Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA KLINIK II

PEMERIKSAAN KADAR KREATININ JAFFE REACTION

OLEH :

NAMA : RISAL ANUGRAH DARMAWAN

NIM : 183145453054

KELAS :18 B

PROGRAM STUDI DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

FAKUTAS TEKNOLOGI KESEHATAN

UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR


2019/2020

A. Pendahuluuan
Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir
metabolisme otot yang dilepaskan dari otot dengan kecepatan yang hampir
konstan dan diekskresi dalam urin dengan kecepatan yang sama. Kreatinin
diekskresikan oleh ginjal melalui kombinasi filtrasi dan sekresi,
konsentrasinya relatif konstan dalam plasma dari hari ke hari, kadar yang
lebih besar dari nilai normal mengisyaratkan adanya gangguan fungsi
ginjal. (Corwin J.E, 2001).
Definisi kreatinin yang lain, adalah produk akhir metabolisme kreatin.
Kreatin sebagian besar dijumpai di otot rangka, tempat zat ini terlihat
dalam penyimpanan energi sebagai kreatin fosfat ( cp ), dalam sintesis
ATP dari ADP, kreatin fosfat diubah menjadi kreatin dengan katalisasi
enzim kreatin. (Murray, 2009 ).
Reaksi ini berlanjut seiring dengan pemakaian energi sehingga
dihasilkan cp. Dalam proses kecil kreatin diubah secara ireversibel
menjadi kreatinin, yang dikeluarkan dari sirkulasi oleh ginjal. Jumlah
kreatinin oleh seseorang setara dengan otot rangka yang dimilikinya.
( Murray, 2009 ).
Pemeriksaan kreatinin darah dapat menggunakan beberapa metode,
sebagai berikut : Jaffe reaction, dasar yang digunakan metode ini adalah
kreatinin dalam suasana alkalis dengan asam pikrat membentuk senyawa
kuning jingga dan menggunakan alat ukur photometer ; Kinetik, metode
ini relatif sama hanya dalam pengukuran dibutuhkan sekali pembacaan dan
alat yang digunakan autoanalyzer ; enzimatik darah , dasar metode ini
adalah adanya substrat dalam sampel bereaksi dengan enzim membentuk
senyawa substrat menggunakan alat photometer. ( Underwood, 1997 ).
Rentang normal untuk bayi baru lahir : 0,3 – 1,0 mg/dL atau 27 – 88
µmol/L ; Balita : 0,2 – 0,4 mg/dL atau 18 – 35 µmol ; Anak – anak : 0,3 –
0,7 mg/dL atau 27 – 62 µmol/L ; Remaja : 0,5 – 1,0 mg/dL atau 44 – 88
µmol/L ; Dewasa pria : 0,6 – 1,2 mg/dL atau 53 – 106 µmol/L ; Dewasa
wanita : 0,5 – 1,1 mg/dL atau 44 – 97 µmol/L. Kadar pada wanita sedikit
lebih rendah, karena masa otot yang lebih rendah dari pria. Kreatinin darah
meningkat jika fungsi menurun. Selain itu kreatinin darah meningkat
karena kegagalan ginjal akut atau kronis, syok yang lama, kanker, lupus,
diabetik, gagal jantung, diet ( contohnya : daging sapi tinggi, unggas dan
ikan ). Sedangkan penurunan kreatinin dapat dijumpai pada distrofiotot
( tahap akhir ) dan myastenia gravis. ( Anggraeni, 2012 )
A. Metode
Pemeriksaan kadar kreatinin menggunakan metode Jaffe Reaction
B. Perinsip
Kreatinin membentuk komplek berwarna merah – orange dalam
larutan alkali picrate. Absorbance yang terbentuk sebanding dengan kadar
kreatinin dalam sampel. Kreatinin dengan asam pikrat alkalis membentuk
kreatinin pikrat yang berwarna merah intensitas warna merah
menunjukkan kadar kreatinin bila dibaca pada fotometer.
C. Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui cara pemeriksaan kadar kreatinin
dalam plasma.
D. Pra – Analitik
1. Persiapan Pasien dan persiapan pembuatan serum
 Prosedur Pengambilan Darah Vena
a) Mensterilkan lokasi vena pungsi yaitu median cubiti
dengan kapas beralkohol dan biarkan mengering.
b) Memasang tourniquet pada lengan bagian atas dan
pasien mengepal dan membuka tangannya beberapa
kali agar vena terlihat jelas.
c) Menegangkan kulit atas vena tersebut dengan
tangan kiri supaya vena tidak bergeser. Dengan
lubang jarum menghadap keatas, vena ditusuk
perlahan sampai ujung jarum masuk ke lumen vena
d) Tourniquet dilepas dan pelan-pelan penghisap spuit
ditarik sampai didapatkan jumlah yang dikehendaki
e) Meletakan kapas di atas jarum, kemudian di cabut
jarumnya.
f) Meminta pasien untuk menekan tempat tusukan tadi
selama beberapa menit dengan kapas.
 Prosedur Pembuatan Serum
a) Mengambil darah vena ± 3 ml dimasukan ke dalam
tabung serologis tanpa diberi antikoagulan.
b) Dibiarkan dalam suhu kamar 10-15 menit sampai
membeku.
c) Kemudian centrifuge 3000 rpm selama 15 menit.
d) Memisahkan serum dengan sedimen kemudian diberi
label tanggal pengambilan, nama pasien, jenis kelamin
dan jenis pemeriksaaan.
 Alat dan Bahan
a) Alat
1) Spektrofotometer
2) Inkubasi
3) Tabung reaksi
4) Rak tabung reaksi
5) Selotip
6) Mikropipet 1000 µL
7) Mikropipet 250 µL
8) Mikropipet 50 µL
b) Bahan
1) Plasma darah 0,05 mL ( 50 µL )
2) Reagen kreatinin I ( NaOH 1 % ) 1 mL
3) Reagen kreatinin II ( asam pikrat ) 0,25 mL

E. Analitik
2. Prosedur Kerja
 Pipet plasma sebanyak 0,05 mL masukkan ke dalam tabung
reaksi
 Ditambahkan 1 mL reagen warna kreatinin I ( NaOH 1 % )
 Inkubasi 5 menit dengan temperatur 37 0C
 Ditambah 0,25 mL reagen warna kreatinin II ( asam pikrat )
 Baca pada spektrofotometer dengan λ = 546 nm dan f = .2
 Nilai Rujukan
 wanita : 0,9 – 1,3 mg/dL
 Laki – Laki : 0,6 – 1,1 mg/dL
F. Pasca Analitik
3. Interpretasi Hasil
 Kreatinin Meningkat
Kreatinin darah meningkat jika fungsi menurun. Selain itu
kreatinin darah meningkat karena kegagalan ginjal akut atau
kronis, syok yang lama, kanker, lupus, diabetik, gagal jantung, diet
( contohnya : daging sapi tinggi, unggas dan ikan ). Sedangkan
penurunan kreatinin dapat dijumpai pada distrofiotot ( tahap akhir )
dan myastenia gravis. Kadar kreatinin dapat meningkat karena
penyakit kanker, lupus, diabetik, syok yang lama dan gagal
jantung.
 Kreatinin Menurun
Sedangkan kadar kreatinin dapat menurun karena distrofi
obat ( tahap akhir ) dan myastenia gravis. Jumlah kreatinin yang
dikeluarkan seseorang tergantung pada massa otot daripada
aktivitas otot atau tingkat metabolisme protein, walaupun keduanya
juga menimbulkan efek. Pembentukan kreatinin harian umumnya
tetap, kecuali jika terjadi cedera fisik atau penyakit degeneratif
yang menyebabkan kerusakan masif otot.
G. Pembahasan
kreatinin adalah produk akhir metabolisme kreatin. Kreatin
sebagian besar dijumpai di otot rangka, tempat zat ini terlihat dalam
penyimpanan energi sebagai kreatin fosfat (cp ), dalam sintesis ATP dari
ADP, kreatin fosfat diubah menjadi kreatin dengan katalisasi enzim
kreatin. Pemeriksaan kadar kreatinin dalam darah merupakan salah satu
parameter yang digunakan untuk menilai fungsi ginjal, karena konsentrasi
dalam plasma dan eksresinya di urin dalam 24 jam relatif konstan. Kadar
kreatinin darah yang lebih besar dari normal mengisyaratkan adanya
gangguan fungsi ginjal. Nilai kreatinin normal pada metode Jaffe reaction
adalah laki – laki : 0,8 – 1,2 mg/dL ; dan wanita : 0,6 – 1,1 mg/dL.
penentuan kadar kreatinin plasma menggunakan sampel plasma
darah, serta hasil praktikumnya diukur dengan spektrofotometer dan akan
diperoleh rata – rata dari kelompok kami (sembilan ) sebesar 0,715 mg/dL
untuk sampel darah B (wanita ), jika ditinjau dari nilai normal kadar
kreatinin plasma tersebut tergolong normal. Sedangkan dari hasil
pemeriksaan seluruh kelompok normal dengan sampel wanita yang
berkisar antara 0,6 – 1,1 mg/dL.
kadar kreatinin dalam plasma sebesar 0,715 mg/dL dengan sampel
darah B (wanita ). Kadar kreatinin plasma di kelompok kami ( sembilan )
masuk dalam kategori normal. Seluruh kelompok yang praktikum bersama
kami ( shift A) juga termasuk dalam kategori normal, karena semua nilai
kadar kreatinin plasma berkisar antara 0,6 – 1,1 mg/dL dengan sampel
darah wanita semua. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi ginjal dalam
keadaan bagus atau tidak ada gangguan pada ginjal.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kadar kreatinin dalam
darah, diantaranya adalah :
 Perubahan massa otot.
 Diet kaya daging meningkatkan kadar kreatinin sampai beberapa jam
setelah makan.
 Aktivitas fisik yang berlebihan dapat meningkatkan kadar kreatinin darah.
 Obat – obatan seperti sefalosporin, aldacton, aspirin dan co – trimexazole
dapat mengganggu sekresi kreatinin sehingga meninggikan kadar kreatinin
darah.
 Kenaikan sekresi tubulus dan destruksi kreatinin internal.
 Usia dan jenis kelamin pada orang tua kadar kreatinin lebih tinggi
daripada orang muda, serta pada laki – laki kadar kreatinin lebih tinggi
daripada wanita.

H. Kesimpulan
Pemeriksaan kreatinin darah dapat menggunakan beberapa metode,
sebagai berikut : Jaffe reaction, dasar yang digunakan metode ini adalah
kreatinin dalam suasana alkalis dengan asam pikrat membentuk senyawa
kuning jingga dan menggunakan alat ukur photometer ; Kinetik, metode
ini relatif sama hanya dalam pengukuran dibutuhkan sekali pembacaan dan
alat yang digunakan autoanalyzer ; enzimatik darah , dasar metode ini
adalah adanya substrat dalam sampel bereaksi dengan enzim membentuk
senyawa substrat menggunakan alat photometer.
I. Daftar Pustaka
Anggraeni, Adisty Cyntia . 2012.Asuhan Gizi Nutritional Care Process.
Yogjakarta : Graha Ilmu

Corwin, Elizabeth J. 2001. Buku Saku Patafisiologi ( Hands Books of


Pathophysiologi ). Jakarta : EGC

Murray, Robert K. 2009. Biokimia Harper, Edisi 27. Jakarta : EGC

Sodeman, W.A. 1995. Sodeman Patofisiologi, Edisi 7, Jilid II. Penerjemah


: Andry Hartanto. Jakarta : Hipokretas

Sukandar , E . 1997. Tinjauan Umum Nefropati Diabetik in Nefropati


Klinik. Edisi ke – 2. Bandung : ITB

Underwood. 1997. Patologi Umumdan Sistematik. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai