ANALISIS PANGAN
ACARA III
KARBOHIDRAT
KELOMPOK 5
Penanggung Jawab:
Syamsiatu Romadloni
Riza Nur Ramadhan
(A1M014033)
(A1M014054)
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada tanaman, karbohidrat dibentuk dari reaksi CO2 dan H2O dengan
bantuan sinar matahari melalui proses fotosintesis dalam sel tanaman berklorofil.
Berdasarkan
strukturnya,
karbohidrat
didefinisikan
sebagai
aldehid
dan
B. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami cara analisis gula reduksi dengan metode
Nelson-Somogyi.
2. Mengetahui dan memahami cara analisis kadar pati dnegan metode
hidrolisis asam.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang memilki rasa daging
enak dan tekstur dagingnya lembut dan empuk. Hal ini membuat ikan lele
memiliki banyak penggemar. Selain cita rasa yang enak dan gurih, lele ternyata
mempunyai kandungan gizi yang tinggi. Dalam 500 gram lele dumbo (kira-kira
terdiri dari 4 ekor) mengandung 12 gram protein, energi 149 kalori, lemak 8,4
gram dan karbohidrat 6,4 gram (Darseno, 2010) .
Analisis pangan adalah salah satu sub-bidang ilmu pangan yang
berhubungan dengan cara-cara atau metode analitik dalam mendeteksi dan
menetapkan komponen-komponen yang terdapat dalam bahan pangan baik segar
maupun olahan. Dengan analisisi pangan, produk-produk yang dihasilkan dapat
dipantau segi kemanannya bagi konsumen selain segi mutu yang sangat
mempengaruhi perdagangannya. Analisis pangan menghasilkan data-data yang
sangat dibutuhkan untuk mendukung suatu keputusan dalam menentukan mutu
pangan ataupun tingkat keamanannya. Oleh karena itu, analisis harus dilakukan
dengan baik agar data yang diperoleh mempunyai ketepatan dan ketelitian yang
tinggi serta dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. (Andarwulan, 2011)
Menurut Rohman (2013), Analisis karbohidrat merupakan sesuatu yang
penting ditinjau dari berbagai sudut. Analisis kualitatif akan menjamin bahwa
komponen yang terlabel menunjukkan informasi komposisi yang akurat,
sementara itu analisis kuantitatif dapat memberikan kandungan tiap komponen
yang terdapat dalam label bahan makanan. Baik analisis kualitatif ataupun analisis
kuantitatif dapat digunakan untuk mendeteksi adanya pemalsuan.
Karbohidrat adalah senyawa organik yang diperoleh dari hasil fotosintesis
tanaman. Karbohidrat disusun oleh tiga atom, yaitu karbon (C), hidrogen (H), dan
oksigen (O). karbohidrat biasanya ditulis dengan rumus umum C x(H2O)y. dari tiga
atom penyusun tersebut, karbohidrat dapat disintesis dalam jumlah yang besar dan
beragam, yang kemudian dikelompokkan menjadi karbohidrat sederhana
(monosakarida dan disakarida), oligosakarida, dan polisakarida kompleks
(Kusnandar, 2011). Dari kemampuannya untuk dicerna oleh tubuh manusia,
karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi karbohidrat yang dapat dicerna dan
karbohidrat yang tidak dapat dicerna. Monosakarida, disakarida, dekstrin dan pati
adalah kelompok karbohidrat yang dapat dicerna sedangkan serat (selulosa dan
hemiselulosa) adalah kelompok karbohidrat yang tidak dapat dicerna (Rohman,
2013).
Kusnandar (2011), menyebutkan bahwa karbohidrat memegang peranan
yang penting dalam kehidupan manusia. Karbohidrat (terutama pati) merupakan
salah satu sumber pangan manusia yang murah, yang menyediakan sekitar 40 75% asupan energi, yang berfungsi sebagai cadangan energi dalam tubuh manusia
dalam bentuk glikogen, dan sebagai sumber serat yang diperlukan oleh tubuh
manusia. Karbohidrat memberikan nilai energi sebesar 4 Kkal/gram. Dalam
Rohman (2013) disebutkan karbohidrat hampir secara ekslusif berasal dari
tanaman, kecuali susu laktosa yang berasal dari hewan.
Gula reduksi adalah monosakarida dan beberapa disakarida mempunyai
sifat dapat mereduksi, terutama dalam suasana basa. Sifat sebagai reduktor ini
dapat digunakan untuk keperluan identifikasi karbohidrat maupun analisis
kuantitatif (Rohmaningsih, 2008). Gula pereduksi adalah golongan gula
(karbohidrat)
yang
dapat
mereduksi
senyawa-senyawa
penerimaelektron.
Contohnya adalah glukosa dan fruktosa. Ujung dari suatu gula pereduksi adalah
ujung yang mengandung gugus aldehida atau keton bebas. Semua monosakarida
menghubungkan antara C1 pada glukosa yang satu dengan C4 pada glukosa yang
lain dalam struktur piranosa. Sedangkan dalam molekul amilopektin, disamping
ikatan -1,4-glikosida yang membentuk homopolimer linear, juga terdapat ikatan
-1,6-glikosida yang membentuk struktur percabangan (Gambar 2) Molekul
amilosa terdiri atas 200 sampai 20.000 unit glukosa yang berbentuk heliks.
Amilopektin terdiri atas lebih dari 2 juta unit glukosa dan setiap 20-30 unit
glukosa membentuk struktur percabangan. (Andarwulan, 2011)
Pati jagung
Pati kentang
Pati beras
Pati tapioka
Untuk penentuan kadar pati dalam suatu bahan dapat dikerjakan dengan
menghidrolisis pati dengan asam atau enzim sehingga diperoleh gula reduksi.
Faktor konversi 0,9 diperoleh dari perbandingan berat molekul pati denan jumlah
berat molekul gula reduksi yang dihasilkan (Sudarmadji, 2010).
(C6H10O5)m + m H2O
m C6H12O6
Pati
m glukosa
BM = 162 m
BM = 180 m
Faktor konversi=
BM pati
m BM gula reduksi
Faktor konversi=
m162
m 180
Faktor konversi=0,9
Berikut prosedur penentuan pati dengan metode hidrolisis asam yang
ditetapkan oleh AOAC dalam Sudarmadji (2010).
-
Timbang 2-5 g contoh yang berupa bahan padat yang telah dihaluskan atau
bahan cair dalam gelas piala 250 ml, tambahakan 50 ml akuades dan aduk
selama 1 jam. Suspense disaring dengan kertas saring dan dicuci dengan
akuades sampai volume filtrat 250 ml. filtrate ini mengandung karbohidrat
Setelah dingin netralkan dengan larutan NaOH 45% dan encerkan sampai
volume 500 ml, kemudian saring. Tentukan kadar glukosa seperti pada
penentuan gula reduksi. Berat glukosa dikalikan 0,90 merupakan berat pati.
III.
METODE PRAKTIKUM
Blender
Timbangan
Labu ukur 50 ml
Erlenmeyer
Pipet ml
Kertas saring
Corong
Aluminium foil
Penangas air
Cup plastik
pH meter
Labu ukur 100 ml
Tabung reaksi
Spektrofotometer
Akuades
HCl 25%
NaOH 45%
Arsenomolibdat
Reagen Nelson
2. Bahan
-
Kacang merah
Jagung
Ikan lele
Belut
Glukosa Anhidrat
B. Prosedur Kerja
1) Pembuatan Kurva Standar
Glukosa anhidrat sebanyak 10 mg dilarutkan dalam 100 ml akuades
sebagai larutan stok.
Dilakukan seri pengenceran dengan konsentrasi 0; 0,02; 0,04; 0,06; 0,08;
dan 0,1 mg/ml dengan cara sebagai berikut.
- a.
b.
- c.
d.
- e.
-
0 mg/ml
0,02 mg/ml
0,04 mg/ml
0,06 mg/ml
0,08 mg/ml
f. 0,1 mg/ml
IV.
A. Hasil Pengamatan
1. Pembuatan Kurva Standar
-
Konsentrasi
(ppm)
ml
-
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
0,02
0,04
0,06
0,08
0,1
-
Abs
orbansi
0,00
0
0,17
2
0,32
5
0,47
0
0,62
5
0,80
4
0.9
0.8
f(x) = 7.89x + 0
R = 1
0.7
0.6
0.5
Absorbansi
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0.02
0.04
0.06
0.08
0.1
0.12
kosentrasi (ppm)
2. Analisis Kadar Gula Reduksi
-
Sam
Ab
sorbansi
Bla
nko
Kac
ang Merah
Jagu
ng
Ikan
Lele
Bel
0,0
pel
Abs
orbansi
Sampel (y)
-
0,0
73
-
24
0,07 1
0,0
0,0
82
-
0
0,1
0,02
Kada
r gula
reduksi (%)
53
-
Konse
ntrasi Sampel
(X)
0,02 9
0,02 -
0,0019
26147
0,0083
88879
0,0030
66629
0,0020
0,04
8153686
0,20
9721976
0,07
6665737
0,05
ut
74
52868
1321692
=
-
0,020,048
7,8914
= 0,001926147
X FP
100
berat sampe
=
0,001926147 500
100
2000
= 0,048153686 %
Jagung
Absorbansi sampel
Konsentrasi sampel
= absorbansi blanko
= 0,124 0,053
= 0,089
y b
=
a
-
=
-
0.0890,048
7,8914
= 0,00838879
X FP
100
berat sampel
=
0,008388879500
100
2000
= 0,209721976 %
Lele
Absorbansi sampel
= absorbansi sampel
= 0,082 0,053
Konsentrasi sampel
=
-
=
-
= 0,029
y b
a
=
0,0290,048
7,8914
= 0,003066629
X FP
100
berat sampel
=
0,003066629500
100
2000
Belut
Absorbansi sampel
Konsentrasi sampel
= absorbansi blanko
= 0,074 0,053
= 0,021
y b
=
a
-
= 0,076665737 %
=
-
0,0210,048
7,8914
= 0,002052868
X FP
100
berat sampel
=
0,002052868500
100
2000
= 0,051321692 %
Sampel
Kacang
Merah
-
Jagung
Ab
sorbansi
0,0
Absorbansi
sampel
absorbansi blanko
-
0,026
0,020
79
-
0,0
73
Kadar
pati (%)
13,43
10-5
9,63
10-5
Lele
-
Ikan
0,0
74
Belut
0,0
54
Absorbansi blanko = 0,053
0,021
0,001
10,26
10-5
2,4010-5
dengan,
a = 0,0048
b = 7,8914
0,0790,0048
0,9
7,8914
Kadar pati kacang merah=
100
2000
0,0210,0048
0,9
7,8914
Kadar patiikan lele=
100
2000
B. Pembahasan
1. Analisis Kadar Gula Reduksi
- Gula reduksi adalah monosakarida dan beberapa disakarida
mempunyai sifat dapat mereduksi, terutama dalam suasana basa. Sifat sebagai
kandungan zat gizi per 500 gram ikan lele dumbo sebesar 12 gram protein,
energi 149 kalori, lemak 8,4 gram dan karbohidrat 6,4 gram.
- Pada sampel belut, hasil pengukuran nilai absorbansi larutan
sampel kelompok kami yaitu 0,074. Absorbansi tersebut kemudian dikurangi
blanko dan hasilnya adalah 0,021. Angka tersebut kemudian disubsitusi
dengan y pada persamaan linier untuk mencari konsentrasi (X). Nilai
absorbansi yang diperoleh kemudian dilakukan analisis perhitungan kadar
gula reduksi sehingga didapatkan hasil kadar gula reduksi sebesar
0,051321692 %.
- Berdasarkan literatur, kandungan karbohidrat belut segar dan rebus
berdasarkan basis kering adalah 28,70 % dan dan pada belut rebus berubah
menjadi 38,31%. Menurut Oku dll (2009) dalam bahan pangan, keberadaam
karbohidrat tidak sendiri, melainkan berdampingan dengan zat gizi lain
contohnya protein dan lemak.
- Dapat dilihat data yang didapatkan pada saat praktikum sebagian
besar tidak sama dengan data yang ada di dalam literatur hal tersebut
kemungkinan karena banyaknya kesalahan yang dilakukan oleh praktikan
salah satunya adalah penggunaan pipet yang salah. Seharusnya penggunaan
pipet pada larutan satu dengan larutan yang lain berbeda namun saat
praktikum masih ada praktikan yang mengunakan pipet yang sama untuk dua
bahan yang berbeda. Selain penggunaan alat yang salah, kualitas bahan yang
kurang baik juga dapat mempengaruhi hasil yang ada.
2. Analisis Kadar Pati
- Karbohidrat dalam bentuk gula reduksi dan pati dianalisis dengan
metode Nelson-Somogyi secara spektrofotometri. Larutan sampel diukur
penyerapan (absorbansi) cahaya tampak (visible) pada panjang gelombang
540 nm. Nilai absorbansi sampel dikurangi nilai absorbansi blanko, kemudian
- Disebutkan pula dalam Rohman (2013) bahwa metode NelsonSomogyi didasarkan pada reduksi ion Cu2+ menjadi ion Cu+ dengan adanya
gula reduksi. Ion Cu+ selanjutnya mereduksi kompleks arsenomolibdat.
Reduksi kompleks arsenomolibdat menghasilkan zat warna biru yang intens
dan stabil yang dapat diukur secara spektrofotometri. Reaksi ini tidak bersifat
stoikiometri dan harus menggunakan kurva baku dengan D-glukosa.
- Dengan kurva standar yang telah dibuat, diketahui hubungan antara
absorbansi dan konsentrasi glukosa anhidrat yakni dengan rumus regresi
linier Y = 7,8914x + 0,0048. Dengan mengalikan faktor konversi, yakni 0,9
(Andarwulan, 2011 dan Sudarmadji, 2010), didapatkan kadar pati setiap
sampel. Angka 0,9 adalah faktor konversi untuk pembentukan glukosa dari
hidrolisis pati.
- Dari hasil pengukuran absorbansi dengan seri pengenceran 5000x,
diketahui absorbansi untuk sampel kacang merah, jagung, ikan lele dan belut
berturut-turut adalah 0,079; 0,073; 0,74; dan 0,054. Setelah dilakukan
perhitungan, didapatkan kadar pati untuk masing-masing sampel adalah
13,4310-5% untuk kacang merah, 9,6310-5% untuk jagung, 10,2610-5%
untuk ikan lele, dan -2,4010-5% untuk belut. Sesuai dengan kurva standar
yang dibuat, semakin tinggi nilai absorbansi, semakin tinggi konsentrasi atau
kadar pati dalam sampel.
- Menurut literatur, kadar pati jagung adalah 69,15% dan kadar pati
kacang merah adalah 40,15% (Setiarto, 2015). Sedangkan kadar pati untuk
ikan lele dan belut belum diketahui secara pasti. Namun, dapat diketahui
kadar karbohidrat belut segar adalah 28,7% (bk) (Jacoeb, 2014), serta kadar
karbohidrat lele adalah 1,28% (Darseno, 2010). Terlihat bahwa kadar
karbohidrat belut dan lele lebih rendah dibanding kadar pati jagung dan
kacang merah. Hal ini didukung oleh Rohman (2013) bahwa karbohidrat
hampir secara ekslusif berasal dari tanaman, kecuali susu laktosa yang berasal
dari hewan.
Ketidaktelitian ini
V.
PENUTUP
A. Kesimpulan
- Berdasarkan praktikum ini maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Gula reduksi adalah monosakarida dan beberapa disakarida mempunyai
sifat dapat mereduksi, terutama dalam suasana basa. Sifat sebagai
reduktor ini dapat digunakan untuk keperluan identifikasi karbohidrat
maupun analisis kuantitatif (Rohmaningsih, 2008).
2. Cara analisis kadar gula reduksi dapat dilakukan dengan menggunakan
metode Nelson Somogy. Metode Somogy Nelson didasrkan pada reduksi
ion Cu2+ menjadi ion Cu+ dengan adanya gula reduksi. Ion Cu+
selanjutnya mereduksi kompleks arsenomolibdat, yang disiapkan dengan
mereaksikan amonium molibdat [(NH4)6Mo7O24] dan natrium arsenat
(Na2HasO7) dalam asam sulfat.
3. Pada sampel kacang merah kandungan gula reduksi yang terdeteksi
sebesar 0,048153686 %. Sampel jagung kandungan gula reduksi yang
terdeteksi sebesar 0,209721976 %. Sampel ikan lele kandungan gula
reduksi yang tedeteksi sebesar 0,076665737 %. Sampel belut kandungan
gula reduksi yang terdeteksi sebesar 0,051321692 %.
4. Kadar pati pada bahan pangan dapat dianalisis dengan metode hidrolisis
asam dilanjutkan dengan metode Nelson-Somogyi. Penggunaan hidrolisis
asam dalam analisis kadar pati bertujuan untuk menghidrolisis pati secara
sempurna menjadi glukosa. Kemudian dilanjutkan dengan metode
Nelson-Somogyi, berat glukosa dikalikan 0,90 merupakan berat pati
(Sudarmadji, 2010).
5. Kadar pati pada kacang merah adalah 13,4310-5%, jagung 9,6310-5%,
ikan lele 10,2610-5%, dan belut -2,4010-5%.
B. Saran
-
teliti lagi dan mengikuti prosedur yang ada agar data yang didapatkan bisa
sesuai dan relevan dengan keadaan yang sebenarnya.
-
DAFTAR PUSTAKA
-
Auliah, Army. 2012. Formulasi Kombinasi Tepung Sagu dan Jagung pada
Pembuatan Mie. Jurnal Chemica. Vol. 13 No. 2: 33-38.
Darseno. 2010. Buku Pintar Budi Daya dan Bisnis Lele. Agromedia
Pustaka, Jakarta.
Suri, Annisa. 2012. Pengaruh Lama Fermentasi dan Berat Ragi Roti
terhadap Kadar Bioetanol dari Fermentasi Glukosa Hasil Hidrolisis
Selulosa Tandon Kosong Kelapa Sawit (Elacis guineensis Jack) dengan
HCl 30%. Skripsi. Universitas Sumatera Utara, Medan.
-
LAMPIRAN
Dokumentasi Praktikum
- Tahap
Prosedur Kerja
Foto Praktikum
-
Persiapan
sampel
Penghalusan
sampel dengan
blender
Penimbangan
sampel
sebanyak 2
gram
Pelarutan
sampel dalam
akuades
Penyaringan
dan pencucian
larutan sampel
dengan
akuades
-
Penutupan
larutan sampel
dengan
alumunium
foil yang diberi
lubang.
Pemanasan
sampel dalam
penangas air
Pengaturan pH
larutan
menjadi netral
Pemanasan
kembali
dengan
penambahan
reagen Lowry
LAMPIRAN
Pembuatan Bahan Kimia
-
Reagen Nelson A =
Reagen Nelson B =
HCl 25% dapat dibuat dari HCl 37% pekat. Berdasarkan rumus
V1N1=V2N2, untuk membuat 100 ml HCl 25% yakni dilakukan
pengenceran 67,6 HCl 37% dengan akuades hingga tepat 100 ml.
LAMPIRAN
Pembagian Tugas
-
Pendahuluan
Tinjauan Pustaka & Metode Praktikum
Hasil Pengamatan
Pembahasan Kadar Gula Reduksi
Pembahasan Kadar Pati
Penutup
Finalisasi
-
LAMPIRAN
-
Logbook