Anda di halaman 1dari 3

III.

PEMBAHASAN

A. Metabolisme Protein
Menurut Aryulina dkk (2004), metabolisme adalah serangkaian reaksi
kimia yang diawali dengan substrat awal dan diakhiri dengan menghasilkan
produk akhir. Metabolisme dapat dibedakan menjadi katabolisme dan
anabolisme. Katabolisme adalah rangkaian reaksi yang bertujuan untuk
pembongkaran atau penguraian suatu molekul. Sedangkan anabolisme adalah
rangkaian reaksi yang bertujuan untuk penyusunan atau sintesis suatu molekul.
Jadi metabolisme protein adalah suatu reaksi kimia yang memecah protein
menjadi bentuk yang lebih sederhana atau reaksi pembentukan protein. Berikut
adalah proses metabolisme protein makanan untuk dicerna dan digunakan oleh
tubuh.

Pertama-tama protein pada makanan ketika masuk ke dalam rongga mulut


belum mengalami pencernaan. Karena protein merupakan salah satu
makronutrien sehingga sebelum dicerna terlebih dahulu harus dipecah menjadi
molekul yang lebih sederhana yaitu asam amino. Untuk memecah protein
tersebut dibutuhkan bantuan enzim. Hal tersebut sesuai menurut Abdurahman
(2008) bahwa protein harus dipecah sebelum dicerna berdasarkan asam amino
pembentuknya oleh enzim pepsin. Proses pemecahan tersebut baru terjadi di
dalam lambung karena enzim pepsin terdapat di lambung.

Selanjutnya setelah protein mengalami pemecahan, langsung menuju ke


usus halus duodenum. Menurut Diana (2010), di dalam duodenum protein
makanan yang sudah mengalami pencernaan parsial itu dicerna kembali oleh
enzim yang berasal dari cairan pankreas dan dari dinding usus halus. Lebih
lanjut Diana (2010) menjelaskan pankreas menghasilkan enzim-enzim
proteolitik trypsine dan chemotrypsine, sedangkan sekresi dinding usus mula-
mula disangka hanya terdiri atas satu enzim yang diberi nama erepsine, tetapi
kemudian ternyata bahwa erepsine tersebut merupakan campuran dari sejumlan
enzim enzim oligopeptidase, yaitu yang memecah ikatan-ikatan oligopeptida.
Oleh erepsine, oligopeptida dipecah lebih lanjut menjadi asam-asam amino.
Setelah hasil pemecahan protein berupa asam amino, barulah proses
penyerapan atau absorsi terjadi. Asam amino kemudian diserap melalui sel-sel
epithelium vili dinding usus selanjutnya digunakan untuk biosintesis protein
tubuh di dalam ribosom, mengganti jaringan yang rusak, dan jika diperlukan dapat
diubah menjadi sumber energi. . Semua asam amino larut di dalam air sehingga
dapat berdifusi secara pasif melalui membran sel (Diana, 2010). Di dalam
rongga intestine, campuran asam-asam amino hasil pencernaan protein
makanan itu ditambah dengan asam-asam amino endogen sehingga
konsentrasinya menjadi 3-4 kali yang berasal dari makanan. Penambahan ini
menyebabkan komposisi asam asam amino menjadi lebih seimbang, untuk
meningkatkan penyerapan.

Proses terakhir yaitu ekskresi atau pembuangan sisa hasil metabolisme


protein. Pada umumnya orang sehat tidak mengekskresikan protein, melainkan
sebagai metabolitnya atau sisa metabolisme. Selain CO 2 dan H2O sebagai hasil
sisa metabolisme protein, terdapat pula berbagai ikatan organik yang
mengandung nitrogen seperti urea dan ikatan lain yang tidak mengandung
nitrogen. Menurut Diana (2010) nitrogen yang dilepaskan pada proses
transaminasi tidak dibuang ke luar tubuh, tetapi dipergunakan lagi dalam
sintesa protein tubuh. Nitrogen juga ada yang ikut terbuang di dalam tinja,
karena terbuang di dalam cairan pencernaan atau di dalam sel-sel epithel usus
yang teriepas dan terbuang melalui anus
Daftar Pustaka
1. Abdurahman, Deden. 2008. Biologi Kelompok Pertanian dan Kesehatan.
Bandung : Grafindo Media Pratama
2. Diana, Fivi Melva. 2010. Fungsi dan Metabolisme Protein dalam Tubuh
Manusia. Jurnal Kesehatan. Vol. 4. No. 1 Hal : 47-52
3. Aryulina, Diah. 2004. Biologi SMA dan MA untuk Kelas XII. Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai