Tanaman
memiliki warna yang bisa digunakan sebagai pewarna alami pada
makanan. Beberapa pewarna alami yang biasaa digunakan yaitu kunyit,
paprika, dan bit digunakan sebagai pewarna pada bahan pangan yang aman
dikonsumsi (Cahyadi,2009).
b. Pewarna Buatan
Menurut Winarno (1997) pewarna sintetik atau pewarna buatan adalah zat
warna buatan yang diperoleh dari proses kimia buatan yang
mengandalkan bahan kimia. Menurut Winarno (1992), zat pewarna
sintetik harus melalui berbagai prosedur pengujian sebelum dapat
digunakan sebagai pewarna makanan. Zat pewarna yang diizinkan
penggunaanya dalam makanan dikenal dengan certified color dan
permitted color.
3. Ponceau 4R (E124 atau SX Purple)
Ponceau 4R adalah pewarna merah hati yang digunakan dalam
berbagai produk, termasuk selai, kue, agar-agar dan minuman ringan.
Selain berpotensi memicu hiperaktivitas pada anak, Ponceau 4R dianggap
karsinogenik (penyebab kanker) di beberapa negara, termasuk Amerika
Serikat, Norwegia, dan Finlandia. US Food and Drug Administration
(FDA) sejak tahun 2000 telah menyita permen dan makanan buatan Cina
yang mengandung Ponceau 4R. Pewarna aditif ini juga dapat
meningkatkan serapan aluminium sehingga melebihi batas toleransi.
4. Allura Red (E129)
Allura Red adalah pewarna sintetis merah jingga yang banyak
digunakan pada permen dan minuman. Allura Red sudah dilarang di
banyak negara lain, termasuk Belgia, Perancis, Jerman, Swedia, Austria
dan Norwegia. Sebuah studi menunjukkan bahwa reaksi hipersensitivitas
terjadi pada 15% orang yang mengkonsumsi Allura Red. Dalam studi itu,
52 peserta yang telah menderita gatal-gatal atau ruam kulit selama empat
minggu atau lebih diikutkan dalam program diet yang sama sekali tidak
mengandung Allura Red dan makanan lain yang diketahui dapat
menyebabkan ruam atau gatal-gatal. Setelah tiga minggu tidak ada gejala,
para peserta kembali diberi makanan yang mengandung Allura Red dan
dimonitor. Dari pengujian itu, 15% kembali menunjukkan gejala ruam
atau gatal-gatal.
5. Quinoline Yellow (E104)
Pewarna makanan kuning ini digunakan dalam produk seperti es
krim dan minuman energi. Zat ini sudah dilarang di banyak negara
termasuk Australia, Amerika, Jepang dan Norwegia karena dianggap
meningkatkan risiko hiperaktivitas dan serangan asma
INS. 100(i)
ADI : 0-3 mg/kg berat badan
Sinonim : Turmeric yellow; diferuloylmethane; kurkum; C.I natural yellow 3
Fungsi lain : -
a. Tabel Batas Maksimal Pewarna Alami Jenis Kurkumin Berdasarkan
BPOM Nomor 37 Tahun 2013
No. Batas
Kategori Kategori Pangan Maksimum(
Pangan mg/kg)
01.1.2 Minuman berbasis susu yang berperisa dan atau CPPB
difermentasi (contohnya susu coklat, eggnog, minuman
yoghurt, minuman berbasis
whey)
01.5.2 Susu dan krim bubuk analog CPPB
01.6.1 Keju tanpa pemeraman (keju mentah) CPPB
01.6.2 Keju peram CPPB
01.6.3 Keju whey CPPB
01.6.4.2 Keju olahan berperisa, keju olahan dengan tambahan CPPB
buah, sayur dan ataudaging
01.6.5 Keju analog CPPB
01.7 Makanan pencuci mulut berbahan dasar susu (misalnya CPPB
puding, yoghurt berperisa atau yoghurt dengan buah)
01.8 Whey dan produk whey, kecuali keju whey CPPB
02.2.1 Semua produk emulsi lemak yang kadar CPPB
lemaknya tidak kurang dari 80%
02.2.2 Emulsi yang mengandung lemak kurang dari CPPB
80%
2. Riboflavin (Riboflavins)
INS.101
Riboflavin (sintetik) (Riboflavin, synthetic)
INS. 101(i)
ADI : 0-0,5 mg/kg berat badan
Sinonim : Vitamin B2; lactoflavin
Fungsi lain : -
3. Karmin dan ekstrak cochineal CI. No. 75470 (Carmines and cochineal extract)
INS. 140
ADI : tidak dinyatakan (not limited)
Sinonim : Magnesium chlorophyll; magnesium phaeophytin; C.I
natural green3
Fungsi lain : -
d. Tabel Batas Maksimal Pewarna Alami Jenis Klorofil Berdasarkan BPOM Nomor 37 Tahun
2013
No.
Batas Maksimum
Kategori Kategori Pangan
(mg/kg)
Pangan
01.1.2 Minuman berbasis susu yang berperisa dan atau CPPB
difermentasi (contohnya susu coklat, eggnog,
minumanyoghurt,
minuman berbasis whey)
01.3.2 Krimer minuman (bukan susu) CPPB
01.4.4 Krim analog CPPB
01.5.2 Susu dan krim bubuk analog CPPB
01.6.1 Keju tanpa pemeraman (keju mentah) CPPB
5. Klorofil dan Klorofilin tembaga kompleks CI. No. 75810 (Chlorophylls and chlorophyllins,
coppercomplexes)
INS. 141
Klorofilin tembaga kompleks CI. No. 75815 (Chlorophyllin copper complexes, sodium and
potassium salts)
INS. 141(ii)
ADI : 0-15 mg/kg berat badan
Sinonim : Potassium copper chlorophyllin; Sodium copper
chlorophyllin
Fungsi lain : -
e. Tabel Batas Maksimal Pewarna Alami Jenis Klorofil dan Klorofilin Berdasarkan BPOM
Nomor 37 Tahun 2013
Batas Maksimum
No.
Kategori Pangan (mg/kg) sebagai
Kategori
Cuprum (Cu)
Pangan
01.1.2 Minuman berbasis susu yang berperisa dan atau 30
difermentasi contohnya susu coklat, eggnog, minuman
yoghurt, minuman
berbasis whey)
01.7 Makanan pencuci mulut berbahan dasar 30
susu(misalnyapuding,yoghurtberperisa
atau yoghurt dengan buah)
02.0 Lemak, minyak dan emulsi minyak 30
03.0 Es untuk dimakan (edible ice), termasuk 30
sherbet dan sorbet
04.1.2 Buah olahan 30
INS. 150a
ADI : tidak dinyatakan (not specified)
Sinonim : Plain caramel; caustic caramel
Fungsi lain : -
f. Tabel Batas Maksimal Pewarna Alami Jenis Karamel Berdasarkan BPOM Nomor 37 Tahun
2013
No. Batas Maksimum
Kategori Kategori Pangan (mg/kg)
Pangan
01.1.2 Minuman berbasis susu yang berperisa dan atau CPPB
difermentasi (contohnya susu coklat, eggnog, minuman
yoghurt, minuman
berbasis whey)
01.3.2 Krimer minuman (bukan susu) CPPB
01.4.4 Krim analog CPPB
01.5.2 Susu dan krim bubuk analog CPPB
01.6.1 Keju tanpa pemeraman (keju mentah) CPPB
7. Karamel III amonia proses (Caramel III - ammoniaprocess)
INS. 150c
ADI : 0–200 mg/kg berat badan (dalam bentuk cair) atau 0-150
mg/kg berat badan (dalam bentuk padatan)
Sinonim : Ammonia caramel
Fungsi lain : -
a. Tabel Batas Maksimal Pewarna Alami Jenis Karamel III Berdasarkan BPOM Nomor 37
Tahun 2013
No. Batas
Kategori Kategori Pangan Maksimum
Pangan (mg/kg)
01.1.2 Minuman berbasis susu yang berperisa dan atau 150
difermentasi contohnya susu coklat, eggnog, minuman
yoghurt, minuman
berbasis whey)
01.3.2 Krimer minuman (bukan susu) CPPB
01.4.4 Krim analog CPPB
01.5.2 Susu dan krim bubuk analog CPPB
01.6.1 Keju tanpa pemeraman (keju mentah) CPPB
INS. 150d
ADI : 0–200 mg/kg berat badan (dalam bentuk cair) atau 0-150 mg/kg berat
badan (dalam bentuk padatan)
Sinonim : Sulfite ammonia caramel
Fungsi lain : -
a. Tabel Batas Maksimal Pewarna Alami Jenis Karamel IV Berdasarkan BPOM Nomor 37
Tahun 2013
No. Batas
Kategori Kategori Pangan Maksimum
Pangan (mg/kg)
01.1.2 Minuman berbasis susu yang berperisa dan atau 150
difermentasi contohnya susu coklat,
eggnog, minuman yoghurt, minumanberbasis
9. Karbon tanaman CI. No.77266 (Vegetablecarbon)
INS. 153
ADI : tidak dinyatakan (no ADI was allocated)
Sinonim : vegetable black; carbon black (vegetable sources)
Fungsi lain : -
a. Tabel Batas Maksimal Pewarna Alami Jenis KARBON Tanaman Cl Berdasarkan BPOM
Nomor 37 Tahun 2013
No. Batas
Kategori Kategori Pangan Maksimum
Pangan (mg/kg)
01.6.1 Keju tanpa pemeraman (keju mentah) CPPB
01.6.2 Keju peram CPPB
01.6.3 Keju whey CPPB
01.6.4.2 Keju olahan berperisa, keju olahan dengan tambahan CPPB
Buah, sayur dan atau daging
01.6.5 Keju analog CPPB
11. Ekstrak anato CI. No. 75120 (berbasis bixin) (Annatto extracts, bixin based : Aqueous
Processed Bixin, Solvent-Extracted Bixin, Oil-ProcessedBixin)
Fungsi lain : -
a. Tabel Batas Maksimal Pewarna Alami Jenis Ekstrak Annato Cl Berdasarkan BPOM
Nomor 37 Tahun 2013
Batas Maksimum
(mg/kg) sebagai
No.
bixin dengan
Kategori Kategori Pangan
norbixin
Pangan
maksimum28%
terhadapbixin
01.1.2 Minuman berbasis susu yang berperisa dan atau 5
difermentasi contohnya susu coklat, eggnog, minuman
yoghurt, minuman
berbasis whey)
01.6.4.2 Keju olahan berperisa, keju olahan dengan 10
tambahan buah, sayur dan atau daging
01.6.5 Keju analog 10
1. Karotenoid(Carotenoids)
Etil ester dari beta apo-8’- asam karotenoat CI. No. 40825 (Beta-Apo-8' -
Carotenoic Acid Ethyl Ester)
INS. 160f
ADI : 0-5 mg/kg berat badan
Sinonim : C.I food orange 7
Fungsi lain : -
a. Tabel Batas Maksimal Pewarna Alami Jenis Karatenoid Berdasarkan BPOM Nomor 37
Tahun 2013
No. Batas
Kategori Kategori Pangan Maksimum
Pangan (mg/kg)
01.1.2 Minuman berbasis susu yang berperisa dan 150
ataudifermentasicontohnya susucoklat,
eggnog, minuman yoghurt, minuman
berbasiswhey)
01.6.1 Keju tanpa pemeraman (keju mentah) 35
01.6.2.1 Keju peram total, termasuk kulit kejunya 100
01.6.2.2 Kulit keju peram 500
01.6.4.2 Keju olahan berperisa, keju olahan dengan 200
tambahan buah, sayur dan ataudaging
INS. 162
ADI : tidak dinyatakan (not specified)
Sinonim : Beet root red
Fungsi lain : -
a. Tabel Batas Maksimal Pewarna Alami Jenis Merah bit Berdasarkan BPOM Nomor 37
Tahun 2013
No. Batas
Kategori Kategori Pangan Maksimum(mg/kg)
Pangan
01.1.2 Minuman berbasis susu yang berperisa dan atau CPPB
difermentasi (contohnya susucoklat,
eggnog, minuman yoghurt, minuman
berbasiswhey)
01.3.2 Krimer minuman (bukan susu) CPPB
01.4.4 Krim analog CPPB
01.5.2 Susu dan krim bubuk analog CPPB
01.6.1 Keju tanpa pemeraman (keju mentah) CPPB
3. Antosianin(Anthocyanins)
INS. 163
ADI : 0-2,5 mg/kg berat badan
Sinonim : Anthocyans
Fungsi lain : -
a. Tabel Batas Maksimal Pewarna Alami Jenis Antosianin Berdasarkan BPOM Nomor 37
Tahun 2013
Batas Maksimum
No.
Kategori Pangan (mg/kg sebagai
Kategori
antosianin
Pangan
01.1.2 Minuman berbasis susu yang berperisa dan atau 150
difermentasi contohnya susu coklat, eggnog, minuman
yoghurt, minuman
berbasis whey)
01.7 Makanan pencuci mulut berbahan dasar 200
susu (misalnya puding, yoghurt berperisa atau yoghurt
dengan buah)
02.4 Makanan pencuci mulut berbasis lemak tidak termasuk 200
makanan pencuci mulut berbasis susu dari kategori01.7
03.0 Es untuk dimakan (edible ice), termasuk 1000
sherbet dan sorbet
4. Titanium dioksida CI. No. 77891 (Titaniumdioxide)
INS. 171
ADI : tidak dinyatakan (not limited)
Sinonim : C.I. pigment white 6
Fungsi lain : -
a. Tabel Batas Maksimal Pewarna Alami Jenis Titanium dioksida Berdasarkan BPOM
Nomor 37 Tahun 2013
No. Batas
Kategori Kategori Pangan Maksimum
Pangan (mg/kg)
05.0 Kembang gula / permen dan cokelat 500
INS. 102
ADI : 0 – 7,5 mg/kg berat badan
Sinonim : C.I. food yellow 4; F.D and C yellow no. 5; EEC serial no. E102
Fungsi lain : -
a. Tabel Batas Maksimal Pewarna Alami Jenis Tartazin Berdasarkan BPOM Nomor 37
Tahun 2013
No. Batas
Kategori Kategori Pangan Maksimum(mg
Pangan /kg)
01.1.2 Minuman berbasis susu yang berperisa dan atau 70
difermentasi contohnya susu coklat, eggnog, minuman
yoghurt,minuman
berbasis whey)
01.7 Makanan pencuci mulut berbahan dasar susu 70
(misalnya puding, yoghurt berperisa
atau yoghurt dengan buah)
02.2.1 Semua produk emulsi lemak yang kadar 30
lemaknya tidak kurang dari80%
02.4 Makanan pencuci mulut berbasis lemak tidak termasuk 70
makanan pencuci mulutberbasis
susu dari kategori 01.7
6. Kuning kuinolin CI. No. 47005 (Quinolineyellow)
INS. 104
ADI : 0 -10 mg/kg berat badan (2006)
0 – 5 mg/kg berat badan (2011, tentative)
Sinonim : C.I.. food yellow 13
Fungsi lain : -
a. Tabel Batas Maksimal Pewarna Alami Jenis Kuning kuolin Berdasarkan BPOM Nomor
37 Tahun 2013
No. Batas
Kategori Kategori Pangan Maksimum
Pangan (mg/kg)
01.1.2 Minuman berbasis susu yang berperisa dan atau 70
difermentasi contohnya susu coklat, eggnog, minuman
yoghurt,minuman
berbasis whey)
01.7 Makanan pencuci mulut berbahan dasar 70
susu (misalnya puding, yoghurt berperisa
atau yoghurt denganbuah)
03.0 Es untuk dimakan (edible ice), termasuk 70
sherbet dan sorbet
INS. 110
ADI : 0 – 4 mg/kg berat badan
Sinonim : CI Food Yellow 3; Orange Yellow S
Fungsi lain : -
a. Tabel Batas Maksimal Pewarna Alami Jenis Kuning FCF Cl Berdasarkan BPOM Nomor
37 Tahun 2013
No. Batas
Kategori Kategori pangan Maksimum
Pangan (mg/kg)
01.1.2 Minuman berbasis susu yang berperisa dan atau 70
difermentasi contohnya susu coklat, eggnog, minuman
yoghurt,minuman
berbasis whey)
01.7 Makanan pencuci mulut berbahan dasar 70
susu (misalnya puding, yoghurt berperisa
atau yoghurt denganbuah)
03.0 Es untuk dimakan (edible ice), termasuk 70
sherbet dan sorbet
04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad 300
INS. 122
ADI : 0 – 4 mg/kg berat badan
Sinonim : Azorubine; food red 3
Fungsi lain : -
a. Tabel Batas Maksimal Pewarna Alami Jenis Karmoisin Berdasarkan BPOM Nomor 37
Tahun 2013
No. Batas
Kategori Kategori Pangan Maksimum
Pangan (mg/kg)
01.1.2 Minuman berbasis susu yang berperisa dan atau 70
difermentasi contohnya susu coklat, eggnog, minuman
yoghurt,minuman
berbasis whey)
01.7 Makanan pencuci mulut berbahan dasar 70
susu (misalnya puding, yoghurt berperisa
atau yoghurt denganbuah)
INS. 124
ADI : 0 – 4 mg/kg berat badan
Sinonim : Cochineal red A; C.I. food red 7; new coccine; brilliant scarlet
Fungsi lain : -
a. Tabel Batas Maksimal Pewarna Alami Jenis Ponceau 4R Cl Berdasarkan BPOM Nomor
37 Tahun 2013
No. Batas
Kategori Kategori Pangan Maksimum
Pangan (mg/kg)
01.1.2 Minuman berbasis susu yang berperisa dan atau 70
difermentasi contohnya susucoklat,
eggnog, minuman yoghurt, minuman
berbasiswhey)
01.7 Makanan pencuci mulut berbahan dasar susu (misalnya 70
puding, yoghurt berperisa atau yoghurt denganbuah)
a. Tabel Batas Maksimal Pewarna Alami Jenis Merah allura Berdasarkan BPOM Nomor 37
Tahun 2013
No. Batas
Kategori Kategori Pangan Maksimum
Pangan (mg/kg)
01.1.2 Minuman berbasis susu yang berperisa dan atau 70
difermentasi contohnya susu coklat, eggnog, minuman
yoghurt,minuman
berbasis whey)
01.7 Makanan pencuci mulut berbahan dasar 70
susu (misalnya puding, yoghurt berperisa
atau yoghurt denganbuah)
04.1.2.5 Jem, jeli dan marmalad 300
04.1.2.7 Buah bergula 300
04.1.2.9 Makanan pencuci mulut (dessert) berbasis buah 70
termasuk makanan pencuci mulut
berbasis air berflavor buah
Tepung agar 2500
04.1.2.11 Produk buah untuk isi pastri 300
-67-
No. Batas
Kategori Kategori Pangan Maksimum(
Pangan mg/kg)
05.1.4 Produk kakao dan cokelat 100
05.1.5 Produk cokelat analog/ pengganti cokelat 100
05.2 Kembang gula / permen meliputi kembang gula keras 100
dan lunak / permen keras dan lunak, nougat, dan lain-
lain, tidak termasuk
produk dari kategori 05.1, 05.3 dan 05.4
05.3 Kembang gula karet / permen karet 100
05.4 Dekorasi (misalnya untuk bakery), topping 300
(non-buah) dan saus manis
06.3 Serealia untuk sarapan, termasuk rolled oats 70
06.5 Makanan pencuci mulut berbasis serealia 70
dan pati (misalnya puding nasi, puding
tapioka)
06.7 Kue beras 70
07.1.2 Krekers, tidak termasuk krekers manis 100
07.1.3 Produk bakeri tawar lainnya (misalnya bagel, 100
pita, muffin inggris)
07.1.6 Premiks untuk roti tawar dan produk bakeri 100
tawar
07.2.1 Keik, kukis dan pai (isi buah atau custard,vla) 70
07.2.2 Produk bakeri istimewa lainnya (misalnya 70
donat, roll manis, scones, danmuffin)
07.2.3 Premiks untuk produk bakeri istimewa 100
(misalnya keik,panekuk)
11.3 Larutan gula dan sirup, juga gula invert (sebagian), 70
termasuk treacle dan molases
(tetes tebu) tidak termasuk produk dari
kategori11.1.3
11.4 Gula dan sirup lainnya (misal xilosa, sirup maple, gula 70
hias). Termasuk semua jenis sirup meja (misal sirup
maple), sirup untuk hiasan produk bakeri dan es (sirup
karamel, sirupberaroma)dangulauntukhiasankue
(contohnya kristal gula berwarna untuk kukis)
12.5.2 Bubuk atau campuran untuk sup dan kaldu 70
13.4 Pangan diet untuk pelangsing dan penurun berat badan 70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan susunan makalah diatas dapat di simpulkan bahwa pewarna
makanan yang aman digunakan adalah pewarna makanan almi karna berdasarkan
BPOM pewarna makanan buatan dapat menyebabkan kerusakan bagi tubuh apabila
penggunaan melampau batas maksimal pada Bahan tambahan Makanan.
B. Saran
Disarankan untuk kelompok selanjutnya agar mebahasa tentang batas maksimal yang
di sarankan untuk pewarna berdasarkan BPOM terbaru.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), 2013. Batas Maksimum Penggunaan
Bahan Tambahan Pangan Pewarna. Kepala Badan Pengawas Obat da
Makanan.
Cahyadi, 2009. Tinjauan Terhadap Keamanan Konsumsi Pemanis Aspartam. Jurnal gizi
indonesia, 30 (2) : 143-147.
Lazuardi, 2010. Keamanan Pangan Kaitannya dengan Penggunaan Bahan Tambahan dan
Kontaminan. Diakses 24 Mei 2015.
Nurain A. Hadju. 2012. Analisa Zat Pemanis Pada Minuman Jajanan yang dijual
di Pasar Tradisional kota Manado. Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi
Sumantri & Rohman. (2007). ANALISIS MAKANAN. Yogyakarta : GADJAH MADA
UNIVERSITY PRESS. Hal. 235, 252-255.