PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
klinik psikiatri. Kondisi ini terjadi sebagai akibat interaksi factor-faktor biopsikoseksual,
termasuk kerentanan genetic yang berinteraksi dengan kondisi tertentu, stress atau trauma
yang menimbulkan sindroma klinis yang bermakna. Angka prevalensi untuk gangguan
cemas menyeluruh 3-8% dan rasio antara perempuan dan laki-laki sekitar 2:1,walaupun
demikian tetapi rasio perempuan banding laki-laki yang dirawat inap di rumah sakit untuk
bersamaan gangguan jiwa lain, antara lain fobia sosial, fobia spesifik, gangguan panik,
gangguan depresif, gangguan distimik, serta gangguan terkait zat. Diperkirakan 50 hingga 90
persen pasien dengan gangguan ansietas menyeluruh memiliki gangguan jiwa lain, sedangkan
25 persen pasien dengan gangguan ansietas menyeluruh akhirnya mengalami gangguan panik.
kondisi gangguan yang ditandai dengan kecemasan dan kekhawatiran yang tidak rasional
bahkan terkadang tidak realistis terhadap berbagai peristiwa kehidupan sehari-hari. Kondisi ini
hampir dialami sepanjang hari, berlangsung sekurangnya selama 6 bulan, selain itu ansietas
tidak disebabkan penggunaan zat atau keadaan medis umum, serta tidak hanya terjadi selama
gangguan mood atau psikiatri. Kecemasan yang dirasakan sulit dikendalikan dan berhubungan
dengan gejala-gejala somatic seperti ketegangan otot, iritabilitas, kesulitan tidur, dan
kegelisahan sehingga menyebabkan penderitaan yang jelas dan gangguan yang bermakna
Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui lebih jauh tentang gangguan
cemas menyeluruh baik mengenai definisi, etiologi, faktor resiko, pathogenesis, manifestasi
C. Manfaat Penulisan
Penulisan referat ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan pemahaman penulis
A. NEUROTANSMITTER
hewan dan respons terhadap terapi oat adalah norepinefrin, serotonin dan gamma-
aminobutyric acid. System saraf otonom pada sejumlah pasien dengan gangguan ansietas,
beradaptasi lambat terhadap stimulus berulang dan berespons berlebihan pada stimulus
sedang.
ansietas dapat memiliki system adrenergic yang diatur dengan buru dan terjadi ledakan
aktivitas kadang – kadang. Sel noradrenergic ini terletak apda locus ceruleus di pins pars
rostralis dan aksonya kehara korteks serebri, system limbic, batang otak serta medulla
spinalis. Eksperimen pada primate menunjukan bahwa stimulasi pada locus ceruleus
menghasilkan respon rasa takut pada hewan, sedangkan ablasi pada area yang sama
sebagian besar neuron serotonergik terletak di raphe nuclei di batang otak pars rostralis dan
menyalurkan impulsna ke korteks serebri, system limbic (amigdala dan hipokampus), serta
hipotalamus.
Walaupun bebzodiazepin potensi rendah paling efektif untuk gejala gangguan cemas
gangguan panik. Pada studi menemukan bahwa gejala system saraf otonom pada gangguan
serangan panik berat yang sering pada pasien dengan gangguan panik.
B. ETIOLOGI
orang yang heterogen, kemungkinan karena suatu derajat ansietas tertentu bersifat normal
dan adaptif, membedakan ansietas normal dan ansietas patologis serta membedakan factor
penyebab biologis dan penyebab psikologis yang mungkin memiliki hubungan sulit
dilakukan.1
1. Teori biologi
Area otak yang diduga terlibat pada timbulnya GWD adalah lobus oksipitalis
yang mempunyai reseptor benzodiazepine tertinggi di otak. Basal ganglia, sistem limbic
dan korteks frontal juga dihipotesiskan terlibat pada etiologi timbulnya GWD. Pada pasien
ditemukan penurunan metabolisme di ganglia basal dan massa putih otak. 1,2
2. Teori genetik
Pada sebuah studi didapatkan bahwa terdapat hubungan genetic pasien GWD
dan gangguan depresi mayor pada pasien wanita. Sekitar 25% dari keluarga tingkat
pertama GWD juga menderita gangguan yang sama. Sedangkan penelitian pada pasangan
kembar didapatkan angka 50% pada kembar monozigotik dan 15% pada kembar
dizigotik.1,2
3. Teori psikoanalitik
bawah sadar yang tidak terselesaikan.Pada tingkat yang paling primitive, anxietas
dihubungkan dengan perpisahan dengan objek cinta.Pada tingkat yang lebih matang lagi
anxietas dihubungkan dengan kehilangan cinta dari objek yang penting. Anxietas kastrasi
paling matang).1,2Peran amigdala yang meningkatkan respons takut tanpa rujukan apapun
mengenai system memori, tujuan terapi pada pasien anxietas bukan lah untuk
konflik dasar yang telah menciptakannya. Ansietas muncul sebagai respons terhadap
berbagai situasi selama siklus kehidupan, dan upaya menghilangkanya dengan cara
4. Teori kognitif-perilaku
Penderita GWD bersepons secara salah dan tidak tepat terhadap ancaman,
disebabkan oleh perhatian yang selektif terhadap hal-hal negative pada lingkungan,
adanya distorsi pada pemrosesan informasi dan pandangan yang sangat negative terhadap
kemampuan diri untuk menghadapi ancaman.Teori perilaku atau pembelajaran ansietas
telah menghasilkan beberapa terapi yang paling efektif untuk gangguan ansietas. Menurut
teori ini, ansietas adalah respons yang dipelajari terhadap stimulus lingkungan spesifik.
E. MANIFESTASI KLINIS
fisiologis (seperti palpitasi dan berkeringat) serta kesadaran bahwa ia gugup atau ketakutan.
Selain pengaruh visceral dan motorik, ansietas mempengaruhi pikiran, persepsi dan
hanya persepsi waktu dan ruang tetapi juga orang dan arti peristiwa. Distorsi ini dapat
dan mengganggu kemampuan menghubungkan satu hal dengan hal lain yaitu membuat
asosiasi.
pernapasan yang pendek, berkeringat, palpitasi, dan diserta gejala saluran pencernaan.
Pasien GAD biasanya datang ke dokter umum karena keluhan somatik, atau
datang ke dokter spesialis karena gejala spesifik seperti diare kronik. Pasien biasanya
Aspek penting emosi adalah efeknya pada selektivitas perhatian. Orang yang
menganggap situasi tersebut menakutkan. Jika keliru dalam membenarkan rasa takutnya,
mereka akan meningkatkan ansietas dengan respons yang selektif dan menyebabkan
ansietas, persepsi yang mengalami distorsi, dan ansietas yang meningkat. Jika sebaliknya,
mereka dengan keliru menentramkan diri mereka dengan pikiran selektif, ansietas yang
tepat dapat berkurang, dan mereka dapat gagal mengambil tindakan pertahanan yang perlu.
F. DIAGNOSIS
1.1.Kecemasan atau kekhawatiran yang berlebihan yang timbul hamper setiap hari,
1.3.Kecemasan dan kekhawatiran disertai tiga atau lebih enam gejala berikut ini
1. Kegelisahan
4. Iritabilitas
5. Ketegangan otot
6. Gangguan tidur (sulit tertidur atau tetap tidur, atau tidur gelisah, dan tidak
memuaskan)
1.4.Fokus kecemasan dan kekhawatiran tidak terbatas pada gangguan aksis I, misalnya
kecemasan atau ketakutan adalah bukan tentang menderita suatu serangan panik
(seperti pada gangguan panik), merasa malu pada situasi umum (seperti pada fobia
sosial), terkontaminasi (seperti pada gangguan obesif kompulsif), merasa jauh dari
rumah atau sanak saudara dekat (seperti gangguan cemas perpisahan), penambahan
berat badan (seperti anoreksia nervosa), menderita keluhan fisik berganda (seperti
hipokondriasis) serta cemas dan kekhawatiran tidak terjadi semata mata selama
bermakna secara klinis, atau gangguan pada fungsi social,pekerjaan, atau fungsi
penting lain.
1.6.Gangguan yang terjadi adalah bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat
hampir setiap hari selama setidaknya 3 bulan (atau lebih), mengenai dua (atau lebih)
kejadian atau aktivitas (cth. Keluarga, kesehatan, finansial, bekerja atau bersekolah)
A. Ansietas dan kekhawatiran dikaitkan dengan satu (atau lebih) dari gejala berikut:
2. Otot tegang
negatif
2. Ditandai dengan waktu dan usaha mempersiapkan kemungkinan hasil negatif
kekhawatiran
hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas
atau hanya menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja (sifatnya “free floating”
atau mengambang)
a. Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit
konsentrasi, dsb)
b. Ketegangan motoric (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai), dan
(reassurance) serta keluhan-keluhan somatic yang berulang dan menonjol. Adanya gejala-
gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari), khususnya depresi, tidak
membatalkan diagnosis utama gangguan cemas menyeluruh, selama hal tersebut tidak
memenuhi kriteria lengkap dari episode depresif (F32.-), gangguan anxietas fobik (F40.-),
G. PROGNOSIS
Gangguan cemas menyeluruh merupakan suatu keadaan kronis yang mungkin
berlangsung seumur hidup.Sebanyak 25% penderita akhirnya mengalami gangguan panik, juga
H. PENATALAKSANAAN
suportif. Terapi ini dapat memakan waktu yang cukup lama bagi klinisi yang terlibat, baik
bila klinisi tersebut adalah seorang psikiater, dokter keluarga atau spesialis lain.
Farmakoterapi
1. Benzodiazepine
klirens benzodiazepine.Namun pola dan nilai dari metabolism tergantung pada setiap
metabolitnya memberikan efek farmakologi yang pendek karena mereka secara cepat
mengontrol panic attacks. Bisa juga digunakan dalam terapi jangka panjang untuk
generalize anxiety disorder (GAD). Gejala ansietas dapat dikurangi dengan pemberian
prinsip farmakologik:
terendah dan ditingkatkan sampai mencapai respon terapi. Penggunaan dengan sediaan
waktu paruh menengah dan dosis terbagi dapat mencegah terjadinya efek yang tidak
masatapering off selama 1-2 minggu sebab penghentian benzodiazepine secara tiba-
2. Buspiron
bukti bahwa penderita GAD yang sudah menggunakan benzodiazepine tidak akan
setelah 2-3 minggu, disaat efek terapi buspiron sudah mencapai maksimal.
mood dan ansietas.Terapi awal SSRI dapat memberikan efek seperti meningkatnya
ansietas, rasa gelisah, gementar dan agitasi.Oleh karena itu pemberian initial dose harus
diberikan dalam dosis kecil, kemudian diitrasi meningkat secara perlahan. Terapi dosis
inisial rendah diberikan selama 3 hingga 7 hari., kemudian peningkatan dosis dilakukan
perlahan tergantung dari toleransi tiap individu hingga mencapai standar dosis terapi
rumatan. Obat diberikan selama 3 sampai 6 bulan atau lebih, tergantung kondisi
seksual, meningkatnya ansietas, rasa kantuk dan tremor. Dilihat dari efek sampingnya,
SSRI lebih aman dibandingkan antidepresan jenis lain seperti TCA (Tricyclic
(berkeringat) dan berbagaia manifestasi lainnya seperti insomnia, pusing, sakit kepala
serta rasa lelah. Apabila terjadi gejala diskontinuitas tersebut, maka terapi SSRI
diberikan kembali sesuai dosis terakhir diberikan selama beberapa hari diikuti
Pada kasus gangguan cemas menyeluruh, SSRI jenis sertraline dan paroxetine
meningkatkan anxietas sesaat.SSRI selektif terutama pada pasien GAD dengan riwayat
depresi.
a. Paroksetin
hingga dosis maksimum 60 mg. Apabila sedasi tidak dapat ditoleransi, dosis
diturunkan kembali hingga 10 mg per hari dan diganti fluoxetine 10 mg per hari
b. Sertralin
poten dan spesifik pada Central Nervous System (CNS) neuronal sehingga
100-200 mg/hari.
psikologis, yang dilakukan oleh seseorang yang terlatih khusus yang menjalin hubungan
dalam wawancara dalah tujuan teraupetik dan penegakan diagnosis yang diperoleh dengan
menjalin hubungan interpersonal yang baik dari waktu ke wantu setiap kali wawancara
dilakukan.
dan pendekatan perilaku, mengenali gejala somatic secara langsung. Teknik utama
2. Terapi suportif
Pasien diberikan reassurance dan kenyamanan, digali potensi yang ada dan belum
Nampak, didukung egonya, agar lebih bisa beradaptasi optimal dalam fungsi social
dan pekerjaannya.
3. Psikoterapi berorientasi tilikan
Terapi ini mengajak pasien untuk mencapai penyingkapan konflik bawah sadar,
memiliki egostrength, relaksasi objek, serta keutuhan diri pasien. Dari pemahaman
sejauh mana pasien dapat diubah untuk menjadi lebih matur, bila tidak tercapai,
minimal kita memfasilitasi agar pasien dapat beradaptasi dalam fungsi sosial dan
pekerjaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock buku ajar psikiatri klinis. Edisi ke-2. Jakarta:
EGC; 2010.h.259-363
Stein DJ, Hollander E, et al. Textbook of anxiety disorders. American Psychiatric
Publishing; 2009.h.399-435
Antidepressan, anxyolitics drugs. MIMS Guideline. April 2011.
Oleh :
2018