Haeria, M.Si
Regulasi enzim
Pengaturan Allosterik
Feedback-inhibition Feed-forward activator
Modifikasi Kovalen
Fosforilasi Zimogen
Allosterik
Istilah alosterik diturunkan dari bahasa Yunani "allo" yang berarti yang lain, dan "stereos" yang berarti ruang atau sisi. Enzim alosterik adalah enzim yang memiliki sisi lain selain sisi katalitik. Enzim alosterik mempunyai dua bagian aktif, yaitu bagian aktif yang menangkap substrat dan bagian yang menangkap penghambat.
Pengaturan Alosterik
Allostry adalah perubahan kinetika enzim yang disebabkan oleh pengikatan dengan molekul lain.
Modifikasi Kovalen
Enzim dapat diatur melalui transfer dari molekul atau atom dari donor ke rantai samping asam amino yang berfungsi sebagai akseptor dari molekul ditransfer. Cara lain untuk mengatur enzim adalah dengan mengubah urutan asam amino oleh pemutusan proteolitik.
Fosforilasi
Banyak enzim diaktifkan atau dinonaktifkan dengan transfer fosfat anorganik dari ATP ke akseptor-misalnya, sisi-rantai oksigen dari serin. Kombinasi fosforilasi protein oleh kinase dan dephosphorylyation oleh fosfatase mampu meningkatkan pengendalian atas aktivitas enzim.
Zymogen
Bentuk tidak aktif dari enzim Chymotrypsinogen dalam duodenum dikonversi menjadi chymotrypsin oleh serin protease trypsin, yang akan memotong protein pada sisi karboksi dari asam amino. Dua segmen terkecil dari kimotripsinogen dikeluarkan untuk membentuk kimotripsin.
Inhibisi Enzim
Zat yang dapat menghambat kerja enzim disebut zat penghambat atau inhibitor. Zat tersebut memiliki struktur seperti enzim yang dapat masuk ke substrat, atau ada yang memiliki struktur seperti substrat sehingga enzim salah masuk ke penghambat tersebut.
Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: semisal enzim itu anak kunci, terdapat zat penghambat (inhibitor) yang:
strukturnya mirip anak kunci (enzim), sehingga zat penghambat itu dapat masuk ke dalam gembok kunci (substrat). bentuknya mirip gembok kunci (substrat), sehingga enzim sebagai anak kunci keliru masuk ke anak kunci palsu.
a. Inhibitor kompetitif
Menghambat kerja enzim dengan menempati sisi aktif enzim. Inhibitor ini besaing dengan substrat untuk berikatan dengan sisi aktif enzim. Pengambatan bersifat reversibel (dapat kembali seperti semula) dan dapat dihilangkan dengan menambah konsentrasi substrat. Inhibitor kompetitif misalnya malonat dan oksalosuksinat, yang bersaing dengan substrat untuk berikatan dengan enzim suksinat dehidrogenase, yaitu enzim yang bekerja pada substrat oseli suksinat.
b. Inhibitor nonkompetitif
Inhibitor ini biasanya berupa senyawa kimia yang tidak mirip dengan substrat dan berikatan pada sisi selain sisi aktif enzim. Ikatan ini menyebabkan perubahan bentuk enzim sehingga sisi aktif enzim tidak sesuai lagi dengan substratnya. Contohnya antibiotik penisilin menghambat kerja enzim penyusun dinding sel bakteri. Inhibitor ini bersifat reversible tetapi tidak dapat dihilangkan dengan menambahkan konsentrasi substrat.
Kerja enzim seperti gembok-anak kunci B. Inhibitor kompetitif dan non kompetitif (Campbell, 2006)
c. Inhibitor irreversibel
Inhibitor ini berikatan dengan sisi aktif enzim secara kuat sehingga tidak dapat terlepas. Enzim menjadi tidak aktif dan tidak dapat kembali seperti semula (irreversible). Contohnya, diisopropilfluorofosfat yang menghambat kerja asetilkolin-esterase.
Kedua enzim metabolisme ini terutama terdapat dalam sel hati, tetapi juga terdapat dalam sel jaringan lain, misalnya: ginjal, paruparu, epitel saluran cerna dan plasma. Di lumen saluran cerna juga terdapat enzim non mikrosom yang dihasilkan flora usus.