Anda di halaman 1dari 35

ABSORBSI

TOKSIKAN
AINUN ALFATMA (1701047)
INDAH PURNAMA SARI (1701065)
INDAH SEPTIA (1701066)
JIHAN FAHIRA SASMITO (1701067)
REZA AFDA (1701079)
YOGA YUDISTIRA (1701091)
YOLANDA MAHARANI (1701092)
NITA SHELVIA (1801131 )
PENDAHULUAN

•Absorbsi toksikan ditandai masuknya tokson dari tempat paparan ke


sirkulasi sistemik tubuh sehingga menyebabkan kerusakan pada
organisme.
•Efek yang ditimbulkan tergantung dosisnya pada organ target, selain
itu juga dipengaruh oleh distribusi , metabolisme dan ekskresi.
• Penyerapan toksikan harus melewati membran sel.
•Kerja toksik umumnya hasil dari proses fisika, biokimia yang kompleks.
•Proses ini umumnya dikelompokkan ke dalam tiga fase yaitu: fase
eksposisi toksokinetik dan fase toksodinamik
ABSORBSI TOKSIKAN

• Didefinisikan sebagai jumlah racun yang mencapai sistem sirkulasi


sistemik dalam bentuk tidak berubah.
• Absorpsi suatu toksikan tidak akan terjadi tanpa suatu transpor
melalui membran sel, demikian halnya juga pada distribusi dan
ekskresi.
Oleh sebab itu membran sel (membran biologi) dalam absorpsi
merupakan sawar “barier“ yaitu batas pemisah antara lingkungan
dalam dan luar
PEMBAHASAN
Mekanisme toksin /toksikan
melewati membran sel

Absorbsi toksin/toksikan

Saluran Injeksi
Saluran (langsung
Pernafasan Kulit
Cerna (oral) masuk ke
(inhalasi)
aliran darah)
Mekanisme toksikan melewati membran sel

1. Difusi Pasif melewati membran


2. Filtrasi melewati pori pori membran
3. Transport dengan perantaraan Carrier
4. Pinositosis
Difusi Pasif
• Difusi adalah proses dimana molekul bergerak dari daerah konsentrasi
tinggi ke daerah yang konsentrasinya lebih rendah.
• Difusi merupakan proses transportasi pasif yang mana tidak
membutuhkan energi lebih.
• Proses difusi dapat terjadi berdasarkan laju absorbsi dari tokson
• Tokson dapat melewati membran apabila dalam bentuk non ion
( molekul ) karena memiliki sifat non polar atau larut dalam lemak
• Membran sel memiliki sifat non polar, sehingga apabila tokson ingin
melewati membran sel harus bersifat non polar juga
Laju difusi berhubungan langsung dengan daya larutnya dalam lipid

Toksikan yang Toksikan yang


bersifat ion bersifat non ion

Tokson basa bertemu Tokson basa Tokson asam


Tokson asam bertemu
suasana asam bertemu suasana bertemu suasana
suasana basa (usus)
(lambung) basa (usus) asam (lambung)

Tosikan yang bersifat ion tidak dapat Tosikan yang bersifat non ion dapat
menembus membran sel (difusi) menembus membran ( difusi ) sel
karena sukar larut dalam lemak karena larut dalam lemak
Filtrasi Melewati pori – pori Membran
• Membran sel umumnya memiliki lubang / pori yang bervariasi , tetpai umumnya
kebanyakan sel memiliki pori dengan diameter 4 Å.
• Saluran pori umumnya terisi air, sehingga hanya memungkinkan dilewati oleh
tokson yang larut air dengan berat molekul kurang dari 200 Da.
• Laju aliran air bertindak sebagai daya dorong molekul – molekul tokson melewati
pori ini
• Umumnya senyawa dengan molekul kecil, contoh ion Ca memanfaatkan lubang
pori ini untuk melintasi membran
• Membran sel yang memiliki ukuran pori yang relatif besar sekitar 70 Å, seperti
membran kapiler dan glomerulus ginjal. Pori ini memungkinkan dilewati tokson
dengan ukuruan 50.000 Da
Transpor dengan perantaraan
carrier 
• Transport dengan perantaraan carieer termasuk ke dalam difusi
terfatilitasi. Difusi terfatilitasi terjadi melalui carrier spesifik. Difusi
ini merupakan difusi dengan perantara protein pembawa
• Proses ini melibatkan pembentukan kompleks zat kimia dan
carrier makromolekuler di satu sisi membran.
 Kompleks ini lalu berdifusi ke sisi lain, tempat zat kimia itu
dilepaskan. Sesudah itu carrier kembali ke permukaan semula
untuk mengulangi proses transpor.
Transport dengan Perantaraan
Carier
• Contoh : Calbindin pada usus halus dimana ia menangkap molekul
seperti Kalsium pada usus halus untuk dibantu menembus dinding vili
pada usus halus
• Yang dibawa oleh Carier : ion , molekul atau senyawa – senyawa dari
luar dan dalam sel yang memelukan energi karena melawan gradien
konsentrasi.
• E. Endositosis
Endositosis adalah proses pelewatan molekul yang memiliki molekul
besar ke membran dengan cara menelan/mencaplok/ memakan
molekul tersebut. Endositosis ada 2 macam , yaitu
1.Fagositosis (ketika partikelnya padat )
2.Pinositosis (ketika partikelnya cairan )
Mekanismenya :
•membran sel menyelubungi sekeliling bahan makromolekular dan
kemudian mencaplok bahan tersebut ke dalam sel. Makromolekul tetap
tinggal dalam sel sebagai suatu gelembung atau vakuola. Pinositas
merupakan proses yang diusulkan untuk absorpsi dari vaksin sabin polio
yang diberikan secara oral dan berbagai molekul protein besar lainnya
Pinositosis
• Pinositosis adalah peristiwa masuknya sejumlah kecil cairan yang
membentuk lekukan – lekukan membran.
• Pinositas terjadi dalam sel (vesikula kecil ) yang merupakan suatu
ruangan pada sel yang dikelilingi oleh membran sel.

• Mekanisme Pinositosis:
1.Molekul mendekati membran sitoplasma
2.Molekul mulai melekat pada plasma
3.Mulai terbentuk invagasi pada membran sitoplasma
Pinositosis
4. Invagasi semakin ke dalam sitoplasma
5. Terbentuk kantong dalam sitoplasma dan
saluran pinositik
6. Kantong mulai lepas dari membran plasma dan
membentuk gelembung – gelembung kantong
7. Gelembung – gelembung kantong mulai
mempersiapkan diri untuk fragmentasi
(pemecahan menjadi fragmen – fragmen)
8. Gelembung pecah menjadi gelembung lebih
kecil
Pinositosis
Contoh cairan pada pinositosis :
1.Asam Amino
2.Protein
3.Ion – ion tertentu

Yang melakukan pinositosis :


Penyerapan nutrisi oleh sel – sel embrio
Penyerapan pada epitel usus
efek racun terhadap tubuh dipengaruhi oleh
beberapa faktor :

Sifat kimia bahan


penyebab Dosis
keracunan Rute paparan serta
faktor individu
korban, seperti :

Lama paparan • Umur


• Jenis kelamin
• Derajat kesehatan
tubuh
• Kebiasaan
• Nutrisi
• Faktor genetik
Rute melalui saluran pencernaan
Rute melalui saluran pencernaan
Absorbsi bahan toksik dapat terjadi di
sepanjang saluran pencernaan
(gastro-intestinal tract) .
Faktor yang mempengaruhi terjadinya
absorbsi adalah sifat kimia dan fisik
bahan tersebut serta karakteristiknya
seperti tingkat keasaman atau
kebasaan.
Faktor-faktor yang dapat berpengaruh pada
laju absorpsi per-oral

• Faktor farmasetika
• Mikroflora usus
• Metabolisme di dinding usus → reaksi biokimia oleh enzim katalisis
sebelum mencapai vena hepatika
• pH yang extrim
• Enzim-enzim hidrolisis
• P-Glykoprotein → protein pompa pendorong bagi beberapa xenobiotika
untuk memasuki sistem sistemik
• Metabolisme di hati → first pass effect
• Makanan yang terdapat di lumen saluran cerna
Contoh Tokson yg melewati rute
Oral
• Toksin :
Asam Penisilat, merupakan mitoksin yang dihasilkan oleh jenis jamur penicilium
maupun aspergilus. Sering dimasukan dalam antibiotika, namun mitoksin
tersebut ternyata dapat menyebabkan penyakit maupun kelainan pertumbuhan
Tetrodotoksin, racun yang terdapat di ikan seperti puffer fish , globe fish, ballon
fish. Gejala awal meliputi parestesi bibir dan lidah yang berlanjut ke muka

• Toksikan :
Boraks, Sianida
Zat – zat yang dicampurkan ke dalam makanan dan dikonsumsi oleh manusia
Rute melalui kulit
Kulit terdiri dari 3 lapisan yaitu:
• Epidermis ( lapisan terluar) Epidermis

• Dermis ( lapisan tengah)


• Jaringan subkutan

DERMIS
( lapisan paling dalam)

Jaringan subkutan
Absorpsi topikal secara umum
Saat sesuatu masuk ke kulit, absorpsinya akan melalui beberapa
fase :
Rute melalui kulit
• Epidermis dan dermis berisi kelenjar keringat, kantung minyak, dan
akar rambut.

• Pada lapisan epidermis banyak bahan toksik yang terabsorbsi

• Akibat bahan toksik antara lain pengikisan, atau pertukaran lemak


pada kulit yang terekspos dengan bahan alkali atau asam dan
pengurangan pertahanan epidermis.
Faktor-faktor yang dapat berpengaruh pada
laju absorpsi melalui kulit

kondisi kulit ketipisan kulit

kelarutannya
dalam air
Rute melalui kulit

Absorpsi terjadi bila bahan


toksik menembus membran
epidermis dan dermis yang
diserap melalui

kelenjar sel-sel
sebasea folikel keringat,
(minyak ) dan
Tahap absorpsi

Fase I : difusi tokson lewat epidermis Fase II : difusi tokson lewat dermis yang
melalui sawar (barier) lapisan tanduk mengandung medium difusi yang
(stratum corneum). berpori, nonselektif dan cair.
Tokson yang Melewati Rute Topikal
• Toksin : Botulinum , racun yang berasal dari protein neurotoksin yang
dihasilkan oleh bakteri clostridium botulinum. Tak banyak diketahui
bahwa racun ini banyak digunakan dalam prosedur kosmetik dapat
membuat lemah otot, penglihatan kabur dan kematian

• Toksikan : Merkuri, terdapat pada kosmetik , dapat menyebabkan


kerusakan kulit hingga kematian
Rute melalui saluran pernapasan

 alveoli paru-paru sebagai tempat utama


terjadinya absorbsi
Paru-paru memiliki area permukaan
yang luas dan ketebalan diding membran Contoh bahan toksik yang dapat
yang relativ tipis, permeabilitas yang terabsorbsimelalu saluran
pernafasan :
tinggi, lanju aliran darah yang tinggi, dan
tidak terdapat reaksi ”first-pass- Gas (CO, oksida nitrogen, dan belerang
efect”sehingga bahan toksik akan oksida),
terabsorbsi dalam jumlah besar.
Uap cairan (seperti benzen dan karbon
tetraklorida)
Tokson yang terdapat di udara berada
dalam bentuk gas, uap, butiran cair,
partikel padat dengan ukuran yang
Kemudahan absorbsi ini tergantung pada :
berbeda-beda. dan 1.luasnya permukaan alveoli
Melalui proses alami pada sel 2.cepatnya aliran darah dan dekatnya darah dengan
pernapasan telah terjadi seleksi udara alveoli.
xenobiotika. 3.daya larut gas dalam darah, semakin mudah larut
maka semakin cepat absorbsi.
Contoh Tokson yg melewati rute
Pernapasan
• Toksin : Arsen, jika terhirup dapat menyebabkan gejala muntaber ,
disertai darah disusul dengan koma dan kematian

• Toksikan: Bakteri Bacillus anthracis , jika terhirup / masuk ke tubuh


manusia dapat menimbulkan penyakit antraks. Gejala berupa
menyerupai flu yang menyebabkan kematian

Anda mungkin juga menyukai